• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF A – Z MELALUI PENDEKATAN MEDIA GAMBAR BINATANG

N/A
N/A
Teguh Riyanto

Academic year: 2023

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF A – Z MELALUI PENDEKATAN MEDIA GAMBAR BINATANG"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG

JUMAELI, NIM. 824591879, Email : jumaeli82@gmail.com

ABSTRAK

Jumaeli, 2016. Upaya meningkatkan kemampuan membaca huruf A-Z melalui pendekatan media gambar binatang kelompok B RA. Attanwir Kebondalem Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa dalam anak dalam membaca atau menyebut huruf pada media gambar binatang. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Pada tiap siklus terdapat empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pada saat kegiatan pembelajaran guru menggunakan media gambar binatang untuk meningkatkan minat baca anak. Media gambar adalah media yang berupa gambar yang disertai dengan kata-kata atau kalimat dibawahnya. Berdasarkan data awal dari 20 anak, 9 atau 45% anak mendapat nilai baik, 6 atau 30% anak mendapat nilai cukup dan 5 atau 25% anak mendapat nilai kurang. Setelah mengalami perbaikan pada siklus I, 13 atau 65% anak mendapat nilai baik, 5 atau 25% anak mendapat nilai cukup dan 2 atau 10% anak mendapat nilai kurang. Pada siklus II, 16 atau 80% anak mendapat nilai baik, 2 atau 10%

anak mendapatkan nilai cukup dan 2 atau 10% anak mendapatkan nilai kurang.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa media pengajaran berupa media gambar dapat meningkatkan minat membaca anak kelompok B RA Attanwir kebondalem pemalang.

Kata kunci : membaca, huruf, media gambar PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan kondisi awal di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas kelompok B, kemampuan anak dalam kegiatan membaca dini masih rendah dan masih belum menunjukan taraf membaca kata. Anak baru memasuki pengenalan huruf, beberapa anak belum bisa mengenal perbedaan huruf, anak belum bisa merangkai huruf menjadi kata dan belum bisa membaca kata sederhana. Kegiatan yang selama ini dilakukan untuk

1

(2)

meningkatkan kemampuan membaca dini di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR adalah melalui pemberian tugas seperti kegiatan mewarnai huruf abjad dan membuat huruf mengikuti garis titik (dotline). Dalam mengerjakan tugas yang diberikan anak duduk diam dikursi dengan sangat tertib. Guru memberikan tugas mewarnai huruf dan membuat huruf mengikuti garis titik, anak terkesan hanya mengerjakan tugas dari guru tanpa mengenal bentuk huruf yang diwarnainya. Kegiatan membaca dini belum terlihat pencapaian yang maksimal karena para guru belum menemukan cara yang terbaik untuk meningkatkan kemampuan membaca yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak, agar anak tidak tertekan dalam kegiatan membaca, sehingga anak dapat menyenangi kegiatan membaca dini. Berdasarkan kondisi tersebut untuk membuat anak menyenangi kegiatan membaca dini tanpa membuat anak tertekan maka disepakati bersama untuk meningkatkan kemampuan membaca dini di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR akan dilaksanakan kegiatan melalui permainan dengan menggunakan media gambar binatang.

Permainan menggunakan gambar binatang ini merupakan permainan yang menyenangkan bagi anak tanpa membuat anak tertekan, memberikan situasi belajar yang santai dan informal, bebas dari ketegangan dan kecemasan. Anak-anak dengan aktif dilibatkan untuk memberikan tanggapan dan keputusan. Langkah ini akan membiasakan anak untuk lebih mudah mengekspresikan gagasan dan idenya, serta memperkuat daya imjinasi anak. Langkah ini bermanfaat ketika anak- anak belajar menulis, yaitu kemampuan untuk menuangkan

(3)

gagasan. Gambar binatang dapat menjadi sarana untuk mengakrabkan anak dengan huruf.

Berdasarkan latar belakang masalah merupakan sebagaian dari gambaran yang perlu diteliti kebenarannya sehingga mendapatkan perubahan dan peningkatan ke arah yang lebih baik. Berangkat dari permasalahan maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul. "Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Huruf A-Z Melalui Pendekatan Media Gambar Binatang".

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas maka permasalahan pokok yang akan dipaparkan dan dirumuskan melalui beberapa pertanyaan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca dini di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana kondisi objektif pembelajaran membaca dini di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR saat ini? 2) Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan permainan gambar binatang untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada anak di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR ? 3) Bagaimana Kemampuan membaca dini anak RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR setelah melalui kegiatan permainan gambar binatang ?

Perumusan tujuan dalam suatu penelitian merupakan hal yang paling penting, karena tujuan yang jelas akan mengarahkan penelitian dalam mencapai sasaran yang tepat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui kondisi objektif tentang kemampuan membaca dini di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR yang saat ini dilaksanakan. 2) Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pelaksanaan permainan gambar binatang untuk meningkatkan kemampuan membaca dini pada

(4)

anak di RAUDHATUL ATHFAL (RA) ATTANWIR ? 3) Untuk mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi setelah anak mengalami pembelajaran membaca melalui permainan gambar binatang ?

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak khususnya guru TK, Program pendidikan guru pendidikan anak usia dini (PGPAUD), bagi peneliti selanjutnya, dan umumnya bagi orang tua didik dan semua pihak yang memerlukan sehingga dapat memberikan nilai positif untuk meningkatkan kualitas Pendidikan yang baik. Lebih spesifik manfaat yang diharapkan tersebut diantaranya : 1) Bagi guru TK, hasil penelitian ini dapat membuka cakrawala dunia anak dan menambah pengetahuan dan wawasan sehingga termotivasi untuk menjadi guru yang inisiator. 2) Bagi jurusan PGPAUD, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan memberikan inspirasi dalam peningkatan kemampuan pengembangan bahasa dalam kemampuan membaca dini bagi anak TK usia dini. 3) Bagi peneliti sendiri dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan sehingga dapat memanfaatkan dan mengembangkan suatu cara dalam pembelajaran membaca dini pada anak. 4) Bagi orang tua, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan para orang tua mengerti bagaimana pembelajaran yang semestinya di Taman Kanak-Kanak.

Sehingga kebebasan anak untuk berkarya dan menikmati dunia anak yang sesungguhnya sangat menyenangkan menjadi lebih terbentang luas dalam kegiatan bermain melalui permainan gambar binatang.

(5)

KAJIAN PUSTAKA Kemampuan Bahasa

Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karena itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa terbagi menjadi dua periode, yaitu, periode Prelinguistik dan periode Linguistik. Periode Linguistik inilah anak mulai mengucapkan kata-kata pertama.

Beberapa ahli psikologi yang berkecimpung dalam bidang pendidikan mendefinisikan intelektual atau bahasa dengan berbagai peristilahan. Hurlock ( 1978:

114 ) Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila merekamelihat sesuatu melihat sesuatu akan menguntungkan mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasaan,bila kepuasaan berkurang, minat pun berkurang, Setiap minat memuaskan kebutuhan dalam kehidupan anak, walaupun kebutuhan ini mungkin tidak segera tampak bagi orang dewasa. Semakin kuat kebutuhan ini, semakin kuat dan bertahan pada minat tersebut. Berikut merupakan ciri-ciri minat anak menurut Hurlock (1978, 115), antara lain adalah sebagai berikut : minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik, minat bergantung pada kesiapan belajar, minat bergantung pada kesempatan belajar, perkembangan minat mungkin terbatas, minatdipengaruhi pengaruh budaya, minat itu egosentris.

Menurut Aiken (Ginting, 2005) mengungkapkan definisi minat sebagai kesukaan terhadap kegiatan melebihi kegiatan lainnya. Menurut Sanjaya (2006 : 28-29), diantaranya: hubungkan bahan pelajaran yang akan diajarkan dengan kebutuhan peserta didik, sesuaikan materi pelajaran dengan tingkat pengalaman dan kemampuan siswa, ciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar, berikan penilaian, berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, penghargaan bisa dilakukan dengan memberikan komentar positif, ciptakan persaingan dan kerja sama.

Beberapa teori perkembangan potensi Bahasa menurut para ahli seperti;

Menurut Sumantri (2008:2.30-2.31) periode linguistic terbagi dalam tiga fase besar, yaitu: 1) Fase satu kata atau Holofras, pada fase ini anak mempergunakan satu kata

(6)

untuk menyatakan pikiran yang kompleks, baik berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa perbedaan yang jelas. Pada umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda, setelah beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja. 2) Fase lebih dari satu kata, fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi egosentris, dari dan untuk dirinya. Orang tua mulai melakukan Tanya jawab dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan kalimat-kalimat sederhana. 3) Fase diferensiasi, periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengungkapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata kerja.

Menurut Brewer dalam Suyanto (2005:73) perkembangan bahasa mengikuti suatu urutan yang dapat diramalkan secara umum sekalipun banyak variasinya diantara anak yang satu dengan anak yang lain, dengan tujuan mengembangkan kemampuan untuk berkomunikasi. Kebanyakan anak memulai perkembangan bahasanya dari menangis untuk mengekspresiakan responnya terhadap bermacam- macam stimuli. Anak mulai memerang (cooing), yaitu melafalkan bunyi yang tidak ada artinya secara berulang-ulang, seperti suara burung yang sedang berkicau. Anak pada umumnya belajar nama-nama benda sebelum kata-kata lain.

Bloomfield, Fries, dan lefevre. Bloomfield berpendapat bahwa membaca merupakan hubungan teratur antara sistem tulisan dan ujaran. Fries mengatakan bahwa membaca merupakan hubungan antara bunyi-bunyi bahasa dengan huruf.

Sedangkan Lefevre menekankan faktor kebahasaan dalam membaca, baik yang berkaitan dengan tuturan kata maupun hubungan antara kata dan kata dalam menghasilkan kalimat.

Muncul teori baru yang disebut teori trasformasi. Diperkenalkan oleh Chomsky yang kemudian dilanjutkan oleh Halle, Goodman, dan Ruddel. Teori transformasi menekankan perbedaan antara struktur luar dan struktur dalam. Yang dimaksud struktur luar membaca adalah bunyi-bunyi atau simbol-simbol tulisan, sedangkan

(7)

struktur dalam membaca adalah makna sintaktik dan interpretasi semantik (penafsiran makna bacaan). Menurut Depdiknas (2007 : 3) kemampuan membaca ditentukan oleh perkembangan bahasa.

Perkembangan kemampuan berbahasa anak usia 4-6 tahun ditandai oleh berbagai kemampuan sebagai berikut: 1) mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi. 2) memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan,kata tanya, dan kata sambung. 3) menunjukkan pengertian, dan pemahaman tentang sesuatu. 4) mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana. 5) mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar. Secara umum melalui kegiatan awal membaca dalam perkembangan berbahasa diharapkan anak dapat membentuk perilaku. 6) membaca, mengembangkan beberapa kemampuan sederhana dan keterampilan pemahaman dan mengembangkan kesadaran huruf.

Berikut adalah fungsi bahasa sebagai alat komunikasi menurut Depdiknas (2007:5), antara lain adalah: 1) Keterampilan berbahasa, dapat ditunjukkan oleh anak dalam perilaku: menyapa, memperkenalkan diri, bertanya, mendeskripsikan, melaporkan kejadian, menyatakan suka/tidak, meminta ijin, bantuan, mengemukakan alas an, memerintah atau menolak sesuatu. 2) Keterampilan mendengar, dapat ditujukan oleh anak dalam perilaku: mendengarkan perintah, mendengarkan pertanyaan, mendengarkan orang yang sedang bercerita dan mendengarkan orang yang sedang member petunjuk. 3) Keterampilan berbicara, dapat ditujukan oleh anak dalam perilaku: mengembangkan keterampilan bertanya, menyiapkan kegiatan yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggunakan berbagai kegiatan yang bervariasi. 4) Keterampilan membaca, adalah kegiatan yang melibatkan unsur auditif (pendengaran) dan visual (pengamatan).

Retorika adalah kiat yang didasarkan atas nengetahuan yang tersusun baik dan kemahiran yang telah dimiliki untuk mencapai tujuan. Berbahasa merupakan kegiatan penggunaan bahasa untuk berkomunikasi. Penggunaan bahasa meliputi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Membaca merupakan salah satu ketrampilan berbahasa yang lainnya (berbicara dan menulis) (Haryadi, 2007:4).

(8)

Agar dapat membaca secara efektif dan efisien, seorang pembaca harus dapat menggunakan dasar pengetahuan yang telah tersusun dengan baik dan dasar kemahiran yang telah dimiliki dengan benar dan tepat. Pembaca dapat menggunakan keduanya dengan tepat dan benar jika pembaca mempunyai kiat dalam membaca.

Kiat yang dimaksud adalah bagaimana pembaca memilih dan menggunakan model membaca, metode membaca, dan teknik membaca sesuai kebutuhan.

Model-model membaca tidaklah muncul secara tiba-tiba, akan tetapi merupakan kerja keras dari para ahli yang mengkajinya dalam waktu yang relatif lama. Dalam menghasilkan suatu model membaca ada suatu tata kerja tersendiri yang harus ditempuh melalui penelitian. Cara menghasilkan model membaca dilakukannya secara profesional yang bersifat teknik.

Berikut merupakan pendekatan membaca menurut Haryadi (2007:12-16): 1) Pendekatan Taksonomik, dikembangkan oleh Gray. Ia berpendapat bahwa dalam membaca diperlukan empat ketrampilan, yaitu mengenal kata, komprehensif, reaksi, dan asimilasi (Dechant dan Smith, 1977:15). 2) Pendekatan Psikologis, terdiri atas empat, yaitu pendekatan behavioral yang dipelopori oleh Skinner, pendekatan kognitif, dipelopori oleh piaget, pendekatan proses informasi yang dipelopori oleh Smith, serta pendekatan psikomotorik yang dikembangkan oleh Holmes dan Singer . 3) Pendekatan Linguistik. Pendekatan ini dikembangkan dalam dua periode yaitu:

Bloomfield, Fries, dan lefevre. Bloomfield berpendapat bahwa membaca merupakan hubungan teratur antara sistem tulisan dan ujaran. Fries mengatakan bahwa membaca merupakan hubungan antara bunyi-bunyi bahasa dengan huruf. Sedangkan Lefevre menekankan faktor kebahasaan dalam membaca, baik yang berkaitan dengan tuturan kata maupun hubungan antara kata dan kata dalam menghasilkan kalimat.

Muncul teori baru yang disebut teori trasformasi. Diperkenalkan oleh Chomsky yang kemudian dilanjutkan oleh Halle, Goodman, dan Ruddel. Teori transformasimenekankan perbedaan antara struktur luar dan struktur dalam. Yang dimaksud struktur luar membaca adalah bunyi-bunyi atau simbol-simbol tulisan, sedangkanstruktur dalam membaca adalah makna sintaktik dan interpretasi semantik (penafsiran makna bacaan). Menurut Depdiknas (2007 : 3) kemampuan membaca ditentukan oleh perkembangan bahasa.

(9)

Media Gambar

Ada beberapa konsep mengenai definisi media pengajaran. Menurut Gerlach (dalam Sanjaya, 2006:161) secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kodisi yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Menurut Sudjana (2007,2) manfaat media pengajaran dalam proses belajar antara lain : 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian anak didik sehingga dapat menumbuhnya motivasi belajar. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para anak didik, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran. 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata- kata oleh guru, sehingga anak didik tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga. 4) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Sedangkan menurut Usman (2008:32), media pendidikan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir. Oleh karena itu, mengurangi verbalisme, 2) memperbesar perhatian siswa, 3) membuat pelajaran lebih menetap atau tidak mudah dilupakan, 4) memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan para anak didik, 5) menumbuhkan pemikiran yang teraturdan bersambung, 6) membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

Gambar merupakan media untuk berkomunikasi dengan orang lain. Gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Gagasan ini selanjutnya mendorong anak untuk berbuat, mengikuti pola berpikir seperti gambar atau justru muncul ide baru dan menggugah rasa (Pamadhi,2008:2.8). Dalam proses belajar mengajar gambar yang digunakan mampu membantu apa yang akan dijelaskas oleh guru, memliki kualitas yang baik, dalam arti, dalam arti memiliki tujuan yang relevan, jelas, mengadung kebenaran, autentik, aktual, lengkap, sederhana, menarik, dan memberikan sugesti terhadap kebenaran itu sendiri.

Menurut Sadiman (2011, 31-33) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pengajaran: 1)

(10)

Autentik. Gambar tersebut secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. 2) Sederhana. Komponen gambar hendaknya cukup jelas dan menunjukkan poin-poin pokok pembelajaran. 3) Ukuran relatif. Gambar dapat memperbesar atau memperkecil obyek/benda sebenarnya. 4) Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. 5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar/foto karya siswa sering sekali lebih baik. 6) Tidak semua gambar yang bagus adalah media yang baik. Gambar hendaknya bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Menurut Pamadhi (2008:2.9) manfaat gambar bagi anak adalah sebagai berikut:

1) alat untuk mengutarakan (berekspresi) isi hati, pendapat maupun gagasannya,. 2) media bermain fantasi, imajinasi dan sekaligus sublimasi. 3) stimulasi bentuk ketika lupa, atau untuk menumbuhkan gagasan baru. 4) alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi.

Media pendidikan sangat berperan dalam perencanaan dan pelaksanaan secara sistematis. Media sendiri adalah orang, benda atau kejadian yang menciptakan suasana yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, ketrampilan, maupun sikap. Salah satu media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah kartu gambar. Media kartu gambar adalah media yang berupa kertas tebal yang berbentuk persegi dengan disertai gambar baik berupa gambar orang, hewan tumbuhan dan lain sebagainya.

Kerangka Berpikir

Untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan Media sebelumnya, penulis menggunakan media gambar untuk meningkatkan proses tercapainya tujuan yang nyata dari peningkatan minat membaca yang sesuai dengan keadaan tingkat kemampuannya. Dalam hal ini berarti bahwa anak-anak harus memperoleh peningkatan atau prestasi di dalam belajarnya, dengan menggunakan media yang dapat merangsang minat baca anak didik dalam membaca.

Media yang dapat digunakan salah satunya adalah media kartu gambar. Media gambar binatang adalah media yang berupa gambar yang diserta dengan kata-kata atau kalimat dibawahnya. Dengan adanya gambar tersebut, maka anak didik akan

(11)

terangsang utuk mengetahui maksud gambar tersebut dan mencoba membaca kata- kata atau kalimat yang ada.

Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Berdasarkan kajian teori di atas dapat ditarik hipotesis bahwa “ melalui media gambar binatang dapat meningkatkan minat membaca pada anakdi RA Attanwir kebondalem pemalang kecamatan pemalang kabupaten pemalang.

Tindakan Operasional yang dilakukan adalah : 1) Setiap tema pembelajaran yang disampaikan kepada anak disisipkan kegiatan media gambar yang berkaitan dengan tema. Anak diajak membaca, diberikan contoh dan diberi kebebasan untuk melihat gambar serta diberikan kebebasan untuk mengetahui maksud gambar tersebut, mencoba membaca kata-kata atau kalimat yang ada. 2) Guru harus cukup memberikan contoh ide-ide gambar kreatif sehingga anak tidak merasa bosan. 3) Guru harus bisa mengindari pembatasan terhadap gambar anak yang timbul dari ide kreatifnya.

RENCANA PERBAIKAN Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di RA Attanwir Kebondalem Pemalang yang beralamat di Jalan Citarum Kelurahan Kebondalem Kecamatan Pemalang dengan mengambil perbaikan pada kelompok B dengan Indikator Pengembangan mengembangan bahasa pada indikator membaca beberapa kata berdasarkan gambar binatang, tulisan dan benda yang di kenal atau di lihatnya dengan mengambil Tema Binatang yang dilaksanakan kepada 20 anak didik di RA Attanwir. Jadwal Perbaikan Siklus I, dilaksanakan pada tanggal 17- 21 Oktober 2016 dan dlanjutkan pada Siklus II, 25 s / d 29 Oktober 2016

Deskripsi Perbaikan Persiklus

Untuk memudahkan dalam mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) guna mengatasi permasalahan pengembangan Bahasa pada indikator Membaca beberapa kata berdasarkan gambar,tulisan dan benda yang di kenal atau di lihatnya, penulis merencanakan perbaikan pembelajaran dalam 2 siklus. Pada masing-masing siklus

(12)

dilaksanakan selama 5 kali pertemuan. Masing-masing siklus juga dilaksanakan melalui 4 tahap dalam PTK, yaitu : merencanakan, melaksanakan, observasi / pengamatan dan refleksi.

Deskripsi Persiklus

Penilaian ini bertujuan untuk perbaikan pembelajaran di RA Attanwir kebondalem pemalang. Tujuan utamanya adalah meningkatkan bahasa anak pada bidang pengenalan dan membaca huruf pertama pada gambar binatang pada anak kelompok B melalui Melalui media gambar binatang di RA Attanwir kebondalem Pemalang yang sesuai dengan tingkat perkembangan Bahasa anak. Deskripsi persiklus ditulis hanya secara garis besarnya saja, secara detail terdapat pada lampiran.

Keadaan awal sebelum dilaksanakan program perbaikan adalah kurang minatnya anak terhadap pembelajaran yang berhubungan pengenalan bentuk –bentuk huruf, pengelompokkan bentuk huruf anak masih bisa, anak belum mengerti tentang bentuk huruf dari suatu gambar yang sesuai dengan bentuk- bentuk huruf dan anak masih sering bermain, dan gobrol sendiri pada saat guru menjelaskan. Akhirnya sikap yang dimunculkan anak pada saat pembelajaran adalah sikap acuh tak acuh, belum bias konsentrasi sehingga tidak ada umpan balik yang baik sebagai respon apa yang di terima oleh anak dari pembelajaran tersebut.

Deskripsi siklus satu terdapat peningkatan dalam kemampuan pengenalan dan pengelompokkan bentuk gambar binatang, hal ini dapat dilihat dari pembahasan yang terdapat pada masing masing perencanaan pembelajaran yang tertuang mulai dari RKH 1 sampai dengan RKH 5

Pada siklus dua terdapat peningkatan kemampuan pengenalan dan pengelompokkan bentuk geometri yang sangat signifikan dan terlihat pada pencapaian yang diharapkan oleh guru sudah sesuai, hal ini dapat terlihat pada pembahasan antara RKH 1 sampai RKH 5 pada kegiatan yang telah di programkan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi hasil penelitian perbaikan kegiatan pengembangan

Hasil penelitian pembelajaran tentang membaca huruf pada gambar binatang pada kelompok B di RA Attanwir kebondalem Pemalang memang kurang diminati

(13)

oleh anak didik, mungkin karena dalam hal penyampaianya dirasa kurang menarik.

Kondisi awal pembelajarannya adalah dari minat anak yang dirasa kurang.dalam prasiklus saya menggunakan gambar seadanya yang dirasa kurang menarik karna sering digunakan dalam pembelajaran. Anak – anak hanya melihat saja sambil mengobrol dan bercanda dengan temannya.

Dalam melakukan tindakan perbaikan ini saya memakai 1 Prasiklus Perbaikan, 2 Siklus Perbaikan.Prasiklus saya lakukan pada tanggal 9 oktober 2016.Siklus Perbaikan I dilakukan pada tanggal 17 oktober, 18 oktober, 19 oktober, 20 oktober, dan 21 oktober 2016. Sedangkan Siklus Perbaikan II dilakukan pada tanggal 25 oktober, 26 oktober, 27 oktober, 28 oktober, dan 29 oktober 2016.

Dalam pengenalan membaca huruf pada gambar binatang pada prasiklus menggunakan gambar seadanya yang sering digunakan dalam pembelajaran sehari – hari ternyata kurang diminati oleh anak. Dengan memakai 2 siklus tersebut terlihat jelas kemajuan hasil pembelajarannya. Dengan memakai gambar binatang yang bermacam-macam, anak lebih antusias dalam kegiatan membaca huruf

Pembahasan Hasil Penelitian

Kegiatan pembejaran yang terfokus pada membaca huruf pada gambar binatang di RA Attanwir kebondalem Pemalang, terlihat anak belum memahami huruf-huruf untuk di baca, anak masih belum menguasai. Indikator kemampuan anak yang saya gunakan dalam mengamati anak adalah Membaca huruf pada gambar binatang.

Berikut tabel lembar observasi kondisi awal anak tentang pengenalan membaca pada gambar binatang

Tabel 1. Hasil Observasi Prasiklus

No Nama anak Indikator Kesimpulan

1. ABDUL FATAN AL GHAZI MB

2. AMANDA MAYMAHARANI MB

3. DIKA FARHAN RIYANTO MB

4. EIS SELLA FITROTU SEPTIANI MB

5. HASNA NUR MUFIDAH BB

6. FAIRUS YUMNA IMTIAS BB

7. JAVA SETIA AYUBI MB

8. KHAYRA NOOR KHISAN MB

9. MAURA DEWI SYAKIRA BB

10. RIZKY AL BAIHAKI BB

(14)

11. MOHAMMAD KHOIRUL ABDUL MB

12. MUHAMMAD FIQRI YANUAR BB

13. MOHAMMAD KHOIRUL BB

14. RAIHAN AFRIANSYAH MB

15 SAFA NADHILA BB

16. SALSABILA NUR APRIYANA BB

17. SIFA NABHILA MB

18. SYAHIDAN MAULANA MB

19. NAFSA BELLA KHAERUNISA BB

20. RIZAQI ARIF PRATAMA MB

Keterangan Kesimpulan :

: Belum Berkembang ( BB ) : Mulai Berkembang ( MB )

: Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) : Berkembang Sangat Baik ( BSB )

Setelah peneliti mengadakan penelitian pada tahap awal yaitu prasiklus ternyata masik banyak anak yang masih belum mencapai indikator kemampuan yang peneliti harapkan.Berdasarkan hasil penelitian pada prasiklus yang kurang memuaskan, maka peneliti memutuskan untuk melakukan tindakan perbaikan melalui kegiatan pengenalan membaca huruf pada gambar binatang yang lebih beragam.Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa bosan dan lebih memahami.

Pada siklus I, peneliti melakukan pengamatan/observasi terhadap kegiatan pengenalan membaca huruf pada gambar binatang untuk mengetahui problem serta hambatan yang dialami oleh anak dalam proses pembelajaran yang dilakukan peneliti. Setelah peneliti melakukan Tindakan Perbaikan pada Siklus I, hasil pengamatan/observasi yang telah didapatkan dapat pada dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2. Hasil Observasi Siklus I

No Nama anak Indikator Kesimpulan

1. ABDUL FATAN AL GHAZI BSH

2. AMANDA MAYMAHARANI BSH

3. DIKA FARHAN RIYANTO BSH

4. EIS SELLA FITROTU SEPTIANI BSH

5. HASNA NUR MUFIDAH MB

(15)

6. FAIRUS YUMNA IMTIAS MB

7. JAVA SETIA AYUBI BSH

8. KHAYRA NOOR KHISAN BSH

9. MAURA DEWI SYAKIRA MB

10. RIZKY AL BAIHAKI MB

11. SAFA NADHILA MB

12. SALSABILA NUR APRIYANA BB

13. SIFA NABHILA MB

14. SYAHIDAN MAULANA MB

15. NAFSA BELLA KHAERUNISA MB

16. RIZAQI ARIF PRATAMA BB

17. SIFA NABHILA MB

18. SYAHIDAN MAULANA MB

19. NAFSA BELLA KHAERUNISA MB

20. RIZAQI ARIF PRATAMA BB

Keterangan Kesimpulan :

: Belum Berkembang ( BB ) : Mulai Berkembang ( MB )

: Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) : Berkembang Sangat Baik ( BSB )

Pada observasi Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari observasi Siklus I.

Peneliti mengamati pembelajaran, apakah anak telah memahami tentang huruf melalui gambar binatang. Apabila dirasa telah cukup, maka peneliti akan menghentikan tahap observasi pada siklus II ini. Pada tahap siklus II ini peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa penelitian ini dirasa telah cukup, sehingga peneliti akan menghentikan Penelitian Tindakan Kelasnya yang berjudul “Meningkatkan bahasa Anak Pada Bidang membaca huruf melalui gambar binatang Pada Anak Kelompok B di RA Attanwir kebondalem Pemalang“. Beriku ini adalah hasil observasi pada Siklus II. Berikut tabel lembar observasi anak pada Siklus II tentang membaca huruf pada gambar binatang:

Tabel 3 Hasil Observasi Siklus II

No Nama anak Indikator Kesimpulan

(16)

1. ABDUL FATAN AL GHAZI BSB

2. AMANDA MAYMAHARANI BSB

3. DIKA FARHAN RIYANTO BSB

4. EIS SELLA FITROTU SEPTIANI BSB

5. HASNA NUR MUFIDAH BSB

6. FAIRUS YUMNA IMTIAS BSH

7. JAVA SETIA AYUBI BSB

8. KHAYRA NOOR KHISAN BSB

9. MAURA DEWI SYAKIRA BSB

10. RIZKY AL BAIHAKI BSB

11. MOHAMMAD KHOIRUL ABDUL BSB

12. MUHAMMAD FIQRI YANUAR BSB

13. MOHAMMAD KHOIRUL MB

14. RAIHAN AFRIANSYAH BSB

15. SAFA NADHILA BSB

16. SALSABILA NUR APRIYANA BSB

17. SIFA NABHILA BSB

18. SYAHIDAN MAULANA BSB

19. NAFSA BELLA KHAERUNISA MB

20. RIZAQI ARIF PRATAMA BSB

Keterangan Kesimpulan :

: Belum Berkembang ( BB ) : Mulai Berkembang ( MB )

: Berkembang Sesuai Harapan ( BSH ) : Berkembang Sangat Baik ( BSB )

Berdasarkan hasil observasi kegiatan pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat terlihat dari prosentase peningkatan perkembangan anak setiap siklusnya. Pada kondisi awal sebelum siklus yaitu anak belum berkembang sebesar 40,00 %, anak mulai berkembang sebesar 60,00 %, anak berkembang sesuai harapan sebesar 0 % dan anak berkembang sangat baik 0 %. Pada siklus I yaitu anak belum berkembang sebesar 15,00 %, anak mulai berkembang sebesar 55,00 %, anak berkembang sesuai harapan sebesar 30,00 %dan anak berkembang sangat baik sebesar 0 %. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan dalam kemampuan membaca huruf pada gambar binatang yaitu anak belum berkembang sebesar 0 %, anak mulai berkembang sebesar 10,00 %, anak berkembang sesuai harapan sebesar 15,00 % dan anak berkembang sangat baik 75,00 %.

(17)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan bahasa pada anak di RA Attanwir kebondalem Pemalang, dapat disimpulkan bahwa perbaikan pembelajaran pada kegiatan membaca huruf pada media gambar binatang berjalan dengan lancar. Hal ini dikarenakan peneliti menggunakan media gambar binatang yang lebih beragam yang sesuai dengan perkembangan usia anak, sehingga dapat meningkatkan kemampuan anak membaca huruf pada gambar binatang. Peningkatan tersebut dapat terlihat dari hasil observasi pada akhir tindakan perbaikan.

Keberhasilan tindakan perbaikan terlihat dari prosentase peningkatan perkembangan anak setiap siklusnya. Pada kondisi awal sebelum siklus yaitu anak belum berkembang sebesar 40 %, anak mulai berkembang sebesar 60 %, anak berkembang sesuai harapan sebesar 0 % dan anak berkembang sangat baik 0 %. Pada siklus I yaitu anak belum berkembang sebesar 15 %, anak mulai berkembang sebesar 55 %, anak berkembang sesuai harapan sebesar 30 %dan anak berkembang sangat baik sebesar 0 %. Pada akhir siklus II terjadi peningkatan dalam kemampuan membaca huruf pada gambar binatang yaitu anak belum berkembang sebesar 0 %, anak mulai berkembang sebesar 10 %, anak berkembang sesuai harapan sebesar 15

% dan anak berkembang sangat baik 75 %.

Saran

Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka diberikan saran sebagai berikut : 1) Sebagai pendidik hendaknya terus mengikuti perkembangan tentang anak usia dini, sehingga pendidik dapat meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran. 2) Dalam kegiatan pembelajaran diharapkan pendidik dapat menggunakan media yang beragam agar anak tidak bosan dalam melakukan kegiatan pembelajaran. 3) Dalam menyediakan media pembelajaran pendidik disarankan agar meyediakan media pembelajaran yang mendidik, 4) Salah satu kunci kesuksesan seorang anak adalah ketika seorang pendidik dalam membimbingnya disertai dengan keikhlasan hati dan kasih sayang. 5) Seorang pendidik juga harus menghargai hasil karya anak didiknya, yaitu dengan cara memberikan pujian atau reward. 6) Dengan hasil dari penelitian ini, semoga dapat berguna bagi pendidik PAUD/TK/RA yang lainnya yang

(18)

mengalami permasalahan yang sama dengan penulis dan sebagai alternatif solusi dalam mengatasi permasalahannya.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti, dkk. (2014). Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.

Aikun,L.R. (1994). Pendidik Bagi anak berkesulita Belajar. Jakarta: Rinika Cipta Depdiknas.(2007). PedomanPembelajarandanPenilaian di Taman Kanak-

kanak.Jakarta :Depdiknas.

Eliyawati, Cucu, dkk. (2012). Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Hurlock, B Elizabeth. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta Erlangga KurikulumBerbasisKompetensi. (2002). Pendidikan bagi Anak Usia Dini.

Masitoh, dkk. (2011). Strategi Pembelajaran TK. Jakarta : Universitas Terbuka.

Montolalu.B.E.F, dkk. (2012). Bermain dan Permaianan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.

Sanjaya, Wina. 92006. Strategi Pembelajaran. Jakarta Kencar Prenada Media Group.

Tim PKP PGPAUD. (2013). Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional.

Jakarta : Universitas Terbuka.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Anak Usia Dini.

Vancleave, Jenice. (1996). Gembira Bermain dengan Geometri. Jakarta : Anem Kosong Anem.

Wardhani, IGAK. & Wihardit, K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif yang diperoleh dari observasi terhadap pembelajaran dan hasil evaluasi pada tiap siklus, untuk kemudian dijadikan

International Research Findings on RF-EMF • Over the 15 years that studies have been conducted, there is no evidence that the RF-EMF exposure increases the risk of cancer - World