• Tidak ada hasil yang ditemukan

Muhammad Aris Wijaya1) Innez Karunia Mustikarani2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Muhammad Aris Wijaya1) Innez Karunia Mustikarani2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022

PENGARUH SIMULASI BASIC LIFE SUPPORT TERHADAP MOTIVASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PENCINTA ALAM

SPECTA UIN RADEN MAS SAHID SURAKARTA

Muhammad Aris Wijaya1) Innez Karunia Mustikarani2)

1) Mahasiswa Prodi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta

2) Dosen Prodi Keperawatan Program Sarjana Universitas Kusuma Husada Surakarta [email protected]

ABSTRAK

Basic Life Support (BLS) atau dikenal dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu sekumpulan usaha atau intervensi yang dilakukan dengan tujuan mengembalikan dan mempertahankan fungsi organ penting pada korban dengan henti jantung dan henti nafas.

Pelatihan BLS akan membantu orang awam untuk meningkatkan motivasi menolong dan mengembangkan rasa percaya diri untuk melakukan saat menghadapi penderita henti jantung. Selain itu juga seluruh masyarakat baik anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia seharusnya memiliki pengetahuan dan keterampilan BLS. Khususnya pada Mahasiswa Pencinta Alam yang sering kali melakukan kegiatan – kegiatan ekstrim seperti panjat tebing, naik gunung dan arung jeram.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Simulasi Basic Life Support Terhadap Motivasi Dan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Pencinta Alam Specta UIN Raden Mas Sahid Surakarta. Penelitian ini mengunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan pre test dan post test without control. Teknik sampel mengunakan total sampling dengan jumlah sampel 35 responden penelitian ini mengunakan kuesioner Motivasi Menolong Korban Kegawatdaruratan dan Pengetahuan Tentang Bantuan Hidup Dasar. Uji analisa data mengunakan Wilcoxon test.

Berdasarkan hasil penelitian didapat karakteristik usia rata-rata usia 20 tahun, karakteristik jeniskelamin mayoritas kebanyakan laki – laki sebanyak 18 responden, karakteristik beda angkatan mayoritas pada tahun angkatan 2020. Pada uji ini didapatkan nilai p 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi Basic Life Support berpengaruh terhadap motivasi dan tingkat pengetahuan mahasiswa pencinta Alam Specta UIN Raden Mas Sahid Surakarta.

Kata Kunci : Basic Life Support, motivasi dan tingkat pengetahuan Daftar Pustaka : 25 (2011-2022)

(2)

2 UNDERGRADUATE DEGREE IN NURSING STUDY PROGRAM FACULTY OF HEALTH SCIENCES KUSUMA HUSADA UNIVERSITY OF SURAKARTA 2022

THE EFFECT OF SIMULATION OF BASIC LIFE SUPPORT ON THE MOTIVATION AND KNOWLEDGE LEVEL OF STUDENTS OF THE SPECTA MOUNTAINEERING CLUB AT UIN RADEN MAS SAHID OF

SURAKARTA

Muhammad Aris Wijaya1) Innez Karunia Mustikarani2)

1) Student of Undergraduate Degree in Nursing Study Program of Kusuma Husada University of Surakarta

2) Lecturer of Undergraduate Degree in Nursing Study Program of Faculty of Health Sciences of Kusuma Husada University of Surakarta

[email protected] ABSTRACT

Basic Life Support (BLS), also referred to as Cardiopulmonary Resuscitation (CPR), is an effort or intervention carried out to sustain and restore vital organ functioning in cardiac and respiratory arrest victims. BLS training will provide common people the skills they need to motivate themselves to help and build up their confidence to act in the event of a heart attack. Additionally, everyone in the community – children, teenagers, adults, and the elderly – must possess BLS knowledge and skills. Particularly for students involved in the Mountaineering Club, who often carry out extreme activities, such as rock climbing, mountain climbing and rafting.

The objective of this study was to determine how the Basic Life Support Simulation affects the knowledge and motivation of Students of Specta Mountaineering Club at UIN Raden Mas Sahid of Surakarta. This study used a quasi-experimental research design with pre- and post-tests without control. With a sample size of 35 respondents, total sampling was used as the sampling technique. For this study, a questionnaire assessing the Basic Life Support knowledge and motivation to assist emergency victims was used. The Wilcoxon test was used to analyze the data.

According to the findings of the study, the majority of the respondents were male (18 in total), with an average age of 20, and the majority class was in year 2020. According to the study, the p-value obtained was 0,000 < 0,05, which indicates that The Basic Life Support Simulation has an impact on the motivation and knowledge of Students of Specta Mountaineering Club at UIN Raden Mas Sahid of Surakarta.

Keywords : Basic Life Support, motivation and knowledge level References : 25 (2011-2022)

(3)

3

PENDAHULUAN

Henti jantung (Cardiac Arrest) merupakan keadaan dimana hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah yang terjadi secara mendadak. Hal ini menyebabkan kurangnya oksigen yang dapat disalurkan ke seluruh tubuh terumata otak dan jantung itu sendiri.

Kerusakan sel otak tidak dapat diperbaiki setelah 10 menit tidak teroksigenasi.

Tanda dan gejala henti jantung yakni tidak sadarkan diri dan tidak bernapas.

(Buston et al., 2020). Penyakit Kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia. Penyakit Kardiovaskular adalah sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah termasuk penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular, rematik jantung dan kondisi lainnya. Empat dari lima penyakit kardiovaskular disebabkan oleh serangan jantung atau cardiac arrest (Wulandini, Roza and Sartika, 2018).

Data World Health Organization (WHO) 2019, menunjukkan lebih dari 17 juta orang di Dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dari seluruh kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya disebabkan oleh Penyakit jantung dan pembuluh darah, yaitu 39,5 juta dari 17,7 juta kematian (Riskesdas, 2018).

Prevalensi kejadian penyakit jantung di Surakarta sebanyak 67.827 kejadian di Tahun 2018. Kejadian ini meningkat dari 2017 yang sebanyak 54,691 kejadian (Profil Surakarta, 2018).

Basic Life Support (BLS) merupakan segala usaha yang dilakukan untuk dapat mempertahankan kehidupan pada saat seseorang mengalami kondisi kegawatdaruratan yang mengancam jiwa (Setyaningrum and Rejecky, 2020). BLS atau dikenal dengan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu sekumpulan usaha atau intervensi yang dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi organ penting pada korban dengan henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari

pemberian kompresi dada dan bantuan nafas (Herlina, 2019).

Tujuan utama dari BLS adalah untuk membebaskan jalan napas, membantu pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Sudarman et al., 2019). Salah satu intervensi yang dilakukan dalam BLS adalah Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) (Febriana, 2018).

Motivasi belajar dalam diri seseorang akan menimbulkan gairah atau meningkatkan semangat dalam belajar.

Selain itu, motivasi belajar adalah sebuah faktor pendorong yang membuat seseorang akan tertarik kepada aktivitas belajar sehingga memiliki keinginan untuk terus belajar. Motivasi merupakan keadaan yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan- kegiatan tertentu untuk mencapai keinginannya (Sunyoto, 2015).

Sedangkan menurut (Widodo, 2015) motivasi merupakan kekuatan yang ada dalam diri seseorang, yang mendorong perilakunya untuk melakukan tindakan.

Pengetahuan merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah usia, intelegensi, pemahaman, pengalaman, tingkat pendidikan, dan sarana informasi (Setono and Ponorogo, 2019). Sebagai bagian dari masyarakat, mahasiswa merupakan agent of change dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Sangat penting bagi mahasiswa memiliki pengetahuan BLS yang mana merupakan indikator keberhasilan dalam menyelamatkan korban henti jantung (Nirmalasari and Winarti, 2020)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Mahasiswa pencinta alam Specta UIN Raden Mas Sahid Surakarta pada tanggal 05 mei 2022. Penelitian ini merupakan kuantitatif desain quasi experiment.

(4)

4

Rencana penelitian yang di gunakan

adalah pre test and post test without control. Pembagian sampel pada penelitian ini mengunakan Teknik sampel total. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pencinta alam Specta

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil yang didapatkan pada penelitian ini meliputi :

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia (n=35)

Karakteristik Min Max Mean SD

Usia 19 23 20,49 1,314

Sumber : Data Primer (2022)

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui nilai rata-rata umur responden adalah 20,49 tahun dengan usia terendah 19 tahun dan usia tertinggi 23 tahun.

Hasil penelitian yang dilakukan Setyaningrum (2019) menunjukkan bahwa usia paling rendah adalah 18 tahun dan usia tertinggi adalah 23 tahun. Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat beberapa tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa berdasarkan fakta dan teori sudah sesuai yaitu semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Umumnya usia yang lebih dewasa cenderung memiliki pemikiran dan pengetahuan yang lebih luas, sehingga mampu menerima materi dengan lebih baik, akan tetapi hal tersebut tergantung individu masing- masing.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=35)

Jenis Kelamin

Frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 18 51,4

Perempuan 17 48,6

Total 35

100%

Sumber : Data Primer (2022)

Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 responden (51,4%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bakri (2021) Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, diketahui bahwa mayoritas responden perempuan dan laki-laki memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong pada kategori cukup yaitu dari 92 responden lakilaki terdapat 74 responden (80%) dan dari 264 resposnden perempuan terdapat 208 responden (79%). Di dukung dengan penelitian (Purwana & Erdian, 2019) tentang pengaruh simulation method terhadap keterampilan remaja tentang bantuan hidup dasar yang menyebutkan bahwa jumlah responden terbanyak yaitu berjenis kelamin laki – laki sebanyak 13 responden (62%).

Laki-laki dan perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang sama. Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thygerson dalam bukunya yang berjudul

First Aid : Pertolongan Pertama” yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia bahwa setiap orang harus mampu melakukan pertolongan pertama.

Karena, sebagian besar orang pada akhirnya akan berada dalam situasi yang memerlukan pertolongan pertama untuk orang lain atau untuk diri mereka sendiri (Thygerson, 2011).

Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa terdapat perbedaan mayoritas responden dengan, akantetapi hal tersebut tidak mempengaruhi siapa yang harus melakukan pertolongan pertama, karena pertolongan pertama dilakukan oleh saksi pertama baik laki- laki maupun perempuan. Pertolongan pertama harus dilakukan oleh responden atau saksi pertama merupakan bagian penting dalam rantai kelangsungan hidup di luar rumah sakit yang dapat meningkatkan prognosis dan menghindari gejala lainnya.

(5)

5

Tabel 3. Perubahan tingkat motivasi

responden sebelum dan sesudah diberikan simulasi Basic Life Support (n=35)

Tingkat Motivasi

Frekuensi (f)

Persentase (%) Pre

test

Tinggi Sedang Kurang

8 18

9

22,9 51,4 25,7

Total 35 100

Post test

Tinggi Sedang Kurang

30 5 0

85,7 14,3 0

Total 35 100

Sumber : Data Primer (2022)

Perubahan Motivasi pada responden sebelum diberikan simulasi Basic Life Support didapat paling banyak pada kategorik tingkat motivasi sedang sebanyak 18 (51%) perubahan tingkat motivasi pada responden sesudah diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategorik pada tingkat motivasi 30 responden (85,7) sejalan dengan penelitian (Larasati et al., 2019) menunjukan tingkat motivasi menolong korban henti jantung memiliki motivasi tinggi sebanyak 23 responden (60,5%) sedangkan motivasi sedang sebanyak 15 responden (39,5%).

Thoyyibah (2014) dalam jurnal penelitiannya tentang pengaruh pelatihan BHD pada remaja terhadap tingkat motivasi menolong korban henti jantung, pengetahuan dan tingkat motivasi memiliki hubungan yang erat, yang terjadi karena adanya proses belajar (Setyaningrum & Rejecky, 2020). Bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang.

Faktor intrinsik yaitu kesehatan, perhatian, minat, dan bakat. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor ekstrinsik adalah metode mengajar, alat pelajaran, dan kondisi lingkungan. Motivasi dalam belajar memberikan pengaruh yang baik terhadap proses belajar, yang artinya jika motivasi belajar meningkat, maka akan

cenderung meningkatkan kompetensinya (Muniarti et al., 2019).

Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa Peneliti berasumsi bahwa terjadinya peningkatan motivasi remaja dikarenakan rasa keingintahuan mahasiswa terhadap materi yang diberikan oleh peneliti, metode penyampaian peneliti juga dapat mempengaruhi minat mahasiswa dalam mempelajari meteri, hal tersebut mendorong motivasi mahasiswa untuk ingin mengetahui lebih dalam materi yang diberikan. Lingkungan kampus juga dapat mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, karena banyak teman yang mempunyai minat belajar yang sama sehingga mendorong motivasi temang yang lain untuk belajar bersama.

Tabel 4. Perubahan tingkat pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan simulasi Basic Life Support (n=35)

Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (f)

Persentse (%) Pre

test

Baik Cukup Kurang

4 20 11

11,4 57,1 31,4

Total 35 100

Post test

Baik Cukup Kurang

32 1 2

91,4 2,9 5,7

Total 35 100

Sumber : Data Primer (2022)

Perubahan tingkat pengetahuan pada responden sebelum diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategori tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 (57,1%), perubahan tingkat pengetahuan pada responden sesudah diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategori tingkat pengetahuan baik sebanyak 32 (91,4%), kategori kurang sebanyak 2 (5,7%) orang, kategori cukup 1 (2,8%) orang.

Sejalan dengan penelitian (Buston et al., 2020). didapatkan hasil penelitian tentang Pengaruh media poster terhadap peningkatan pengetahuan karang taruna

(6)

6

di Desa Ujung Karang didapatkan bahwa

rata-rata pengetahuan sebelum di lakukan penyuluhan kesehatan adalah 3.57, sedangkan setelah di berikan penyuluhan adalah 6.57.

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan dalam suatu rangsangan tertentu. Penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba dengan sendiri (Wawan dan Dewi, 2016). Pelatihan tindakan RJP terhadap pengetahuan dipengaruhi oleh proses belajar. Proses belajar dalam bentuk pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kepercayaan diri untuk melakukan tindakan RJP. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan juga dipengaruhi oleh cara peer education dalam menyampaikan materi dengan menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh responden (Faradisi et al., 2021).

Berdasarkan uraian diatas peneliti berpendapat bahwa Peningkatan pengetahuan mahasiswa dapat dipengaruhi oleh penyampaian materi peneliti yaitu dengan cara memberikan simulasi dimana metode pembelajaran ini menggunakan situasi tiruan untuk menggambarkan situasi sebenarnya supaya diperoleh pemahaman yang jelas tentang suatu prinsip, konsep, atau keterampilan.

Tabel 5. Pengaruh simulasi Basic Life Support terhadap perubahan tingkat motivasi mahasiswa pecinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakarta (n=35)

Variabel P Value

Pre test tingkat motivasi

0,000 Post test tingkat

motivasi

Sumber : Data Primer (2022)

Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P Value sebesar 0,000 (< 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian simulasi Basic Life Support berpengaruh meningkatkan motivasi mahasiswa pecinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakarta. Sejalan dengan penelitian (Muniarti et al., 2019). berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji statistik uji urutan bertanda Wilcoxon (Signed Rank Test) dengan tingkat kemaknaan (α)=0,05 yang menunjukkan hasil Sig(2- tailed) atau P-value 0,000.Nilai p-value digunakan untuk menentukan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Dengan P-value =0,000 <α=0,05 maka Ho ditolak.

Selain itu proses simulasi membutuhkan motivasi dari setiap pelajar. Dapat kita ketahui bahwa proses belajar mengajar dapat berhasil jika didukung dan dipengaruhi oleh motivasi belajar dan motivasi untuk melakukan BHD. Motivasi belajar dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap proses belajar, yang berarti jika motivasi belajar meningkat, maka cenderung meningkatkan kompetensinya. Pembelajaran melalui pelatihan Bantuan Hidup Dasar merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan motivasi dalam BHD (Roh, 2013). Dalam jurnal penelitiannya mengatakan bahwa remaja yang berada dalam perkembangan pada ukuran tubuh, kekuatan, psikologis, kemampuan bereproduksi, mudah untuk termotivasi dan cepat belajar diharapkan dapat menjadi bystander di lingkungannya masing-masing Thoyyibah (2014).

Pemberian simulasi basic life support efektif meningkatkan motivasi mahasiswa pecinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakart. Peneliti berpendapat bahwa adanya peningkatan motivasi setelah diberikan tindakan, dibuktikan dengan adanya perubahan tingkat motivasi dari hasil pre test mendapatkan hasil sedang (51,4%) dan didapat hasil post test tinggi (85,7%).

Pada penelitian post test terdapat tingkat motivasi sedang sebanyak 5orang

(7)

7

(14,5%), hal tersebut dikarenakan faktor

invidu yang kurang memperhatikan, atau bisa karena keterbatasan peneliti dalam menyampaikan materi, sehingga mengakibatkan peningkatan motivasi mahasiwa tidak maksimal. Sedangkan hasil post test paling banyak pada kategori tingkat motivasi tinggi sebanyak 30 orang dengan hasil (85,7%) hal tersebut dipengaruhi faktor kemampuan individu dalam menangkap informasi yang sangat baik, sehinggal bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Tabel 6. Pengaruh simulasi Basic Life Support terhadap perubahan tingkat pengetahuan mahasiswa pecinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakarta (n=35)

Variabel P Value

Pre test tingkat pengetahuan

0,000 Post test tingkat

pengetahuan

Sumber : Data Primer (2022)

Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P Value sebesar 0,000 (< 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian simulasi Basic Life Support berpengaruh meningkatkan pengetahuan mahasiswa pecinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakarta. Penelitian (Hery Prayitno, Putri Puspitasari, 2020) didapatkan berdasarkan uji Wilcoxon didapati nilai p value 0,000 (p<0,05) sehingga dapat diketahui bahwa pendidikan Kesehatan memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan anggota UKM TIMKES Sarjana Keperawatan Tingkat 1 Stikes Dharma Husada Bandung tentang bantuan hidup dasar.

Pengetahuan sangat diperlukan dalam melakukan bantuan hidup dasar sehingga penting sekali memberikan Pendidikan Kesehatan yang mendukung pada mereka. (Riyani, 2016). Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan, maka perlu metode yang tepat dan menarik dalam

menyampaikan informasi kesehatan.

Pendidikan kesehatan menjadi upaya menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan dari perorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan (Widyawati, 2020). Menurut (Fadlilah et al., 2022). Pembelajaran menggunakan metode simulasi dapat merangsang peserta didik untuk aktif mengamati, mempraktikan ketrampilan dalam membuat keputusan, menyelesai-kan masalah dan mengembangkan kemampuan interaksi antar individu.

Metode simulasi memiliki keunggulan yang dimana menekankan pada keaktifan peserta dalam membangun konsep atau pengetahuan yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi (Purwana & Erdian, 2019).

KESIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik responden berdasarkan nilai rata-rata umur responden adalah 20,49 tahun dengan usia terendah 19 tahun dan usia tertinggi 23 tahun. Jenis kelamin bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 responden (51,4%)

Perubahan tingkat motivasi pada responden sebelum diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategori tingkat motivasi sedang sebanyak 18 responden (51,4%), sedangkan perubahan tingkat motivasi pada responden sesudah diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategori tingkat motivasi tinggi sebanyak 30 (85,7%).

Perubahan tingkat pengetahuan pada responden sebelum diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategori tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%), sedangkan perubahan tingkat pengetahuan pada responden sesudah diberikan simulasi Basic Life Support didapatkan paling banyak pada kategori tingkat

(8)

8

pengetahuan baik sebanyak 32 responden

(91,4%).

Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P Value sebesar 0,000 (< 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian simulasi Basic Life Support berpengaruh meningkatkan motivasi mahasiswa pencinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakarta. Dan diketahui bahwa hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai P Value sebesar 0,000 (< 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian simulasi Basic Life Support berpengaruh meningkatkan pengetahuan mahasiswa pencinta alam specta UIN Raden Mas Said Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Buston, E. et al. (2020) ‘Pengaruh poster terhadap peningkatan pengetahuan jantung jurusan keperawatan , poltekkes kemenkes bengkulu , jalan indragiri nomor 03 henti jantung ( cardiac arrest ) merupakan keadaan dimana hilangnya fungsi jantung untuk memompa darah yang terjadi secar’, Mahakam Nursing Journal,.

Fadlilah, S., Nekada, C. D. Y., &

Maturbongs, F. M. (2022).

Pendidikan kesehatan meningkatkan pengetahuan dan sikap pencegahan covid - 19 pada siswa smp. Jurnal Pengabdian Masyarakat, 5(1), 63–

74.

Faradisi, F., Aktifah, N., Kartikasari, D.,

& Ilmu Kesehatan UMPP, F.

(2021). Pelatihan kegawatdaruratan akibat tenggelam (henti nafas henti jantung) pada pedagang makanan di bibir pantai joko tingkir petarukan pemalang. Jurnal Batikmu, 1(1), 5–

9.

https://jurnal.umpp.ac.id/index.php

/batikmu/article/view/57

Febriana, A. (2018). Pengaruh pelatihan resusitasi jantung paru (rjp) terhadap tingkat pengetahuan pada siswa kelas x di sma n 1 Karanganom Klaten. 1(2).

Herlina, S. (2019) ‘Pengaruh simulasi pelatihan bantuan hidup dasar (bhd) terhadap motivasi dan skill resusitasi jantung paru (rjp) pada karang taruna rw 06 kampung utan kelurahan krukut depok’, Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia.

Larasati, R., Larasati, R., Mataram, P. K.,

& Mataram, P. K. (2019).

Pengetahuan Siswa Tentang Bantuan Hidup Dasar ( BHD ) Dengan Motivasi Menolong Korban Henti Jantung. Bima Nursing Journal, 1(1), 26–33.

Muniarti, S. Et Al. (2019) ‘Pengaruh simulasi pelatihan bantuan hidup dasar ( bhd ) terhadap motivasi dan skill resusitasi jantung paru ( rjp ) pada karang taruna rw 06 kampung utan kelurahan krukut abstrak’, Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia

Nirmalasari, V. and Winarti, W. (2020)

‘Pengaruh pelatihan (bhd) terhadap pengetahuan dan keterampilan mahasiswa kesehatan masyarakat’, Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia,

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

(2019). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Profil Kesehatan Surakarta. (2018).

Dinas Kesehatan Kota Suarakarta

Purwana, E. R., & Erdian, R. (2019).

Pengaruh simulation method

(9)

9

terhadap keterampilan remaja

tentang bantuan hidup dasar di desa kekait kecamatan gunung sari kabupaten Lombok Barat Tahun 2019. Jurnal Keperawatan Terpadu (Integrated Nursing Journal), 1(2), 17.

https://doi.org/10.32807/jkt.v1i2.3 3

Roh, Y, S., Lee, W. S., Chung, H. S., &

Park, Y. M. (2013). The effects of simulation-based resuscitation training on nurses' self-efficacy and satisfaction. Nurse Education today,123-128

Riyani, Ani. (2016). Pengaruh Pelatihan Basic Life Support terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Mahasiswa Keperawatan tentang Kegawatdaruratan

Riskesdas. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Setono, K. And Ponorogo, K. (2019)

‘Efektifitas metode simulasi : role play terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat tentang basic life support (bls) di kelurahan setono kabupaten ponorogo’, Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan

Setyaningrum, N. and Rejecky, A. (2020)

‘Pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap motivasi untuk memberikan pertolongan pada korban henti jantung oleh mahasiswa pramugari’,Jurnal Ilmiah Ilmu kesehatan

Setyaningrum. N., Rejecky. A. (2019).

Pengaruh Pelatihan bantuan hidup dasar terhadap tingkat

pengetahuan untuk

memberikanpertolongan pada

korban henti jantung. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan No. 2 Sudarman, Asfar, A., & Pago, I. (2019).

Pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan siswa kelas xii di smk baznas Sulsel. Celebes Health Journal, 1(1), 49–58.

http://journal.lldikti9.id/CPHJ/a rticle/view/ch2519

Sunyoto, D. (2015). Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service.

Thygerson, A. (2011) First Aid : Pertolongan Pertama. Jakarta:

Erlangga.

Thoyyibah, D. Z. (2014). Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Pada Remaja terhadap Tingkat Motivasi Menolong Korban Henti Jantung

(http://thesis.umy.ac.id/datapublik/t 340 49.pdf/ diakses tanggal 08 Oktober 2015 pukul 13.05 WITA

Widodo, S. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wulandini, P., Roza, A. and Sartika, W.

(2018) ‘Simulasi bantuan henti nafas, henti jantung guna pencegahan kematian mendadak bagi siswi di ponpes. babusalam’, Dinamisia : Jurnal Pengab

Wawan A. dan Dewi M. (2016).

„Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia’.Nuha Medika, Yogyakarta. Trimester Iii Di Puskesmas Ngemplak (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

http://eprints.ums.ac.id/52180/

(10)

10

Widyawati. (2020). Buku ajar promosi

kesehatan untuk mahasiswa keperawatan.

Referensi

Dokumen terkait

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2023 Sri Pancawati Pengaruh Pendidikan Kesehatan Mental Pranikah Melalui Media Lembar Balik Terhadap

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2023 Mukti, Eka Nurcahya1Suryandari Dewi2 1Mahasiswa Prodi Keperawatan Program

Dwi Sulisetyawati2, Saelan3 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta E-mail : [email protected] 2 3 Dosen Program Studi Sarjana

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022 ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN DEMAM TYPHOID

Prodi Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2022 ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DEMAM TIFOID DALAM PEMENUHAN

1 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMP NEGERI 1 CEPOGO

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FALKUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 PENGARUH PELATIHAN BALUT BIDAI DENGAN METODE ROLEPLAY DAN MEDIA ANIMASI

1 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2022 HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DENGAN BURNOUT PERAWAT DI RUANG INSTALASI