Kedua, kisah-kisah peristiwa yang berlaku pada zaman Rasulullah. 5 Ketiga, kisah-kisah dalam al-Quran yang berkaitan dengan individu dan kumpulan yang bukan nabi untuk diambil iktibar dan peristiwa yang telah berlalu. Ditinjau berhubung dengan masa berlakunya peristiwa-peristiwa yang diriwayatkan oleh al-Quran terbahagi kepada tiga.7 Pertama, kisah-kisah ghaib pada masa lampau. Kisah-kisah al-Quran diulas berkaitan dengan bahan yang diceritakan, dibahagikan kepada 3. 8 Pertama, kisah nabi dan rasul.
Kisah-kisah al-Qur'an ditinjau dari pelaku yang disebutkan dalam al-Qur'an terbagi menjadi empat jenis: 9 Pertama, kisah-kisah tentang malaikat yang tersebar di dalam al-Qur'an. Narasi dalam Al-Qur'an dalam narasi peristiwa tidak disusun secara kronologis dan tidak menunjukkan panjang lebar satu peristiwa. Mendongeng dalam Al-Qur'an memiliki teknik tersendiri yang berbeda dengan cerita biasa.
Kisah yang bermula pada pertemuan itu kemudian dijelaskan secara terperinci dari awal hingga akhir dapat dilihat dalam kisah Nabi Yusuf dalam al-Quran. Adegan klimaks dalam Al-Quran digunakan sebagai permulaan kisah yang diceritakan dalam Nabi Musa dan Firaun dalam Surat al-Qaṣaṣ.
Tujuan dan Hikmah kisah dalam Al-Qur’an
Kaedah ini adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah yang timbul dengan mengkontekstualisasikan kisah-kisah dalam al-Quran kepada kehidupan hari ini. Kami ceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan menurunkan Al-Quran ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami turunkan) kamu termasuk orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Yusuf: 3). Kisah di dalam Al-Quran memberitahu bahawa semua agama dari Allah dari zaman Nabi Nuh a.s. hingga ke Nabi terakhir Muhammad saw, bahawa umat Islam adalah satu-satunya orang yang menyembah Allah.
Dan semua kisah rasul-rasul yang Kami ceritakan kepadamu adalah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran, serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman." (QS. hūd 120). Dalam kisah tentang asas yang sama antara agama yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad saw.31 Kisah di dalam al-Quran juga mendedahkan penjelasan dan petunjuk yang disembunyikan oleh ulama kitab berkaitan dengan penjelasan dalam mereka. buku sebelum diputar belit dan diubah. . Al-Quran bukanlah cerita yang dibuat-buat tetapi ia membenarkan kitab-kitab sebelumnya.
Kisah itu adalah pengajaran dan nasihat yang terbaik bahkan bagi orang yang beriman untuk menguatkan hati agar tabah dengan ujian yang ditimpa. Kisah tersebut mengisahkan ajaran hidup para nabi dan rasul serta orang-orang soleh yang tidak diberi mandat untuk melaksanakan tugas kenabian agar dapat dijadikan teladan kepada orang yang beriman.
Kisah Maryam
Ketika itu syarat untuk menjadi hamba adalah budak, maka Hanna sangat mengharapkan seorang budak dapat menjadi hamba di Baitul Maqdis. Ingatlah), ketika isteri Imran berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berjanji kepada Engkau, (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba Muharran (untuk Engkau), maka terimalah (nazar itu). melahirkan, dia berkata; ,Ya Tuhanku, saya telah melahirkan seorang anak perempuan.''Walaupun Tuhan lebih mengetahui apa yang dia lahirkan, dan lelaki tidak sama dengan wanita. Selepas anaknya dilahirkan, Hana sangat terkejut. kerana dia ingin seorang anak lelaki menjadi hamba di Yerusalem, ternyata dia telah melahirkan seorang anak.
Dalam tafsir al-Munir dikatakan bahwa sebenarnya ketika ia bernazar ia tidak mengetahui apakah janin dalam kandungannya laki-laki atau perempuan. Dia berharap janin yang akan lahir adalah laki-laki yang akan dia serahkan kepada Beitul Makdis, karena laki-laki lebih cocok untuk menjalankan tugas yang dia janjikan. Dia menyampaikan apa yang telah dia terima, seolah meminta maaf karena telah melahirkan seorang putri yang tidak menjalankan tugasnya dengan cara yang sama seperti laki-laki.
Suatu hari Malaikat Jibril datang menemui Maryam sebagai seorang pemuda yang membawa kabar dari Allah bahwa Maryam akan melahirkan seorang anak laki-laki yang suci. Dia (Jibril) berkata, “Sesungguhnya aku ini hanyalah utusan Tuhanmu untuk menyampaikan suatu karunia kepadamu, seorang anak laki-laki yang suci.” Setelah Jibril meniupkan ruh ke dalam rahimnya, dia mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dengan pertolongan Allah.
Abdul Malik b. dalam dan luar negara seperti Malaysia .2 Bapanya Abdul Karim Amrullah dan ibunya Siti Shafiyah Tanjung.
Sekilas tentang Tafsir al-Azhar
Nama al-Azhar adalah berdasarkan nama masjid62 yang digunakan setiap pagi untuk memberi bacaan pagi. Penamaan al-Azhar diberikan oleh Hamka dalam tafsirnya sebagai bentuk kesyukuran kepada Syaikh Jami' al-Azhar kerana selain menamakan masjid tersebut Syaikh Jami' al-Azhar juga telah memberikan penghargaan kepadanya. Anugerah tersebut adalah pengurniaan gelaran Doktor Honoris Causa (Dr. HC) dari Universiti al-Azhar di Kaherah pada 19 Oktober 1960.63.
Penulisan tafsir al-Azhar tidak lancar, penuh liku-liku yang terpaksa dilalui oleh Hamka. 62 Nama Masjid al-Azhar diberikan oleh Sheikh Muhmod Syaltout selaku Rektor Universiti al-Azhar Mesir, yang melawat pada Disember 1960 dan berharap dengan nama al-Azhar, Masjid Besar Kebayoran Baru akan menjadi al-Azhar di Jakarta sebagai al-Azhar di Kaherah. Beliau terkenal sebagai seorang ulama yang luas kefahaman dan pandangan mendalam yang membawa banyak perubahan di al-Azhar Kaherah.
Pada 21 Januari 1966, ia dibebaskan dari tahanan setelah dua tahun diasingkan dari masyarakat dengan kesempatan terbatas untuk menyelesaikan tafsir al-Azhar. Jalan memutar menjadi bagian yang harus dijalani, dimana dari jalan memutar tersebut datang keuntungan yang tidak terduga dan tidak dapat dibalas dengan cara apapun, betapa bahagianya Hamka selama dua tahun empat bulan dalam tahanan (22 Januari 1964 sampai 22 Mei 1966). ) membawa kesenangan luar biasa dalam hidupnya, karena dia keluar dari penjara dengan interpretasi Al-Qur'an yang lengkap. Faktor yang mendorong Hamk menulis dan menyusun Tafsir al-Azhar adalah generasi muda muslim dan mubaligh.
Hamka berpendapat bahwa penulisan Tafsir al-Azhar harus dilakukan karena semakin tingginya antusiasme generasi muda di tanah air dan di daerah berbahasa Melayu untuk mengetahui kandungan Al-Qur'an. Untuk memahami isi Al-Qur'an diperlukan kemampuan berbahasa Arab yang baik agar makna di dalamnya mudah dipahami. Semangat Hamka dalam menyelesaikan Tafsir al-Azhar juga dilatarbelakangi oleh para pendakwah atau ahli dakwah yang sebagian memiliki kemampuan yang baik dan sebagian lagi kurang mampu memahami bahasa Arab.
Tafsir al-Azhar ditujukan bagi mubaligh untuk memudahkan penyampaian dakwahnya. Ibnu Sutowo mengomentari Hamka dalam menyusun karya Tafsir al-Azhar yang diselesaikannya di penjara, membandingkan Hamka dengan ulama besar Syekh Ibnu Taimiyyah (661-628H atau 1263-1328 M), yang menulis 4000 halaman di penjara. Ia memuji Tafsir al-Azhar sebagai karya monumental yang diterbitkan secara keseluruhan dalam 30 juz dengan waktu persiapan yang sangat singkat.
Karakteristik Penafsiran
Gambaran situasi yang dihadapi semasa menulis kitab Tafsir al-Azhar dalam bahasa Indonesia atau Melayu bertujuan untuk memudahkan orang ramai memahami kandungan al-Quran. Dalam Tafsir al-Azhar, hubungan antara naqal dan aqal, rivajah dan dirajah adalah sangat penting. Beberapa tafsiran yang mempengaruhi pengertian Tafsir al-Azhar ialah Tafsir al-Menar, Tafsir al-Maraghi, Tafsir al-Qasimi dan Fi Jhilalil Qur'an.
Tafsir al-Azhar pada hakekatnya hadir sebagai solusi untuk memudahkan masyarakat dalam memahami kandungan dan makna Al-Qur'an dalam bahasa Indonesia atau Melayu, yang memandu dan mengajak pembaca untuk merenung dan mencari jawaban atas permasalahan yang ada. Tafsir al-Azhar dalam menceritakan kisah Maryam disajikan dalam kelompok-kelompok ayat yang memiliki tema tertentu. Kelahiran Maryam diriwayatkan dalam surat Āli-„Imrān dalam terjemahan Tafsir al-Azhar sebagai berikut:.
3 Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid 1 Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Kalam, Sastera dan Psikologi, (Jakarta: Gema Insani, 2015), hlm. 13 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid XVI, hlm. berkata, "Oh, alangkah baiknya jika saya mati sebelum itu dan menjadi orang yang hina, dilupakan." 14 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jilid XVI, hlm. mententeramkan, seolah memberi makna kepada apa yang Maryam rasakan bukan tanpa takdir yang dipetakan oleh Tuhan.
21 Hamka, Tafsir Al-Azhar Jilid XVI, hlm. wanita yang bukan mahramnya dan ibunya bukanlah wanita maksiat yang menjual kehormatannya. 29 Hamka, Tafsir Al-Azhar: Jilid 9 Diperkaya dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Kalam, Sastera dan Psikologi (Jakarta: Gema Insani, 2017), hlm. Dalam ulasan al-Azhar, ia menceritakan tentang Maryam, yang merupakan anaknya, yang kelahirannya ditunggu oleh ibunya, Hanna.
Kemudian respon positif hamba-hamba Baitul Maqdis terlihat dalam ulasan al-Azhar ketika hamba hendak menyusukan Maryam. Dalam tafsiran Hamka tentang tafsiran al-Azhar tentang kisah kelahiran Maryam, seseorang juga boleh belajar untuk melahirkan generasi yang berkualiti atau anak-anak yang soleh, sehingga memerlukan ibu yang juga berketrampilan dan solehah. Dalam tafsir al-Azhar, menjelaskan ayat ke-16 Surah Maryam, menceritakan bahawa Maryam pergi ke Timur, Baitul Maqdis, untuk mengasingkan diri daripada keluarganya bagi mencari ketenangan untuk beribadat dan lebih fokus kepada Tuhan.
Dalam tafsir al-Azhar, kemuliaan Maryam disebutkan dalam Al-Qur'an, bahwa ia adalah seorang wanita yang ditunjuk oleh Allah untuk mengemban tugas yang sangat mulia, yaitu melahirkan seorang putra yang nantinya akan menjadi nabi dan rasul tanpa syarat. perantara suami. Dalam tafsir al-Azhar dijelaskan bahwa Maryam diberi ketenangan dengan kabar gembira yang disampaikan kepada Maryam oleh malaikat Jibril, yaitu malaikat Jibril yang berusaha menghibur Maryam dengan memberi kabar tentang sungai dan kurma yang siap dimakan. menjatuhkan buah dari pohonnya.