TEKNIK PENGAJARAN NABI MUHAMMAD SAW
(Studi buku: “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”, karya Muhammad Syafii Antonio)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh : Siti Lestari NIM. 12311135
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR′AN (IIQ) JAKARTA
2016 M / 1437 H
TEKNIK PENGAJARAN NABI MUHAMMAD SAW
(Studi buku: “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”, karya Muhammad Syafii Antonio)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd.I)
Oleh : Siti Lestari NIM. 12311135
Pembimbing
Dr. Esi Hairani, M.Pd
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA
2016 M / 1437 H
i
Skripsi dengan judul “Meneladani Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW (Studi buku: “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karya Muhammad Syafii Antonio)” yang disusun oleh Siti Lestari Nomor Induk Mahasiswa: 12311135 telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan ke sidang munaqasyah.
Jakarta, 19 Agustus 2016 Pembimbing
Dr. Esi Hairani, M.Pd.
ii
Skripsi dengan judul “Meneladani Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW (Studi buku: “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karya Muhammad Syafii Antonio)” oleh Siti Lestari dengan NIM 12311135 telah diujikan pada sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 19 Agustus 2016. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I).
Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta,
Dr.Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang
Dr.Hj. Umi Khusnul Kh, M.Ag Wasmini
Penguji I Penguji II
(Dr.H. A. Fathoni, Lc.,MA) (Dr.Hj. Umi Khusnul Kh, M.Ag) Pembimbing
Dr. Esi Hairani, M.Pd
iii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Lestari
NIM : 12311135
Tempat/Tgl Lahir : Ngawi, 5 Juni 1973
menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Meneladani Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW (Studi buku:
“Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karya Muhammad Syafii Antonio)” adalah benar-benar asli karya penulis kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.
Kesalahan dan kekurangan didalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Jakarta, 19 Agustus 2016
Siti Lestari
iv
MOTTO
“ Mulailah Hari Anda dengan
Bismillah dan Senyuman”
“Innamal A ’malu Binniyat…”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah”
(HR. Tirmidzi )
v
ِﻢﻴ ِﺣ ﱠﺮﻟﺍ ِﻦﻤْﺣ ﱠﺮﻟﺍ ِﻪﻠﻟﺍ ِﻢْﺳ
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir akademik di Institut Ilmu Al-Qur′an (IIQ) Jakarta.
Salawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, beserta seluruh pengikutnya yang setia mengikuti jejak tauladannya.
Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan, skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Skripsi ini penulis susun sebagai upaya, dalam rangka meneladani metode dan teknik pengajaran dalam bidang pendidikan dari Nabi Muhammad SAW sebagai teladan yang sempurna bagi umat manusia.
Penullis menyadadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
vi
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
2. Dr. Hj. Umi Khusnul Khotimah, M.Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.
3. Dr. Esi Hairani, Mpd, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan untuk membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Suami tercinta “honey” Ach Zaenudin dan kedua buah hati tersayang Diah Umari Zaenudin (DUZ), Glagah Fansuri Zaenudin (GF) atas keikhlasan dan dukungan yang luar biasa dalam segala hal.
5. Seluruh instruktur tahfidz, Dra. Hj. Hurul ‘Ien, Hj.
Fatimah Askan, MA, Hj. Halimatus S, MA, Dra. Azizah Burhan, MA dan seluruh pengurus Lembaga Tahfiz dan Qira’at Al-Qur′an IIQ Jakarta.
6. Kedua orangtua yang telah membesarkan, mendukung dan selalu mendoakan, tak lupa kakak, adik serta seluruh keluarga besar.
7. Staff Fakultas Tarbiyah, Ibu Wasmini dan Ibu Yuyun Siti Zaenab, S.Pd.I yang sudah banyak membantu dari awal sampai akhir perkuliahan dan sampai akhir penyelesaian skripsi.
vii
telah memberikan ilmunya selama penulis belajar di kampus tercinta ini.
9. Pimpinan dan Staff perpustakaan IIQ Jakarta, perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan perpustakaan Universitas Terbuka yang telah memberikan pelayanan referensi bagi penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Tarbiyah angkatan 2012, khususnya buat Tarbiyah A, terima kasih banyak atas kebersamaan dan dukungan yang luar biasa selama di IIQ.
Terima kasih, semoga segala bantuan yang diberikan sebagai amal sholeh, senantiasa mendapat Ridho Allah SWT, sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Kritik dan saran penulis harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Jakarta, 19 Oktober 2016
Penulis
viii
ix
x
xi
Siti Lestari, NIM: 12311135 dengan Judul Skripsi
“Meneladani Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW (Studi buku: Muhammad SAW The Super Leader Super Manager, karya Muhammad Syafii Antonio)”. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al- Qur’an (IIQ) Jakarta.
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya metode dan teknik pengajaran dalam sistem pendidikan. Nabi Muhammad SAW adalah suri teladan bagi manusia khususnya umat Islam dan para pendidik. Dalam sistem pendidikan, beliau sudah mempraktekkan Metode dan Teknik Pengajaran yang tepat kepada para sahabatnya. Dalam penelitian ini akan dibahas tentang apa saja Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW dalam buku karya Muhammad Syafii Antonio: “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”.
Penelitian ini merupakan penelitian library research dengan metode pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Sedangkan analisis datanya menggunakan metode analisis deskriptif. Dalam hal ini penulis sebagai peneliti berusaha mendeskripsikan dengan menguraikan secara teratur keteladanan tentang Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad merupakan salah satu tokoh pendidikan dunia.
Beliau sudah banyak mempraktekkan Metode dan Teknik Pengajaran kepada sahabatnya. Sebagai contoh adalah metode Story Telling, Self Reflection, Teaching and Motivating, Body Language, Honesty,Question dan dll. Kita sebagai pendidik harus bisa meneladani apa yang sudah beliau praktekkan.
xii
Transliterasi adalah penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan skripsi di IIQ, transliterasi Arab-Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
ﺃ : a ﻁ : th
ﺏ : b ﻅ : zh
ﺕ : t ﻉ : ′
ﺙ : ts ﻍ : gh
ﺝ : j ﻑ : f
ﺡ : h ﻕ : q
ﺥ : kh ﻙ : k
ﺩ : d ﻝ : l
ﺫ : dz ﻡ : m
ﺭ : r ﻥ : n
ﺯ : z ﻭ : w
ﺱ : s ﻩ : H
ﺵ : sy ء : ‘
ﺹ : sh ﻱ : y
ﺽ : dh
xiii
Vokal tunggal vocal panjang vocal rangkap Fathah : a ﺃ : â ….: ai ْﻱ Kasrah : i : ﻱ î ْﻭ….: au Dhammah : u ﻭ: û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti alif lam (ﻝﺍ) qamariyah Kata sandang yang diikuti alif lam (ﻝﺍ) qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
ﺓﺮﻘﺒﻟﺍ : Al-Baqarah
b. Kata sandang yang diikuti alif lam (ﻝﺍ) syamsiah Kata sandang yang diikutialif lam (ﻝﺍ) syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan aturan-aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan sesuai dengan bunyinya.
Contoh:
ﻞﺟﺮﻟﺍ : ar-rajul ﺓﺪﻴﺴﻟﺍ : as-Sayyidah c. Syaddah (Tasydid)
Syaddah (Tasydîd) dalam system aksara Arab digunakan lambang ( ّ◌) sedangkan alih aksara ini di lambangan dengan huruf, yaitu dengan cara
xiv
ini berlaku secara umum, baik tasydîd yang berada ditengah kata, diakhir kata ataupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
ﻪﻠﻟﺎﺑﺎﻨﻣﺍ : Âmannâ billâhi d. Ta Marbûthah (ﺓ)
Ta Martbûthah Apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata sifat (na′at), maka huruf tersebut dialih aksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
ﺓﺪﺌﻓﻻﺍ :al-Af′idah e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi apabila telah dialih aksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan Yang Di sempurnakan (EYD) Bahasa Indonesia, seperti penulisan awal kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain. Ketentuan yang berlaku pada EYD berlaku pula dalam alih aksara ini, seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan lainnya. Adapun untuk nama diri dengan kata sandang, maka huruf yang
xv sandang.
Contoh: ′Alî Hasan al-′Âridh
Khusus untuk penulisan kata Al-Qur′an dan nama- nama surahnya menggunakan huruf kapital.
Contoh:
Al-Qur′an, Al-Baqarah, Al-Fâtihah dan seterusnya
a
xvi
viii DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN PENULIS ... iii
MOTTO ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... viii
ABSTRAKSI... xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaaat Penelitian ... 8
G. Tinjauan Pustaka ... 8
H. Metodologi Penelitian ... 12
I. Sistematika Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN TEORI A. Nilai dan keteladanan / uswah hasanah ... 16
B. Metode dan Teknik Pengajaran ... 19
ix
C. Prinsip-prinsip Metode Mengajar ... 21 D. Metode Mengajar dalam Pendidikan Islam ... 25 E. Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam ... 33 BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BUKU
“MUHAMMAD SAW THE SUPER LEADER SUPER MANAJER”
A. Biografi Penulis ... 37 A. Metodologi Penulisan Buku ... 41 B. Sistematika Penulisan Buku ... 43 C. Sinopsis buku “Muhammad SAW The Super
Leader Super Manager”... 49 D. Karya dan Penghargaan Muhammad Syafii
Antonio ... 56 BAB IV METODE DAN TEKNIK PENGAJARAN NABI
MUHAMMAD SAW YANG TERTUANG DALAM BUKU “MUHAMMAD SAW THE SUPER LEADER SUPER MANAGER”
A. Perhatian Rasulullah SAW terhadap
Pendidikan ... 59 B. Metode dan Teknik Pengajaran Nabi
Muhammad SAW ... 63 1. Learning Conditioning ... 64 2. Active Interaction ... 67
x
3. Appllied-Learning Method ... 77
4. Scanning and Levelling ... 79
5. Discussion and Feed-Back ... 80
6. Story-Telling ... 82
7. Analogy and Case Study ... 83
8. Teaching and Motivating... 86
9. Body Languange ... 87
10.Pincture and Graph Technology ... 90
11.Reasoning and Argumentation ... 91
12.Self Reflection ... 93
13.Affirmation and Repetition ... 95
14.Focus and Point Basis ... 97
15.Questioon and Answer Method ... 98
16.Guessing with Question ... 99
17.Encouraging Students to Ask ... 100
18.Wisdom in Answering Question ... 101
19.Commenting on Student Question ... 104
20.Honesty ... 106
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 109
B. Saran ... 110
DAFTAR PUSTAKA ... 112
xi
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW mengandung implikasi kependidikan yang bertujuan untuk menjadi rahmat sekalian alam. Ajaran Islam membawa nilai-nilai dan norma bagi kepentingan kehidupan manusia
Salah satu faktor penting dalam sistem pendidikan adalah metode pendidikan yang digunakan seorang pendidik dalam menyampaikan (mentransfer) Ilmu Pengetahuan kepada peserta didik. Metode pendidikan dan pengajaran bergantung pada situasi dan konsidi dari proses belajar mengajar tersebut.
Satu metode pembelajaran, bukanlah yang paling tepat dibanding yang lain untuk situasi yang berbeda. Adakalanya diperlukan gabungan dari berbagai metode untuk diterapkan bersama dalam proses belajar mengajar.
Bagi umat Islam, Al-Qur′an dan Hadits adalah pedoman yang didalamnya terdapat segala macam sumber ilmu. Allah mengutus Nabi Muhammad SAW untuk menjadi suri teladan yang nyata bagi manusia, sebagaimana dalam firman-Nya:
ﺍ َﻭ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮُﺟ ْﺮَﻳ َﻥﺎَﻛ ْﻦَﻤِﻟ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳ َﺭ ﻲِﻓ ْﻢُﻜَﻟ َﻥﺎَﻛ ْﺪَﻘَﻟ َﻡ ْﻮَﻴْﻟ
ﺍ ًﺮﻴِﺜَﻛ َﻪﱠﻠﻟﺍ َﺮَﻛَﺫ َﻭ َﺮ ِﺧ ْﻵﺍ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al- Ahzab[33]:21).
Penerapan metode pendidikan atau pengajaran yang benar dan tepat akan menjadikan nilai pendidikan Islam terwujud dengan baik. Hal tersebut dikarenakan metode adalah cara mencapai tujuan dalam sebuah proses pendidikan.
Dalam suatu pembelajaran baik formal maupun informal diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Menurut UU No. 20 th. 2003:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk memujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1
Sedangkan menurut Nana Sudjana pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia.
1 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafika
Persada), h..4
Manusia pada hakikatnya adalah makluk Tuhan yang paling tinggi dibanding dengan makluk lain ciptaan- Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal fikiran atau rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai makluk yang berbudaya kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya.2
Salah satu dari komponen-komponen pembelajaran yang sangat penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah ketepatan menentukan metode ataupun teknik pengajaran.
Dengan metode yang tepat, materi yang disampaikan oleh pendidik akan dapat diterima oleh peserta didik.
Nabi Muhammad SAW adalah suri teladan manusia dan umat Islam khususnya. Muhammad Syafii Antonio dalam bukunya mencoba melakukan revolusi dalam bersikap terhadap Rasulullah SAW. Muhammad SAW bukan saja imam kita di masjid dan hal ibadah, tetapi beliau juga leader dan manager terbaik. Beliau bukan hanya teladan sebagai panglima perang yang hebat, bukan hanya teladan sebagai kepala rumah tangga yang ideal, tetapi juga sebagai teladan pemimpin bisnis yang handal, pemimpin sosial politik yang sangat sukses dan yang sangat penting dalam dunia pendidikan
2 Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembanan Kurikulum di
Sekolah, (Bandung: Sinar baru algensiindo), hal. 1
adalah Nabi Muhammad SAW adalah Pemimpin dalam sistem pendidikan yang sangat berhasil.
Berdasarkan kenyataan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia baik dari segi sistem pendidikan, kualitas para pendidik, proses belajar mengajar dan hasil dari proses pendidikan itu sendiri masih banyak harus ditingkatkan.
Sehingga perlu dikaji ulang tentang proses pelaksanaan pendidikan tersebut agar tercapai tujuan pendidikan tersebut.
Dengan kondisi sarana dan prasarana yang sangat terbatas, tidak seperti sekarang ini, Nabi Muhammad SAW mampu menciptakan generasi yang berilmu dan beraklak, yang mampu membangun peradaban yang sangat gemilang.
Dalam pendidikan dan pengajaran Nabi Muhammmad SAW telah terbukti menghasilkan generasi yang memiliki kecerdasan rasio, kecerdasan fisik dan juga emosi spriritual.
Pentingnya penggunan metode dan teknik pengajaran di dalam dunia pendidikan telah diisyaratkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur′an.
ُﻉْﺩﺍ ﻰِﻟِﺇ ِﻞﻴِﺒَﺳ َﻚِّﺑ َﺭ
ِﺔَﻤْﻜ ِﺤْﻟﺎِﺑ ِﺔَﻈِﻋ ْﻮَﻤْﻟﺍ َﻭ
ِﺔَﻨَﺴَﺤْﻟﺍ ﻢُﻬْﻟِﺩﺎَﺟ َﻭ ﱠﻟﺎِﺑ
ﻲِﺘ
َﻲِﻫ ُﻦَﺴْﺣَﺃ َﻚﱠﺑ َﺮﱠﻧِﺇ َﻮُﻫ ُﻢَﻠْﻋَﺃ ﻦَﻤِﺑ ﱠﻞَﺿ ِﻪِﻠﻴِﺒَﺳ ﻦَﻋ
َﻮُﻫ َﻭ ُﻢَﻠْﻋَﺃ
َﻦﻳِﺪَﺘْﻬُﻤْﻟﺎِﺑ
١٢٥ - -
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dan yang batil) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang- orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl [16]:125)
Secara tersirat di dalam ayat diatas terkandung metode dan teknik pengajaran yaitu hikmah (kebijaksanaan), mau’idah hasanah (nasehat yang baik),dan mujadalah (dialog dan debat).
Nabi Muhammad SAW sejak awal sudah mencontohkan dalam megimplementasikan metode pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Metode dan teknik pengajaran yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang, sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Beliau juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti metode teknik pengajaran Nabi Muhammad SAW yang dituangkan dalam skripsi ini dengan judul berjudul : “Meneladani Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW” (Studi buku :
“Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karya Muhammad Syafii Antonio).
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang terdapat dalam skripsi ini:
1. Bagaimana bentuk keletadanan Nabi Muhammad SAW dalam buku “Muhammad SAW The Super Leader Super Manager?”
2. Bagaimana bentuk metode dan teknik pengajaran Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam buku “ Muhmmad SAW The Super Leader Super Manager?”
3. Bagaimana kita mencontoh pembelajaran yang sudah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW?
4. Metode dan teknik pembelajaran seperti apa yang sekarang banyak digunakan di sekolah khususnya dalam pengajaran pendidikan Islam?
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya teladan-teladan Nabi Muhammad SAW yang tercantum dalam buku karya Muhammad Syafii Antonio ini, maka penulis membatasi penelitian ini pada Metode dan Teknik Pengajaran Nabi
Muhammad SAW yang tertuang dalam buku: “ Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karya Muhammad Syafii Antonio.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah “Apa saja Metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW dalam buku karya Safii Antonio: “Muhammad the Super Leader Super Manager ?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam tulisan ini adalah untuk:
1. Mengenali dan memahani arti dari sebuah keteladanan.
khususnya dalam dunia pendidikan sehingga mampu menampilkan suatu keteladanan bagi para peserta didik.
2. Untuk mengetahui dan memahami metode-metode dan Teknik Pengajaran Nabi Muhammad SAW khususnya dalam buku “Muhammad The Super Leader Super Manager.”
3. Menenuhi persyaratan dalam menyelesaikan program studi Strata Satu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penulisan ini diharapkan berguna bagi penggembangan pengetahuan dan juga bisa sebagai masukan kepada dunia pendidikan dalam proses belajar mengajar khususnya penggunaan metode dan teknik pengajaran.
Selain itu, penulisan ini diharapkan dapat mengungkapkan kajian ilmiah ilmu pendidikan yang bertumpu pada ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur′an dan Hadits, di dalam keduanya terdapat berbagai sumber ilmu. Dan berguna juga bagi penelitian selanjutnya.
G. Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka adalah kajian literatur yang relevan dengan pokok bahasan penelitian yang akan dilakukan, atau bahkan memberikan insprirasi dan mendasari dilakukannya penelitian.3 Dalam memberikan arah pada penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian
3 Huzaenah T. Yanggo, (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disertasi, (Jakarta: IIQ Press, 2011), Cet. Ke-2, h.13
sebelumnya yang relevan dengan hal-hal yang diteliti dalam penelitian ini, diantaranya penelitian dari:
1. Suryono.(2010), mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah dalam skripsinya yang berjudul “Diskusi kelompok dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam Pendidikan Agama Islam di SMA Darussalam Ciputat- Tangerang Selatan. Disini disimpulkan bahwa metode diskusi kelompok adalah metode yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran di sekolah tersebut.
Dengan metode diskusi kelompok ini siswa berperan aktif mencari solusi dari permasalahan yang timbul dalam memahami suatu mata pelajaran, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Mochammad Yayan Diyana (2012), mahasiswa STAI Muhammadiyah Tangerang dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode Ceramah terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Islam Al-Asmaniyah Kelapa Dua Kabupaten Tangerang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dan menginventarisasikan teori-teori yang berkaitan dengan metode ceramah yang diberikan kepada anak-anak usia menengah pertama dalam mencapai prestasi belajar. Untuk mengetahui pengaruh metode
ceramah terhadap prestasi belajar penulis menggunakan rumus product moment dari Karl Person, sehingga dihasilkan “r” hitung sebesar 0,14. Besar derajat hubungan antara dua variabel dalam penelitian ini termasuk korelasi positif yang sangat lemah dan sangat rendah.
3. Siti Istiqomah (2014), mahasiswi Institut Ilmu Al- Qur’an Jakarta dalam skripsi yang berjudul “Meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai Pendidik Holistik”, Pada penelitian ini disimpulkan bahwa seluruh episode perjalanan dan karier kenabian merupakan “laboratorium dan praktek keteladanan pendidikan” yang dapat membentuk konsep utuh dan holistik mengenai Sistem Pendidikan Islam
4. Aprin Nur Faaizun (2014), mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam skripsinya yang berjudul “Tinjauan Psikologis Terhadap Model Pembelajaran Rasulullah SAW. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Rasulullah sarat dengan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau disebut dengan PAIKEM.
5. Atik Wartini (2014), mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam skripsinya yang berjudul “Penggunaan Metode
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk anak usia 4- 6 tahun di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal, se-kecamatan Kraton, Yogyakarta. Penelitan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskripsi dan teknik penelitian survei. Data penelitian diperoleh melalui angket, deskrpsi kualitatif menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TK Aisyiyah Bustanul Athfal se- kecamatan Kraton, Yogya menggunakan metode karya wisata, metode bercakap-cakap, metode demontrasi, metode cerita dan metode bernyanyi.
6. Arif Cahya Wicaksana (2014), mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dalam skripsinya yang berjudul “Relevansi Nilai-nilai Keteladanan Bisnis Rasulullah dengan Pendidikan akhlak (Studi buku karya Muhammad Syafii Antonio Ensiklopedia Leadership dan Managemen Muhammad Saw.” Disini peneliti menggunakan library research dan metode pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan nilai- nilai yang terkandung dalam bisnis Rasulullah menurut buku karya Muhammad Syafii Antonio Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad Saw meliputi akhlak terhadap Allah, akhlak pribadi, ahklak dalam
keluarga, akhlak bermasyarakat serta akhlak bernegara.
Disimpulkan bahwa ada relevansi nilai-nilai bisnis Rasulullah dalam buku karya Muhammad Syafii Antonio Ensiklopedia Leadership dan Manajemen Muhammad Saw dengan pendidikan akhlak yaitu pada tujuan pendidikan akhlak, sumber dan dasar pendidikan akhlak serta materi pendidikan akhlak dan metode pendidikan akhlak.
Dari beberapa penelitian tersebut di atas mempunyai kesamaan yaitu tentang beberapa metode yang digunakan dalam proses pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Islam di beberapa lembaga pendidikan, khusus skripsi Ari Cahya Wicaksa mempunyai persamaan studi kasus buku tentang keteladanan yang ada pada diri Rasulullah. Sedangkan perbedaannya yaitu penulis akan menyajikan metode dan teknik pembelajaran yang pernah digunakan Nabi Muhammad SAW dalam kenabiaannya yang tercantum dalam buku Muhammad SAW The Super Leader Super Manager karya Muhammad Syafii Antonio.
H. Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan
Dalam penyususan skripsi ini penulis menggunakan metode penulisan yaitu kepustakaan (library research) yang merupakan kajian yang pada dasarnya bertumpu pada
penelaahan kritis dan mendalam secara deskriptif terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.4 Artinya data dicari dan ditemukan melalui kajian pustaka dari buku-buku yang relevan dengan pembahasan. Beberapa data dan referensi, penulis kumpulkan dari Perpustakan baik yang ada di Institut Al-Quran Ilmu Al-Qur’an, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Terbuka , Internet dan koleksi pribadi.
Sumber data utama yang penullis gunakan adalah buku
“Muhammad SAW The Super Leader Super Manager” karya Muhammad Syafii Antonio. Data itu didukung oleh berbagai buku yang relevan pokok bahasannya. Pengolahan data yang telah terkumpul tersebut, penulis menggunakan metode pembahasan deskritip analisis. Yakni data dikaji dan dianalisa, kemudian penulis mencoba menyusun berdasarkan kerangka pembahasan.
Dalam kajian ini akan disajikan berbagai pendapat para tokoh tentang metode-metode pembelajaran yang dewasa ini banyak digunakan di dunia pendidikan. Dan yang utama akan dibahas tentang metode dan teknik pengajaran yang terdapat dalam buku “Muhammad The Super Leader Super Manager”.
4 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, ( Yogyakarta:
Penerbit Rake Sarasin, 1998), h. 49.
H. Sistematika Penulisan
Mengenai sistematika dan teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh Institut Ilmu al-Qur′an (IIQ) Jakarta tahun 2011.
Dalam pembahasan ini penulis membagi dalam lima bab, dalam setiap bab terdiri dari beberapa sub bab, adapun rinciannya sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II: Kajian Teori, yang meliputi: Pertama, Pengertian teladan/uswah hasanah, Metode dan Teknik Pengajaran, Prinsip-prinsip Metode Pengajaran, Metode Mengajar dalalm Pendidikan Islalm, Teknik mengajar dalam Pendidikan Islam.
BAB III: Gambaran Umum tentang buku ”Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”. Biografi penulis, Metodologi Penulisan Buku, Sistematika Penulisan Buku, Sinopsis buku ”Muhammad SAW The Super
Leader Super Manager”. Karier dan Penghargaan Muhammad Syafii Antonio, Karya-karya Muhammad Syafii Antonio.
BAB IV: Perhatian Rasulullahl terdadap Pendidikan, Metode dan Teknik Pengajaran yang tertuang dalam buku
”Muhammad SAW The Super Leader Super Manager”karya Muhammad Syafii Antonio..
BAB V: Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran
16
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Nilai dan Teladan / Uswah hasanah
Nilai adalah ide tentang apa yang baik, bijaksana dan apa yang berguna1. Nilai merupakan konsep abstrak di dalam diri manusia atas masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Nilai mengarah kepada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari2. Secara praktis, nilai merupakan sesuatu yang dianggap bisa bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai akan selalu muncul apabila manusia (sebagai makluk sosial) mengadakan hubungan sosial dengan kata lain hidup bermasyarakat dengan manusia lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh aliran Progressivisme
“masyarakat menjadi wadah nilai-nilai”. Manusia di dalam hubungannya dengan sesama maupun dengan alam semesta tidak mungkin melakukan sikap yang netral. Karena pada dasarnya manusia itu mempunyai watak yang manusiawi
1 Mas’ud Khasan Avdul Kohar, et.all., Kamus Istilah Pengetahuan Populer,(Bandung: CV bintang Pelajar,1994), h.167
2 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung, Trigenda, 1993), h.110
seperti: cinta, benci, simpati dan lain sebagainya . Kecenderungan manusia untuk mempunyai rasa cinta, benci, simpati dan lain sebagainya merupakan suatu sikap. Setiap sikap yang ada adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian, apakah penilaian itu didasarkan atas azaz-azaz obyektif rasional atau subyektif emosional belaka3
Menurut Muhammad Noor Syam, pendidikan secara praktis tidak dipisahkan dengan nilai-nilai, terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilahiyah, nilai moral, dan nilai agama yang kesemuanya tersimpan dalam tujuan pendidikan, yakni membina kepribadian yang ideal4.
Muhammad SAW adalah teladan yang baik sempurna dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak ada manusia yang demikian sempurna dapat diteladani karena dalam dirinya terdapat berbagai sifat mulia. Nabi Muhammad SAW pernah mengalami berbagai keadaan dalam hidupnya.
Keteladanan berasal dari kata dasar “teladan” yaitu:
(perbuatan atau barang dsb) yang patut ditiru dan dicontoh.
3 Jalaludin dan Abdullah ldi, Filsafaat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),h.113.
4 Abdullah ldi, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan, h. 114
Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru dan dicontoh.5.
Teladan dalam Al-Qur’an disebut dengan istilah “uswah”
dan “iswah” atau dengan kata “al qudwah” dan “al qidwah”
yang memiliki arti suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan dan kejelekan6. Jadi “keteladanan” adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain.
Dalam Al-Qur’an keteladanan diistilahkan dengan kata uswah, sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
ْﻮَﻴْﻟﺍ َﻭ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮُﺟ ْﺮَﻳ َﻥﺎَﻛ ْﻦَﻤِﻟ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳ َﺭ ﻲِﻓ ْﻢُﻜَﻟ َﻥﺎَﻛ ْﺪَﻘَﻟ َﻡ
ﺍ ًﺮﻴِﺜَﻛ َﻪﱠﻠﻟﺍ َﺮَﻛَﺫ َﻭ َﺮ ِﺧ ْﻵﺍ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]:21”.
ُﻪَﻌَﻣ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ َﻭ َﻢﻴِﻫﺍ َﺮْﺑِﺇ ﻲِﻓ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ْﻢُﻜَﻟ ْﺖَﻧﺎَﻛ ْﺪَﻗ
5 Departemen dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia h.221
6 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, h.87
“ Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama denganya…” (QS.Mumtahanah[60]:4)
ْﻦَﻤِﻟ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ْﻢِﻬﻴِﻓ ْﻢُﻜَﻟ َﻥﺎَﻛ ْﺪَﻘَﻠ ﻟ ْﻵﺍ َﻡ ْﻮَﻴْﻟﺍ َﻭ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮُﺟ ْﺮَﻳ َﻥﺎَﻛ
ۚ َﺮ ِﺧ
ﺪﻴ ِﻤَﺤْﻟﺍ ﱡﻲِﻨَﻐْﻟﺍ َﻮُﻫ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺈَﻓ ﱠﻝ َﻮَﺘَﻳ ْﻦَﻣ َﻭ
ُ◌
Dari ayat diatas memperlihatkan bahwa kata “uswah”
selalu digandengkan dengan sesuatu yang positif, “hasanah”
(baik) dan suasana yang sangat menyenangkan yaitu bertemu dengan Tuhan sekalian alam. Khusus ayat pertama dijelaskan bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad SAW ke permukaan bumi ini adalah sebagai contoh dan teladan yang baik bagi umatnya.
B. Metode dan Teknik Pengajaran
Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan diperlukan suatu strategi dan teknik yang sering dikenal dengan metode pembelajaran. Secara etimologi kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta yang berarti
“yang dilalui” dan hodos yang berarti “jalan”, yakni jalan yang
harus dilalui. Metode sering diartikan sebagai jalan berpikir dalam bidang keilmuan”.7
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode adalah cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu yang dimaksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya, cara belajar sebagainya8.
Metode dalam Bahasa Arab , dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaaan . Dalam dunia pendidikan, maka metode harus diwujudkan dalam proses pendidikan. Hal ini adalah sebagai suatu sarana untuk mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dengan mudah dicerna dengan baik. “Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.”9
7 Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2012) Cet.ke-13, h22.
8 Suharso dan Ana Retno Ningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 321.
9 Ramayulis, Illmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset 2015), Cet. Ke-12, h. 271
Sedangkan secara terminologi, Hasan Langgulung, mendifinisikan bahwa “Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan”.10
Didalam bukunya Ahmad Tafsir mendifinisikan,
“Metode mengajar adalah cara yang paling tepat dan cepat dalam mengajarkan mata pelajaran”.11
Dari beberapa definisi yang sudah disebutkan di atas, bisa diambil suatu kesimpulan bahwa metode adalah seperangkat cara atau jalan yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar para peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau menguasai suatu kompetensi tertentu yang sudah dirumuskan.
C. Prinsip-prinsip Metode Mengajar
Dialam bukunya, Ramayulis menyebutkan bahwa agar penggunaan metode lebih efektif, maka setiap metode harus memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:
Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri, memanfaatkan hukum pembelajaran, harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik, didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuan menyatukan kegiatan
10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, h. 271
11 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 1996), cet.ke-3, h. 9
pembelajaran, memperhatikan perbedaan infividual dan menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta kematangan dan fisik, merangsang kemampuan berpikir, disesuaikan denan kemampuan peserta didik, harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman belajar yang banyak dan bervariasi, harus menantang dan memotivasi, memberi peluang kepada guru untuk menemukan kekuarangan, dapat menyempurnakan dan kekurangan metode lain dan harus bias digunakan dengan prisip fleksibel dan dinamis.12
Berikut adalah penjelasan dari prinsip-prinsip Metode Mengajar tersebut diatas.
a. Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Pada tahap ini peserta didik belajar melalui pengalaman, memberi reaksi dan melakukan. Jadi menurut prinsip ini, seseorang belajar melalui reaksi atau melalui kegiatan mandiri yang merupakan landasan dari sumua pembelajaran. Pengajaran harus dilaksanakan melalui pembelajaran tangan pertama.
b. Metode tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan metode dalam pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum dasar yang mengatur pengoperasiannya.
12 Ramayulis, Illmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset 2015), Cet. Ke-12, h. 278
Pembelajaran yang baik memberi kesempatan terbentuknya motivasi, latihan, peninjauan kembali, penelitian dan evaluasi.
c. Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik. Pengalaman masa lalu peserta didik yang terdapat unsur unsur sama dengan unsur- unsur yang sama dengan unsur-unsur materi pembelajaran yang dipelajari akan sangat membantu pembelajarn.
d. Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran. Suatu ilmu akan bermanfaat apabila diamalkan.
e. Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan individual dan menggunakan prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta kematangan mental dan fisik.
f. Metode harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar para peserta didik. Prosedurnya harus memberikan peluang bagi kegiatan berpikir dan kegiatan pengorganisasian yang seksama. Prinsip kegiatan mandiri sangat penting dalam mengajar peserta didik untuk bernalar.
g. Metode harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal keterampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan dan sikap peserta didik, karena semua ini merupakan dasar dalam psikologi perkembangan.
h. Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman belajar melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang banyak dan bervariasi tersebut diberikan untuk memastikan pemahaman.
i. Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan yang menyangkut proses deferensiasi dan integrasi. Proses penyatuan pengalaman sangat membantu dalam terbentuknya tingkah laku perpadu. Ini paling baik dicapai melalui penggunaan metode pengajaran terpadu.
j. Metode tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Dan memberi peluang pada guru untuk menemukan kekurangan-kekurangan agar dapat dilakukan perbaikan dan pengayakan (remedial dan anrchment).
k. Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/kelemahan metode lain. Misalnya, metode
Tanya-jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode diskusi dan metode proyek, kesemuanya dapat digunakan untuk mendukung kelemahan metode ceramah. Kenyataan yang diterima secara umum bahwa metode yang baik merupakan sintesa dari banyak metode atau prosedur. Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa pembelajaran terbaik terjadi apabila semakin banyak indera yang dirangsang.
l. Satu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran satu materi atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
m. Suatu metode pendidikan harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis. Seorang pendidik harus mempu memilih salah satu dan berbagai alternatif yang ditawarkan para pakar yang dianggapnya cocok dan pas dengan materi, multi konsisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi llingkungan serta suasana saat itu.
D. Metode Mengajar dalam Pendidikan Islam
Umat Islam sebagai umat yang dianugerahkan suatu kitab suci Al-Qur’an, yang lengkap dengan petunjuk yang
meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal, sudah barang tentu dasar pendidikannya adalah bersumber kepada filsafat hidup yang bersumber dari Al-Qur’an.
Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama, pada awal pertumbuhan Islam, telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar pendidikan Islam di samping sunnah beliau.
Al-Qur’an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dilihat dari Firman SWT Allah sebagai berikut:
. ﻯ ًﺪُﻫ َﻭ ۙ ِﻪﻴِﻓ ﺍﻮُﻔَﻠَﺘْﺧﺍ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ُﻢُﻬَﻟ َﻦِّﻴَﺒُﺘِﻟ ﱠﻻِﺇ َﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ َﻚْﻴَﻠَﻋ ﺎَﻨْﻟ َﺰْﻧَﺃ ﺎَﻣ َﻭ َﻥﻮُﻨِﻣ ْﺆُﻳ ٍﻡ ْﻮَﻘِﻟ ًﺔَﻤْﺣ َﺭ َﻭ
“Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur’an ) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nahl[16]:64).
Selanjutnya Firman Allah SWT:
ُﻩﺎَﻨْﻟ َﺰْﻧَﺃ ٌﺏﺎَﺘِﻛ ﻮُﻟﻭُﺃ َﺮﱠﻛَﺬَﺘَﻴِﻟ َﻭ ِﻪِﺗﺎَﻳﺁ ﺍﻭ ُﺮﱠﺑﱠﺪَﻴِﻟ ٌﻙ َﺭﺎَﺒُﻣ َﻚْﻴَﻟِﺇ
ِﺏﺎَﺒْﻟَ ْﻷﺍ
“Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakhal sehat mendapat pelajaran”. (QS.Sad[38}:29)
Di dalam buku Ilmu Pendidikan karya Ramyulis, disebutkan beberapa metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip dasarnya dari Al-Qur’an dan Hadits, yaitu:
1. Metode Ceramah 2. Metode Tanya-Jawab 3. Metode Diskusi
4. Metode Pemberian Tugas 5. Metode Demonstrasi 6. Metode Eksperimen 7. Metode Kerja Kelompok 8. Metode Kisah
9. Metode Amsal dan
10.Metode Targhib dan Tarhib.13 1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik.
2. Metode Tanya-Jawab
Metode ini adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca. Bisa juga kebalikannya, yaitu anak didik yang bertanya, guru
13 Ramayulis, Illmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset 2015), Cet. Ke-12, h. 283
yang menjawab. Didalam Al-Qur’an, hal ini juga digunakan oleh Allah agar manusia berfikir.
Pertanyaan-pertanyaan ittu diharapkan memancing stimulus yang ada. Didalam Al-Qur’an, contoh metode ini terdapat dalam surat Ar-Rahman, Firman Allah SWT,
١٣ ) ِﻥﺎَﺑِّﺬَﻜُﺗ ﺎَﻤُﻜِّﺑ َﺭ ِءﻻﺁ ِّﻱَﺄِﺒَﻓ
“Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?”(QS:Ar-Rahman[55]:13)”.
Dari ayat diatas, Allah SWT mengingatkan kepada kita akan nikmat dan bukti kekuasaan-Nya, dimulai dari manusia, bulan, bintang dsb.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian / penyampaian bahan pembelajaran dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/membicarakan dan menganilis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al-Qur’an, QS: Asy-Syuuraa ayat 38.
Firman Allah SWT:
َﺓ َﻼﱠﺼﻟﺍ ﺍﻮُﻣﺎَﻗَﺃ َﻭ ْﻢِﻬِّﺑ َﺮِﻟ ﺍﻮُﺑﺎَﺠَﺘْﺳﺍ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ َﻭ
َﻨْﻴَﺑ ﻯ َﺭﻮُﺷ ْﻢُﻫ ُﺮْﻣَﺃ َﻭ ﻢُﻬ
َﻥﻮُﻘِﻔﻨُﻳ ْﻢُﻫﺎَﻨْﻗ َﺯ َﺭ ﺎﱠﻤِﻣ َﻭ
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan sholat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antar mereka, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepda mereka.”(QS:Asy- Syuuraa[42]:38)
4. Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan murid mempertanggung jawabkan. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al-Qur’an, Firman Allah:
) ُﺮِّﺛﱠﺪُﻤْﻟﺍ ﺎَﻬﱡﻳَﺃ ﺎَﻳ ) ْﺭِﺬْﻧَﺄَﻓ ْﻢُﻗ ( ١
( ٢
“Wahai orang yang berkemul (berselimut)! Bangunlah, lalu berilah peringatan, dan agungkanlah. (QS. Al- Mudatsir [74]:1-2)
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara pengajaran dimana guru menunjukkan tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid
memperhatikannya. Prinsip dasar metode ini terdapat dalam hadits sabda Rasulullluh SAW,
Dan Jabir, berkata: “Saya melihat Nabi besar Muhmmad SAW melontar jumrah diatas kendaraan beliau pada hari raya Haji, lalu beliau berkata:
Hendaklah kamu turut cara-cara ibadat sebagaimana yang aku kerjakan ini, karena sesungguhnya aku tidak mengetahui apakah aku akan dapat mengerjakan Haji lagi sesudah ini”. (HR. Muslim)
Dari hadits diatas, bisa dimengerti bahwa seorang guru (dalam hal ini Nabi Muhammad SAW mendemontrasikan apa yang ingin diajarkan kepada para sahabat maupun umatnya.
6. Metode Eksperimen
Medode eksperimen ialah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dari hasil percobaan itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh murid sambil memberikan arahan.
7. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok adalah suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-muridnya ke
dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dan sebagai prinsip dasar metode ini terdapat dalam Al-Qur’an, Firman Allah SWT,
ْﻢُﻬْﻨِﻣ ٍﺔَﻗ ْﺮِﻓ ِّﻞُﻛ ْﻦِﻣ َﺮَﻔَﻧ َﻻ ْﻮَﻠَﻓ ۚ ًﺔﱠﻓﺎَﻛ ﺍﻭ ُﺮِﻔْﻨَﻴِﻟ َﻥﻮُﻨِﻣ ْﺆُﻤْﻟﺍ َﻥﺎَﻛ ﺎَﻣ َﻭ ﺍَﺫِﺇ ْﻢُﻬَﻣ ْﻮَﻗ ﺍﻭ ُﺭِﺬْﻨُﻴِﻟ َﻭ ِﻦﻳِّﺪﻟﺍ ﻲِﻓ ﺍﻮُﻬﱠﻘَﻔَﺘَﻴِﻟ ٌﺔَﻔِﺋﺎَﻁ ُﻬﱠﻠَﻌَﻟ ْﻢِﻬْﻴَﻟِﺇ ﺍﻮُﻌَﺟ َﺭ
ْﻢ
َﻥﻭ ُﺭَﺬْﺤَﻳ
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (QS:At-Taubah[9]:122) 8. Metode Kisah
Metode kisah adalah \suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran melalui kisah atau cerita. Prinsip dasar dari metode ini, Firman Allah SWT,
ْﺮُﻘْﻟﺍ ﺍَﺬ َٰﻫ َﻚْﻴَﻟِﺇ ﺎَﻨْﻴَﺣ ْﻭَﺃ ﺎَﻤِﺑ ِﺺَﺼَﻘْﻟﺍ َﻦَﺴْﺣَﺃ َﻚْﻴَﻠَﻋ ﱡﺺُﻘَﻧ ُﻦْﺤَﻧ َﻥﺁ
َﻦ ِﻤَﻟ ِﻪِﻠْﺒَﻗ ْﻦِﻣ َﺖْﻨُﻛ ْﻥِﺇ َﻭ
َﻦﻴِﻠِﻓﺎَﻐْﻟﺍ
“Kami menceritakan kepadamu (Muhammad) kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya engkau sebelum itu termasuk orang yang tidak mengetahui.” (QS:Yusuf [12]:3).
9. Metode Amsal
Metode Amsal yaitu suatu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan. Firman Allah SWT, yang artinya:
ﱠﻠﻟﺍ َﺐَﻫَﺫ ُﻪَﻟ ْﻮَﺣ ﺎَﻣ ْﺕَءﺎَﺿَﺃ ﺎﱠﻤَﻠَﻓ ﺍ ًﺭﺎَﻧ َﺪَﻗ ْﻮَﺘْﺳﺍ ﻱِﺬﱠﻟﺍ ِﻞَﺜَﻤَﻛ ْﻢُﻬُﻠَﺜَﻣ ُﻪ
ْﻢُﻬَﻛ َﺮَﺗ َﻭ ْﻢِﻫ ِﺭﻮُﻨِﺑ َﻥﻭ ُﺮ ِﺼْﺒُﻳ ﱠﻻ ٍﺕﺎَﻤُﻠُﻅ ﻲِﻓ
“Perumpamaan mereka adalah seperti orang menyalakan api mereka, setelah api itu menerangi mereka sekelilingnya Allah menghilangkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat (QS: Al-Baqarah [2]:17).
10.Metode Targhib dan Tarhib
Metode targhib dan tarhib adalah cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Prinsip dasar metode ini dalam Al-Qur’an adalah, Firman Allah yang artinaya:
َﻢﱠﻨَﻬَﺟ ِﺭﺎَﻧ ﻲِﻓ َﻦﻴِﻛ ِﺮْﺸُﻤْﻟﺍ َﻭ ِﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ ِﻞْﻫَﺃ ْﻦِﻣ ﺍﻭ ُﺮَﻔَﻛ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ ) ِﺔﱠﻳ ِﺮَﺒْﻟﺍ ﱡﺮَﺷ ْﻢُﻫ َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ ﺎَﻬﻴِﻓ َﻦﻳِﺪِﻟﺎَﺧ ( ٦
ﺍﻮُﻠِﻤَﻋ َﻭ ﺍﻮُﻨَﻣﺁ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ ﱠﻥِﺇ
) ِﺔﱠﻳ ِﺮَﺒْﻟﺍ ُﺮْﻴَﺧ ْﻢُﻫ َﻚِﺌَﻟﻭُﺃ ِﺕﺎَﺤِﻟﺎﱠﺼﻟﺍ ُﺕﺎﱠﻨَﺟ ْﻢِﻬِّﺑ َﺭ َﺪْﻨِﻋ ْﻢُﻫُﺅﺍ َﺰَﺟ ( ٧
َﻋ ُﻪﱠﻠﻟﺍ َﻲ ِﺿ َﺭ ﺍًﺪَﺑَﺃ ﺎَﻬﻴِﻓ َﻦﻳِﺪِﻟﺎَﺧ ُﺭﺎَﻬْﻧﻷﺍ ﺎَﻬِﺘْﺤَﺗ ْﻦِﻣ ﻱ ِﺮْﺠَﺗ ٍﻥْﺪَﻋ ْﻢُﻬْﻨ
َﺭ َﻲِﺸَﺧ ْﻦَﻤِﻟ َﻚِﻟَﺫ ُﻪْﻨَﻋ ﺍﻮُﺿ َﺭ َﻭ ) ُﻪﱠﺑ
٨
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyik (akan masuk) ke neraka jahanam ,mereka kekal didalamnya dan mereka adalah seburuk-buruk makluk. Sesungguhnya orang- orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga ‘Adn yang mengalir dibawahnya sungai-sungai…”.QS: Al- Bayyinah {98]:6-8).
Dengan berbagai metode pedidikan diatas, pendidikan Islam akan berkembang susuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
E. Teknik Mengajar dalam Pendidikan Islam
Berbeda dengan metode, teknik mengajar lebih bersifat spesifik. Menurut Hadari Nawawi, beberapa teknik mengajar dalam pendidikan Islam yaitu: “Mendidik melalui keteladanan, mendidik melalui kebiasaan, mendidik melalui nasihat dan
cerita, mendidik melalui disiplin, mendidik melalui partisipasi, dan mendidik melalui emeliharaan.”14
1. Mendidik melalui Keteladanan
Dalam suatu proses pendidikan berarti setiap pendidik harus berusaha menjadi teladan bagi peserta didiknya. Teladan dalam semua kebaikan dan bukan sebaliknya. Dengan keteladanan itu dimaksudkan peserta didik senantiasa akan mencontoh segala sesuatu yang baik-baik dalam perkataan maupun perbuatan.
2. Mendidik melalui kebiasaan
Kebiasaan perlu diterapkan pada peserta didik sejak usia dini. Contohnya membiasakan salam pada waktu masuk dan keluar rumah, membaca basmallah setiap memulai suatu pekerjaan dan mengucapkan hamdallah setelah menyelesaikan pekerjaan.
Pembiasaan ini hendaknya dilakukan secara kontinyu.
3. Mendidik melalui nasihat dan cerita
Untuk mewujudkan interaksi antara pendidik dan peserta didik , nasihat dan cerita adalah cara mendidik yang bertumpu pada bahasa, baik lisan maupun tertulis. Cara ini banyak juga dijumpai di
14 Hadari Nawawi, Pendidikan Dalam Islam (Surabaya: al-Ikhlas, 1993), h. 213
dalam Al-Qur’an. Banyak cerita yang mengandung nasihat, pelajaran, dan petunjuk sangat efektif dan sangat besar pengaruhnya pada perkembangan psikologis peserta didik.
4. Mendidik melalaui disiplin
Peserta didik sejak kecil harus dikenalkan dan diajarkan tentang nilai-nilai yang mengatur kehidupan manusia, yang berguna bagi dirinya agar berlangsung tertib, efisien dan efektif. Peserta didik harus dibantu hidup secara disiplin, mampu mematuhi ketentuan yang berlaku di lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
5. Mendidik melalui partisipasi
Manusia pada dasarnya adalah makluk sosial, yang tidak mampu hidup sendiri tanpa manusia lain.
Dalam interaksi pendidikan, banyak aktivitas orang dewasa yang dapat diikut sertakan kepada peserta didik.
Hal ini bisa mengantarkan peserta didik pada tingkat kedewasaan. Sebagai pendidik harus pandai dan selektif dalam memilih jenis kegiatan untuk mengikut sertakan peserta didik, karena banyak juga aktivitas orang dewasa yang tidak pantas diikuti oleh anak, akan berakibat pada perkembangan psikisnya.
6. Mendidik melalui pemeliharaan
Setiap anak yang lahir masih dalam kondisi lemah dan belum dewasa. Untuk menjadikan dia dewasa dalam berbagai hal, perlu pemeliharan dari orang-orang disekitarnya terutama orang tuanya. Salah satu contoh yang sangat jelas, seorang ibu menyusui anaknya. Itu adalah bentuk pemeliharaan orang tua terhadap anaknya.
Dari beberapa teknik diatas penggunaannya tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lainnya melaainkan saling menunjang
16
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Nilai dan Teladan / Uswah hasanah
Nilai adalah ide tentang apa yang baik, bijaksana dan apa yang berguna1. Nilai merupakan konsep abstrak di dalam diri manusia atas masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Nilai mengarah kepada tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari2. Secara praktis, nilai merupakan sesuatu yang dianggap bisa bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai akan selalu muncul apabila manusia (sebagai makluk sosial) mengadakan hubungan sosial dengan kata lain hidup bermasyarakat dengan manusia lain. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh aliran Progressivisme
“masyarakat menjadi wadah nilai-nilai”. Manusia di dalam hubungannya dengan sesama maupun dengan alam semesta tidak mungkin melakukan sikap yang netral. Karena pada dasarnya manusia itu mempunyai watak yang manusiawi
1 Mas’ud Khasan Avdul Kohar, et.all., Kamus Istilah Pengetahuan Populer,(Bandung: CV bintang Pelajar,1994), h.167
2 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung, Trigenda, 1993), h.110
seperti: cinta, benci, simpati dan lain sebagainya . Kecenderungan manusia untuk mempunyai rasa cinta, benci, simpati dan lain sebagainya merupakan suatu sikap. Setiap sikap yang ada adalah konsekuensi dari pada suatu penilaian, apakah penilaian itu didasarkan atas azaz-azaz obyektif rasional atau subyektif emosional belaka3
Menurut Muhammad Noor Syam, pendidikan secara praktis tidak dipisahkan dengan nilai-nilai, terutama yang meliputi kualitas kecerdasan, nilai ilahiyah, nilai moral, dan nilai agama yang kesemuanya tersimpan dalam tujuan pendidikan, yakni membina kepribadian yang ideal4.
Muhammad SAW adalah teladan yang baik sempurna dalam berbagai aspek kehidupan. Tidak ada manusia yang demikian sempurna dapat diteladani karena dalam dirinya terdapat berbagai sifat mulia. Nabi Muhammad SAW pernah mengalami berbagai keadaan dalam hidupnya.
Keteladanan berasal dari kata dasar “teladan” yaitu:
(perbuatan atau barang dsb) yang patut ditiru dan dicontoh.
3 Jalaludin dan Abdullah ldi, Filsafaat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997),h.113.
4 Abdullah ldi, Filsafat Pendidikan Manusia, Filsafat dan Pendidikan, h. 114
Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru dan dicontoh.5.
Teladan dalam Al-Qur’an disebut dengan istilah “uswah”
dan “iswah” atau dengan kata “al qudwah” dan “al qidwah”
yang memiliki arti suatu keadaan ketika seorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan dan kejelekan6. Jadi “keteladanan” adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh oleh seseorang dari orang lain.
Dalam Al-Qur’an keteladanan diistilahkan dengan kata uswah, sebagaimana tercantum dalam firman-Nya:
ْﻮَﻴْﻟﺍ َﻭ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮُﺟ ْﺮَﻳ َﻥﺎَﻛ ْﻦَﻤِﻟ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ِﻪﱠﻠﻟﺍ ِﻝﻮُﺳ َﺭ ﻲِﻓ ْﻢُﻜَﻟ َﻥﺎَﻛ ْﺪَﻘَﻟ َﻡ
ﺍ ًﺮﻴِﺜَﻛ َﻪﱠﻠﻟﺍ َﺮَﻛَﺫ َﻭ َﺮ ِﺧ ْﻵﺍ
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab [33]:21”.
ُﻪَﻌَﻣ َﻦﻳِﺬﱠﻟﺍ َﻭ َﻢﻴِﻫﺍ َﺮْﺑِﺇ ﻲِﻓ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ْﻢُﻜَﻟ ْﺖَﻧﺎَﻛ ْﺪَﻗ
5 Departemen dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia h.221
6 Arief Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, h.87
“ Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama denganya…” (QS.Mumtahanah[60]:4)
ْﻦَﻤِﻟ ٌﺔَﻨَﺴَﺣ ٌﺓ َﻮْﺳُﺃ ْﻢِﻬﻴِﻓ ْﻢُﻜَﻟ َﻥﺎَﻛ ْﺪَﻘَﻠ ﻟ ْﻵﺍ َﻡ ْﻮَﻴْﻟﺍ َﻭ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﻮُﺟ ْﺮَﻳ َﻥﺎَﻛ
ۚ َﺮ ِﺧ
ﺪﻴ ِﻤَﺤْﻟﺍ ﱡﻲِﻨَﻐْﻟﺍ َﻮُﻫ َﻪﱠﻠﻟﺍ ﱠﻥِﺈَﻓ ﱠﻝ َﻮَﺘَﻳ ْﻦَﻣ َﻭ
ُ◌
Dari ayat diatas memperlihatkan bahwa kata “uswah”
selalu digandengkan dengan sesuatu yang positif, “hasanah”
(baik) dan suasana yang sangat menyenangkan yaitu bertemu dengan Tuhan sekalian alam. Khusus ayat pertama dijelaskan bahwa Allah mengutus Nabi Muhammad SAW ke permukaan bumi ini adalah sebagai contoh dan teladan yang baik bagi umatnya.
B. Metode dan Teknik Pengajaran
Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan diperlukan suatu strategi dan teknik yang sering dikenal dengan metode pembelajaran. Secara etimologi kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta yang berarti
“yang dilalui” dan hodos yang berarti “jalan”, yakni jalan yang
harus dilalui. Metode sering diartikan sebagai jalan berpikir dalam bidang keilmuan”.7
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metode adalah cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu yang dimaksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya, cara belajar sebagainya8.
Metode dalam Bahasa Arab , dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaaan . Dalam dunia pendidikan, maka metode harus diwujudkan dalam proses pendidikan. Hal ini adalah sebagai suatu sarana untuk mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan dengan mudah dicerna dengan baik. “Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan guru dalam membelajarkan peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran.”9
7 Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada 2012) Cet.ke-13, h22.
8 Suharso dan Ana Retno Ningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 321.
9 Ramayulis, Illmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Radar Jaya Offset 2015), Cet. Ke-12, h. 271