• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian, Komponen, dan Jenis Fenomena

N/A
N/A
Nahor lie

Academic year: 2024

Membagikan "Pengertian, Komponen, dan Jenis Fenomena"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : NAHOR LIE,S.Pd

SEKOLAH : SMA NEGERI 2 FATULEU BAHAN AJAR

MATERI BIOSFER A. Pengertian biosfer

Biosfer adalah lapisan yang terdiri dari komponen biotik (hidup) dan abiotik (tidak hidup), di mana komponen tersebut terdapat pada litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

Menurut etimologi, biosfer berasal dari kata bios yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi, biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup atau seluruh ruang hidup yang ditempati organisme.

Misalnya ikan yang hidup di air, unta hidup di padang gurun, dan sapi hidup di hamparan padang rumput.

B. KOMPONEN – KOMPONEN BIOSFER a. Biotik

komponen biotik adalah komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.

b. Abiotik

komponen abiotik adalah air, udara, cahaya matahari, tanah, topografi, dan iklim.

C. JENIS - JENIS FENOMENA BIOSFER

1. Kerusakan Flora dan Fauna

Kerusakan flora dan fauna Pada akhir ini terus mengalami peningkatan.

Misalnya dengan adanya perburuan gading gajah membuat populasi gajah semakin berkurang.

Selain itu, sampah – sampah yang ada di laut juga memiliki peran penting dalam merusuk flora dan fauna laut.

Penggunaan pukat dan bom juga bisa merusak habitat laut, terutama terumbu karang yang menjadi tempat tinggal berbagi jenis ikan.

(2)

Kerusakan flora dan fauna juga dapat menjadi awal dari kepunahan suatu spesies yang ada.

Biasanya kepunahan ini terjadi karena lahan yang berkurang, eksploitasi besar-besaran, penggunaan teknologi yang tidak sesuai, dan lain sebagainya.

Jika hal ini terus menerus dilakukan, maka kehidupan manusia juga akan ikut terpengaruh karena flora dan fauna termasuk sumber bahan pangan manusia.

2. Persebaran Flora dan Fauna yang Tidak Merata

Misalnya hewan komodo yang hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur.

Kita tidak bisa menemukan komodo di tempat lain karena di Pulau Komodo itulah menjadi habitat asli komodo

Contoh lainnya, yaitu beruang kutub yang hanya dapat ditemukan di lingkungan yang tertutup es.

Hal ini juga berlaku bagi fauna, misalnya budidaya rumput laut yang hanya bisa dilakukan di sepanjang pantai yang ombaknya tidak terlalu besar.

Contoh lainnya, yaitu beruang kutub yang hanya dapat ditemukan di lingkungan yang tertutup es.

Hal ini juga berlaku bagi fauna, misalnya budidaya rumput laut yang hanya bisa dilakukan di sepanjang pantai yang ombaknya tidak terlalu besar.

3. Perbedaan Konsumsi Bahan Pangan

Indonesia merupakan negara besar yang masyarakatnya secara umum mengonsumsi nasi sebagai makanan pokok.

Akan tetapi di beberapa tempat di Indonesia, khususnya di bagian timur, masyarakatnya banyak yang mengonsumsi sagu atau jagung sebagai makanan pokok.

(3)

Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari ketersediaan bahan pangan yang ada di lingkungan tersebut.

4. Luas Lahan yang Berkurang

Di daerah pedesaan, masih banyak ditemukan lahan-lahan yang sangat luas.

Akan tetapi, hal ini berbeda dengan di daerah perkotaan yang sangat sulit untuk menemukan lahan.

Jika ada, lahan di daerah perkotaan umumnya sudah kecil dan sempit.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi luas lahan di suatu daerah, yaitu:

1. Pemukiman yang semakin luas sehingga tidak ada lahan untuk ditanami tanaman.

2. Pembangunan pabrik dan bangunan tempat tinggal.

3. Meningkatnya jumlah populasi manusia.

5. Dampak Akibat Kerusakan

Setelah munculnya kerusakan di permukaan bumi, maka akan timbul permasalahan baru.

Permasalahan ini terkait dengan banyaknya kejadian sebagai akibat dari rusaknya ekosistem, contohnya:

1. Punahnya flora dan fauna karena habitatnya yang sudah hilang.

2. Terjadi bencana alam akibat penebangan hutan karena eksploitasi yang berlebihan.

3. Berkurangnya ketersediaan pangan bagi manusia dan hewan.

D. Faktor – faktor yang Memengaruhi Biosfer 1. Keadaan Tanah (faktor edafis)

a. Mineral Organik Tanah

Tanah yang banyak menganduk bahan organik akan menyebabkan tanah menjadi subur. Banyaknya tumbuhan pada suatu daerah akan memengaruhi:

(4)

1. Tumbuhan yang lebat akan menyebabkan kelembaban udara akan semakin tinggi.

2. Tumbuhan akan menggugurkan daun yang sudah tua dan jika terkena ajr akan melapuk membentuk zat organik.

3. Akar tumbuhan akan melapukkan batuan yang ada di dalam tanah.

4. Tumbuhan yang berfotosintesis akan banyak melepaskan gas oksigen.

b. Jenis Tanah

Jenis tanah alluvial (endapan) memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tanah yang subuh memiliki ciri-ciri sebagau berikut:

 Tanahnya berwarna gelap kehitaman.

 Banyak terdapat tumbuhan yang hidup di atas tanah.

 Tanah memiliki kelembaban yang tinggi.

c. Kandungan Air

Beberapa jenis tumbuhan dengan kadar air tertentu;

 Tumbuhan xerofit, mempunyai batang berongga yang bermanfaat untuk menyimpan air pada musim kering, serta lapisan selulisa bermanfaat untuk menahan penguapan agar seminimal mungkin. Contoh: kaktus dan kurma.

 Tumbuhan hygrofit, yaitu tumbuhan yang hidup pada tanah yang lembab seperti hutan. Contoh: tumbuhan paku dan lumut.

 Tumbuhan hydrofit, yaitu tumbuhan yang cocok untuk hidup pada tanah yang mengandung air dalam jumlah banyak. Contoh: pad san enceng gondok.

d. Kandungan Udara e. Butiran Tanah

2. Keadaan Iklim (faktor klimatis)

Pengaruh iklim pada lingkungan dapat dibedakan:

1. Daerah iklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi, suhu hangat, dan banyak dinar matahari.

2. Daerah sub-tropis yang memiliki 4 musim, yaitu panas, gugur, dingin, dan semi.

3. Daerah kutub yang memiliki suhu dingin dan sedikit sinar matahari.)

(5)

3. Keadaan Tingggi Rendah Wilayah (faktor topografis)

Seorang Ilmuwan dari Jerman, yaitu Junghun membagi daerah vegetasi berdasarkan ketinggian tempat, yaitu:

1. Daerah ketinggian antara 0 – 650 m, merupakan dataran rendah dekat permukaan laut dengan karakteristik daerah panas. Vegetasi yang hidup: kelapa, padi, tebu.

2. Daerah ketinggian 650 – 1.500 m, merupakan dataran tinggi yang suhunya lebih rendah. Vegetasi yang hidup: teh, kopi, cokelat.

3. Daerah ketinggian 1.500 – 2.500 m, merupakan daerah pada pegunungan dengan suhu yang lebih tinggi. Vegetasi yang hidup: teh, kina, pinus.

4. Daerah ketinggian lebih dari 2.500 m, merupaka puncak dari pegunungan. Vegetasi yang hidup: tumbuhan perdu, pinus.

4. Keadaan Sinar Matahari (faktor fisiografis)

Keadaan sinar matahari dalam penyinarannya ke bumi dapat dibedakan atas:

1. Lamanya penyinaran matahari dengan bumi berbeda – bed.

2. Sudut kemiringan datangnya sinar matahari.

5. Aktivitas Manusia (faktor humanis)

Aktivitas manusia yang merusak lingkungan antara lain pembabatan hutan,

pencemaran (polusi), pembukaan kahan untuk pemukiman, pembakaran hutan, dan sebagainya.

Flora dan Fauna

Persebaran Flora dan Fauna A. Gurun

Gurun terdapat pada wilayah dataran yang luas. Iklim yang terjadi pada daerah gurun adalah iklim kontinen dengan suhu harian/amplitudo yang lebih dari 40°C. Curah hujan di daerah gurun sangat sedikit, yaitu kurang dari 250 mm/tahun. Tumbuhan yang dapat hidup di gurun seperti kaktus, kurma, dan semak. Sementara hewan yaitu contohnya unta.

B. Sabana dan Stepa

(6)

Sabana dan stepa merupakan daerah berhabitat padang rumput. Curah hujan pada umumnya sedang, yaitu 250 mm – 500 mm/tahun. Tumbuhan terbanyak yang hidup di sini adalah rumput. Sementara hewan yang hidup di sini yaitu seperti kijang, rusa, domba. Perbedaan sabana dan stepa: Sabana adalah padang rumput yang diselingi tumbuhan lain, banyak di daerah tropis. Stepa adalah padang rumput uang diselingi semak belukar, banyak di daerah subtropis

C. Hutan Tropis Hutan tropis terdapat di daerah tropis. Curah hujan habitat ini tinggi, yaitu lebih dari 1.000 mm/tahun. Curah hujan sering terjadi karena umumnya daerah ini terdapat di pegunungan. Intensitas sinar matahari sangat tinggi, sehingga daerah hutan tropis sangat subur. Hutan tropis mempunyai ciri tumbuhan yang lebat dengan kelembaban tinggi dalam hutan, contohnya seperti liana, epifit, parasit, dan saprofit.

Sementara hewan yang hidup di hutan tropis ada banyak, mulai dari reptilia saampai mamalia

D. Hutan Musim Hutan musim atau sering juga disebut hutan gugur, merupakan hutan yang dipengaruhi oleh perubahan musim. Curah hujan tahunan rata-rata cukup tinggi, yaitu 750 mm – 1.000 mm/tahun. Kelembaban tidak begitu tinggi dengan suhu sedang bahkan ada yang agak panas. Tumbuhan yang hidup di hutan musim contohnya pohon jati.

Sementara hewan yang hidup di hutan ini sama dengan hutan tropis.

E. Taiga dan Sabana Taiga adalah padang rumput dan tumbuhan berdaun jarum (conifera) yang terdapat di daerah lintang tinggi. Curah hujan hanya sedikit dengan sinat matahari yang sedikit. Jenis tumbuhan yang banyak tumbuh di sini adalah pinus, juniper, dan spruce. Hewan yang banyak hidup di taiga adalah beruang, rusa, dan anjing liar.

F. Tundra Tundra adalah habitat yang terdapat di daerah kutub. Karakteristik daerah ini adalah suhu dingin dengan balutan salju. Curah hujan tidak berarti banyak, karena kandungan air sangat banyak hanya dalam bentuk es. Tumbuhan yang bisa hidup di sini hanyalah lumut. Sementara hewan yang dapat bertahan hidup adalah penguin, anjing laut, dan beruang kutub.

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia A. Persebaran Flora di Indonesia

(7)

Indonesia bagian barat, memiliki ciri flora hutan tropis hujan. Tumbuhan epifit banyak terdapat di Indonesia bagian barat. Indonesia bagian tengah, hampir sama dengan bagian barat, hanya saja tumbuhannya lebih pendek. Indonesia bagian timur, di daerah ini memiliki daun yang kecil seperti akasia.

B. Persebaran Fauna di Indonesia

Daerah Indonesia bagian barat, fauna di wilayah Indonesia bagian ini antara lain adalah mamalia, yang terdiri atas gajah, badak bercula satu, landak, dan babi hutan. Reptil, rersiri ataa buaya, kura-kura, kadal, ular, dan lainnya. Burung, terdiri atas burung hantu, jalak, erang, merak, dan lainnya. Berbagai macam serangga serta ikan tawar dan pesur juga ada di sini. Daerah Indonesia bagian tengah, di daerah ini terdapat hewan yang memiliki ciri khas Indonesia asli, yaitu anoa, tapir, dan komodo. Daerah Indonesia bagian timur, nemiliki kesamaan dengan fauna di Australia, seperti kanguru, kuskua, kasuari, dan cenderawasih.

Pelestarian Flora dan Fauna

A. Pemanfaatan Flora dan Fauna di Indonesia Pemanfaatan flora:

1. Untuk bahan ekspor nonmigas dari hasil hutan sehingga menghasilkan devisa negara 2. Kayu digunakan untuk membuat rumah dan bahan bakar

3. Digunakan untuk bahan wangi – wangian seperti cendana, gaharu, dan kemenyan Pemanfaatan fauna:

1. Digunakan sebagai sumber protein hewani seperti susu, telur, dan daging 2. Digunakan sebagai alat transportasi

3. Beberapa jenis hewan digunakan untuk membajak sawah B. Kerusakan Flora dan Fauna di Indonesia

(8)

Penyebab kerusakan antara lain:

1. Ekploitasi hutan secara terus-menerus

2. Perburuan liar hewan pada hewan yang dilindungi UU sebagai hewan langka

3. Pembukaan lahan pemukiman dan industri yang mempersempit lahan flora dan fauna C. Pelestarian Flora dan Fauna di Indonesia

Berbagai upaya dapat dilakukab untuk melestarikan flora dan fauna, seperti:

1. Menetapkan daerah Cagar Alam dan Suaka Margasatwa 2. Merehabilitasi hutan yang rusak

3. Mereboisasi hutan yang telah gundul

4. Membuat UU perlindungan hewan dan tumbuhan langka 5. Mengembangbiakkan hewan – hewan langka

Referensi

Dokumen terkait