Disusun Oleh:
LOUIS NICK STEVEN / 20.184.0015
FANNY LIE / 20.184.0006
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede Medan
Mata Kuliah Seminar Arsitektur
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah penelitian yang berjudul “Analisa Tata Letak Objek Pameran Terhadap Standard Data Arsitek Pada Bangunan Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah seminar arsitektur. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang “Analisa Tata letak objek pameran terhadap standard data arsitek padabangunan Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery”.
Kita mengucapkan terima kasih kepada Dosen Ibu Isniar Ritonga, ST, MT., MM., IAI selaku dosen mata kuliah seminar arsitektur yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami mengucapkam terima kasih kepada Pak Sanggam B.
Sihombing ST., MT selaku dosen pembimbing penelitian ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuaannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penelitian ini dengan baik.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Medan, 23 Oktober 2023
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
DAFTAR GAMBAR...iiv
DAFTAR TABEL...iv
DAFTAR DIAGRAM...ivii
BAB I PENDAHULUAN...6
1.1 Latar Belakang...6
1.2 Rumusan Masalah...7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian...7
1.4 Batas Masalah...8
1.5 Metodologi (Tahapan) Penelitian...9
1.6 Metode Pembahasan...10
1.7. Kerangka Pemikiran...13
BAB II KAJIAN TEORI...13
2.1. Pengertian Museum...14
2.2. Persyaratan Tata Letak Pada Standard Data Arsitek...15
2.3. Studi Banding Penelitian...32
BAB III METODE PENELITIAN...36
3.1. Jenis Penelitian...35
3.2. Penerapan Sistem kerja Metode Penelitian...36
3.3 Teknik Analisis Data...40
3.4. Deskripsi Lokasi...40
3.5. Objek Peneltian...43
3.6. Variabel Penelitian...45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...51
4.1. Deskripsi Area Survei...49
4.2. Hasil Penelitian ...66
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ...69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN72
5.1. Kesimpulan 5.2. Saran 72
DAFTAR PUSTAKA viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Ukuran jarak pandang...16
Gambar 2 Head Movement in vertical plane...16
Gambar 3 Visual Field in Horizontal plane...17
Gambar 4 Visual Field in vertical plane...19
Gambar 5 Range of head and eye movement...19
Gambar 6 posisi Sudut kepala manusia...20
Gambar 7 panel...21
Gambar 8 Sudut Pandang dan Jarak pandang pajangan 2D...22
Gambar 9 Sudut Pandang dan Jarak pandang pajangan 2 dimensi...23
Gambar 10 Sudut Pandang dan Jarak pandang pajangan 3 dimensi...23
Gambar 11 Gambar vitrine pada pameran Sementara...25
Gambar 12 Ukuran pada vitrine...26
Gambar 13 Gambar vitrine tengah...27
Gambar 14 Vitrine Sudut...27
Gambar 15 Vitrine lantai...28
Gambar 16 Vitrine Tiang...29
Gambar 17 Diorama...29
Gambar 18 Bentuk Tempat untuk meletakkan koleksi 3 dimensi (Pedestal)...30
Gambar 19 Lokasi Penlitian...40
Gambar 20 ruang pameran...42
Gambar 21 Layout lantai 1 pada museum...43
Gambar 22 Layout lantai 2 pada museum...44
Gambar 23 Panel...51
Gambar 24 Foto area 1...52
Gambar 25 Foto area 2...44
Gambar 26 Foto area 3...53
Gambar 27 Foto area 4...44
Gambar 28 Foto area 5...44
Gambar 29 Foto area 6...55
Gambar 30 Foto area 7...56
Gambar 31 Foto area 8...56
Gambar 32 Foto area 9...57
Gambar 33 Foto area 10...57
Gambar 34 Foto area 11...58
Gambar 35 Foto area 12...59
Gambar 36 Foto area 13...59
Gambar 37 Foto area 14...60
Gambar 38 Foto area 15...61
Gambar 39 Foto area 16...61
Gambar 40 Foto area 18...62
Gambar 41 Foto area 19...63
Gambar 42 Foto area 20...64
DAFTAR TABEL
Table 1 Tabel Sudi banding Peneltian...33
Table 2 Variabel Penelitian...45
Tabel 3 Form Pengisian Penelitian...46
Table 4 Hasil Form Pengisian penelitian...64
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Kerangka Pemikiran Diagram 2 Tahap Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia, Negara kepulauan dengan lebih dari 10.000 pulau, merupakan bagian dari hutan tropis ketiga terbesar di dunia. Letak Geografis yang strategis di antara dua Samudra dan dua benua menjadikan Indonesia sebagai kawasan nusantara yang menyimpan berbagai keanekaragaman flora dan fauna yang berlimpah. Keanekaragaman hayati ini menyebabkan Indonesia dapat menduduki peringkat pertama di dunia untuk kekayaan spesies mamalia. Oleh karena itu, diperlukannya fasilitas penunjang yang dapat menjadi sumber informasi mengenai keanekaragaman tersebut, yaitu Museum.
International Council of Museum (ICOM) mendefinisikan museum sebagai sebuah lembaga non-profit yang melayani masyarakat luas. Adapun di dalamnya melakukan penelitian, mengumpulkan dan memamerkan peningkatan sejarah yang terbuka untuk umum. Mereka beroperasi dan berkomunikasi secara etis, professional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagai pengetahuan (Luthfi Asiarto et al, 2012) .
Museum sebagai objek wisata / refleksi yang kaya akan sumber ilmu pengetahuan yang dapat mengedukasi sering sekali di pandang sebelah mata oleh masyarakat luas. Pada umumnya, masyarakat masih memandang museum sebagai suatu tempat yang bersuasana statis, berpandangan konservatif atau kuno, dan membosankan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi, museum tidak lagi menjadi tempat yang terkesan terlalu
serius, bahkan museum dapat menjadi tempat untuk mendapatkan ilmu secara santai, tempat refreshing, tempat pelestarian budaya, observasi, sekaligus konservasi flora dan fauna terutama hewan dan tumbuhan langka.
“Rahmat International Wild Life Museum & Gallery” merupakan suatu Lembaga konservasi satwa liar yang berlokasi di kota Medan, Indonesia yang
telah mendapatkan penghargaan daru MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai lemabaga konservasi satu – satunya di Asia tenggara yang memiliki lebih dari beragam spesies , Jumlah sekitar 2.600 spesies satwa kecil hingga terbesar dari berbagai negara. Pengenalan secara visual dengan membuat ilmu pengetahuan menjadi lebih menarik merupakan suatu hal yang perlu di kembangkan dan dapat tercapai dengan adanya fasilitas interaktif. Untuk itu diperlukannya perangcangan interior museum yang sesuai dengan standard dalam arsitek agar dapat mengoptimalkan fungsi suatu museum tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lebih lanjut tentang analisis tata letak objek pameran terhadap standard arsitek pada Museum Rahmat Interbational Wild Life Gallery Dan Museum.
1.2. Rumusan Masalah
Analisis ini mengarah pada suatu titik yang jelas, di butuhkannya sebuah rumusan masalah dari judul “Analisis Tata Letak Objek Pameran Terhadap Standard Arsitek Pada Rahmat International Wild Life Museum dan Gallery “ sebagai dasar dari peng-indentifikasi masalah. Adapun rumusan masalah yang terdapat pada penelitian ini yaitu : apakah tata letak objek pameran sesuai dengan standard arsitek pada Rahmat International Wild Life Museum dan Gallery ? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tata letak objek pameran terhadap standard arsitek pada rahmat international wild life museum dan gallery yang meliputi menganalisis bagaimana tata letak objek pameran museum tersebut terhadap standard ketentuan dalam arsitek. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat antara lain sebagai masukkan dan kajian atau dasar pengelola pada museum.
Hasil penelitian ini di harapkan agar dapat di jadikan sebagai bahan acuan pembelajaran untuk mahasiswa dalam melakukan penelitian terkait analisis tata letak objek pameran pada museum terhadap standard arsitek. Penelitian ini di harapkan juga dapat menjadi sarana memperkaya ilmu pengetahuan penulis
pada bangunan International Wild Life Museum Dan Gallery. Agar juga dapat bermanfaat bagi Museum International Wild Life Museum Dan Gallery sebagai masukkan dan kajian atau dasar pengelola untuk mengevaluasi daya tarik pada interior museum pada standard ketentuan museum terhadap standard ketentuan museum.
1.4. Batas Masalah
Bedasarkan banyaknya suatu perkembangan saat ini dapat kita jumpai, sampai sekarang menjadi suatu permasalahan itu tersendiri, maka dengan demikian rasa memang perlu dengan adanya suatu batasan masalah yang jelas ini tentang apa yang akan dibuat kemudian mampu diselesaikan dengan adanya penelitian ini. Agar penelitian ini dapat di lakukan secara mendalam, maka peneliti perlu letak objek pameran pada bangunan museum Rahmat International Wild Life Museum dan Gallery pada standard ketentuan data arsitek yang meliputi menganalisis bagaimana penyusunan yang meliputi terdiri atas ; mengklarifikasikan jenis tata letak objek yang ada pada museum, menganalisis jarak sudut pandang pengunjung dengan tata letak objek apakah sudah sesuai dengan standard arsitek, dan menganalisis jangkauan penglihatan pengunjung terhadap objek yang di pamerkan.
Berikut ini beberapa batasan masalah dalam penelitian bedasarkan teori sebagai berikut :
Menurut Francis D. K. Ching ( Ching & Binggeli, 2012) interior design is the planning, layout and design of the interior space within buildings. Theese physical settings satisfy our basic need for shelter and protection, set the stage for and influence the shape of our acrivities, nurture our aspirations, express the ideas that accompany our actions, and affect our outlook, mood, and personality. The purpose of interior design, therefore, is the functional improvement ,aesthetic enrichment, and psychological enhancement of the quality of life ini interior spaces. Definisi di atas menjelaskan bahwa desain
interior adalah sebuah konsep untuk membuat tata letak dan perancangan ruang di dalam bangunan atau disebut juga interior.
1.5. Metodologi (Tahanan) Penelitian
Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian (Bungin,2005). Kesalahan menggunakan metode pengumpulan data atau metode pengumpulan data yang tidak digunakan semestinya, berakibat fatal terhadap hasil – hasil penelitian yang dilakukan. Jenis metode penelitian yang digunakan merupakan metode kualitatif.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang diselidiki (Narbuko dan Achmadi, 1999). Jenis observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung, yaitu observasi akan dilakukan oleh peneliti sendiri di lokasi penelitian dengan mengamati langsung tata letak objek pameran di Museum Rahmat International Wild life Museum dan Gallery bagaimanakah jarak sudut pandang pengunjung dengan tata letak objek apakah sudah sesuai dengan standard arsitek, dan menganalisis jangkauan penglihatan pengunjung terhadap objek yang dipamerkan.
Studi Pustaka
Studi pustaka adalah studi yang dilakukan dalam mencari informasi yang terkait dengan penelitian melalui literatur jurnal, paper, internet dan buku. Dengan mencari data pendukung terhadap penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis tata letak objek pameran pada bangunan Museum Rahmat International Museum dan Gallery pada standard
Dokumentasi
Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan oleh penulis, yaitu dokumentasi. Dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini berbentuk rekaman dan foto. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah – langkah seperti yang ditemukan oleh Burhan Bungin (2003: p70), yaitu sebagai berikut: pengumpulan data (data collection), verifikasi, dan penegasan kesimpulan. Dokumentasi yang dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mendukung hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumentasi berbentuk foto sebagai bahan bukti atau data pendukung dari penelitian tentang analisis tata letak objek pameran pada bangunan Museum Rahmat International Museum Dan Gallery pada standard arsitek.
Instrumen Penelitian
Salah satu ciri penelitian metode kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Instrumen selain manusia (seperti ; angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu, dalam metode kualitatif kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia maupun non manusia yang ada dalam penelitian. Kehadirannya di lapangan harus dijelaskan apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif (Murni, 2017).
1.6. Metode Penelitian BAB I PENDAHULUAN
Bagian yang berisi pendahuluan penelitian yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, Manfaat penelitian, batasan
masalah, metodologi (tahapan) penelitian, dan metode penelitian yang dimana berisi perlunya dilakukan penelitian yang menjelaskan analisis tata letak objek pameran terhadap standard arsitek pada Rahmat International Wild Life Museum dan Gallery.
BAB II KAJIAN TEORI
Elaborasi teori yang merupakan landasan teori penelitian yang berisi tinjauan apakah analisis tata letak objek pameran terhadap standard arsitek pada Rahmat International Gallery dan Museum
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Uraian dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain pendekatan penelitian, variabel penelitian, konsep operasional, teknik pengambilan data, penentuan sampel penelitian, alat/instrumen penelitian, teknik analisis data, dan teknik pemaknaan. Untuk mendapatkan hasil penelitian bagaimana analisis tata letak objek pameran terhadap standard arsitek pada Museum Rahmat International Wild Life Museum Dan Gallery.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil temuan penelitian, analisa, dan pembahasannya dari data – data metode kualitatif yang berasal dari hasil teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu observasi lokasi penelitian dengan mengamati langsung tata letak objek pameran di Museum Rahmat International Wild Life Museum Dan Gallery, studi pustaka dengan mencari informasi yang terkait dengan penelitian melalui literatur jurnal, paper, internet dan buku. Dengan mencari data pendukung terhadap penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis tata letak ojek pameran terhadap standard arsitek pada Museum Rahmat International Wild Lide Museum Dan Gallery.
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan hasil dari proses analisa pembahasan dan rekomendasi berdasarkan hasil temuan penelitian yang membahas tentang analisis tata letak objek pameran terhadap standard arsitek pada Museum Rahmat International Wild
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka adalah suatu susunan tulisan diakhir sebuah laporan penelitian yang isinya berupa nama penulisan, judul tulisan, penerbit, indentitas penerbit, dan tahun terbit. Daftar pustaka ini digunakan sebagai sumber atau rujukan seseorang penulis dalam berkarya.
1.7. Kerangka Pemikiran
JUDUL
Analisis Tata Letak Objek Pameran Terhadap Standard Arsitek Pada Rahmat International Wild Life Museum dan Gallery
KESIMPULAN DAN SARAN
METODE PENELITIAN DAN VARIABEL PENELITIAN Penelitian ini menggunkan metode kualitatif dalam penelitian ini
ANALISA PENELITIAN RUMUSAN MASALAH
KAJIAN TEORI
Teori Tata Letak Objek Pameran Terhadap Standard Arsitek LATAR BELAKANG
International Council of Museum (ICOM) mendefinisikan museum sebagai sebuah lembaga non-profit yang melayani masyarakat luas. Adapun di dalamnya melakukan penelitian, mengumpulkan dan memamerkan peningkatan sejarah yang terbuka untuk umum. Mereka beroperasi dan berkomunikasi secara etis, professional dan dengan partisipasi masyarakat, menawarkan beragam pengalaman untuk pendidikan, kesenangan, refleksi dan berbagai pengetahuan (Luthfi Asiarto et al, 2012) .
“Rahmat International Wild Life Museum & Gallery” merupakan suatu Lembaga konservasi satwa liar yang berlokasi di kota Medan, Indonesia yang telah mendapatkan penghargaan daru MURI (Museum Rekor Dunia Indonesia) sebagai lemabaga konservasi satu – satunya di Asia tenggara yang memiliki lebih dari beragam spesies , Jumlah sekitar 2.600 spesies satwa kecil hingga terbesar dari berbagai negara. Pengenalan secara visual dengan membuat ilmu pengetahuan menjadi lebih menarik merupakan suatu hal yang perlu di kembangkan dan dapat tercapai dengan adanya fasilitas interaktif.
Untuk itu diperlukannya perangcangan interior museum yang sesuai dengan standard dalam arsitek agar dapat mengoptimalkan fungsi suatu museum tersebut.
BAB II KAJIAN TEORI
2.1. Deskripsi Judul 1. Teori “Analisis”
Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dan sebagainya).
2. Teori “Tata Letak”
Menurut Slack, Jones, dan Johnston,2013 adalah bagaimana sumber daya yang transformasinya diposisikan satu dengan yang lain dan bagaimana berbagai tugasnya dialokasikan ke sumber daya transformasinya tersebut (Slack, Jones, dan Johnston, 2013).
3. Teori “Objek”
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah hal, perkara, atau orang yang menjadi pokok pembicaraan; benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan, dan sebagainya.
4. Teori “Pameran”
Menurut KBBI ( Kamus Bahasa Indonesia) adalah alat peraga yang digunakan sekali atau secara permanen untuk pameran.
5. Teori “Standard”
Menurut KBBI ( Kamus Bahasa Indonesia) adalah standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan; ukuran atau tingkat biaya hidup; sesuatu yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sebagai ukuran nilai (harga); atau baku.
6. Teori “Arsitek”
Menurut KBBI ( Kamus Bahasa Indonesia) adalah seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya; metode dan gaya rancangan suatu konstruksi bangunan.
7. Teori “Bangunan Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery”
Rahmat International Wildlife Museum and Gallery adalah sebuah museum yang sangat unik, menghadirkan berbagai koleksi binatang dari seluruh dunia yang diawetkan dengan sempurna. Lebih dari 2.600 spesies, baik yang berukuran besar maupun kecil, disusun dengan apik dan artistik dalam ruangan berpendingin yang menjaga kelembaban yang tepat.
(Sumber web resmi : https://www.usu.ac.id/id/wisata-kota-medan/rahmat-gallery ) 2.2. Pengertian Museum
Kata Museum berasal dari bahasa Yunani kuno “Museion” yang berarti rumah dari sembilan dewi Yunani (Mouse) yang menguasai seni murni ilmu pengetahuan. Pengertian Museum menurut ICOM (International Council of Museum) pasal tiga dan empat yang berbunyi “Museum adalah suatu lembaga yang bersifat tetap dan memberikan pelayanan terhadap kepentingan masyarakat dan kemajuannya terbuka untuk umum tidak bertujuan semata-mata mencari keuntungan untuk mengumpulkan, memelihara, meneliti, dan memamerkan benda-benda yang merupakan tanda bukti evolusi alam dan manusia untuk tujuan studi, pendidikan, dan rekreasi.”(Luthfi Asiarto et al ,2012)
Museum mengumpulkan dan merawat benda-benda ilmu pengetahuan alam, benda – benda seni, dan benda-benda yang memiliki sejarah penting agar tampak bernilai dan untuk dipamerkan kepada masyarakat umum melalui pameran permanen dan temporer. Museum besar terletak di kota besar dan museum lokal berada di kota kecil. Kebanyakan museum menawarkan program dan kegiatan yang menjangkau seluruh pengunjung, termasuk orang dewasa, anak-anak, seluruk keluarga, dan tingklat profesi lainnya. Program untuk umum terdiri dari perkuliahan atau pelatihan dengan staf pengajar, orang-orang yang ahli, denagn film, musik atau pertunjukkan tarian, dan demosntrasi dengan teknologi.
Menurut Perencanaan dan Perangcangan Interior Museum Coklat oleh Siti Zulaihah, Museum memiliki klasifikasi untuk menggolongkan benda bedasarkan kriteria tertentu, sedangkan koleksi adalah suatu benda/kumpulan benda yang
Klasifikasi koleksi museuem bedasarkan status hukumnya, ada dua yaitu berstatus swasta dan berstatus resmi, sedangkan klasifikasi museum bedasarkan jenis koleksinya yaiu:
1. Museum umum, yang mempunyai koleksi penunjang cabang – cabang ilmu pengetahua social
2. Museum khusus, yang mempunyai koleksi penunjang satu cabang ilmu saja, misalnya museum ilmu hayat; museum ilmu dan teknologi, museum antropologi, museum etnografi, museum senirupa.
Klasifikasi berdasarkan segi asal bendanya:
1. Benda Alam 2. Benda Budaya
Klasifikasi berdasarkan disiplin ilmu terhadap koleksi benda-benda alam yaitu:
1. Kelas biologi : berupa fosil dari manusia, tumbuhan dan hewan.
2. Kelas geologi : berupa batu-batuan, mineral.
3. Kelas geografi : berupa peta, grafik
2.3. Persyaratan Tata Letak Pada Standard Data Arsitek
Salah satu persyaratan tata letak objek pameran pada dasarnya museum yaitu jarak pengamatan, jarak pengamatan disini mencakup batasan – batasan rentang pergerakan kepala. Seberapa jauh seorang pengamat dapat merotasi kepalanya dalam bidang vertikal dan bidang horizontal yang membatasi bidang – bidang pandangan. Geometri daerah pengamatan merupakan hal yang penting, karena aspek dari mata ini menetapkan kerucut penglihatn pengamat dan sudut pandangnya. Selain dari pergrakan mata dapat juga berotasi. Rentang gerakan mata ke atas atau ke bawah, Serta dari sisi satu ke sisi lainnya, menambah kemampuan pengamat untuk menandai display – display visual. (Sumber:
Perencanaan dan Perangcangan Interior Museum Coklat oleh Siti Zulaihah) ( Gambar 1)
Gambar 1 Ukuran jarak pandang
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
Gambar 2 Head Movement in vertical plane
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
Kisaran dari 0° hingga 30° pada salah satu arah dapat dilakukan tanpa rasa tidak nyaman. Secara antropometri, gerakan ini disebut “fleksi leher”. Jika diukur ke bawah, disebut “ventral”, dan jika diukur ke belakang atau ke atas, disebut
“dorsal”. Namun, Pengukuran Ortopedi Standar Internasional (ISOM) menyebut
peningkatan luar biasa dalam bidang yang dapat dipindai sebagai akibat dari gerakan kepala, bahkan jika gerakan tersebut hanya besarnya beberapa derajat.
(Gambar 2)( Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003)
Gambar 3 Visual Field in Horizontal plane
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
Bidang visual adalah bagian ruang, diukur dalam besaran sudut, yang dapat dilihat ketika kepala dan mata diam. Bidang penglihatan masing-masing mata disebut “penglihatan monokuler”. Dalam bidang ini, gambar yang tajam tidak dikirim ke otak, menyebabkan objek tampak tidak jelas dan tersebar. Namun ketika suatu objek diamati oleh kedua mata secara bersamaan, bidang visual masing-masing mata saling tumpang tindih, menciptakan bidang pusat yang besarnya lebih besar daripada yang mungkin dilakukan oleh masing-masing mata
secara terpisah. Bidang pandang sentral ini disebut “bidang binokular” dan, seperti ditunjukkan pada gambar sebelumnya, sudutnya sekitar 60° pada setiap arah. Dalam bidang ini gambar yang sangat tajam ditransmisikan ke otak, terjadi persepsi kedalaman, dan warna diskriminasi mungkin terjadi. Dalam bidang pusat ini, pengenalan kata-kata dan simbol juga terjadi: 10° hingga 20° garis pandang untuk yang pertama dan 5° hingga 30° dari garis pandang untuk yang terakhir. Di luar batas-batas tersebut, baik kata maupun simbol cenderung menghilang. Area fokus paling tajam sebenarnya sekitar 1° di kedua sisi garis pandang. Tergantung pada warna tertentu, warna mulai menghilang antara 30° dan 60° dari garis pandang.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut, garis pandang standar diasumsikan horizontal dan berada pada 0°. Namun, garis pandang alami atau normal seseorang sebenarnya berada di bawah garis horizontal dan sedikit berbeda tergantung pada masing-masing individu dan apakah dia sedang berdiri atau duduk. Jika berdiri, garis pandang normal adalah sekitar 10° di bawah horizontal dan jika duduk sekitar 15°. Dalam posisi yang sangat santai, baik garis pandang berdiri maupun duduk dapat menyimpang ke sudut yang lebih besar di bawah horizontal: masing-masing sekitar 30° dan 38°. Besarnya zona pandang optimal untuk materi tampilan adalah sekitar 30° di bawah garis pandang standar.
(Gambar 3) ( Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003)
Gambar 4 Visual Field in vertical plane
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
Gambar 5 Range of head and eye movement
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
Gambar-gambar sebelumnya berfungsi untuk mengilustrasikan secara individual rentang pergerakan kepala pada bidang horizontal dan vertikal serta bidang penglihatan pada bidang horizontal dan vertikal. Gambar berikut menggabungkan gerakan kepala dan mata pada bidang vertikal yang terlibat dalam penglihatan pada berbagai sudut di atas dan di bawah bidang horizontal.
Meskipun diagram itu sendiri mungkin hanya sedikit, jika ada, kegunaan praktisnya bagi desainer interior atau arsitek, gambar ini berfungsi untuk menekankan sejauh mana area yang dapat dipindai dipengaruhi oleh rentang pergerakan kepala dan mata.( Gambar 4 ,5 dan 6 ) ( Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003)
Gambar 6 posisi Sudut kepala manusia
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
Diatas adalah beberapa persyaratan dasar dalam interior museum , dan berikut adalah 2 hal lainnya yang penting dalam interior museum pada standard ketentuan museum sebagai berikut :
A. Tata Letak dalam Objek pada Museum
Penataan ruang pamer dalam museum merupakan hal terutama sebagai fasilitas penunjang sebagai pendukung museum itu sendiri. Oleh karena itu, Membuat sebuah konsep penataan dalam museum memang bukan suatu hal mudah. Menata ruang pameran tetap berarti melakukan penataan interior ruang dalam lengkap dengan koleksi museum beserta keseluruhan alat kelengkapan pendukungnya. Dalam hal itu adanya aturan atau standard ketentuan museum yang telah di buat.
1. 2D
Dalam Ruangan pamer akan memerlukan ruang dinding yang lebih banyak (dalam kaitannya dengan luas lantai) dibandingkan dengan penyediaan ruang yang besar, hal ini sangat diperlukan merupakan panil, sarana pokok pameran yang digunakan untuk menggantungkan atau menempel koleksi, terutama yang bersifat dua dimensi dan cukup di lihat dari sisi depan. Kadang – kadang panil hanya digunakan untuk menampilkan label atau koleksi penunjang lain seperti peta, Grafik dan lain – lain. (Gambar 7)
Gambar 7 panel Sumber : Zulaihah, Siti. 2006.
koleksi yang di gantung di panil mempunyai nilai tinggi, maka di perlukan pengamanan khusus. Untuk lukisan lukisan besar dimana ukuran ruang tergantung pada ukuran lukisan agar dapat membuat kenyamana visual pada pengunjung.
Ketentuan tersebut dapat di lihat pada gambar 8 dan gambar 9 Dibawah ini.
Gambar 8 Sudut Pandang dan Jarak pandang pajangan 2D denagnkesusaian ketingggian manusia
Sumber :” Human Dimension and Interior Space”, Julius Panero 2003
2. Objek 3 dimensi
Museum juga menampilkan karya seni berupa objek 3 dimensi. Ukuran objek 3 dimensi dapat mempengaruhi jangkauan pandang pengunjung. Oleh karena itu dalam memamerkan benda yang sangat besar atau tinggi, sebaiknya objek ditempatkan di tempat yang luas agar orang mudah melihatnya.(Gambar 10)
Gambar 10 Sudut Pandang dan Jarak pandang pajangan 3 dimensi
Sumberhttps://www.academia.edu/23712969/Persyaratan_Perancangan_Interior_pada_
Museum
Gambar 9 Sudut Pandang dan Jarak pandang pajangan 2 dimensi Sumber : Ernst Neufert jilid 2
Menurut Jurnal peranan tata letak objek pameran, tata warna dan pencahayaan dalam menarik minat pengunjung museum macan Jakarta oleh Ayu Oktaviani dan Diva Meiliana Rifai pada tahun 2023 : Pameran Perencanaan Pameran (Ergonomi dan Studi Gerak) Kemampuan gerak anatomi manusia terbatas. Karena itu dalam menata koleksi harus pula memperhitungkannya.
Hendaknya disesuaikan dengan ukuran tubuh manusia pada umumnya. Ukuran tinggi rata-rata orang Indonesia ;
Tinggi rata-rata Pandangan mata Pria : 1.65 m : ± 1.60 m
Tinggi rata-rata Pandangan mata Wanita : 1.55 m : ± 1.50 m
Tinggi rata-rata Pandangan mata Anak : 1.15 m : ± 1.00 m.
Oleh karena itu, dalam memamerkan benda yang sangat besar atau tinggi, sebaiknya objek ditempatkan di tempat yang luas agar orang mudah melihatnya.
Berdasarkan gambar 3 diatas telihat semakin besar objek 3 dimensi yang ditampilkan maka semakin luas ruangan yang dibutuhkan untuk penunjung dalam mengamati karya seni agar seluruh objek dapat terlihat dengan jelas.
3. Vitrine
Objek pada museum juga ada di dalam vitrine. Vitrine adalah lemari pajang untuk menata benda-benda koleksi. Umumnya dipergunakan untuk tempat memamerkan benda-benda tiga dimensi, benda-benda yang tidak boleh disentuh, benda-benda karena kecil bentuknya atau karena tinggi nilainya. Bentuk Vitrine ada dua macam, yaitu Vitrine-tunggal dan Vitrine-ganda. Vitrine-tunggal adalah vitrine yang hanya berguna untuk memajang koleksi saja sedangkan vitrine ganda adalah vitrine yang mempunyai dua fungsi untuk pemajangan dan bagian bawah untuk menyimpan benda-benda koleksi yang tidak terpakai.
Bentuk Vitrine harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut : a. Keamanan koleksi harus terjamin.
Bentuk Vitrine selain harus indah juga harus kokoh dan kuat.Benda-benda yang tersimpan di dalam vitrine harus aman dari pencemaran dan pencurian.
Selain itu, konstruksinya harus direncanakan agar sirkulasi udara dapat beredar dengan baik, sehingga udara di dalam vitrine dapat dikendalikan, tidak terlalu panas dan tidak terlalu lembab. Untuk vitrine yang terdapat lampu di atasnya, harus diberi lubang agar panas lampu keluar sehingga tidak merusak koleksi di dalam vitrine. Untuk vitrine pada pameran sementara sebaiknya kakinya diberi roda agar mudah memindah-mindahkanya. ( Gambar 11)
Gambar 11 Gambar vitrine pada pameran Sementara
Sumberhttps://www.academia.edu/23712969/Persyaratan_Perancangan_Interior_pada_
Museum
b. Memberi kesempatan kepada pengunjung agar lebih leluasa dan mudah serta enak melihat koleksi yang ditata di dalamnya. Vitrine tidak boleh terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Tinggi rendah sangat relatif. Sebagai patokan kita sesuaikan dengan tinggi rata – rata tubuh manusia Indonesia. Umpama tinggi rata-
rata orang Indonesia kira-kira antara 160cm sampai dengan170 cm, dan kemampuan gerak anatomis leher manusia sekitar30o (gerak ke atas, bawah dan samping) maka tinggi vitrine seluruhnya kira-kira 240 cm sudah memadai, alas terendah 65-75 cm dan tebal vitrine minimal 60 cm.(Gambar 12)
Gambar 12 Ukuran pada vitrine
Sumberhttps://www.academia.edu/23712969/Persyaratan_Perancangan_Interior_pada_
Museum
c. Bentuk Vitrine harus disesuaikan dengan ruangan yang akan ditempati oleh vitrine tersebut.Menurut bentuknya disesuaikan dengan penempatanya, ada bermacam-macam antara lain sebagai berikut :
Vitrine dinding.
Vitrine yang diletakkan berhimpitan dengan dinding.Vitrine ini dapat dilihat bagian dalamnya hanya dari satu sisi samping, dan dari depan. Bagian yang terlihat diberi kaca polos sedangkan yang berhimpitan ditutup dengan papan.
Vitrine tengah
Vitrine ini diletakkan ditengah tidak melekat pada dinding,isinya harus dapat dilihat dari segala sisi. Keempat sisiterbuat dari kaca polos dan untuk menerangi vitrinedigunakan lampu sorot yang diletakkan di atas plafon atau sudut ruangan.
( Gambar 13 )
Gambar 13 Gambar vitrine tengah
Sumberhttps://www.academia.edu/23712969/Persyaratan_Perancangan_Interior_pada_
Museum
Vitrine sudut
Vitrine yang diletakkan di sudut ruangan. Vitrine ini hanya dilihat dari satu arah saja, ialah dari depan, dinding yang lain melekat pada dinding ruangan.
Pemasangan lampu-lampu sama dengan vitrine dinding.
( Gambar 14 )
Gambar 14 Vitrine Sudut
Sumberhttps://www.academia.edu/23712969/Persyaratan_Perancangan_Interior_pada_
Museum
Vitrine lantai
Vitrine yang letaknya agak mendatar di bawah pandangan mata kita. Biasanya untuk menata benda-benda kecil )yang harus dilihat dari dekat), seperti perhiasan, matauang, permata,dll. Menempatkanya dapat digantungkan kedinding, berdiri sendiri atau bergabung dengan vitrine lain.Vitrine lantai ( Vitrine duduk) ukuranya jangan terlalurendah, karena akan menyulitkan orang meilhat koleksi didalamnya. Untuk pengujung anak-anak dapat pula diletakkan tangga di seputarnya.( Gambar 15 )
Gambar 15 Vitrine lantai
Sumberhttps://www.academia.edu/23712969/Persyaratan_Perancangan_Interior_pada_
Museum
Vitrine-tiang
Museum yang menggunakan bangunan-bangunan lama ataupun museum baru yang meniru gaya bangunan tradisional, biasanya bangunan tersebut banyak terdapat tiang-tiang di dalamnya. Untuk menghemat tempat dan menserasikan
Gambar 16 Vitrine Tiang
Sumber: https://id.pinterest.com/pin/361132463844474419/
4. Diorama
Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer yaitu satwa endemik. Pada museum terdapat diorama terbuka dan diorama tertutup yang dibatasi oleh kaca. Diorama pada museum memiliki beberapa ukuran yang disesuaikan dengan ukuran, jumlah dan suasana habitat objek pamer. (Gambar 17)
Gambar 17 Diorama
( Sumber : https://www.usu.ac.id/id/wisata-kota-medan/rahmat-gallery)
5. Pedestal alas koleksi Tempat untuk meletakkan koleksi 3 dimensi.
Merupakan tempat meletakkan tempat koleksi, biasanya berbentuk tiga dimensi.
Kalau koleksi yang di letakkan di pedestal bernilai tinggi dan berukuran besar, maka perlu mendapat ekstra pengamanan, yaitu paling tidak di beri jarak yang cukup aman dari jangkauan pengunjung. (Gambar 18)
Gambar 18 Bentuk Tempat untuk meletakkan koleksi 3 dimensi (Pedestal).
Sumber : Zulaihah, Siti. 2006.
6. Sarana Teknologi
Teknologi sebagai sarana yang mampu menambah dan mendukung fungsi yang ingin ditampilkan, yaitu bersifat informative, edukatif dan rekreatif.
Hal ini lebih menimbulkan persepsi pengamatan yang kebih detail dan teliti, Dilakukan dengan cara:
a) Sistem Display Film/ Cinematografi
Penyajian berupa teater film/multi media yang mengambarkan suatu peristiwa / kisah yang sesuai dengan tema museumnya.
b) Sistem Display Komputer
Penyajian mengunakan program komputer, baik dengan system layar lebar, maupun tidak,
c) Sistem Display Remote Control
Penyajian materi dapat berupa materi koleksi 2D (grafik, bagan interaktif) dengan di lengkapi tombol pengatur. Atau materi 3D (miniatur suatu proses produksi, maket) yang di lengkapi display tata lampu yang menarik.
d) Sistem Materi Koleksi Berputar
Penyajian berupa materi 3D dengan ukuran kecil dan sedang (0.5m2 - 3.0 m2) serta persyaratan berat maksimal 150 kg.
Bentuk-bentuk Teknik Memamerkan Objek Koleksi meliputi : 1. Participtory techniques
yaitu pengunjung diajak untuk terlibat dengan benda-benda pameran baik secara fisik maupun secara intelektual atau kedua-duanya. Jenis-jenisnya yaitu :
a. Activation yaitu pengunjung aktif misalnya dengan menekan tombol, menarik handle dan sebagainya.
b. Quetion and answer games, pengunjung museum dapat bermain yang memancing pengetahuan intelektual dan keingintahuan dalam bentuk pertanyaan dan dipersilahkan menjawab. Bentuk presentasinya dapat dengan panel-panel elektronik.
2. Object-base techniques, Dibedakan atas tiga macam yaitu :
a. Open storage, meletakkan seluruh koleksi museum pada tempat pameran.
b. Selective display, menampilkan hanya sebagian koleksi museum.
c. Thematic grouping, menampilkan benda-benda koleksi sesuai topik/tema tertentu.
Bentuk penanganan terhadap objek koleksi yaitu :
a. Unsecured object, cara ini dipakai untuk benda-benda yang cukup aman, biasanya bersifat bergerak dan berukuran besar, misalnya patung.
b. Fastened object, pada cara ini benda-benda diikat agar tidak dapat diambil atau berpindah tempat, biasanya untuk ukuran kecil.
c. Enclosed object, benda-benda yang dipamerkan dilindungi pagar atau kaca.
d. Animated object, benda-benda pamer digerakkan sehingga menimbulkan atraksi yang menarik bagi pengunjung.
e. Dioramas, dapat berupa miniatur atau seukuran benda aslinya.
panel yang berfungsi untuk membantu dalam mempresentasikan informasi-informasi.
4. Model techniques, jenis-jenis model meliputi :
a. Replicas, tiruan benda aslinya dengan skala 1 : 1.
b. Miniatures, model yang ukurannya lebih kecil dibanding aslinya.
c. Enlargement, model lebih besar dari aslinya.
d. Audiovisual techniques, teknik-teknik audiovisual
meliputi : narasi, slide film, videotape, videodisk, projector diorama (suatu diorama yang ditambahi latar belakang yang hidup).
2.4. Studi Banding Penelitian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) pengertian “Studi” adalah penelitian ilmiah; kajian; telaah. Sedangkan “Banding” berarti persamaan; tara;
imbangan. Jika disatukan pengertian studi banding adalah proses penggalian ilmu khusus tentang kelebihan tempat lain sehingga menghasilkan data yang dapat dijadikan pembanding di tempat kita. Kegiatan studi banding dilakukan agar peneltian mendapatkan data pendukung untuk peneltian Analisis Interior Terhadap Standard Museum, Studi Kasus : Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery yang dapat di lihat pada table 1 di bawah ini.
Table 1 Tabel Sudi banding Peneltian
Sumber Variabel Metode Hasil Penlitian Teori yang di ambil Judul :
Sistem display pada interior museum manusia
sistem display pada interior ruang pamer
Penelitian kualitatif, Sumber data yang dipakai diantaranya artefak,
Penelitian Sistem Display pada Interior Museum Manusia Purba Klaster Ngebung
Mengunakna metoda
penelitian yang sama yaitu Penelitian kualitatif. Dan
purba klaster ngebung di sangira
Penulis:
Zulfa Miflatul Khoirunnisa dan Joko Budiwiyant o
2019
Museum Klaster Ngebung
narasumber, literatur, dan situs internet.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yakni dengan teknik observasi pasif, teknik
wawancara tidak terstruktur, dan studi pustaka.
Sementara itu, teknik cuplikan yang digunakan adalah
purposive sampling.
Validitas data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini
menggunakan teknik
trianggulasi data
di Sangiran ini bertujuan untuk mengetahui sistem display yang diterapkan dalam penyajian koleksi di museum beserta interiornya.
Berdasarkan hasil penelitian tentang desain interior ruang pamer Museum Manusia Purba Klaster Ngebung menyimpulkan bahwa interior ruang pamer diciptakan menyesuaikan dengan
bangunan museum yang sudah ada dan didesain sesuai dengan standar perancangan museum.
Validitas data yang
dikumpulkan dalam
penelitian ini menggunakan teknik
trianggulasi data
Sumber : Analisi Pribadi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini mengunakan metodologi kualitatif, Menurut , menurut Jurnal Analisis Perilaku Pengunjung Pada Ruang Display Museum Berdasarkan Teori Servicescape pada tahun 2023 oleh Fenanda Muhammad Baharudin dan Imam Santosa mengatakan Sukmadinata (2009), metode kualitatif adalah penelitian untuk mendiskripsikan dan menganalsis tentang fenomena, peristiwa, kepercayaan, sikap, dan aktivitas sosial secara individual maupun kelompok.
Metode kualitatif merupakan kumpulan metode untuk menganalisis dan memahami lebih dalam mengenai makna beberapa individu maupun kelompok dianggap sebagai masalah kemanusiaan atau masalah sosial Creswell (2015).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan peneltian kualitatif deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-
gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan dan menguji hipotesis.
Ada beberapa jenis penelitian yang termasuk penelitian deskriptif, antara lain yaitu
(1) penelitian survei;
(2) penelitian kasus;
(3) penelitian perkembangan;
(4) penelitian tindak lanjut;
(5) penelitian analisis dokumen/analisis isi;
(6) studi waktu dan gerak;
(7) studi kecenderungan (Sugiyono. 2016).
Tahapan akhir untuk dapat menemukan hasil peneliian yang dicari oleh peneliti dalam Analisis Tata Letak Objek Pameran Terhadap Standard Data Arsitek Pada Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery. Dalam penelitian kualitatif peneliti menganalisis dan setelah itu melaporkan fenomena dalam suatu hasil analisa dalam penelitian.
1. Data Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui observasi dan pengumpulan data sekunder dilakukan melalui desk study
1. Data Primer
Data primer yang diperoleh langsung dari objek data: berupa data lokasi, dan interior rahmat gallery wildlife museum dan gallery yang melakukan pengukuran dan data lain yang mendukung proses pengambilan keputusan pada saat penelitian.
Data sekunder yang diperoleh dengan membaca dan mempelajari referensi yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan.
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Meteran
2. Kamera untuk dokumentasi 3. Alat tulis
3.2. Penerapan Sistem kerja Metode Penelitian
Pada penelitian ini menerapkan metoda kualitatif, karena penelitian yang di lakukan adalah menganalisis apakah interior museum rahmat gallery sesuai dengan standard ketentuan museum yang ada. Jika dilihat dari jenis data yang dikumpulkan maka penelitian ini termasuk dalam kategori deskriptif, yaitu peneliti yang mencatat secara teliti segala gejala (fenomena) yang dilihat dan di dengar serta di baca (via wawancara atau bukan, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, dokumen resmi, dll) dan peneliti harus membanding- bandingkan, mengkombinasikan, mengabstraksikan, dan menarik kesimpulan (Bungin, Burhan, 2008 :93). Dan validitas data menguakan Validitas data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan teknik trianggulasi data, yakni peneliti akan menguji keabsahan data dengan cara mengecek kebenaran data dari beberapa sumber data yang berbeda (HB. Sutopo, 2002: 78-79). Mengikuti studi banding penelitian yang di ambil oleh peneliti dari jurnal Sistem Display Pada Interior Museum Manusia Purba Klaster Ngebung Di Sangiran tahun 2019 oleh Zulfa Miflatul Khoirunnisa dan Joko Budiwiyant.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala yang diselidiki (Narbuko
dan Achmadi, 1999). Jenis observasi yang akan dilakukan adalah observasi langsung, yaitu observasi akan dilakukan oleh peneliti sendiri di lokasi penelitian dengan mengamati langsung tata letak objek pameran Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery bagaimana kah tata letak ukuran dan gemetris pada pajangan yang ada pada museum tersebut.
2. Studi Pustaka
Studi Pustaka adalah studi yang dilakukan dalam mencari informasi yang terkait dengan penelitian melalui literatur jurnal, paper, internet dan buku.
Dengan mencari data pendukung terhadap penelitian yang di lakukan yaitu menganalisis Interior Pada bangunan Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery Pada Standard Ketentuan Museum
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data berikutnya yang digunakan oleh penulis, yaitu dokumentasi. dokumentasi ini digunakan penulis untuk mengumpulkan data peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi ini berbentuk rekaman dan foto. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin (2003: p70), yaitu sebagai berikut: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), dan verifikasi dan penegasan kesimpulan. Dokumentasi yang di lakukan penelitian yang bertujuan untuk mendukung hasil penelitian yang di lakukan dengan cara mengumpulkan dokumentas berbebntuk foto sebagai bahan analisis data bagaimana tata letak objek pameran pada bangunan Museum Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery pada standard data arsitek.
Salah satu ciri penelitian kualitatif adalah peneliti bertindak sebagai instrumen sekaliguspengumpil data. Instrumen selain manusia (seperti;
angket, pedoman wawancara, pedoman observasi dan sebagainya) dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas sebagai pendukungtugas peneliti sebagai instrumen kunci. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti adalah mutlak, karena peneliti harus berinteraksi dengan lingkungan baik manusia dan non manusia yang ada dalam kancah penelitian. Kehadirannya di lapangan eneliti harusdijelaskan, apakah kehadirannya diketahui atau tidak diketahui oleh subyek penelitian. Ini berkaitan dengan keterlibatan peneliti dalam kancah penelitian, apakah terlibat aktif atau pasif(Murni, 2017).
Dalam penelitian ini menggunakan Kegiatan penelitian ini dimulai dengan pengumpulan data sekunder terkait dan persiapan survei lapangan. Kemudian dilakukan survei lapangan untuk mendapatkan data untuk diproses pada tahap pengolahan data dan bahan analisis. Bagan alur kegiatan penelitian tersebut sebagai berikut (Diagram 2):
1. Menentukan rumusan masalah dan
tujuan 2. Identifikasi 3. Survei lapangan
kebutuhan
4. Pengumpulan data 5. Pengolahan data
6. Analisis hasil pengumpulan data dan
validitas data dengan teknik triangulasi
7. Kesimpulan Diagram 2 Tahap penelitian
Sumber : pribadi
3.3Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan presentase dimana setelah data yang diperlukan terkumpul, diklasifikasikan menurut perumusan yang telah ditentukan, data yang bersifat kualitatif, yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori yang telah ditentukan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Kesimpulan analisis data atau hasil penelitian dibuat dalam bentuk kalimat-kalimat dengan rumus sebagai berikut: (Sumber : https://repository.uin-suska.ac.id/6765/4/BAB%20III.pdf )
Keterangan:
P = Angka persentase N = Banyaknya individu F = Frekuensi yang dicari1
Teknik Analisa yang dipakai pada penelitian ini adalah Teknik deskriptif dengan presentase. Teknik analisa ini menggunakan angka – angka presentasi yang menjadi pegangan dalam menganalisa baik tidaknya objek penelitian tersebut terhadap data penelitian yang sudah dikumpulkan pada bab II Arikunto (2010:282) mengemukakan bahwa cara mendapatkan presentase guna menafsirkan skor nilai yang diperoleh melalui perhitungan angket disesuaikan dengan kriteriany sebagai berikut:
Presentase Angka 81% – 100% = Sangat baik
Presentase Angka 61% – 81% = baik
Presentase Angka 41% – 61% = Cukup
Presentase Angka 21% – 40% = Kurang
Presentase Angka 0% – 20% = Sangat Kurang
3.4. Deskripsi Lokasi
Gambar 19 Lokasi Penlitian (Sumber : Google Maps, 2023)
Rahmat International Wildlife Museum and Gallery adalah sebuah museum yang sangat unik, menghadirkan berbagai koleksi binatang dari seluruh dunia yang diawetkan dengan sempurna. Museum ini akan membuat para pengunjung terpesona dengan ribuan koleksi hewan yang terlihat hidup dan nyata, seolah-olah mereka berada di habitat aslinya. Hewan-hewan yang diawetkan ini adalah bintang-bintang yang telah mati secara alami, hasil dari berburu yang dilegalkan, serta sumbangan dari lembaga dan kolektor. Begitu masuk ke dalam museum, para pengunjung akan diantar untuk melihat seluruh koleksi dengan panduan dari pemandu yang berpengetahuan luas. Yang menarik, koleksi-koleksi di museum ini mengikuti standar dunia dalam konservasi dan pemanfaatan sumber daya alam.
Hal ini bertujuan untuk mencegah kepunahan dan meningkatkan populasi satwa liar di habitat aslinya. Para pengunjung dapat melihat berbagai jenis hewan dari
seluruh penjuru dunia, karena museum ini menyimpan koleksi satwa liar yang beragam. Lebih dari 2.600 spesies, baik yang berukuran besar maupun kecil, disusun dengan apik dan artistik dalam ruangan berpendingin yang menjaga kelembaban yang tepat. Rahmat International Wildlife Museum and Gallery memiliki tiga lantai dengan penataan koleksi yang mengikuti habitat asli hewan- hewan tersebut. Para pengunjung dapat menyaksikan secara langsung satwa langka yang diawetkan dengan penjelasan mengenai jenis dan asalnya. Museum ini didirikan oleh Rahmat Shah, seorang konservasionis yang sangat mencintai alam dan berpetualang ke berbagai penjuru dunia. Ia adalah putra Indonesia pertama yang menerima penghargaan dan pengakuan internasional dalam bidang berburu. Sebagian besar koleksi di museum ini dikumpulkan melalui kegiatan berburu resmi. Rahmat International Wildlife Museum and Gallery tidak hanya memamerkan satwa-satwa dari seluruh dunia yang diawetkan, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Di antaranya adalah perpustakaan yang berisi informasi mengenai berbagai jenis satwa dan habitatnya dari berbagai negara, serta berbagai cinderamata yang khas dari museum ini. Tersedia juga Hunters Cafe dengan audio visual yang menginformasikan tentang perburuan konservasi, studio foto dengan fotografer profesional, dan ruang serbaguna yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Museum ini didirikan pada tanggal 14 Mei 1991 dan merupakan museum pertama dan satu-satunya di dunia yang menampilkan semua binatang yang diawetkan dengan tampilan yang menggambarkan habitat aslinya. ( Sumber web resmi : https://www.usu.ac.id/id/wisata-kota-medan/rahmat-gallery ) (Gambar 21)
Museum ini memiliki beberapa ruangan pameran dapat dilihat pada gambar 22, dan ruangan ruangan ini lah penelitian akan di lakukan , Peneltian ini di lakukan untuk mengetahui apakah interior museum ini memiliki standadrd ketentuan musem dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.
Gambar 20 ruang pameran
( Sumber : https://www.usu.ac.id/id/wisata-kota-medan/rahmat-gallery)
3.5. Objek Peneltian
Pada Rahmat International Wildlife Museum and Gallery adalah Studi kasus yang di pilih untuk penelitian ini. Pada gambar 22 di bawah berikut adalah denah lat 1 dan 2 . Pada lat 1 di gambar 23 jumlah area pameran memiliki 14 area yang sudah termasuk dengan panjangan rak vitrine , 2d &3d dan Diorama. Pada lat 2 di gambar 23 ruang pameran yang ada pada museum tersebut ada 6 area yang sudah termasuk dengan rak vitrine , 2d &3d dan Diorama. Hal yang di teliti oleh peneliti dari 20 area adalah tata letak objek pameran yang ada apakah sudah sesuai dengan data arsitek.
Gambar 22 Layout lantai 1 pada museum Sumber : Foto Pribadi
Gambar 21 Layout lantai 2 pada museum Sumber : Foto Pribadi
3.6. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sesuatu yang berbentuk atribut atau sifat dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai macam yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga didapatkan sebuah keterangan mengenai sesuatu tersebut, kemudian menarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (table 2 dan 3)
Table 2 Variabel Penelitian
Tujuan Variabel Sub Variabel
Untuk mengetahui
klasifikasi museum dan apakah tata letak objek pada museum Rahmat International Wildlife Museum & Gallery sesuai dengan standard
Tata Letak dalam
Objek dalam
Museum
1. Mengetahui jenis klasifikasi museum dan bentuk teknik dalam memamerkan objek 2. Jenis tata letak objek pada museum Rahmat International Wildlife Museum & Gallery
Jenis bentuk Penggunaan Rak Vitrine
Bagaimana Sudut pandang dan jarak pandang dengan Letak Objek Display ( 2D maupun 3D)
Sistem Display Diorama
Sumber : Analisis pribadi
Variabel – variabel yang diukur dijabarkan ke dalam beberapa indicator dan masing – masing indikator mempunyai sub indikator. Sub indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak menyusun item – item instrument yang berupa pernyataan dalam sebuah kuesioner. Indikator – indikator yang digunakan akan berbentuk isi kuesioner penelitian, dapat dilihat pada tabel 3 berikut :
Tabel 3 Form Pengisian Penelitian I. informasi/ data pelengkap
Keterangan Pilihan
1. Klassifikasi museum bedasarkan jenis koleksinya Museum Khusus
Museum Umum
2. Klasifikasi museum bedasarkan segi asalnya bendanya Benda alam
Benda budaya
3. Klasifikasi museum bedasarkan disiplin ilmu terhadap koleksi benda – benda alam
Benda biologi Benda geologi
4. Bentuk – bentuk teknik memamerkan objek koleksi pada museum Participatory techniques
Object base techniques Panel techniques model techniques 5. Jumlah Vitrine
Lokasi Keterangan
Vitrine sudut
Vitrine dinding
Vitrine lantai
Vitrine tengah
Vitrine tiang LAT 1
LAT 2
II. pokok permasalahan
1. Apakah Rak vitrine sesuai dengan standard yang sesuai dengan analisa di BAB II ( mempunyai tinggi ±240 cm , alas terendah 65 – 75 cm dan tebal vitrine min 65 cm )
Lokasi Sesuai Standard Tidak sesuai standard
LAT 1 Vitrine
sudut Vitrine
lantai Vitrine
tengah Vitrine tiang Vitrine dinding LAT 2
Vitrine sudut Vitrine
lantai Vitrine tengah Vitrine tiang Vitrine dinding
2. Bagaimana sudut pandangn dan jarak pandang dengan letak objek 2d
Lokasi Keterangan
Sesuai standard Tidak sesuai standard Area 1
Area 2 Area 3 Area 4 Area 5 Area 6 Area 7 Area 8 Area 9 Area 10 Area 11 Area 12 Area 13 Area 14 Area 15 Area 16 Area 17 Area 18 Area 19 Area 20
3. Bagaimana sudut pandangn dan jarak pandang dengan letak objek 3D
Lokasi Keterangan
Sesuai standard Tidak sesuai standard
Area 3 Area 4 Area 5 Area 6 Area 7 Area 8 Area 9 Area 10 Area 11 Area 12 Area 13 Area 14 Area 15 Area 16 Area 17 Area 18 Area 19 Area 20
4. Apakah diorama pamer sudah sesuai dengan perbandingan 1:1, dan sudah di lengkapi dengan suasanya yang menggambarkan habitat / ekosistem dari masing – masing objek
Lokasi Keterangan
Sesuai standard Tidak sesuai standard Area 1
Area 2 Area 3 Area 4 Area 5 Area 6 Area 7 Area 8 Area 9 Area 10 Area 11 Area 12 Area 13 Area 14 Area 15 Area 16 Area 17 Area 18 Area 19 Area 20
Sumber : Analisa pribadi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Area Survei
Pada peneltian ini melakukan survei terhadap tata letak objek pameran pada Rahmat Internasional Wild Life Museum Dan Gallery. Hasil survey penelitian museum bedasarkan jenis koleksi adalah klasifikasi museum khusus karena hanya terdiri dari koleksi satwa liar. Klasfikasi museum bedasarkan asal museum termasuk koleksi benda alam yaitu tubuh satwa yang telah diawetkan. Museum ini menggunakan beberapa bentuk Teknik memamerkan yang terdiri dari object base technique ( dengan jenis open storage yaitu meletakkan seluruh koleksi museum pada tempat pameran, thematic grouping yaitu menampilkan benda benda kleksi sesuai topik/tema tertentu dan ada juga bentuk penangananya yaitu Fastened object, enclosed obeject dan diorama) dan Teknik panel technique yang berfungsi untuk mempresentasikan informasi – informasi yang mendukung pameran museum itu sendiri dapat dilihat pada gambar 24
Gambar 24 Panel Sumber : Analisa pribadi
Pada penelitian ini terdapat 20 area survei, secara keseluruhan denah dapat di llihat di bawah ini denah lat 1 ( Gambar 25 ) dan denah lat 2 ( Gambar 26 ).
Pada penelitian ini terdapat 20 area survei, dan berikut adalah beberapa rincian gambaran 20 area tersebut.
a. Area 1
Pada area ini adalah area pertama penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis Diorama yang bertema alam/nature room. Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer yaitu satwa endemic seperti pada area 1 tersebut. Diorama yang di gunakan adalah jenis diorama terbuka. (Gambae 25)
Gambar 25 Foto Area 1 Lat 1 Sumber : Foto pribadi
b. Area 2
Pada area ini adalah area ke-dua penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis Diorama yang bertema gunung dengan hewan kambing gunung yang di awetkan dan disusun dengan nuansa gunung. Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer
yaitu satwa endemic seperti pada area 2 tersebut. Diorama yang di gunakan adalah jenis diorama terbuka. (Gambar 26)
Gambar 26 Foto Area 2 Lat 1
Sumber : Foto Pribadi
c. Area 3
Pada area ini adalah area ke-tiga penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis Diorama yang bertema hewan spesies amerika. Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer yaitu satwa endemic seperti pada area 3 tersebut. Diorama yang di gunakan adalah jenis diorama terbuka. (Gambae 27)
Gambar 27 Foto Area 3 Lat 1 Sumber : Foto Pribadi
d. Area 4
Pada area ini adalah area ke-empat penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis Diorama bernuansa kutub . Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer yaitu satwa endemic seperti pada area 4 tersebut. Diorama yang di gunakan adalah jenis diorama terbuka. (Gambae 28)
Gambar 28 Foto Area 4 Lat 1 Sumber : Foto Pribadi
e. Area 5
Pada area ini adalah area ke-lima penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis Diorama bernuansa kutub . Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang
menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer yaitu satwa endemic seperti pada area 5 tersebut. Diorama yang di gunakan adalah jenis diorama terbuka. (Gambae 29)
Gambar 29 Foto Area 5 Lat 1 Sumber : Foto Pribadi
f. Area 6
Pada area ini adalah area ke-enam penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis Diorama bernuansa kutub . Diorama digunakan untuk menampilkan objek pamer dengan perbandingan 1:1, dan dilengkapi dengan suasana yang menggambarkan habitat/ekosistem dari masing-masing objek pamer yaitu satwa endemic seperti pada area 6 tersebut. Diorama yang di gunakan adalah jenis diorama terbuka. (Gambae 30)
Gambar 30 Foto Area 6 Lat 1 Sumber : Foto Pribadi
g. Area 7
Pada area ini adalah area ke-tujuh penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis pajangan dalam bentuk 3D dan jenis vitrine dinding, area ke 7 ini merupakan area bertema dengan hewan reptile dan hewan laut. (Gambae 31)
Gambar 31 Foto Area 7 Lat 1 Sumber : Foto Pribadi
h. Area 8
Pada area ini adalah area ke-delapan penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis vitrine dinding, area ke 8 ini merupakan area bertema dengan kingdoms of bird. (Gambae 32)
Gambar 32 Foto Area 8 Lat 1 Sumber : Foto Pribadi
i. Area 9
Pada area ini adalah area ke-sembilan penelitian melakukan analisa tata letak objek pameran terhadap standard arsitek. Pada area ini terdapat objek penelitian dengan jenis pajangan dalam bentuk jenis vitrine dinding, area ke 9 ini merupakan area bertema dengan fosil hewan laut. (Gambae 33)