Nama : Lintang Ayu Mustika Kencana NIM : K5418043
Kelas : B
Pendidikan Geografi
RESUME MATERI
“STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING”
Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M. Pd.
Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur. Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab para personil sekolah yang terlibat.
Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik sekolah masing-masing. Jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan konseling yang lebih kompleks.
Struktur atau pola BK di sekolah adalah sebagai berikut:
a) Komite Sekolah adalah organisasi yang terdiri dari unsur sekolah, orang tua dan tokoh masyarakat, yang berperan membantu penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan. Komite sekolah bertugas sebagai penasehat terhadap kebijakan-kebijakan disekolah yang biasa diwakili oleh orang tua siswa maupun tokoh masyarakat yang berkompeten, selain itu terdapat juga ahli lain yang ikut membantu dalam menentukan kebijakan apakah layak atau tidak ketika suatu sekolah dalam penerapannya.
b) Kepala Sekolah Dan Wakasek adalah penanggung jawab pendidikan pada satuan pendidikan (SLTP, SMA, SMK) secara keseluruhan, termasuk penanggung jawab dalam membuat kebijakan pelayanan bimbingan dan konseling. Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas kepala sekolah adalah, diantaranya mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan, yang meliputi kegiatan pengajaran, pelatihan, serta bimbingan dan konseling di sekolah, menyediakan dan melengkapi sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan konseling di sekolah.
Sedangkan Wakil Kepala Sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam hal mengkoordinasikan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling kepada semua personil sekolah, melaksanakan kebijakan pimpinan sekolah, terutama dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling, melaksanakan bimbingan dan konseling terhadap minimal 75 siswa, bagi wakil kepala sekolah yang berlatar belakang bimbingan dan konseling.
c) Koordinator BK bersama Konselor Sekolah adalah pelaksana utama pelayanan BK yang akan melakukan koordinasi kepada guru BK dalam melaksanakan program Bimbingan Konseling, mengadministrasikan pelayanan Bimbingan Konseling, menilai program dan pelaksanaan Bimbingan Konseling, memberikan tindak lanjut terhadap hasil penilaian BK dan mengatur segala kegiatan disekolah dalam rangka perwujudan bimbingan konseling di sekolah.
Guru BK memiliki peran utama yaitu sebagai pelaksana layanan bimbingan konseling disekolah, dalam tugasnya yaitu berhubungan langsung dengan peserta didik ketika layanan Bimbingan dan Konseling. Guru BK akan membimbing siswanya dalam menyelesaikan masalahnya. Tugas guru BK yaitu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun program bimbingan dan konseling, melaksanakan program bimbingan dan konseling, mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling, melaksanakan evaluasi bimbingan dan konseling, melaksanakan tindak lanjut evaluasi program bimbingan dan konseling
d) Guru Mata Pelajaran adalah pelaksana pengajaran dan praktik / latihan.
Sebagai tenaga ahli pengajaran dalam mata pelajaran tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dalam pelayanan bimbingan konseling adalah membantu memasyarakatkan pelayanan Bimbingan Konseling kepada siswa, membantu guru Bimbingan Konseling / konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan Bimbingan Konseling, membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan Bimbingan Konseling, memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan Bimbingan Konseling, berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa seperti konferensi kasus, membantu
pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan Bimbingan Konseling dan upaya tindak lanjutnya.
e) Wali Kelas
Wali kelas memberikan peran penting dalam pelaksanaan Bimbingan dan Konseling. Wali kelas bertugas mengumpulkan data tentang peserta didik, mengadakan penyuluhan misalnya dalam mata pelajaran yang diampu, meneliti kemajuan dan perkembangan peserta didik, membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi peserta didik, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan bimbingan dan konseling, layanan dalam hal ini adalah layanan secara umum terhadap para siswanya.
f) Siswa adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, praktik / latihan, dan bimbingan di SLTP, SMA, dan SMK. Siswa juga berhak untuk mendapat layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah.
g) Tata Usaha adalah pembantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi dan ketatausahaan. Staf Tata Usaha/Administrasi memberikan peran penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Staf TU bertugas membantu dalam mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, membantu mempersiaokan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, membantu sarana yang diperlukan dalam kegaitan bimbingan dan konseling, membantu melengkapi dokumen tentang peserta didik, seperti catatan komulatif peserta didik.
Jadi, dapat dilihat bahwa antar komponen dalam struktur organisasi Bimbingan dan Konseling saling berkaitan satu sama lain karena kegiatan Bimbingan Konseling di sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang mengatur kegiatan BK untuk melakukan layanan pada siswa, dan dalam layanan ini, guru BK dibantu oleh komponen lainnya seperti guru wali kelas, guru mata pelajaran hingga staff tata usaha, dan juga dari pihak luar sekolah pun juga dapat membantu dalam layananannya di sekolah dengan persetujuan dari kepala sekolah dan juga kerjasama yang dilakukan dapat menunjang keberjalanan layanan program Bimbingan Konseling di sekolah.
Dapat dilihat bahwa antar komponen dalam struktur organisasi Bimbingan dan Konseling saling berkaitan satu sama lain.