TEKNOLOGI PENGOLAHAN GULA TEBU (NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI)
Kelompok 3
Dani Juniarta 1514051024 Afrima Yani 1614051013 Indah Widoretno 1654051014 Nurbaiti 1614051051 Resita Afni 1654051019
INDUSTRI GULA
• Menurut Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) tahun 2008 rata-rata hasil industri gula di
Indonesia terdiri dari limbah cair 52,9 persen,
blotong 3,5 persen, ampas (bagasse) 32,0 persen,
tetes 4,5 persen dan gula 7,05 persen serta abu 0,1
persen.
PENGOLAHAN GULA
TEBU
Proses Pengolahan
• Pemerahan (Penggilingan)
Mengeluarkan nira dari dalam tebu dengan penambahan air imbibisi, jumlah rata – rata air imbibisi 25%.
• Pemurnian
Menghilangkan bahan non gula dengan penambahan agen pemurni.
• Penguapan atau evaporasi
Menguapkan air pada nira hingga konsentrasi menjadi 65-70brix
Dengan menggunakan lebih dari 1 evaporator
Proses Pengolahan
• Kristalisasi
Pembentukan kristal gula dengan dibantu penambahan bibit kristal
• Pemisahan
Dilakukan untuk memisahkan kristal gula dari molases yang
menempel dengan cara sentrifugasi
NERACA MASSA
PADA INDUSTRI GULA
Gambar 1. Neraca massa pengolahan tebu di pabrik subang
Neraca Massa
Gambar 1 merupakan neraca massa yang ada di pabrik gula subang yang kapasitas produksi 3000 Ton tebu/hari.
Gambar 1 menunjukkan bahwa ada bahan yang keluar dari sistem pada setiap tahapan proses. Gula kristal putih yang didapatkan sebanyak 8,5% atau sekitar 85 ton dari 1000 ton tebu yang di produksi.
Proses produksi yang memungkinkan gula loss adalah
pada tahap ekstraksi, pemurnian, dan putaran. Efisiensi
pabrik gula subang ini sudah efisien dikarenakan gula
yang dihasilkan cukup banyak sesuai dengan rendemen
rata-rata pebrik tebu lainnya.
Perhitungan Neraca Massa
Gambar disamping menunjukkan bahwa produksi gula dengan
kapasitas produksi 1000 ton tebu menghasilkan 85 ton gula. Apabila kapasitas
produksi pabrik gula subang 3000 ton tebu
maka gula yang dihasilkan 255 ton.
Gambar 2. Neraca massa dan energi pengolahan tebu
Neraca Massa
• Gambar 2 menunjukkan bahwa dari 3000 ton tebu perhari menghasilkan gula kristal putih
sebesar 354,71 ton yang berarti rendemen gula sebesar 11,82%.
• Efisiensi pabrik gula ini sangat baik dimana loss gula lebih sedikit pada proses pengepresan dan pemurnian sehingga rendemen gula yang
dihasilkan tinggi walaupun rendemen gula pada
tebu dapat ditentukan dari varietas tebu yang
diolah
NERACA ENERGI
PADA PABRIK GULA
Energi Pabrik Gula
• Pabrik gula dikenal dengan self-sufficiency energy dikarenakan dapat menyuplai energi sendiri. Proses pengolahan tebu menjadi gula menggunakan bagas
sebagai sumber bahan bakar untuk menghasilkan energi atau disebut juga cogeneration.
• Selain dari bagas (ampas tebu) energi dapat bersumber
dari molases, blotong yang bisa dikonversi menjadi listrik
dengan proses fermentasi.
Neraca Energi (Bahan Bakar Bagase)
• Bagas dengan berat 330Kg menghasilkan energi sebesar 2.798,334 MJ yang menghasilkan steam
660Kg. Menurut Saechu (2009), perhitungan konversi bagas ke energi sebagai berikut:
• Listrik yang dihasilkan
Neraca Energi (Bahan Bakar Bagase)
• Dari 292 ton tebu ampas tebu yang dihasilkan adalah 80 ton (27,40%), menghasilkan steam sebanyak 160 ton dan listrik sebesar 113 KWh/ton tebu dan yang digunakan untuk proses produksi adalah 30 KWh /ton tebu sehingga surpluss dari
listrik yang dihasilkan adalah sebesar 83KWh. Energi yang
dihasilkan sangat besar dikarenakan teknologi yang digunakan sudah canggih yaitu meggunakan CEST (Condensing Extraction Steam Turbine) dengan tekanan 62 bar dengan suhu 480oC
• Energi yang dihasilkan adalah
Neraca Energi (Blotong dan Molases)
• Energi yang dihasilkan dari 81,75 ton blotong
menghasilkan sebesar 62.405.985 kcal atau sebesar
261.293,86 MJ. Energi yang diperoleh akibat dari
proses fermentasi anaerob.
REFERENSI
• Bantacut, T and D. Novitasari. 2016 Energy and water self-sufficiency assessment of the white sugar production process in Indonesia using a complex mass balance model. Journal of Cleaner Production. 126:478-402.
• Birru, Eyerusalem. 2016. Sugar Cane Industry Overview and Energy Efficiency
Considerations. Literature survey document. KHT School of Industrial Engineering and Management.
• Gunawan., T, Bantacut., M, Romli and E, Noor. 2018. Biomass by-product from crystal sugar production: A comparative study between Ngadirejo and mauritius Sugar Mill. IOP
Coference Series. Earth and Enviromental Science.141012009.
• Subiyanto. 2016. Analisis keragaman parameter penentu rendemen gula kristal putih pada pabrik gula BUMN. M.P.I. 11(1):1-10