• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI MORAL TOKOH SATYA DALAM NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK KARYA ADHITYA MULYA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "NILAI MORAL TOKOH SATYA DALAM NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK KARYA ADHITYA MULYA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 169

NILAI MORAL TOKOH SATYA

DALAM NOVEL SABTU BERSAMA BAPAK KARYA ADHITYA MULYA

Wiwik Surya Utami1

Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Teknologi Sumbawa

wiwik.surya.utami@uts.ac.id

Abstract

Literary work is the result of the creation of the author or writer to be enjoyed and understood in the social life of society. The researcher chose the novel Sabtu Bersama Bapak. Adhitya Mulya, a novel that has many moral values, this novel has 4 main characters, namely Mr. Gunawan Granida, Mrs. Itje, Satya and Cakra. This study only focuses on the character Satya, the eldest son of Pak Gunawan Granida. The purpose of this study was to describe the moral values of the Satya character in the novel Sabtu Bersama Bapak. This research is a qualitative descriptive study using the method of listening and noting. The results of this study contained 5 moral aspects of human relations with oneself, namely morally responsible behavior, patience, controlling emotions, working hard, regret and admitting mistakes (apologies). Then, there are 3 moral aspects of human relations with other humans in the social and natural environment. Satya exhibits compassionate, caring and caring moral behavior. And in one aspect of the relationship between humans and God, there is not much moral behavior that leads to the relationship between humans and God, only shown in Satya's attitude to remind his children to worship.

Keywords: Moral values, novel Sabtu Bersama Bapak

1Dosen Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Psikologi dan Humaniora, Universitas Teknologi Sumbawa

(2)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 170

PENDAHULUAN

Karya sastra merupakan hasil ciptaan pengarang atau sastrawan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan dalam kehidupan sosial masyarakat.

Karya sastra adalah hasil proses imajinatif pengarang meramu sebuah cerita menjadi menarik dan mempengaruhi pola pikir penikmatnya, sehingga karya sastra dapat dijadikan cerminan dalam memahami dan memaknai hidup. Oleh karena itu Wellek

& Waren (2016:1) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Karya sastra sebagai seni berusaha menampilkan nilai-nilai keindahan dan memenuhi kepuasan batin pembacanya. melalui karya sastra pembaca dapat melihat gambaran kehidupan yang diciptakan oleh pengarang berdasarkan pengalaman batin berupa peristiwa atau fenomena menarik yang memunculkan gagasan dan imajinasi dalam bentuk tulisan.

Novel adalah salah satu jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan disaat karya itu ditulis oleh pengarang yang menunjukkan sisi kreatifnya dalam menciptakan tokoh yang hidup dalam suatu masa dan suatu tempat. Nurgiantoro (2015: 12) menyatakan novel berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Kemudian menurut Tarigan (2015: 167) novel merupakan suatu cerita prosa fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

Dalam sebuah karya sastra terdapat pesan yang ingin disampaikan pengarang, sehingga pembaca dapat mengambil manfaat bagi hidup dan pola pikirnya.

Salah satu nilai yang terkandung dalam karya sastra adalah nilai moral. Jenis dan wujud pesan moral yang terdapat dalam karya sastra akan bergantung pada keyakinan, keinginan, dan interes

pengarang yang bersangkutan.

(Nurgiyantoro, 2015:441).

Zakiah (dalam (Ariya, 14:2015)) moral adalah sebuah perilaku berdasarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam masyarakat yang muncul dari dalam hati seorang individu tanpa paksaan, melainkan timbul karena rasa tanggung jawab atas suatu tindakan dan mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan diri sendiri.

Selaras dengan pendapat Nurgiyantoro (2015:441) bahwa jenis ajaran moral dapat mencakup masalah yang boleh dikatakan bersifat tidak terbatas.

Persoalan moral ini dapat dibedakan ke dalam hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan lingkup alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

Oleh karena itu, nilai moral memiliki posisi yang penting dalam sebuah karya sastra karena akan mempengaruhi pola pikir pembacanya, sehingga sangat menarik untuk meneliti tentang nilai moral dalam suatu karya sastra. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini berfokus pada nilai moral tokoh Satya yang dilihat dari hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan lingkup alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai moral tokoh Satya dalam novel Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya.

Peneliti memilih novel “Sabtu Bersama Bapak” karya Adhitya Mulya untuk diteliti karena novel tersebut memiliki banyak nilai moral. Terutama pada tokoh anak sulung bernama Satya, yang harus tumbuh besar tanpa seorang bapak, sejak berumur 9 tahun. Situasi mengajarkan Satya kecil untuk belajar bertanggung jawab dalam melindungi ibu dan adiknya. Abram (dalam Nurgiyantoro

(3)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 171

2010: 165) mengemukakan tokoh adalah cerita orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Adhitya Mulya merupakan seorang novelis yang memiliki banyak karya populer dan diangkat ke dalam film. Salah satu karyanya yang diangkat ke dalam film adalah novel Sabtu Bersama Bapak.

Novel ini memiliki bahasa yang ringan dan mudah dipahami, dengan tema keluarga sehingga memiliki banyak pesan moral yang dapat dijadikan contoh yaitu, bagi orang tua dalam mendidik dan membimbing anak dalam kondisi berbeda dari keluarga lain, dan bagi anak bagaimana menghargai orang tua.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah alat, prosedur dan teknik yang dipilih dalam melaksanakan suatu penelitian atau dalam mengumpulkan data (Djajasudarma, 2006:4). Penelitian sastra memiliki perbedaan sudut pandang dan beberapa pendekatan yang digunakan untuk menganalisis. Pendekatan tersebut akan menentukan jenis penilitian apa yang digunakan (Rahima dalam Zahar dkk (2021:177)). Oleh karena itu, jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode simak dan teknik catat. Menurut Mahsun (2014: 92) dalam metode simak cara yang digunakan dalam memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak disini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Selanjutnya, teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak.

Perlu diketahui bahwa data memiliki perbedaan dengan objek penelitian, menurut Sudaryanto (dalam

Mahsun (2015: 18)) memberi batasan data sebagai bahan penelitian yaitu bahan jadi (lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah). Sumber data dalam penelitian ini adalah data yang diseleksi dari sumber data yang diperoleh langsung tanpa perantara yaitu kalimat dan percakapan yang terdapat dalam novel Sabtu Bersama Bapak karya Adhitya Mulya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyimak yaitu membaca dan memahami isi dari novel Sabtu Bersama Bapak, kemudian melakukan teknik catat dengan mengklasifikasikan nilai moral yang ada pada tokoh Satya. Setelah data terkumpul, kemudian peneliti melakukan klasifikasi nilai moral berdasarkan hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan lingkup alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aditya Mulya merupakan penulis fiksi terkenal di Indonesia, salah satu karyanya yang berhasil menarik minat produser film untuk memproduksinya adalah novel Sabtu Bersama Bapak.

Dalam berkarya Aditya Mulya selalu menulis hal-hal yang nyata berdasarkan pengalaman banyak orang, sehingga karya Aditya Mulya terutama novel Sabtu Bersama Bapak menjadi sarat makna.

Novel tersebut memiliki 4 tokoh utama yaitu Gunawan Garnida, Itje Garnida, Satya Garnida dan Cakra Garnida. Mereka adalah keluarga yang biasa dan menjadi luar biasa, ketika Bapak Gunawan Garnida divonis sakit dan tidak memiliki umur panjang, sebelum sang Khalik memanggil. Ia mempersiapkan banyak hal untuk istri dan anak-anaknya. Terutama untuk kedua anaknya yang masih sangat belia, yang masih memerlukan sosok seorang ayah dalam masa pertumbuhannya. Dia menyiapkan video

(4)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 172

yang akan diputar anak-anaknya kelak saat ia taka da, video yang berisi banyak cerita dan nasehat yang disaksikan anak- anaknya setiap sabtu. Sehingga kedua anaknya tidak merasa kehilangan sosok bapak dimasa mereka tumbuh menjadi dewasa. Penelitian ini hanya memfokuskan pada nilai moral tokoh Satya anak sulung dari Gunawan Granida.

Anak yang selalu berusaha terlihat tangguh, karena ada tanggung jawab

dipundaknya sebagai seorang anak sulung dalam melindungi dan menjaga ibu dan adiknya, serta istri juga ketiga anaknya yang membutuhkan sosok seorang bapak yang selalu dirindukan. Novel ini mudah dipahami alur ceritanya, dengan tema keluarga yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Berikut adalah hasil penelitian nilai tokoh Satya yang di sajikan dalam bentuk tabel.

Tabel 1. Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak

No Jenis Nilai Moral Wujud

1 Hubungan Manusia dengan diri sendiri

bertanggunga jawab sabar

mengendalikan emosi bekerja keras

penyesalan

mengakui kesalahan 2 Hubungan Manusia dengan manusia lain dalam

lingkup sosial dan lingkungan alam

penyayang perhatian peduli

3 Hubungan Manusia dengan Tuhannya mengingat ibadah

Nurgiyantoro (2015:442) mengatakan dalam cerita fiksi yang dominan adalah haruslah cerita sebagai bentuk representasi nilai-nilai dalam wujud perilaku tokoh. Maka, ketiga nilai moral merupakan perwakilan dari sikap dan perilaku tokoh yang menjadi satu kesatuan yang hadir secara bersama di hadapan pembaca. Sebuah novel haruslah mengandung pesan moral. Wujud nilai moral yang terdapat dalam novel Sabtu Bersama Bapak digolongkan dalap sikap dan perilaku yang biasa dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam menghadapi masalah dan menyelesaikan masalah. Berikut akan

dibahas wujud nilai moral tokoh Satya dalam novel Sabtu Bersama Bapak.

1. Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri

Hubungan manusia dengan diri adalah bentuk dari sikap manusia yang mengenali dirinya sendiri dengan baik, mampu bersikap, berpikir dan mengambil keputusan yang tepat untuk hidupnya.

Dengan tujuan melahirkan manusia yang baik secara akhlak dan tingkah laku.

Dalam novel Sabtu Bersama Bapak ini tokoh Satya memiliki nilai moral yang sangat dominan pada hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Nilai moral tersebut adalah bertanggung jawab, sabar,

(5)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 180

mengendalikan emosi, bekerja keras, penyesalan dan mengakui kesalahan.

Berikut kutipan dan penjelasan tentang nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri.

a. Bertanggung Jawab Kutipan 1

Bapaknya meninggal saat dia berumur Sembilan tahun. Dia tahu, bahwa sebelum dirinya beranjak remaja, dia sudah menjadi pria nomor 1 dalam keluarga.

Jika dia lembek, dia takut ibu dan adiknya terinjak-injak.

Kutipan 2

“Ryan sama Miku minta dibeliin… remote control pesawat,” lanjut sang istri

“Murah kok, Pak. Cuma berapa kroner gitu,” ujar Ryan

“Let’s see.?”

“Jadi, Bapak mau beliin?”

“Belum tentu. Liat nanti ya Guys” Satya mengacak rambut kedua anaknya.

Kutipan 3

“Saya malu sama Rissa. Dia aja yang kerja dari rumah, bisa support adik- adiknya. Saya punya ibu Cuma satu, masak gak saya support?” ujar

Bertanggung jawab merupakan sikap seseorang yang tertanam dalam dirinya, sepertu tokoh Satya, yang terlahir sebagai anak sulung yang secara tidak langsung setelah Bapaknya meninggal dunia dia harus mampu melindungi ibu dan adiknya. Terlihat pada kutipan di atas bagaimana Satya sebagai anak menawarkan diri untuk membantu ibunya meringankan beban pengeluaran ibunya.

Sekalipun si ibu menolak namun ia berusaha tetap melakukan niat dan tanggung jawabnya sebagai anak.

Selain itu, Satya sebagai kepala keluarga harus mampu memberikan kebahagiaan dan rasa cukup pada anak-

anak dan istrinya. Ini terlihat dari kutipan percakapan di atas. Ketika anak sulung Satya meminta dibelikan sebuah pesawat, Satya sebagai ayah tidak menolak keinginan tersebut tetapi tetap berusaha memberikan yang terbaik pada anak- anaknya, walaupun pada akhirnya bukan pesawat remote control yang didapat oleh anak-anaknya tetapi sebuah layangan. Ini menunjukkan sikap tanggung jawab Satya sebagai Ayah untuk memenuhi kebutuhan dan kebahagiaan keluarga kecilnya.

b. Sabar Kutipan 4

Satya melirik kembali ke dalam dapur.

Kepada istri yang mengeluarkan roasted chicken dari oven. Aromanya lumayan wangi. Hanya saja untuk ayam sekecil itu, satya berpikir apa iya dapur perlu seperti yang baru kena granat? Kali ini Satya memutuskan untuk menahan diri. Kali ini rasa, nomor dua. Effort istri nomor satu.

Kesabaran merupakan salah satu sifat dasar manusia yang menunjukkan ketakwaan kepada Tuhan YME. Sabar merupakan sifat manusia yang ketika diuji dalam suatu masalah akan ikhlas dalam menerima dan menjalaninya. Seperti tokoh Satya yang berusahan bersabar dalam menerima kenyataan bahwa istrinya Rissa tidak pandai memasak.

Satya berusaha menahan diri untuk tidak protes ketika disuguhkan makan siang hasil masakkan istrinya. Menurut Nurgiyantoro (2015:438) perasaan tentang moral (moral feeling) berhubungan erat dengan ranah sikap.

Intinya seseorang yang memiliki pemahaman tentang moral /karakter yang baik, ada potensi yang kuat dalam dirinya untuk membangkitkan ranah afeksinya agar ikut terlibat.

c. Menguasai Emosi Kutipan 5

Dia memutuskan untuk tidak marah. Dia tahu jeritan itu bukan sinyal berbahaya.

(6)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 181

Sejenak dia lupa dan bingung kemana semua orang.

Kutipan 6

Satya tahu apa yang dia harus lakukan.

Tidak perlu rumus yang kompleks. Jalani satu per satu dulu. Untuk sekarang fokus untuk menjadi diri yang menyenangkan saja. Sepertinya, itu yang Risa dan anak- anak minta.

Kutipan 7

Sebagaimana orang tua normal lainnya, Satya merasa ingin berubah jadi king kong dan murka. Bisa saja Satya membuat kereta ini berhenti di tengah jalan, memukul kondektur, meminta kereta balik ke tengah kota dan memukul orang tua Lars. Namun, dia berusaha untuk tenang.

Bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam diri manusia adalah emosi, terkadang sulit bagi seseorang untuk mengontrol emosinya. Menahan diri untuk dikuasai amarah yang berlebihan dan akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik untuk orang terdekat.

Kemampuan tokoh Satya dalam mengendalikan emosi merupakan bagian dari sikap moral yang patut dihargai.

Dapat dilihat dari kutipan di atas, bagaimana Satya berusaha untuk mengendalikan emosinya saat istirahatnya terganggu dengan suara ribut anaknya bermain, bagaimana Satya berusaha menomorsatukan kebahagiaan istri daripada egonya dan bagaimana ia berusaha menahan emosinya ketika rumah berantakan dengan mainan anak-anaknya.

Sikap yang ditunjukkan oleh tokoh Satya merupakan sikap moral yang patut dicontoh. Sesuai dengan pendapat yang disampaikan Nurgiyantoro (2015: 429) moral adalah ajaran tentang baik buruk yang diterima mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila.

d. Bekerja Keras Kutipan 8

Satya pikir, bekerja di oil rig sudah sangat berbahaya dan dia lakukan itu dengan senang hati demi anak istri.

Kutipan 9

Minggu pagi ini adalah minggu pagi terakhir untuk Satya di Karlslude. Siang nanti, dia sudah harus pergi ke kantornya naik helicopter lagi dan kembali ke kilang minyak.

Bekerja keras merupakan sikap seseorang dalam melakukan segala sesuatu dengan bersungguh-sungguh tanpa merasa lelah ataupun letih hingga tujuan yang menjadi target kerjanya tercapai. Nilai moral bekerja keras dapat dilihat dari kutipan di atas, dimana sikap tokoh Satya yang rela bekerja meninggalkan keluarga ke lepas pantai demi membahagiakan istri dan anak- anaknya.

e. Penyesalan Kutipan 10

Satya kali ini sadar dan menyesal. Dia tahu sifat marahnya pada masa lalu menjadi penghalang anak untuk bercerita Kutipan 11

Satya terdiam dia merasa seperti suami paling bodoh sedunia.

Penyesalan merupakan perasaan manusia yang mengakui kesalahannya karena telah melakukan kesalahan atau melewatkan sesuatu yang penting dalam hidup. Seperti kutipan diatas tokoh Satya merasa menyesal telah menjadi ayah yang pemarah terhadap anak-anaknya sehingga ketiga anaknya merasa takut untuk jujur padanya. Begitu pula penyesalan Satya yang kurang memperhatikan perubahan yang terjadi pada istrinya.

f. Mengakui Kesalahan (Permintaan Maaf)

Kutipan 12

Kakang minta maaf” Satya Memulai

(7)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 182

Kutipan 13

“Gak perlu lagi ada email. Apalagi yang seperti itu” Dia merangkul Rissa dan mengecup keningnya.

Setiap manusia pasti pernah melakukan kesalahan, tetapi tidak semua manusia berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kekeliruannya.

Berdasarkan kutipan di atas dapat dilihat sikap moral Satya yang berani mengakui kesalahannya terhadap istrinya, dan berbesar hati untuk meminta maaf.

2. Hubungan Manusia dengan Manusia Lain dalam Lingkup Sosial dan Lingkungan Alam

Hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan lingkungan alam adalah hubungan yang mencerminkan interaksi antara sesama manusia dan lingkungan alam sekitar.

Tujuan dari hubungan ini adalah untuk membangun suatu hubungan baik dengan sesama sehingga menciptakan keselarasan dan keharmonisan dalam suatu hubungan.

Hal ini yang terihat dalam hubungan tokoh Satya dengan orang tua, adik, istri dan anak-anaknya. Berikut dapat dilihat dari kutipan berikut ini.

a. Penyayang Kutipan 14

“Mah…” Suara Satya terpotong, oleh upaya gagalnya menahan tangis

“Udah… udah” Ibu Itje menenangkan anak sulungnya. “Udah beres, mamah akan hidup kok”

Kutipan 15

Satya melirik mereka. Kemudian dia meraih tangan Rissa dan

menggenggamnya. “Ini kita, sampai tangan kita keriput nanti.” Rissa mengecup hidung suaminya.

Sebagai mahluk sosial dilahirkan dengan emosi dan rasa yang ada di dalam

diri individu. Hubungan antara satu manusia dengan manusia lainnya akan melahirkan suatu perasaan saling memiliki dan menyayangi. Ini terlihat dari tokoh Satya yang sangat menyayangi ibunya, saat ibu berada jauh darinya dan dalam kondisi sakit, Satya sangat khawatir dan bersedih. Kesedihannya merupakan bentuk betapa besar rasa sayang Satya pada ibunya. Begitu pula pada kutipan kedua yang menunjukkan rasa sayang Satya kepada istrinya Rissa. Tokoh Satya adalah seorang laki-laki yang lahir dalam keluarga penuh kasih sayang. Hal itu tercermin dari Satya yang memperlakukan orang-orang terdekatnya dengan penuh kasih sayang.

a) Perhatian Kutipan 16

“Kamu pernah bilang sesuatu tentang Ryan – anak visual?” Sang istri menganguk.

“Ada bukunya? Saya harus baca banyak buku parenting. Saya ketinggalan

dibanding kamu.”

Kutipan 17

“Ris.”

“Ya?”

“Kamu gak kangen kerja?”

Sang istri terdiam

“Kamu boleh lho… kerja lagi. Saya Cuma ingin memastikan, kamu gak punya kewajiban untuk stay di rumah.”

Perhatian adalah salah satu bentuk sikap yang menunjukkan dukungan kepada seseorang, ketika seseorang dalam kondisi tidak baik dan diberikan perhatian orang tersebut akan sangat menghargai apa yang sudah dilakukan. Sama halnya seperti tokoh Satya pada kutipan 16 yang sangat menaruh perhatian terhadap anak sulungnya Ryan. Ryan merupakan anak visual seperti yang disampaikan istrinya.

Satya berusaha untuk memberi perhatian

(8)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 183

lebih dan memahami pola asuh yang sesuai dengan karakter anak sulungnya.

Begitu pula pada kutipan 17, tokoh Satya sangat menaruh perhatian pada kebutuhan istrinya sebagai wanita karir. Dia mengizinkan istrinya bekerja dikantor dan tidak perlu bekerja dari rumah, walaupun tawaran tersebut ditolak. Tapi dari sikap Satya seperti itu, dapat dipahami bahwa Satya memiliki perilaku moral yang baik yang selalu berusaha untuk memberikan dukungan pada orang-orang yang ada di sekitarnya terutama keluarga.

b) Peduli Kepada Keluarga Kutipan 18

“Mama selalu gak mau kita bantu.

Padahal itu cara kita untuk berterima kasih kepada mamah. Ngurangin beban mamah,” tambah Satya.

Kutipan 19

“Ryan, lihat ke mata bapak. Kamu lihat bapak marah, gak?” Ryan menggelengkan kepala. “Ryan, apa pun yang Ryan ceritakan, Bapak Janji gak marah.” “Promise, Pak?” “Promise.”

Kutipan 20

“Ryan dengar bapak baik-baik.” “Kalau kita lawan, mereka akan kaget bahwa mereka gak sehebat yang mereka sangka.

Kalau kita lawan, mereka akan kaget melihat kita sebenarnya sekuat mereka.”

“Kalau Ryan kalah gimana?” “Mungkin Ryan akan kalah berantemnya. Tapi Ryan akan memenangkan hormat mereka.”

Kepedulian merupakan nilai moral yang menunjukkan kepekaan seseorang kepada orang lain yang ada disekitarnya sehingga menimbulkan perilaku empati.

Dalam novel ini, sikap peduli tokoh Satya sangat terlihat pada beberapa situasi dan kondisi. Seperti kutipan di atas yang menunjukkan kepedulian tokoh Satya pada ibunya, yang ingin dibantu untuk meringankan beban ibunya. Kutipan 19 dan 20 merupakan perilaku peduli Satya

pada anak Sulungnya Ryan, yang menasehati Ryan untuk melawan jika ia dibully temannya. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh Satya sangat menjaga hubungan dengan orang-orang disekitarnya dengan peduli keadaan mereka dalam berbagai kondisi.

3. Hubungan Manusia dengan Tuhan Hubungan manusia dengan Tuhan merupakan hubungan yang bersifat pribadi dan vertikal. Dalam menghadapi masalah manusia akan selalu mempasrahkan segalanya pada Tuhan karena Tuhan tempat manusia bergantung. Dalam novel Sabtu Bersama Bapak, tokoh Satya tidak banyak memperlihatkan hubungannya dengan Tuhan, tetapi ada satu kutipan yang menunjukkan bahwa Satya selalu mengingatkan keluarganya untuk ibadah sholat. Seperti ditunjukkan dalam kutipan di bawah ini.

Kutipan 21

Boys, Bapak minta tolong”

“Apa Pak?”

“Kalian sudah pada sikat gigi?”

“Sudah”

“Pipis”

“Sudah”

“Wudhu?”

“Sudah”

“Isya?”

Pada tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak dapat dilihat terdapat satu hubungan moral yang sangat menonjol yaitu hubungan manusia dengan dirinya sendiri terutama pada perilaku moral mengendalikan emos. Satya dewasa dituntut sebagai seorang ayah dan anak yang harus memberikan contoh dalam melindungi dan menyayangi keluarganya.

Walaupun sebagai seorang ayah Satya pernah melakukan kesalahan menjadi seorang ayah yang pemarah, kemudian

(9)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 184

pada suatu peristiwa menyadarkan dia bahwa apa yang telah dilakukan itu salah.

Banyak pesan moral yang bisa diambil pada tokoh Satya sebagai seorang suami, ayah dan anak ia memiliki peran ganda sebagai manusia sehingga perilaku moral yang ditunjukkan oleh Satya didalam novel ini sangat berkesan. Itulah mengapa cerita fiksi seperti novel Sabtu Bersama Bapak mampu memberikan pelajaran yang berharga bagi pembacanya.

sebagaimana kita ketahui moral dalam suatu karya sastra adalah gambaran sudut pandang hidup pengarang dan nilai-nilai moral yang diyakini pengarang.

Nurgiyantoro (2015: 431) mengatakan cerita fiksi menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut bersifat universal artinya sifat tersebut dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh manusia, sedangkan menurut Mangunwijaya (dalam Nurgiyantoro (2015:431)) pesan moral sastra lebih fokus pada sifat kodrati manusia yang hakiki, bukan ada aturan aturan yang dibuat, ditentukan dan bertentangan dengan ajaran agama.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diketahui bahwa terdapat 3 hubungan moral yang muncul pada tokoh Satya dalam novel Sabtu Bersama Bapak karya Adithya Mulya, yaitu: hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan lingkungan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhan. Dari ketiga hubungan moral tersebut perilaku moral yang tampak pada tokoh Satya pada novel Sabtu Bersama Bapak adalah perilaku moral bertanggung jawab, sabar, mengendalikan emosi, bekerja keras, penyesalan dan mengakui kesalahan (permintaan maaf). Kemudian, hubungan

manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial dan lingkungan alam Satya menunjukkan perilaku moral penyayang, perhatian dan peduli. Dan pada hubungan manusia dengan tuhan tidak terlihat banyak perilaku moral yang mengarah ke hubungan manusia dengan Tuhan, hanya ditunjukkan pada sikap Satya mengingatkan anak-anaknya untuk beribadah.

Dari cerita fiksi ini dapat disimpulkan bahwa dalam karya sastra selalu terdapat pesan moral yang ingin disampaikan oleh pengarang berdasarkan sudut pandang, pengalaman dan nilai-nilai kehidupan yang diyakini oleh pengarang.

Sehingga suatu karya sastra akan memiliki pengaruh yang cukup kuat pada pembacanya, karya sastra juga mampu merubah sudut pandang dan pola pikir pembaca. Karena itu adalah petunjuk yang ingin disampaikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan beberapa saran yaitu, bagi pembaca pada umumnya diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang penelitian sastra terutama pada penelitian nilai moral. Bagi mahasiswa program studi sastra Indonesia hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam bidang sastra baik itu teori sastra maupun kritik sastra. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat meneliti novel Sabtu Bersama Bapak dengan teori sastra yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah, T. (2006).

Ancangan Metoda Penelitian dan Kajian. Bandung. Refika Aditama

(10)

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.7 No. 1 April 2023 http://Aksara.unbari.ac.id/index.php/aksara E-ISSN:2597-6095

Nilai Moral Tokoh Satya dalam Novel Sabtu Bersama Bapak Karya Adhitya Mulya 185

Mahsun. (2014). Metode Penelitian Bahasa. Jakarta. PT. Rajagrafindo Mulya, Adhitya. (2016). Sabtu Bersama

Bapak. Jakarta. Gagasmedia Nurgiyantoro, Burhan. (2015). Teori

Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Tarigan, Hendri Guntur. (2015). Prinsip- prinsip Dasar Sastra. Bandung Angkasa.

Sudrajat, Ariya. (2015). Nilai Moral dalam Novel Surga Cinta Vanesa Karya Miftahul Asror Malik dan

Relevansinya dengan

Pembelajaran Sastra di SMA.

Jakarta: UIN Syarifhidayatullah.

Wellek, Rene & Warren, Austin. (2016).

Teori Kesusastraan. Jakarta. PT.

Gramedia.

Zahar, Erlina dkk (2021) Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Tokoh Alnaira Malika Jannah Dalam Novel Dear Allah Karya Diana.

Aksara: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(2), 174-183, http://Aksara.unbari.ac.id/index.p hp/aksara.

Referensi

Dokumen terkait

moral baik yaitu sabar dalam cerita amak selalu sabar melihat tingkah anaknya, rajin bekerja yaitu tokoh amak selalu pergi ke sawah dan ke ladang sendiri,

Latar suasana: menyedihkan, menegangkan, menyenangkan, ramai, hujan, e sudut pandang orang ketiga “Ia dan Dia”, f amanat: jangan menjadi orang yang malas pekerja, jadilah orang yang