• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI ANTIGRATIFIKASI DALAM PERSPEKTIF AGAMA DI INDONESIA

N/A
N/A
Mumung

Academic year: 2024

Membagikan "NILAI-NILAI ANTIGRATIFIKASI DALAM PERSPEKTIF AGAMA DI INDONESIA "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI

ANTIGRATIFIKASI DALAM PERSPEKTIF AGAMA DI INDONESIA

Komisi Pemberantasan Korupsi

(2)

DALAM PERSPEKTIF AGAMA ISLAM

Pemberian hadiah bisa menjadi HARAM jika bertujuan melanggar hukum syariat, mempengaruhi

putusan pengadilan, mempengaruhi kebijakan publik, dsb.

Dengan kata lain, Islam mengharamkan segala bentuk hadiah yang diberikan

kepada pejabat sebagai wujud terima kasih atas layanan yang telah diberikan karena dapat merusak amanah dan keadilan.

Dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Hadiah untuk pejabat (penguasa) adalah kecurangan."

"Barang siapa diangkat sebagai pegawai dan telah mendapatkan gaji, maka apa yang diambil selain dari gaji itu adalah ghulul."

(HR Abu Daud, Al Hakim, Ibnu Huzaimah)

Ghulul yaitu mengambil sesuatu dengan sembunyi- sembunyi (penggelapan harta).

Pemberian Hadiah Dianjurkan

Dalam syariat Islam, memberi

hadiah pada hakikatnya dianjurkan sepanjang menyambung

silaturahmi, mempererat kasih sayang, atau membalas kebaikan orang lain.

Pemberian Gratifikasi Diharamkan

"Hendaklah kalian saling memberi hadiah agar saling mencintai." (HR Bukhari)

(3)

DALAM PERSPEKTIF AGAMA KRISTEN

Gratifikasi Tidak Dibenarkan Menurut Ajaran &

Norma Agama

Gratifikasi Dapat Merusak Tatanan Moral

Gratifikasi sebagai suatu usaha atau tindakan yang dilakukan secara sengaja oleh pihak tertentu, cenderung menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan-tujuan yang dianggap menguntungkan atau memudahkan proses yang akan dijalani si pemberi, tidak dibenarkan menurut ajaran dan norma agama.

Dalam etika teologis, Allah telah mengingatkan dan memberikan peringatan bahwa perbuatan suap akan merusak tatanan moral yang baik dalam persekutuan umat dan di tengah masyarakat.

"Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang

bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta

mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan

orang-orang yang benar." (Ulangan 16:19)

(4)

DALAM PERSPEKTIF AGAMA KATOLIK

Pemberian yang dianjurkan

Perbuatan kasih (memberi) pada dasarnya merupakan suatu perbuatan yang baik. Pengikut Kristus sangat dianjurkan untuk saling mengasihi dan berbagi kasih. Terlebih kepada orang yang sangat memerlukan.

Pemberian yang Dianggap Suap Dapat Merusak Tatanan Moral

Dalam Kitab Keluaran 23:8 tertulis:

"Suap janganlah kau terima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutarbalikkan perkara orang-orang yang benar."

Pemberian yang dianggap suap merupakan gratifikasi ilegal.

Pemberian tersebut membuat seseorang tidak dapat melakukan pekerjaan secara profesional, dan dapat mempengaruhi keputusan atau kebijakannya.

Selain itu, di dalam Gratifikasi ilegal terkandung perbuatan ketidakadilan dari si pemberi dan penerima Gratifikasi. Dengan demikian, Gratifikasi ilegal dianggap sebagai perbuatan tercela.

(5)

DAY OF SILENCE DALAM PERSPEKTIF

AGAMA HINDU

Konsep Darma

Dalam mencari sarana hidup dan penghidupan, baik berupa harta ataupun pemenuhan keinginan, manusia tidak boleh menyimpang dari darma.

Perbuatan seperti menerima Gratifikasi ilegal yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan hingga merugikan orang banyak merupakan perbuatan bertentangan dengan darma sehingga dilarang oleh ajaran Hindu.

Gratifikasi Ilegal Dapat Merusak Tatanan Moral

"Menjelma menjadi manusia itu sebentar sifatnya, tidak berbeda dengan kedipan petir, sungguh sulit (didapat), karenanya pergunakanlah penjelmaan itu untuk melaksanakan darma yang

menyebabkan musnahnya penderitaan.

Sorgalah pahalanya." (Sarsamuccaya: 8)

(6)

DAY OF SILENCE

DALAM PERSPEKTIF AGAMA BUDDHA

Konsep Berdana (Danaparamittha)

Gratifikasi Ilegal Merupakan

Perbuatan Tidak Benar (Akusalakhamma)

Dalam ajaran agama Buddha dikenal dengan konsep berdana atau danaparamittha, yaitu

pemberian tanpa pamrih dengan harapan melepas keterikatan demi kebahagiaan semua makhluk.

Pemberian ini adalah wujud kedermawanan atau kemurahan hati yang didasari sifat luhur, yang mendorong seseorang untuk beramal atau berkorban demi kepentingan manusia.

Memberikan Gratifikasi tidak termasuk berdana karena sang pemberi mengharapkan sesuatu yang menambah keterikatan nafsu (lobbha) atau keserahakan yang akan mengencangkan keterikatan.

Dengan demikian, perbuatan Gratifikasi tidak dibenarkan dalam ajaran agama Buddha.

(7)

DALAM PERSPEKTIF AGAMA KHONGHUCU

Unsur Timbal Balik adalah Memberi & Menerima

Gratifikasi Ilegal adalah Perbuatan yang Dilarang

Kehidupan manusia dipenuhi unsur timbal balik atau yin yang dalam pemahaman Khonghucu adalah memberi dan menerima.

Namun, saat ini nilai ketulusan dalam memberi dan menerima mengalami tambahan maksud dan tujuan sehingga menimbulkan kecurigaan, menghilangkan kepercayaan, dan melahirkan

kepentingan.

Gratifikasi hanya mementingkan kepentingan pribadi, sehingga tidak membentuk jiwa yang tulus, menyengsarakan manusia, serta

membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, perbuatan ini dilarang dalam ajaran agama Khonghucu.

"Bila seorang raja bertanya: ‘

Apakah yang dapat menguntungkan negeriku?’ Maka para pejabat

akan bertanya: “Apakah yang

dapat menguntungkan keluargaku?’

dan rakyat pun akan bertanya:

‘Apakah yang dapat menguntungkan diriku?’ Bila yang berkedudukan

tinggi maupun rendah hanya berebut keuntungan niscaya ” negara berada dalam keadaan bahaya."

(Mengzi 1A:4)

'Proses perizinan

lancar’

(8)

Komisi Pemberantasan Korupsi

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi Umat Kristen Zaman Sekarang dipaksakan untuk percaya kepada ajaran-ajaran yang diberikan oleh para pemimpin tertinggi agama Kristen Zaman Sekarang dari

Interaksi sosial seorang nabi dalam usaha mengajak masyarakatnya mematuhi ajaran agama pada gilirannya telah melahir-kan adanya gerakan sosial yang besar, tidak

Novel 99 Cahaya di Langit Eropa merupakan karya sastra yang mengandung banyak pesan moral yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Dari uraian dan analisis pada

Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa menurut perspektif jemaat Khonghucu bahwa ajaran dalam agama mengenai kebajikan perlu diimplementasikan dalam

Moral/akhlak merupakan nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan sekelompok orang dalam mengatur tingkah lakunya. Moral berkenaan dengan suatu kegiatan

Ajaran agama Hindu mengenai pemujaan kepada binatang saat ini tidak ditekankan, hal itu dikarenakan proses akulturasi agama Hindu dengan budaya setempat. Namun

Dalam Perspektif Moral Nikah Sumbang Tidak dapat dikatakan merusak Moral atau mempengaruhi moral hanya saja hukum adat di Desa Air Panas Kecamatan Air Hangat Barat Kabupaten Kerinci

Sanksi dari tatanan moral hanyalah kesetujuan atas perilaku yang sesuai norma dan ketidaksetujuan terhadap perilaku yang bertentangan dengan norma, dan tidak ada tindakan paksa yang