• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI BUDAYA SUKU JAWA DALAM TRADISI NGIJING PASCA SELAMETAN NYEWU

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "NILAI-NILAI BUDAYA SUKU JAWA DALAM TRADISI NGIJING PASCA SELAMETAN NYEWU "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satunya adalah tradisi Ngijing dalam upacara Selametan Nyewu seperti yang terjadi di Dusun Sribakti, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan. Di Dusun Sribakti, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan, Nywu tidak hanya melakukan tahlil dan sembahyang, tetapi juga diiringi dengan upacara ngijing yang terkesan murni simbolis. Sebelum melakukan tradisi ngijing di dusun Sribakti, kecamatan Blambangan Umpu, kabupaten Way Kanan, biasanya dilakukan beberapa tahapan.

5 Wawancara dengan Bpk. Jamhuri sebagai tokoh agama di Dusun Sribakti Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan pada tanggal 02 Agustus 2018. 6 Wawancara dengan Bp. Jamhuri sebagai tokoh agama di Dusun Sribakti, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan pada 2 Agustus 2018.

Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti ingin melakukan kajian untuk mengetahui nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi Jawa mengenai upacara ngijing upacara Nyewu, dengan itu peneliti mengambil judul “Nilai-Nilai Budaya Jawa” -Slametan Nyewu Ngijing Perspektif Tradisi Islami Hukum (Studi di Dusun Sribakti, Kecamatan Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan)”.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat sebagai bahan informasi bagi yang ingin mengetahui nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi ngijing pasca-Selametan Nyewu dari perspektif hukum Islam.

Penelitian Relevan

Bedanya pada penelitian ini yang dikaji adalah nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi ngijing, sedangkan pada penelitian ini nilai-nilai budayanya yang dipelajari. Selain itu, dalam penelitian ini fokus kajian didasarkan pada perspektif hukum Islam, sedangkan dalam penelitian ini tidak ada fokus kajian. Bedanya pada penelitian ini fokus pada tradisi perayaan dan peringatan hari kematian, sedangkan pada penelitian ini fokus pada nilai budaya dan tradisi ngijing.

Perbedaan lainnya, dalam penelitian ini fokus kajiannya adalah teologi Islam, sedangkan fokus kajian dalam kajian ini adalah hukum Islam. Bedanya, dalam penelitian ini fokus kajiannya adalah teologi Islam, sedangkan fokus kajiannya adalah hukum Islam.

LANDASAN TEORI

Adat dan Budaya

  • Pengertian Adat dan Budaya
  • Macam-macam Adat dan Budaya Jawa
  • Nilai-nilai Budaya Suku Jawa

Ada lima komponen sistem budaya yang dimaksud, yaitu tradisi budaya yang dianut secara kolektif dan aktivitas atau perilaku. 16 Eva Syarifah Wardah, “Upacara Penyerahan Tanah Adat Ngamumule Pare Masyarakat Banten Selatan (Studi di Kecamatan Sobang dan Panimbang),” dalam Tsaqofah, Jurnal Agama dan Budaya, vol. 15, Tidak. 2, 2017, hal. 225.. jenis adat dan budaya jawa. Adat dan budaya masyarakat Jawa biasanya terkait dengan ritual yang biasa disebut slametan.

Berdasarkan pandangan di atas dapat diketahui bahwa dalam masyarakat Jawa terdapat adat dan budaya yang memiliki bahasa dan istilah yang berbeda di setiap daerah. Ritual yang biasanya dilakukan meliputi tahlilan dari satu hari setelah kematian sampai tujuh hari setelah kematian, patang sepuluh atau empat puluh hari setelah kematian, satu tahun, pendak pisan, pendak poe atau satu tahun setelah kematian, dua tahun setelah kematian, dan semunan atau seribu hari. Setelah mati. 18 Eva Syarifah Wardah, “Upacara Hajat., h, yaitu perayaan pada saat lahir, selamat pada saat meninggal dan selamat pada waktu-waktu tertentu.

19 Wisma Nugraha Christianto Rich, Nyalap Nyaur: Model Pengelolaan Pertunjukan Wayang Jekdong dalam Perayaan Tradisi Jawa Timur, (Yogyakarta: Jurnal Humaniora Fakultas Ilmu Budaya UGM, Vol. 24, No. h. Ini juga bisa dijadikan tanda bahwa kapitalisme telah masuk sangat dalam dan intensif ke dalam kebudayaan Jawa.21.20 Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Seni Pertunjukan dan Pariwisata, (Yogyakarta: Jantra-Journal of History and Culture, Vol. II, No h .

22 Muyassarah, Walimah Nilai-Nilai Budaya Perkawinan (Walimatul ‘Urusy) dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, (Semarang: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan UIN Walisongo Semarang, Vol. 10, No h. Di Jawa, Islam menghadapi suasana kultural dan kekuasaan yang telah berkembang menjadi kompleks dan adat Jawa adalah hasil dari menyerap adat Jawa.Ritual yang biasa mereka lakukan karena semua kepercayaan orang Jawa didasarkan pada animisme dari zaman prasejarah hingga saat ini.

Tradisi Ngijing

  • Pengertian dan Latar Belakang Tradisi Ngijing dalam
  • Pelaksanaan Tradisi Ngijing dalam Selametan Nyewu
  • Nilai-nilai Adat dan Budaya dalam Tradisi Ngijing

Orang Jawa adalah masyarakat yang menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dengan karakter yang berbeda-beda dari generasi ke generasi. Selamatan juga dilakukan sebagai bentuk ritual untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar diselamatkan dari segala macam siksaan. Tradisi ngijing pada upacara Nywu sebenarnya hanya tumbuh dan berkembang dalam masyarakat muslim.

Menurut kepercayaan umat Islam, orang yang telah meninggal, jiwanya sudah tidak ada lagi di dunia, mereka sudah berada di akhirat atau kuburan. Berlawanan dengan kepercayaan Jawa, arwah orang yang telah meninggal terlihat berkeliaran di rumahnya, atau arwah leluhur yang bersemayam di kuburan (pasareyan). Jika dirunut sejak masuknya Islam ke Jawa sekitar abad ke-7, hingga keberadaan tradisi ngijing yang masih dilakukan pada abad ke-21.

Tujuan dari tradisi ini adalah untuk menandai kuburan sebagai bentuk penghormatan terhadap keluarga mereka yang telah meninggal. Sejak jenazah dikuburkan hingga berdirinya tradisi ngijing, kuburan hanya berupa gundukan tanah dengan batu nisan di kedua ujungnya. Ritual awalnya dilakukan untuk menangkal pengaruh jahat dari kekuatan gaib yang tak terlihat.

Tradisi nijing dengan mengeluarkan kerangka dari jenazah dilakukan dalam prosesi yang sama, yaitu tiga hari sebelum tradisi ini dilakukan. Tradisi ngijing pada upacara Nywu merupakan salah satu bentuk upacara adat yang diturunkan dari nenek moyang. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam tradisi ngijing terdapat nilai-nilai adat dan budaya, seperti warisan leluhur, poros budaya, mempererat tali silahturahmi, dan sebagainya.

Adat dan Hukum Islam

  • Hubungan Adat dan Hukum Islam Secara Umum
  • Pelaksanaan Adat dan Hukum Islam dalam Masyarakat . 26

Kata moral selalu berkonotasi positif, orang yang baik sering disebut orang yang bermoral, sedangkan orang yang tidak berbuat baik disebut orang yang bermoral. Hubungan manusia dengan Tuhan, tauhid Tuhan, menjauhi syirik, takwa, meminta pertolongan kepada-Nya, berdoa, berdzikir; Model hubungan manusia dengan diri sendiri, seperti menjaga kesucian, tidak menuruti hawa nafsu, selalu menyampaikan kebenaran, menghilangkan kezaliman, kebodohan, dll.

Model hubungan dengan keluarga, berbakti kepada kedua orang tua, tutur kata yang baik dan sebagainya; Model hubungan manusia dengan alam, seperti menjaga alam, tidak serakah, merusak bumi, mengurangi hutang, dll. Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa dalam prosesi adat dan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, nilai-nilai agama Islam selalu mewarnai setiap adat dan budaya tersebut.

Hal ini merupakan hasil akulturasi yang dilakukan oleh para pengurus dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Para penjaga penyebaran Islam, khususnya pada masyarakat Jawa, lebih memilih pendekatan budaya. Teknik yang dia tekankan berjalan seiring dengan kerendahan hati yang tak terucapkan dan keinginan untuk peduli pada tanggung jawab utama.

Selametan dapat diselenggarakan untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat terkait dengan suatu peristiwa yang ingin diperingati. Semua laki-laki yang diundang adalah tetangga dekat, karena dalam slametan ini semua tetangga yang tinggal dekat rumah diundang. Selain berfungsi sebagai pembuka, slametan menerangi aspek-aspek agama Jawa yang jika tidak dibiarkan akan tetap kabur dan kontradiktif: sifat sinkretisme sebagai proses sosial, hubungan antara Islam dan tradisi lokal, dan bahkan lebih abstrak lagi, multivokalitas ritual. simbol.

Jenis dan Sifat Penelitian

Sumber Data

Sehubungan dengan jenis dan sifat penelitian ini, peneliti bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya masyarakat Jawa dalam tradisi Ngijing pasca Slametan Nyewu dan kemudian mempelajarinya berdasarkan teori hukum Islam. Sumber data sekunder adalah “sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data”.46 Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang peneliti peroleh secara tidak langsung melalui media perantara. Sumber data sekunder umumnya berupa bukti, data sejarah, atau laporan yang terkumpul dalam arsip yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa sumber sekunder adalah sumber data yang digunakan sebagai tambahan atau penunjang dalam suatu penelitian yang dapat berupa buku, dokumen atau jurnal ilmiah yang berkaitan dan relevan dengan skripsi ini. Buku-buku yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah buku-buku yang menjelaskan tentang nilai-nilai budaya masyarakat Jawa dalam tradisi Ngijing perspektif Selametan Nyewu hukum Islam.

Teknik Pengumpulan data

Sesuai dengan penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan oleh penulis, pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab, baik secara terstruktur maupun bebas (tidak terstruktur) dengan sumber data. Wawancara adalah instrumen yang mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan yang juga harus dijawab secara lisan.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang akan diteliti, dan juga jika peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam dan jumlah responden sedikit/sedikit. Dokumen-dokumen yang ada yang disampaikan kepada informan diserahkan sepenuhnya kepada peneliti sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk menggali informasi dari narasumber. Metode dokumentasi adalah metode pencarian data tentang variabel baru berupa catatan, buku, agenda, dan sebagainya. pada.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang nilai-nilai budaya Jawa dalam tradisi Ngijing menurut perspektif hukum Islam Selametan Nyewu di Dusun Sribakti Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan. Menurut Suharsimi Arikunto “Metode pendokumentasian adalah mencari data-data mengenai perkara berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, risalah rapat, kalender, agenda dan sebagainya. 51. Dari pengertian dokumentasi diatas , peneliti dapat memahami bahwa dokumentasi adalah sebuah metode.

Sedangkan dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang nilai-nilai budaya masyarakat Jawa dalam tradisi Ngijing pasca Selametan Nyewu dari perspektif hukum Islam.

Teknik Analisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Dusun Sribakti Kecamatan Blambangan

  • Sejarah Berdirinya Dusun Sribakti Kecamatan
  • Visi dan Misi Dusun Sribakti Kecamatan Blambangan
  • Struktur Organisasi Dusun Sribakti Kecamatan

Tradisi Ngijing Pasca Selametan Nyewu di Dusun

Analisa Nilai-nilai Islam dalam Tradisi Ngijing Pasca

PENUTUP

Saran

Pemuka agama hendaknya lebih memperhatikan pendidikan melalui budaya Jawa yang berkaitan dengan pendidikan Islam, karena masyarakat masih membutuhkan pendidikan agama Islam melalui media lain agar pemahaman mereka tentang Islam meningkat terutama pesan-pesan yang mengandung tradisi ngijing. Sudah selayaknya masyarakat Dusun Sribakti menjaga dan melestarikan tradisi yang sejalan dengan ajaran agama Islam agar nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam tradisi ini diwariskan kepada generasi yang akan datang. Bagi masyarakat agar dapat menerima pelajaran berupa nilai-nilai budaya dan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi ngijing serta dapat menerapkannya dengan melestarikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, Untuk dapat mengetahui lebih jauh mengenai nilai-nilai keislaman dalam film tersebut dalam sudut pandang