• Tidak ada hasil yang ditemukan

nilai-nilai pendidikan dalam pelaksanaan adat

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "nilai-nilai pendidikan dalam pelaksanaan adat"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

Judul : Nilai Pendidikan Dalam Pelaksanaan Adat Nyongkolan Masyarakat Sasak (Studi. Kasus di Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2018/2019). NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM PELAKSANAAN ADAT OLEH MASYARAKAT NONGKOLAN SASAK (STUDI KASUS DI DESA PENGADANG KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2018/2019).

Tabel 2.1   Struktur Pemerintahan Desa Pengadang
Tabel 2.1 Struktur Pemerintahan Desa Pengadang

Latar belakang

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di desa Pengadang dengan topik “Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Praktek Adat Nyongkolan Pada Masyarakat Sasak (Studi Kasus Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah). yang terkandung dalam adat Nyongkolan masyarakat Sasak di desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Nilai-Nilai Pendidikan yang Diwujudkan Dalam Adat Nyongkolan Masyarakat Sasak di Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

PELAKSANAAN DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ADAT NYONGKOLAN MASYARAKAT SASAK DESA PENGADANG DAERAH PREYA TENGAH DAERAH LOMBOK TENGAH. Nilai Pendidikan Tradisional Masyarakat Nyongkolan Sasak di Desa Pengadang Lombok Tengah Pengadang Lombok Tengah. Analisis pelaksanaan adat Nyongkolan masyarakat Sasak di kampung Pengadang, Lombok Tengah. Desa Pengadang, Lombok Tengah.

Analisis Nilai Pendidikan dalam Adat Nyongkolan Masyarakat Sasak di Desa Pengadang, Lombok Tengah Sasak di Desa Pengadang, Lombok Tengah. Ini adalah peringkat-peringkat berbeza yang mesti dilalui oleh pengantin lelaki ketika melakukan perarakan nyongkolan di Kampung Pengadang. Nilai-nilai Pendidikan dalam Pelaksanaan Tradisi Nyongkolan Masyarakat Sasak (Kajian Kes di Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Tahun 2018/219).

Apa yang melatarbelakangi pelaksanaan adat Nyongkolan di desa Pengadang kecamatan Praya Tengah kabupaten Lombok Tengah.

Foto hasil Wawancara dan Dokumentasi  Pelaksanaan Adat Nyongkolan di Pengadang
Foto hasil Wawancara dan Dokumentasi Pelaksanaan Adat Nyongkolan di Pengadang

Rumusan dan Batasan Masalah

Tujuan dan Manfaat

1. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dan referensi, serta bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi peneliti dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam nilai-nilai pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan perguruan tinggi apabila akan meneliti tentang nilai-nilai pendidikan dalam pelaksanaan nyongkolan adat.

Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

Telaah Pustaka

Penelitian sebelumnya lebih menekankan pada nilai-nilai agama dan budaya, sedangkan penelitian ini lebih menekankan pada nilai-nilai pendidikan. Sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan dalam pelaksanaan adat Nyongkolan masyarakat Sasak.

Kerangka teori

  • Nilai-nilai Pendidikan
  • Adat Pelaksanaan Nyongkolan
  • Pengertian Nyongkolan
  • Tujuan Dari Nyongkolan
  • Macam-Macam Pelaksanaan Nyongkolan
  • Ketentuan Yang Harus Diikuti Oleh Semua Masyarakat
  • Busana Adat Nyongkolan Sasak

13) Ramah dan komunikatif, merupakan sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat serta mengakui dan menghargai keberhasilan orang lain. 17) Peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Metodelogi Penelitian

  • Pendekatan Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan Data
  • Teknik Analisa Data
  • Validitas Data

Tujuan utama peneliti di lapangan adalah untuk memperoleh data yang diperlukan agar peneliti dapat mengambil kembali informasi dan kejadian terkini di lapangan sehingga tidak menyimpang dari keadaan dan dapat dipertanggung jawabkan secara logis dan ilmiah. Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lapangan sangat diperlukan untuk mendapatkan informasi dan data yang benar atau valid dan relevan. Data perdana adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya yaitu “tokoh agama, tokoh adat dan tokoh masyarakat serta masyarakat yang melaksanakan adat Nyongkoland di desa Pengadang”.

Kaedah pengumpulan data adalah kaedah yang digunakan oleh penyelidik untuk mendapatkan dan mengumpul data yang akan digunakan dalam penyelidikan. Bagi mendapatkan data yang sesuai untuk tujuan pengkaji, kaedah atau kaedah yang berkesan Data yang diperoleh melalui pemerhatian adalah, pertama, berkaitan dengan nilai pendidikan dalam persembahan Nyongkolan dan tingkah laku masyarakat kampung Pengadang dalam persembahan adat Nyongkolan; kedua, kepada sikap dan tingkah laku masyarakat Pengadang, baik yang mengamalkan mahupun yang tidak mengamalkan adat Nyongkolan.

Gambaran Umum Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah

Kampung Pengadang diketuai oleh seorang ketua kampung dengan seorang setiausaha, bendahari dan dilengkapi dengan seorang pengusaha kampung sebagai pejabat kerajaan kampung. Masyarakat kampung Pengadang merupakan antara masyarakat yang masih mengekalkan adat nenek moyang yang kuat. Kampung Pengadang mempunyai seramai 10 orang penduduk. Desa Pengadang merupakan sebuah dusun biasa yang terletak di kawasan Desa Jurang Jaler. Kemudian terbahagi kepada empat kampung iaitu kampung Pengadang, kampung Beraim, kampung Jontlak, celah Jaler itu sendiri.

Demikian sekilas tentang peristiwa sejarah yang pernah terjadi di pulau Lombok yang terjadi di More sehingga diabadikan nama sebuah desa yaitu 'Desa Pengadang'. b.sektor publik Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan sektor publik di Desa Pengadang sudah berjalan dengan baik dan terus meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas. Usaha dagang yang ada di Desa Pengadang cukup banyak, baik berupa warung maupun usaha dagang lainnya seperti beras/gabah dll. Jumlah usaha dagang berupa kios di Desa Pengadang sebanyak 40 orang dan 67 orang yang bergerak di jual beli beras/sereal.

Pelaksanaan Adat Nyongkolan Di Desa Pengadang Lombok Tengah

Dalam acara wakaf, baik laki-laki maupun perempuan akan mempersiapkan segala sesuatunya untuk acara kumpul-kumpul Nyongkolan. Sedangkan menurut Bapak Sahrul Saleh Nyongkolan, inilah proses terakhir yang harus dilakukan oleh mempelai pria dan keluarga mempelai wanita. Sahran mengatakan midang merupakan cara adat Sasak, khususnya di Desa Pengadang, karena merupakan pengenalan awal seorang laki-laki kepada keluarga perempuan sebelum menuju ke jenjang pernikahan.

Jadi janji ini adalah salah satu bentuk bukti keberanian dan kejujuran seorang pria bahwa dia benar-benar mencintai kekasihnya. Dan bagi terune dedare yang melakukan merariq, keduanya tidak bisa langsung ke rumah orang tua laki-laki (terune), harus bersembunyi (tesebok) di rumah keluarga atau kerabat yang tidak dekat dengan rumah perempuan ( dedare). Jadi cara mengawini anak perempuan ini merupakan cara atau cara yang paling ampuh untuk menikah dengan laki-laki.

Kemudian setelah mempelai wanita adalah barisan mempelai pria, kemudian setelah rombongan laki-laki Nyongkolan adalah gendang beleq. Nyongkolan merupakan salah satu tradisi masyarakat Sasak yang tujuannya untuk mengantarkan mempelai wanita ke rumah orang tuanya dan untuk mempelai pria meminta maaf kepada keluarga pihak wanita.

Nilai-Nilai Pendidikan Adat Nyongkolan Masyarakat Sasak di Desa

Nilai tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Tanggung jawab laki-laki dalam nyongkolan adalah menjaga, mengawal istrinya dari belakang pada saat upacara nyongkolan atau saat pengantin diarak menuju rumah orang tuanya. Ari mengatakan bahwa nilai tanggung jawab adalah keberanian seorang laki-laki, seperti dalam pacaran, terutama saat midang, bekawin, mencuri seorang gadis atau melarikan diri dari seorang wanita, merupakan keberanian seseorang untuk memperjuangkan wanita tersebut. Dalam adat meloloskan perempuan, laki-laki harus berani menanggung resiko dan halangan atau halangan yang menghalangi laki-laki melarikan diri dari perempuan untuk menuju ke tempat upacara. Kejujuran seorang laki-laki juga terlihat ketika dia duduk di kuwad (koridor) dan difoto oleh keluarga dan kerabat dekatnya, sehingga dia akan tersenyum bahagia dan memeluk istrinya jika dia benar-benar mencintai dan menyayanginya.

Sedangkan dalam nyongkolan termasuk sikap kerja keras, seperti dimana calon pengantin, pengiring, gendang beleq diturunkan di tengah jalan untuk menuju rumah pengantin wanita. Burhan mengatakan “Nilai kerja keras ini dapat dilihat dan ditunjukkan dalam sikap membantu dan melaksanakan tradisi adat Sasak yaitu adat nyngkolan. Nilai kerja keras ini juga dapat dilihat pada saat keluarga mempelai pria menyelesaikan kepergian tetangganya, dan pemuda setempat datang untuk saling memberi selamat dan membantu satu sama lain mempersiapkan pengaturan keberangkatan dengan memasak bersama dan kemudian makan bersama.

ANALISIS PELAKSANAAN DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN

Analisis Terhadap Pelaksanaan Adat Nyongkolan Masyarakat Sasak

Nyongkolan memberikan persembahan makanan ringan dan buah-buahan. Setelah itu pementasan nyongkolan juga di iringi dengan pementasan serah ajikrame sorong adat, sebelum serah ajikrame sorong selesai, rombongan nyongkolan dan rombongan pengiring pengantin keluarga mempelai wanita terlebih dahulu melakukan mendaqin, kemudian kedua mempelai diantar bersama. Perkembangan tradisi mesa'kemelek ditandai dengan proses midang, mereweh dan nyontok, yaitu sejenis kurma, apel, atau pertemuan pemuda dengan gadis atau janda sebagai bentuk rasa sayang pria terhadap pasangannya. dan siapa yang menjadi idolanya. Panggung Nyongkolan adalah panggung dimana semua acara yang sangat dinantikan berlangsung, seperti panggung begawe (nanggepan), upacara pernikahan yang diadakan di rumah pengantin wanita dan rumah pengantin pria pada waktu yang bersamaan.

Dan pesta perkawinan yang dilakukan oleh keluarga mempelai pria disebut begawe, sedangkan pesta pernikahan yang dilakukan oleh keluarga mempelai wanita disebut nangape. Panggung Nyongkolan juga merupakan tempat rombongan keluarga mempelai pria datang untuk mengantar mempelai wanita ke rumah mempelai wanita. Dua orang pengiring. Rombongan gendang beleq mengikuti perintah mempelai pria. Upacara sorong serah aji krame juga berlangsung pada saat upacara Nyongkolan, dimana serah ajikrame Sorong berasal dari bahasa Sasak, dari kata sorong dan serah. Sorong berarti "melempar" (memberi), pasrah berarti 'menyerah'. Sorong serah adalah upacara yang berlangsung pada saat pemberian dan penyerahan ajikrame dan denda atas pelanggaran-pelanggaran yang biasa terjadi sejak masa kawin lari sampai saat perkawinan, besarnya denda dibicarakan dalam upacara tersebut.

Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Adat Nyongkolan Masyarakat

91 Novita, dkk, Nilai-nilai Pancasila dalam Memikat Masyarakat Sasak, Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman, Vol. Nilai-nilai pendidikan yang tercakup dalam merarik dalam tahapan pelaksanaan Nyongkolan yaitu pertama: nilai-nilai religi (keagamaan) dalam adat merarik dapat dilihat pada saat midang, paseboan, betikah dan bait wali. Nilai kejujuran dalam tahapan Nyongkolan terlihat ketika pihak laki-laki mengumumkan akad nikah dan berjanji di hadapan Allah SWT.

Hanapi, Sistem Pendidikan Adat Ditinjau dari Nilai-Nilai Pendidikan Islam Suku Sasak Lombok Nusa Tenggara Barat, Jurnal Pendidikan dan Kajian Islam, Vol. Novita, dkk, Nilai-Nilai Pancasila dalam Memikat Masyarakat Sasak, Jurnal Pendidikan Sosial Keberagaman, Vol. Mengapa adat Nyongkolan menjadi budaya yang kuat di masyarakat Desa Pengadang, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah.

PENUTUP

Kesimpulan

Bahwa karena terpaku pada adat-istiadat dan ketiadaan kaidah-kaidah Islam yang mengikat masyarakat, maka adat Nyongkolan yang dapat dikesampingkan itu menjadi prioritas utama dibandingkan melihat kemaslahatan sebagian orang. Nilai akuntabilitas dalam pelaksanaan Nyongkolan terlihat ketika laki-laki mengawal dan menjaga perempuan dari barisan belakang, dan tanggung jawab laki-laki juga terlihat ketika laki-laki berani lari dari perempuan ke rumah keluarganya. Nilai kerja keras dalam Nyongkolan dapat dilihat pada acara begawe, dimana keluarga dan pemuda saling bahu membahu agar acara begawe berjalan lancar bersama, dan dengan mencuri anak perempuan, selabar, umpan wali, pasebo.

Saran

Abdul Rahim, Merundingkan adat dalam sistem pertunjukan tradisi Nyongkolan Sasak di Lombok, Jurnal Kawistara, Vol. Dian Eka Mayasari, Adat “Seret” Kabur Masyarakat Suku Sasak Desa Lendang Nangka, Vol. Hamzanwadi (karakter), wawancara, Desa Pengadang: Minggu, 19 Mei 2019 Harmoko, nilai-nilai agama dan budaya dalam upacara pernikahan.

Masyarakat Sumbawa di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir, Kabupaten Sumbawa Besar, Mataram: Tesis IAIN Mataram,. Muhammad Azwadi, Pandangan Tokoh Agama dan Masyarakat terhadap Eksistensi Budaya Nyongkolan (Studi Kasus di Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Lombok Bara) Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Tesis, IAIN Mataram, 2013.

Gambar

Tabel 2.1   Struktur Pemerintahan Desa Pengadang
Gambar 1   : Barisan rombongan Nyongkolan dan pengantin  Gambar 2   :  Ketika  pengantin  laki-laki  dan  perempuan  sudah
Foto hasil Wawancara dan Dokumentasi  Pelaksanaan Adat Nyongkolan di Pengadang

Referensi

Dokumen terkait

These were organised into a conceptual model for adventure tourism client injury risk Figure 11.2, useful in assisting operator risk assessment and other safety management activities