NILAI-NILAI UNIVERSAL AGAMA
• Moderasi dalam Ajaran Agama (dalil agama)
• Nilai-Nilai Universal Agama
• RELASI AGAMA DENGAN NEGARA
IMPLIKASI BERAGAMA
Klaim kebenaran (truth claim): pernyataan terhadap kebenaran terdapat dalam keyakinannya. Klaim keselamatan (salvation claim): pernyataan bahwa keselamatan terdapat dalam agamanya
Setiap agama sesungguhnya datang dengan tiga sikap terhadap agama terdahulu: afirmasi (mushaddiq), koreksi dan pernyataan baru
Akibat klaim: (1) penolakan hak orang lain klaim kebenaran dan keselamatan (2) tidak memberikan kesempatan orang lain melakukan klaim kebenaran dan keselamatan
Sumber dari dua klaim adalah berasal dari teks Kitab Suci yang dipahami penganut agama sebagai kebenaran absolut
Agama selalu menjadi jawaban terhadap konteks perubahan sosial sehingga agama melakukan dua fungsi: melakukan perubahan dan memelihara kesinambungan
IMPLIKASI
Istilah Negara Dalam Fikih
Daulah Islamiyah
• Sistem mengharuskan hukum Islam
• Selain system hukum Islam adalah kafir
Darul Islam (Darussalam)
• Dihuni dan dipimpin umat Islam (Tidak harus hukum Islam)
• Umat Islam dapat menjalankan agamanya dengan merdeka
Darul Harb / Darul Kufr
• Memerangi umat Islam karena agama
• Mengusir Muslim dari negerinya (QS Mumtahanah 7)
Fatwa Al-Azhar Tentang Dar Islam
• “Disebutkan dalam kitab
“Penjelasan bagi Manusia dari al-Azhar asy-Syarif 1/248” bahwa klasifikasi negara dalam bentuk Negara Kafir dan Negara Islam adalah urusan Ijtihad yang telah terjadi sejak masa para Imam Mujtahid. Disana tidak ada penjelasan dari al-Quran atau hadis.
ِساّنلِل ٌناَيَب " ِباَتِك ىِف َءاَج •
ّنَأ " ِفْيِر ّشلا ِرَهْزَ ْلا َنِم
ٍرْفُك ِراَد ىَلِإ ِد َلِبْلا َمْيِسْقَت
ْنِم ّىِداَهِتْجِا ٌرْمَأ ٍم َلْسِإَو
ِناَمَز ىِف ِلاَحْلا ِعِقاَو
َسْيَلَو ، َنْيِدِهَتْجُمْلا ِةّمِئَ ْلا
ْوَأ ٍنآْرُق ْنِم ِهْيِف ّصَن َكاَنُه
ٍةّنُس
DIMANA ULAMA
‘MENDARATKAN’ ISLAM?
MASA KEMERDEKAAN
1936
1945
MENGAWAL BANGSA
1955 1965
SENAFAS NKRI
1984 1998
• Syaikh Abu Zahrah dalam kitabnya
tentang “Perang dalam Islam hal. 38”
menyebutkan dua pendapat ulama ahli fikih tentang Negara Islam dan Negara Kafir, kemudian beliau memilih
pendapat Abu Hanifah, yaitu: “Ruang lingkup kriteria Negara Islam adalah terletak pada rasa aman seorang
Muslim (dalam menjalankan agamanya).
ْوُبَأ ْدّمَحُم ُخْي ّشلا ُمْوُحْرَمْلا َرَكَذَو • ِةّيِرَظَن ْنَع ٍةَلاَسِر ىِف ْةَرْهَز ص " ِم َلْسِ ْلا ىِف ِبْرَحْلا 38
"
ِم َلْسِ ْلا ِراَد ىِف ِءاَهَقُفْلِل ِنْيَيْأَر ْىِبَأ َىْأَر َراَتْخا ّمُث . ِبْرَحْلا ِراَدَو َوُه ِمْكُحْلا َراَدَم ّنَأ :َوُهَو َةَفْيِنَح اًنِمَا َناَك ْنِإَف ، ِمِلْسُمْلا ُنْمَأ ُراَد ُراّدلاَف اًمِلْسُم ِهِنْوَك ِفْصَوِب . ٍبْرَح ُراَد َىِهَف ّلِإَو ٍم َلْسِإ ىَنْعَم ىَلِإ ُبَرْقَ ْلا ُهّنِإ : َلاَقَو ج - رهزلا ىواتف) ِم َلْسِ ْلا 10
/
ص 119
• Jika ia merasa aman dengan posisinya sebagai Muslim, maka negara ( tersebut adalah Negara Islam. Jika tidak merasa aman, maka ‘Negara Perang’. Abu Zahrah berkata: “Pendapat ini lebih sesuai dengan makna Islam” (Fatawa al-Azhar 10/119)
Kriteria Negara Islam
• “Saya (Syaikh Sulaiman al-Jamal) melihat ar-Rafii dan lainnya
menyebutkan kutipan dari ulama Syafiiyah bahwa ‘Negara Islam’
ada 3 macam. Pertama, sebuah negara yang ditempati oleh umat Islam. Kedua, sebuah negara yang ditaklukkan oleh umat Islam dan menarik jizyah (pajak kompensasi keamanan) bagi penduduknya, baik mereka menguasainya atau tidak
اوُرَكَذ ُهَرْيَغَو ّيِعِفاّرلا تْيَأَر ّمُث • ِم َلْسِ ْلا َراَد ّنَأ ِباَحْصَْلا ْنَع ًلْقَن ُهُنُكْسَي ٌمْسِق ٍماَسْقَأ ُةَث َلَث اوّرَقَأَو ُهوُحَتَف ٌمْسِقَو َنوُمِلْسُمْلا َل ْوَأ ُهوُكَلَم ٍةَيْزِجِب ِهْيَلَع ُهَلْهَأ َبَلَغ ّمُث ُهَنوُنُكْسَي اوُناَك ٌمْسِقَو ج - لمجلا ةيشاح) ُراّفُكْلا ِهْيَلَع 21 ص /
446
• Ketiga, negara yang ditempati oleh (
umat Islam lalu dikuasai oleh orang kafir” (Hasyiah al-Jamal 21/446)
Negeri Jawa
• “Setiap tempat dimana penduduk muslim disana
mampu mempertahankan dari ancaman orang-orang kafir
harby pada suatu masa dari
beberapa masa, jadilah tempat itu dar al-Islam (negara Islam) yang boleh diberlakukan
hukum-hukum Islam pada zaman itu dan sesudahnya
َرَدَق ّلَحَم ّلُك (ى ةلئسم) • ِعاَنِتْمِ ْلا ىَلَع ِهِب َنَكاَس ٌمِلْسُم َنِم ٍنَمَز ىِف َنْيّيِبْرَحْلا َنِم ىِرْجَت ٍم َلْسِا َراَد ُرْيِصَي ِناَمْزَ ْلا اَمَو ِناَمّزلا َكِلَذ ىِف ٌماَكْحَا ِهْيَلَع ُعاَنِتْما َعَطَقْنا ِنِاَو ُهَدْعَب ِراّفُكْلا ِء َلْيِتْساِب َنْيِمِلْسُمْلا ِهِلْوُخُد ْنِم ْمِهِعْنَمَو ْمِهْيَلَع
ُهْنِم ْمِهِجاَرْخِاَو
• sekalipun pertahanan kaum muslimin terputus sebab orang-orang
kafir telah menguasai umat Islam, menghalangi memasuki negara
itu dan mengusir umat Islam dari sana
Jawa Adalah Negara Islam
• Dalam keadaan seperti diatas maka tempat itu dinamakan dar al-harb (negara perang) secara de facto dan bukan dar al-harb
secara de jure.
ٍبْرَح َراَد ُهُتَيِمْسَتَف ٍذِئَنْيِحَو • َضْرَأ ّنَأ َمِلُعَف اًمْكُح َل ًةَرْوُص ْةَواَج ِضْرَأ ُبِلاَغَو ْلَب يِواَتَب َنْيِمِلْسُمْلا ِء َلْيِتْس ِل ٍم َلْسِا ُراَد ةيغب ِراّفُكْلا َلْبَق اًقِباَس اَهْيَلَع : ص نيدشرتسملا 254
• Jadi bisa diketahui bahwa Betawi bahkan kebanyakan tanah Jawa adalah negara Islam karena umat Islam telah
menguasainya jauh sebelum orang-orang kafir” (Bughyat al-
Mustarsyidin, 254)
Nabi Tidak Memerang Negeri Yang Azan
• Anas berkata bahwa jika Nabi
akan berperang maka Nabi tidak lamgsung menyerang, tapi
menginap sampai pagi dan
menunggu. Jika Nabi mendengar azan maka Nabi menahan diri
tidak perang. Jika tidak
mendengar azan maka menunggu sampai semalam (HR Bukhari)
ّنَأ ٍكِلاَم ِنْب ِسَن َأ ْنَع • هيلع هللا ىلص - ّىِبّنلا اَنِب اَزَغ اَذِإ َناَك - ملسو اَنِب وُزْغَي ْنُكَي ْمَل اًمْوَق ، َرُظْنَيَو َحِبْصُي ىّتَح ّفَك اًناَذَأ َعِمَس ْنِإَف ْعَمْسَي ْمَل ْنِإَو ، ْمُهْنَع
ْمِهْيَلَع َراَغ َأ اًناَذَأ
Doa Nabi “Cinta Negeri”
• Aisyah berkata: “Ketika
kami datang ke Madinah, ia tanah yang banyak wabah penyakit. Abu Bakar
berkeluh dan Bilal
berkeluh. Ketika Nabi
melihat para Sahabatnya berkeluh, Nabi berdoa:
َةَنيِدَمْلا اَنْيَلِإ ْبّبَح ّمُهّللا • هاور) ّد َشَأ ْوَأ َةّكَم اَنّبُحَك (ىراخبلا
• “Ya Allah, jadikan kami cinta Madinah,
sebagaimana cinta kami kepada Makkah, atau
melebihi Makkah” (HR al- Bukhari dan Muslim)
Adakah Ayat Damai?
• Ada banyak ayat perintah damai. Gunakanlah ayat sesuai keadaan. Jika
negaranya aman maka jangan gunakan ayat perang.
ْحَنْجاَف ِمْلّسلِل اوُحَنَج ْنِإَو • َوُه ُهّنِإ ِهّللا ىَلَع ْلّكَوَتَو اَهَل
ُميِلَعْلا ُعيِمّسلا
• “Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka
condonglah kepadanya (damai) ...” (al-Anfal: 61)
Saudara Sekabilah
(Wathaniyah/Basyariyah)
• Yakni kami utus kepada 'Ad
saudara mereka, Hud. Ibnu Abbas berkata: "Yakni anaknya bapak
mereka". Ada yang mengatakan:
"Saudara dalam Kabilah
(sekarang bangsa)". Ada pula yang mengatakan: "Maksud
saudara adalah sesama manusia dari keturunan Adam" (Tafsir al Qurthubi 7/235)
{ ًادوُه ْمُهاَخَأ ٍداَع ٰىَلِإَو { • داعىلإ انلسرأو يأ . نبالاق ًادوهمهاخأ . : مهيبأنب يأ سابع ٱ . ةليبقلايفمهاخأ ليقو : ينب نم ًارشب يأ ليقو :
.
مدآمهيبأ
Perjanjian Hudaibiyah
•
Mereka (Kafir Quraisy) berkata: “Kami tidak mengakui dengan nama ini. Tetapi kau
adalah Muhammad bin Abdullah”. Nabi Saw bersabda: “Aku adalah utusan Allah dan aku adalah Muhammad bin Abdullah”. Lalu Nabi berkata kepada Ali: “HAPUSLAH KALIMAT
RASULULLAH!” Ali berkata: “Tidak. Demi Allah saya tidak akan menghapusmu
selamanya”. Kemudian Rasulullah
mengambil kertas perjanjian, padahal beliau tidak bisa menulis, lalu beliau
menulis: “Ini adalah keputusan Muhammad bin Abdullah (HR al-Bukhari)
اَم اَذَه ، اوُبَتَك َباَتِكْلا اوُبَتَك اّمَلَف • . ِهّللا ُلوُسَر ٌدّمَحُم ِهْيَلَع ىَضاَق َكّنَأ ُمَلْعَن ْوَل ، اَذَهِب ّرِقُن َل اوُلاَق ، اًئْي َش َكاَنْعَنَم اَم ِهّللا ُلوُسَر . ِهّللا ِدْبَع ُنْب ُدّمَحُم َتْنَأ ْنِكَلَو اَنَأَو ، ِهّللا ُلوُسَر اَنَأ » َلاَقَف َلاَق ّمُث . « ِهّللا ِدْبَع ُنْب ُدّمَحُم َلاَق . « ِهّللا َلوُسَر ُحْما » ّىِلَعِل . اًدَبَأ َكوُحْمَأ َل ِهّللاَو َل ّىِلَع هللا ىلص - ِهّللا ُلوُسَر َذَخَأَف َسْيَلَو ، َباَتِكْلا - ملسو هيلع اَم اَذَه َبَتَكَف ، ُبُتْكَي ُنِسْحُي
ِهّللا ِدْبَع ُنْب ُدّمَحُم ىَضاَق
Hikmah Hudaibiyah
• Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata:
ّمَتَأ حْلّصلا يِفف َمّلَسَو ِهْيَلَع هّللا ىّلَص ّيِبّنلا َيْأَر ّنَأ َرَهَظَو • ج - رجح نبفل يرابلا حتف) ة َفزَجاَنُمْلا يِف ْمهيْأَر ْنِم دَمْحَأَو 9
/
ص 458
(
• “Telah tampak bahwa pandangan Rasulullah dalam
berdamai adalah lebih sempurna dan terpuji, daripada
pendapat mereka untuk melanjutkan perang” (Fath al-Bari
9/458)
Perjanjian Damai Dengan Non Muslim
َنيِمِلْسُمْلا ىَلَع ٌمْيَض ِهيِف اَم ِضْعَبِب َنيِكِر ْشُمْلا َةَحَلاَصُم ّن َأ : اَهْنِمَو
•ىَلْعَأ ُعْفَد ِهيِفَف ُهْنِم ّر َش َوُه اَم ِعْفَدَو ِةَحِجاّرلا ِةَحَلْصَمْلِل ٌةَزِئاَج ج - داعملا داز) اَمُهاَنْدَأ ِلاَمِتْحاِب ِنْيَتَدَسْفَمْلا 3
ص / 265
(
•
“Diantara peristiwa Hudaibiyah adalah bolehnya perjanjian damai dengan kaum Musyrik dengan perjanjian yang memberatkan umat Islam karena adanya kemaslahat yang nyata, dan menghindari
keburukan. Maka di dalamnya menghindari mafsadah terbesar
dengan melakukan mafsadah terkecil” (Zaad al-Ma’ad 3/265)
Menjalankan Syariat Islam
ج) - رهزلا ىواتف • 10
ص / 430
(
نأ ىلع نوقفتي نوداكي ءاملعلا نإف • صاصتخا نم ىه- كلذ ادع اميف-دودحلا ةباحصلا ضعبل لاوقأ ىلع ءانب . مكاحلا ، ةنسلاو نَارقلا نم صوصن ىلع سيلو ةاكزلا : ةباحصلا دحأ هللا دبع ىبا لوقك ناطلسلا ىلإ ةعمجلاو ءىفلاو دودحلاو
• Ulama hampir sepakat bahwa
pelaksanaan Hudud adalah khusus bagi hakim (bukan individu). Berdasarkan
fatwa Sahabat dan tidak ada nash dalam Quran dan Hadis: “Zakat, Hudud, Fai’
dan Jumat diserahkan pada pemimpin negara” (Fatawa Al-Azhar 10/430
Individu
• Salat
• Puasa
Negara
• Pidana
• Perdata
Indv/Ngr
• Nikah
• Haji
Barang siapa tidak berhukum dengan hukum Allah…
َكئئَلوأأَف أ اا َللزنَأ الَمئب ْلمأكْحَي ْلمَل ْلنَمَو } :هللوقو ءاطعو سواط نع مدقت دلق { َلنوأمئلااظللا ألمأه ،ملظ نود مللظو ،رلفك نود رلْفأك لاق المهنأ ج - ريثك نلبا ريلسفت) .قلسف نود قلسفو 3
/
ص 126 ( Firman Allah: “Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” Telah dijelaskan dari Thawus dan Atha’
bahwa kedua berkata: “Kufur itu bukan kufur keluar dari agama, dzalim itu bukan dzalim
menganiaya diri, dan fasiq itu bukan fasiq dosa besar” (Tafsir Ibnu Katsir 3/126)
أمأه َلكئئَلوأأَف أ اا َللزنَأ الَمئب ْلمأكْحَي ْلمَل ْلنَمَو } :هللوقو لاق امهنأ ءاطعو سواط نلع مدقت دلق { َلنوأمئلااظلا .قسف نود قلسفو ،مللظ نود مللظو ،رلفك نود رلْفأك ج - ريثك نبا ريسفت) 3
ص / 126
(
“Abu Ja’far berkata: Pendapat yang paling benar menurut saya adalah pendapat ulama yang mengatakan bahwa ayat-ayat ini diturunkan bagi orang-orang kafir dari Yahudi dan Nasrani. Sebab ayat yang sebelumnya atau yang sesudahnya menyebutkan tentang mereka. Maka yang dimaksud dalam ayat ini adalah Yahudi-Nasrani.” (Tafsir ath-Thabari 10/358)