• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAIAL-ISLAM DAN KEMUHAMADIYAHAN(AIK)DALAM PEMBELAJARANPROFENTIKDENGANMATAPELAJARANIPASKELAS 5 SD

N/A
N/A
Ilma Almaida Fasa

Academic year: 2024

Membagikan "NILAI-NILAIAL-ISLAM DAN KEMUHAMADIYAHAN(AIK)DALAM PEMBELAJARANPROFENTIKDENGANMATAPELAJARANIPASKELAS 5 SD"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

NILAI-NILAI AL-ISLAM DAN KEMUHAMADIYAHAN (AIK) DALAM PEMBELAJARAN PROFENTIK DENGAN MATA PELAJARAN IPAS KELAS

5 SD

PENDAHULUAN

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan atau dikenal dengan singkatan AIK adalah salah satu mata kuliah pada program PPG Prajabatan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang memiliki arti keseluruhan ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlak, ibadah dan muamalat duniawiyah yang bersumber Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad sebagaimana dipahami dan diimplementasikan oleh Muhammadiyah dalam gerakannya. AIK menjadi ciri khas pada penyelenggaraan Pendidikan Muhammadiyah untuk membentuk manusia pembelajar yang bertaqwa, berakhlakul karimah, berkemajuan dan unggul dalam IPTEKS sebagai perwujudan tajdid dakwah amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan amanah yang tertuang dalam Putusan Muktamar Muhammadiyah ke-46 tentang Revitalisasi Pendidikan Muhammadiyah. Visi tersebut secara tidak langsung mewajibkan seluruh PTM untuk meningkatkan mutu dalam berbagai aspek termasuk Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan sebagai salah satu misi Muhammadiyah dalam dakwah (Nihayati & Ponandi, 2020).

Nilai-nilai Islam merupakan hal mutlak yang menyangkut aspek jasmani dan rohani, yang bertujuan mengatur dan menjaga makhluk agar tetap sesuai dengan fitrahnya. Nilai-nilai tersebut menyangkut prinsip hidup dan dasar kehidupan manusia yang berlandasakan pada Al-Qur’an dan hadits agar selamat dunia akhirat. Nilai-nilai Islam dipengaruhi oleh beberapa nilai utama, di antaranya akhlak, adab, dan keteladanan. Islam memiliki tiga nilai utama, yaitu akhlak, adab, dan keteladanan.

Nilai akhlak mengacu pada tugas dan tanggung jawab selain aspek syari’ah dan ajaran Islam secara umum. Nilai adab mengacu pada sikap yang dikaitkan dengan tingkah laku yang baik. Dan nilai keteladanan mengacu pada kualitas karakter yang ditampilkan oleh seorang muslim yang baik dengan cara meneladani Nabi Muhamad

(3)

SAW. Ketiga nilai tersebut yang menjadi pondasi pendidikan karakter dalam Islam (Suyitno et al., 2021).

Kuntowijoyo membagi tiga pilar utama dalam nalar profetik yaitu,al-amr bi al- ma’rûf(humanisasi) mengandung pengertian memanusiakan manusia,al-nahy ‘an al- munkar (liberasi) mengandung pengertian pembebasan dan tu’minûna bi Allâh (transendensi), dimensi keimanan manusia. Maka di dalam pendidikan profetik, pendidikan tidak hanya dilakukan untuk mengejar standar kompetensi dan tujuan di dalam kurikulum saja. Peserta didik dalam setiap sesi mata pelajaran harus diajak berdialog, berdiskusi dan mengkontekstualkan apa yang sedang dibahas dalam mata pelajaran tersebut dengan realitas sosial yang sedang terjadi (Nasir et al., 2021).

IPAS merupakan peleburan dari dua mata pelajaran yaitu mata pelajaran IPA dan IPS. Kemudian guru juga menilai bahwa IPAS memudahkan guru dan peserta didik dalam belajar karena materi yang terdapat dalam IPAS merupakan materi esensial yang merupakan irisan dari kedua mata pelajaran sehingga dapat mengurangi beban dalam mengejar materi dan capaian pembelajaran sehingga guru bisa memiliki banyak waktu dalam memfasilitasi peserta didik agar dapat bereksplorasi melalui berbagai model dan metode pembelajaran yang menarik (Nur et al., 2023).

Pada artikel ini, penulis akan membahas mengenai nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhamadiyahan (AIK) dalam pembelajaran profentik dengan mata pelajaran ipas kelas 5 SD.

PEMBAHASAN

Muhammadiyah sebagai organisasi tentu saja memiliki tujuan dan sekolah adalah salah satu alat dari organisasi ini muntuk mencapai tujuan dari organisasi.

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam dengandakwah amar ma'ruf nahi munkar, sehinggalembaga pendidikan Muhammadiyahtidak boleh terlepas dari sifat gerakan yang telah dirumuskan dalam "KarakterMuhammadiyah," dan "Hakikat Muhammadiyah sebagai gerakan Islam dan dakwah amar ma'ruf nahi munkar harus diterjemahkan ke dalam seluruh kegiatan pendidikan Sekolah Muhammadiyah tersebut. Selanjutnya tentang materi, berkiatan dengan kaifiyah ibadah sesuai dengan keputusan tarjih Muhammadiyah, tajdid dan pemurnian Islam dan Aqidah Islamiyah

(4)

secara murni. Kaitan ilmu dengan proses tauhid, Islamisasi ilmu-ilmu pengetahuan dan teknologi, akhlaqul karimah, ilmu yang amaliyah dan amal yangilmiah, belajar identik dengan bekerja dan praktek amal saleh dan laku perbuatan, yang kesemuanya itu disertai niat beribadah ikhlas karena Allah semata, adalah konsep utuh yang harus dijadikan alternatif bagi Sekolah Muhammadiyah sesuai dengan fungsinya dalam rangka dakwah Muhammadiyah (Baidarus et al., 2020).

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan dari awal sampai dengan akhir melalui beberapa proses sehingga dicapainya tujuan tertentu. Secara terminologi profetik berasal kata dari “prophet” yang berarti Nabi, “prophetic” yang berarti kenabian (Ira Vahlia & Afwan, 2022). Pendidikan profetik merupakan upaya sadar dalam proses transfer pengetahuan dan nilai-nilai kenabian yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan intelektual, emosional, spiritual, akhlak dan moral secara utuh dengan berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kompetensi pendidik atau guru dalam pendidikan profetik meliputi empat hal yaitu kejujuran (sidq), tanggung jawab (amanah), komunikatif (tabliq), dan cerdas (fatanah). Pendidikan Profetik secara faktual berusaha menghadirkan nilai kenabian dalam konteks kekinian.

Prinsip dasar penggunaan metode Pendidikan Profetik adalah: a) Niat dan orientasinya untuk mendekatkan hubungan antara manusia dengan Allah dan sesama makhluk; b) Keterpaduan (integrative, tauhid); c) Bertumpu pada kebenaran; d) Kejujuran (sidq dan amanah); e) Keteladanan pendidik. Ada kesatuan ilmu dan amal;

f) Berdasar pada nilai dan tetap berdasarkan pada alakhlaq al-karimah, budi utama; g) Sesuai dengan usia dan kemampuan akal anak; h) Sesuai dengan kebutuhan peserta didik; i) Mengambil pelajaran pada setiap kasus atau kejadian; j) Proporsional dalam memberikan janji yang menggembirakan dan ancaman untuk mendidik kedisiplinan (Priyanto, 2021).

Melihat keberhasilan Nabi Muhammad S.A.W. sebagai seorang pendidik dan pengajar yang sukses, mampu mengeluarkan manusia dari pemahaman jahiliyah menuju manusia yang hanya meyakini Allah S.W.T. sebagai tuhan yang berhak diibadahi dan dimintai bantuan, seharusnya umat Islam dapat menjadikan Nabi Muhammad S.A.W. sebagai contoh dalam membangun kualitas pendidikan. Sehingga dengan berpedoman pada ajaran Nabi Muhammad S.A.W. yang telah terbukti hasil

(5)

gemilangnya dalam kancah pendidikan, diharapkan dapat melahirkan sebuah generasi yang berilmu, berintelektual dan berakhlak, dan bermoral Islami (Nasir et al., 2021).

Dalam penggunaannya, model pembelajaran profetik didasarkan pada asas- asas berikut:

a. Mengintegrasikan nilai-nilai humanisasi, kebebasan, dan transenden berbasis Al- Quran dan Sunah ke dalam pembelajaran.

b. Memperlihatkan bagaimana nilai-nilai ilahi, manusiawi, dan alam muncul dalam cara guru dan siswa bertindak ketika mereka belajar.

c. Menyatukan nilai-nilai yang berasal dari agama, budaya, dan standar moral dan etika negara (Nasution et al., 2022).

Berikut ini ranah pembelajaran profentik yang sesuai dengan nilai-nilai Al- Islam dan Kemuhamadiyahan (AIK) pada mata Pelajaran IPAS Kelas 5 SD mengenai perlawanan rakyat Indonesia pada penjajah di daerah Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat:

Ranah Indikator Kegiatan

Shiddiq Mengesakan Allah SWT  Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama. (Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia) (Q.S. an- Nur [24] ayat 27)

Guru menutup pembelajaran dengan menyanyikan lagu daerah

“Suwe Ora Jamu” dari Jawa Tengah dan berdoa serta mengucapkan salam. (Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia) (Q.S. an-Nur [24] ayat 27)

(6)

Jujur Peserta didik membentuk kelompok sesuai dengan gaya belajar mereka (Visual, Auditori dan Kinestetik) (Collaborative- 4C) (nilai guru profentik: Shiddiq yaitu jujur)

Amanah dan

Tabligh

Bertanggung jawab atas kepercayaan atau yang diberikan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (Berpikir kritis) (nilai guru profentik: Tabligh yaitu menyampaikan amanah)

Guru menjelaskan petunjuk pengisian Lembar Kerja Kelompok dan memberikannya kepada masing- masing kelompok. (nilai guru profentik:

Tabligh yaitu menyampaikan amanah)

Setiap kelompok berdiskusi sesuai dengan gaya belajar.

(Kreatif, Bergotong royong) (nilai guru profentik: Amanah yaitu dapat dipercaya)

Guru memberikan tindak lanjut

berupa pesan- pesan

moral/nasihat dan refleksi pembelajaran. (nilai guru profentik: Tabligh yaitu menyampaikan amanah)

Fathonah Kemampuan berpikir kritis dan memiliki kreativitas dalam menemukan ide

Peserta didik dan guru bersama- sama memainkan media pembelajaran tersebut. (nilai guru

(7)

desain produk yang akan dihasilkan.

profentik: Fathonah yaitu cerdas)

Peserta didik lain diberikan kesempatan untuk menanggapi penampilan peserta didik yang presentasi. (Menanya, Mengolah informasi- saintifik) (nilai guru profentik: Fathonah yaitu cerdas)

Guru memberikan tindak lanjut berupa soal evaluasi pada peserta didik. (nilai guru profentik:

Fathonah yaitu cerdas)

Penanaman nilai-nilai profetik mempunyai tujuan pembentukan karakter yang humanis dalam perspektif kebangsaan. Para pakar pendidikan seperti Suharsih Arikunto menyebutkan, bahwa penanaman nilai-nilai baik untuk membentuk karakter sangat tepat dilakukan pada anak-anak usia dini. Hal ini sejalan dengan filosof aliran empirisme yang menyakini bahwa manusia lahir seperti kertas kosong tanpa ada karakter. Pembentukan karaker anak, sangat disesuakan dan tingkat perisinggungan secara langung nilai-nilai ekternal (Khoirul Mustamir, 2022).

PENUTUP

Al-Islam dan Kemuhammadiyahan atau dikenal dengan singkatan AIK adalah salah satu mata kuliah pada program PPG Prajabatan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang memiliki arti keseluruhan ajaran Islam yang meliputi aqidah, akhlak, ibadah dan muamalat duniawiyah yang bersumber Al Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad sebagaimana dipahami dan diimplementasikan oleh Muhammadiyah dalam gerakannya. Selain itu, Kuntowijoyo membagi tiga pilar utama dalam nalar profetik yaitu, al-amr bi al-ma’rûf (humanisasi) mengandung pengertian memanusiakan manusia, al-nahy ‘an al-munkar (liberasi) mengandung pengertian pembebasan dan tu’minûna bi Allâh (transendensi), dimensi keimanan manusia. Maka di dalam pendidikan profetik, pendidikan tidak hanya dilakukan untuk

(8)

mengejar standar kompetensi dan tujuan di dalam kurikulum saja. IPAS merupakan peleburan dari dua mata pelajaran yaitu mata pelajaran IPA dan IPS. Kemudian guru juga menilai bahwa IPAS memudahkan guru dan peserta didik dalam belajar karena materi yang terdapat dalam IPAS merupakan materi esensial yang merupakan irisan dari kedua mata pelajaran sehingga dapat mengurangi beban dalam mengejar materi dan capaian pembelajaran sehingga guru bisa memiliki banyak waktu dalam memfasilitasi peserta didik.

Kemampuan unggul kenabian dapat menginternalisasi dalam pribadi individu setelah ia melaksanakan proses pendidikan yang cukup melalui olah spiritual, jiwa, raga serta sosial hingga pribadi tersebut mendapatkan kebenaran. Nabi telah dipersiapkan serta menyiapkan diri melalui proses panjang dan menakjubkan sampai akhirnya ia mendapatkan wahyu dari Allah SWT. Pada proses menyiapkan diri ini dalam bentuk kemampuan fisik yang sehat, memiliki keturunan yang baik serta mulia, dan memiliki kondisi psikis yang tegar. Melalui kemampuan yang dimiliki dan dipersiapkan dengan sempurna, Nabi bisa memberikan risalah yang semakin maju dalam rangka membangun peradaban umat manusia menjadi semakin unggul, berkarakter, seimbang lahir dan batin dan pribadi yang cerdas baik personal maupun interpersonal (Mar’ah & Ningsih, 2021).

REFERENSI

Baidarus, B., Hamami, T., M. Suud, F., & Rahmatullah, A. S. (2020). Al-Islam dan kemuhammadiyahan sebagai basis pendidikan karakter. AL-ASASIYYA: Journal Of Basic Education,4(1), 71. https://doi.org/10.24269/ajbe.v4i1.2101

Ira Vahlia, S. S., & Afwan, B. (2022). PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS NILAI PROFETIK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN UNTUK MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA.Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian,7(1), 1–9.

Khoirul Mustamir, A. (2022). Implementasi Pendidikan Profetik dalam Memebentuk Karakter Peserta Didik di SD Al-Mahrusiyah. Attanwir : Jurnal Keislaman Dan

Pendidikan, 13(2), 161–172.

https://doi.org/10.53915/jurnalkeislamandanpendidikan.v13i2.248

(9)

Mar’ah, F., & Ningsih, T. (2021). Konsep Pendidik dan Peserta Didik dalam Paradigma Profetik. Geneologi PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam , 8(1), 268–280. https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/geneologi/article/view/4703 Nasir, M., Al-Kattani, A. H., & Al-Hamat, A. (2021). Implementasi Metode Profetik

Pada Pelajaran Tematik Di Kelas Ii Sdit Sekolah Unggulan Islami (Suis).Islamic Management: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 4(01), 15.

https://doi.org/10.30868/im.v4i01.925

Nasution, H. B., Megawati, B., & Ruwaidah, R. (2022). Konsep Model Pembelajaran Profetik Dalam Pendidikan Agama Islam. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(5), 7320–7326. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i5.3698

Nihayati, & Ponandi, O. (2020). Internalisasi Nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Dalam Aktivitas Belajar Internalization of Muhammadiyah and Islamic Values in Learning Activities. Journal of Islamic and

Muhammadiyah Study, 1(1), 1.

https://jims.umsida.ac.id/index.php/jims/article/download/224/203/

Nur, N. L. D., Joko Sulianto, & Qoriati Mushafanah. (2023). Analisis Hasil Asesmen Diagnostik Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dan Sosial Kelas Iv Sekolah Dasar.Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang,9(2), 4979–4994.

https://doi.org/10.36989/didaktik.v9i2.1127

Priyanto, D. (2021).Pendidikan Berbasis Nilai-nilai Profetik di Madrasah Ibtidaiyah.

Suyitno, S., Sukmayadi, T., & Mahadhni, J. (2021). Integrasi Nilai-Nilai Keislaman Dalam Pendidikan Antikorupsi Di Sekolah Dasar Muhammadiyah Se- Kapanewon Depok Yogyakarta. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia), 6(2), 37. https://doi.org/10.26737/jpdi.v6i2.2571

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui usaha penanaman nilai- nilai keislaman mahasiswa melalui kegiatan Mentoring Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di Fakultas

Dari apa yang disampaikan guru mata pelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dan kepala SMP Muhammadiyah 4 Medan dapat disimpulkan bahwa pada pelaksaan pembelajaran

Oleh karena itu, dengan adanya pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di Perguruan Tinggi Muhammadiyah khususnya Universitas Muhammadiyah Malang, diharapkan

Hasil penelitian menemukan bahwaKurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan AIK Al Islam dan Kemuhammadiyahan) di Unismuh Makassar dan Unismuh Pare-Pare; keduanya

Hasil penelitian menemukan bahwaKurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) dan AIK Al Islam dan Kemuhammadiyahan) di Unismuh Makassar dan Unismuh Pare-Pare; keduanya

Sementara AIK pada peserta didik yang non muslim mengenalkan Islam dan nilai-nilai universal yang terkandung didalamnya (Islam Rahmatan Lil Alamin). Di wilayah

Prasetyo, Imam. Pembelajaran Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Praktik Manasik Haji Siswa Kelas 6 SD Islam Al-Azhar 25 Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengungkap beberapa hasil yang relevan dalam pengajaran Bahasa Indonesia yang mengadopsi nilai-nilai Al- Islam dan Kemuhammadiyahan pada era