NAMA : NUR AFIFAH KELAS : B20
NIM : 105131106520 MATA KULIAH : FARTOKS III TUGAS : III
VIDEO 1 : PEMERIKSAAN FISIK DI BAGIAN JANTUNG
Pemeriksaan jantung perlu ketahui fungsi utama dari sistem kardiovaskuler adalah mengangkut oksigen nutrisi dan zat-zat lain ke jaringan tubuh dan membuang sisa metabolisme ke ginjal dan paru-paru pemeriksaan yang benar cermat dan tepat pada sistem ini sangatlah penting auskultasi yang cermat dalam pemeriksaan jantung merupakan hal yang penting juga mengidentifikasi bunyi jantung membutuhkan latihan dan skill yang cukup agar pemeriksaan atau si pemeriksa dapat membedakan mana bunyi jantung normal dan mana bunyi jantung abnormal
inspeksi melihat bagian dinding dada yaitu bagian jantung selanjutnya melakukan palpasi dibagian dada di bagian interkosta 4-5 setelah palpasi dilakukan perkusi dilakukan dengan cara mengetuk bagian dinding dada untuk mengetahui batas area jantung selanjutnya kita akan melakukan auskultasi untuk mendengarkan bunyi jantung
Persiapan :
1. Tanyakan identitas pasien 2. Cek gelang identitas pada pasien
3. Komunikasikan tindakan yang akan dilakukan pada pasien 4. Tanyakan kesediaan pasien
5. Cuci tangan 6 langkah
6. Awali kegiatan dengan basmalah 7. Pemeriksaan fisik di area leher
8. Instruksikan pada pasien untuk menoleh ke arah kiri 9. Lakukan palpasi pada area arteri karotis di leher kanan 10. Instruksikan pada pasien untuk menoleh ke arah kanan 11. Lakukan palpasi pada area arteri karotis di leher kiri
12. Gunakan stetoskop untuk mengetahui bunyi bruit, intruksikan pasien menolehkan leher ke arah kanan dan kiri
13. Apakah terlihat tekanan vena jugularis, intruksikan pasien menolehkan leher ke arah kanan dan kiri
14. Komunikasikan kepada pasien untuk membuka baju untuk memudahkan proses pemeriksaan 15. Posisikan pasien senyaman mungkin. Selanjutnya :
1. Inspeksi
0bservasi bentuk dada pasien apakah simetri atau asimetri, apakah iktus kordis terlihat di area jantung
2. Palpasi
Gunakan telapak tangan untuk meraba iktus kordis. Normal iktus kordis teraba di IC-5.
3. Perkusi
Perkusi berguna untuk menetapkan batas jantung terutama jika terdapat pembesaran jantung. Batas jantung kiri : Lakukan perkusi dari arah lateral ke medial. Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri
4. Auskultasi
Auskultasi bertujuan untuk mendengarkan dan memusatkan perhatian pada bunyi jantung I, setelah ada kepastian berulah dipusatkan pada bunyi jantung II
16. Bantu pasien mengenakan pakaiannya kembali
17. Komunikasikan pada pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai 18. Hasil data pemeriksaan wajib didokumentasikan
VIDEO 2 : PEMERIKSAAN BUNYI KARDIOVASKULER
Bunyi jantung biasanya disajikan dalam catatan medis dalam bentuk singkatan dan disajikan sebagai s1 s2 dan s1. Jarak antara s1 dan s2 dikenal sebagai systoli dan ini mewakili periode waktu ketika jantung berkontraksi ruang antara s2 dan s1 dikenal sebagai diastole dan ini mewakili periode waktu ketika jantung berelaksasi.
Diagram ini sangat berguna karena menggambarkan satu gerakan melalui siklus jantung dan membingkai bunyi jantung secara temporal dalam kaitannya dengan apakah terjadi selama sebelum atau sesudah kontraksi atau relaksasi jantung. Melihat lebih dekat pada bunyi jantung s1 dan s2 bunyi jantung s1 biasanya digambarkan terdengar seperti lub dan bunyi jantung s2 dub.
Penyebab bunyi jantung s1 dan s2
Bunyi jantung s1 terjadi ketika katup trikuspid dan mitral menutup secara bersamaan ini diikuti oleh kontraksi ventrikel atau dikenal sebagai sistol dan ini memaksa darah melalui katup pulmonal dan aorta dan bunyi jantung s2 terjadi ketika paru dan aorta katup menutup periode relaksasi otot jantung kemudian terjadi dan ini dikenal sebagai diastole setelah itu siklus jantung dimulai dari awal lagi
s3 atau dikenal sebagai bunyi jantung ketiga bunyi jantung ini terjadi selama diastole awal tepat setelah s2 kata ken tuck y sering digunakan untuk mengilustrasikan waktu bunyi jantung ketiga dalam kaitannya dengan s1 dan s2.
Bunyi jantung s3 terjadi dengan menambahkan beberapa aliran darah ke jantung pertama disebabkan oleh penutupan katup trikuspid dan mitral dan bunyi jantung kedua disebabkan dengan penutupan katup pulmonal dan aorta, suara jantung s3 dihasilkan oleh pengisian ventrikel yang cepat selama diastole, ini menghasilkan getaran yang dapat didengar yang terdengar sebagai suara jantung s3.
Suara jantung s3 adalah suara frekuensi rendah yang paling baik didengar dengan stetoskop di puncak jantung terdengar pada diastole awal dan sering terdengar disebut sebagai ventricular gallop hal ini disebabkan oleh pengisian ventrikel yang cepat yang melebarkan ventrikel dan otot papiler tortons.
Bunyi jantung s3 adalah kejadian fisiologis dan biasanya dapat didengar pada anak-anak dan orang dewasa muda yang sehat di bawah usia 30 tahun. tetapi s3 Bunyi jantung juga bisa menjadi temuan abnormal dan biasanya dapat ditemukan pada patologi seperti kardiomiopati aorta dan regurgitasi mitral dan perikarditis konstriktif.
Bunyi jantung keempat atau dikenal sebagai s4 bunyi jantung s4 terjadi tepat sebelum s1 di akhir diastole kata ten ne ssee sering digunakan untuk membantu menggambarkan ritme yang dihasilkan oleh bunyi jantung keempat.
Bunyi jantung keempat terjadi karena bunyi jantung s4 terjadi sesaat sebelum s1 dimulai dengan diastole dan diakhiri dengan systole darah mengalir ke atrium dan ventrikel selama diastole dan bunyi jantung keempat terjadi ketika kontraksi atrium memaksa darah ke dalam ventrikel abnormal yang tidak sesuai ini menghasilkan getaran yang dapat didengar yang terdengar sebagai bunyi jantung s4 bunyi jantung s1 dihasilkan oleh penutupan katup trikuspid dan mitral dan bunyi jantung s2 dihasilkan oleh penutupan katup pulmonal dan aorta. Suara jantung s4 terdengar paling baik di puncak jantung dengan bel stetoskop terdengar di akhir diastole dan sering digambarkan sebagai irama berpacu atrium itu terjadi karena darah dipaksa masuk ke dalam ventrikel yang tidak patuh yang berarti bunyi jantung ini hanya terjadi pada kondisi di mana ventrikel sangat kaku dan tidak rileks secara normal istilah disfungsi diastolik menjelaskan fenomena ini sehingga akibatnya bunyi jantung keempat tidak pernah fisiologis dapat terdengar secara tidak normal dalam kondisi seperti kardiomiopati hipertrofik dan hipertensi sistemik.