OCCUPATIONAL STRESS & EMPLOYEE HEALTH
Cut Sarah, M.Psi., Psikolog
SUB POKOK BAHASAN
1. Sejarah singkat, pendekatan, dan terminologi 2. Model dan terminologi dalam stres kerja
3. Pencetus/ penyebab timbulnya stres
4. Cara mengurangi dampak dari pencetus stres kerja
5. Stressors Experienced & Coping with Stress
SEJARAH SINGKAT, PENDEKATAN, DAN
TERMINOLOGI
SEJARAH SINGKAT
Walter Cannon (1914) Hubungan antara emosi dan respon fisiologis homeostasis.
Stressful condition on the job are typically perceived as aversive events that require some adaptive response deigned to return the employee to normal functioning.
Hans Selye (1956): “Father of Stress” mengembangkan general adaptation syndrome yang terdiri dari tiga tahapan alarm, resistance, dan exhaustion. Fokusnya hanya pada respon fisiologis bukan stres di tempat kerja.
University of Michigan’s Institute for Social Research (awal 1960-an). Identifikasi factor psikosoial di tempat kerja yang menjadi sumber stres bagi karyawan Role Stressors=
kondisi kerja yang menuntut bagi karyawan.
PENDEKATAN DAN TERMINOLOGI
• Beehr & Franz (1987) mengajukan 4 perspektif dalam memahami stres kerja:
Medical approach
Clinical/
counseling approach
Engineering Psychology
approach
Organizationa l Psychology
approach
Fokus pada kontrubusi stres
terhadap kesehatan dan
penyakit karyawan.
Fokus pada sumber stres yang berasal dari lingkungan
fisik kerja.
Menekankan dampak stres pada kesehatan mental (depresi,
kecemasan)
Fokus pada penilaian kognitif karyawan terhadap
lingkungan kerja dan sumber stres yang berasal dari interaksi dengan
orang lain.
Keempat pendekatan berada di bawah satu
payung OCCUPATIONAL HEALTH PSYCHOLOGY
(OHP)
OCCUPATIONAL STRESS TERMINOLOGY
• Stres memiliki banyak definisi, yang paling dikenal adalah stimulus-response definition.
• Stimulus mengimplikasikan adanya aspek negatif dari lingkungan kerja yang menjadi masalah bagi individu.
• Response mengimplikasikan bagaimana karyawan bereaksi terhadap kondisi pekerjaan yang penuh tekanan.
• Stressor adalah aspek-aspek dari lingkungan kerja yang membutuhkan respon penyesuaian (adaptif) dari karyawan.
• Strain yaitu berbagai cara kurang adaptif yang digunakan karyawan untuk bereaksi pada stressor. Terdapat 3 jenis:
1. Psychological Strains (kecemasan, frustasi)
2. Physical Strains (tekanan darah dan detak jantung yang meningkat)
3. Behavioral Strains (impaired job performance absenteeism, turnover, substance use) Tidak semua reaksi
stres negatif.
MODEL DAN TERMINOLOGI DALAM STRES
KERJA
INSTITUTE FOR SOCIAL
RESEARCH (ISR) MODEL
BEEHR AND NEWMAN’S FACET
MODEL
MODEL LAINNYA
Demand-Control Model Person-Environment Fit
Model
Effort-Reward
Imbalance
PENCETUS/ PENYEBAB TIMBULNYA STRES
C o m m o n ly S tu d ie d S tr e ss o rs
Role Stressors Workload
Interpersonal Conflict
Organizational Constraint
Perceived Control
C o n te m p o ra ry O rg a n iz a ti o n a l S tr e ss o rs
Work-Family Conflict
Mergers &
Acquisitions Layoffs & Job
Insecurity Emotional
Labor
CARA MENGURANGI DAMPAK DARI
PENCETUS STRES KERJA
STRESS
MANAGEMENT TRAINING
REDUCTION OF STRESSORS
ALTERNATIVE WORK
SCHEDULES AND TELECOMMUTIN
G
FAMILY-FRIENDLY BENEFITS
HEALTH AND
FITNESS
PROGRAMS
STRESSORS EXPERIENCED & COPING
WITH STRESS
STRESSORS EXPERIENCED
• Penelitian Peterson et al., (1995) pada 21 manager dari berbagai negara menemukan terdapat perbedaan persepsi mengenai role stressors (ambiguity, conflict, & overload).
• Persepsi mengenai role stressors berbeda sesuai dengan power distance (derajat
pemisahan kekuasaan dari berbagai level), level of masculinity, degree of individuality, dan derajat dimana individu mencoba menurunkan tingkat ketidakpastian.
• Manager dari negara dengan tingkat power distance yang rendah (negara-negara barat) melaporkan tingkat role ambiguity yang tinggi dan tingkat role overload yang rendah.
• Penelitian Van De Vliert & Van Yperen (1996) menemukan bahwa perbedaan temperature menyebabkan perbedaan persepsi mengenai role overload.
• Penelitian Liu (2003) menemukan bahwa China melaporkan sumber stressors terbesar adalah kesalahan saat bekerja dan evaluasi, sedangkan US melaporkan kurangnya
kontrol personal sebagai sumber stres.