Oleh :
Puspita Kartikasari, S.Si., M.Si.
Perpustakaan Universitas Diponegoro
Rabu, 15 Juni 2022
Tujuan Webinar
❑ Berbagi ilmu mengenai pemanfaatan software SPSS untuk mengolah data menggunakan Statistika
Parametrik
Universitas Diponegoro Rabu, 15 Juni 2022
Harapan
❑ Peserta dapat mengolah data penelitian terkait
Statistika Parametrik dengan menggunakan software
SPSS
Materi
❑ Pengenalan Statistika Parametrik
❑ Uji beda rata-rata 1 sampel (one-sample t test), 2 sampel dependen (paired-samples t test) dan
independent (independent-samples t test), lebih dari 2 sampel (one way ANOVA) beserta contohnya
❑ Analisis Regresi Linier Berganda beserta contohnya
PENGENALAN
STATISTIKA PARAMETRIK
Universitas Diponegoro Rabu, 15 Juni 2022
STATISTIKA
Parametrik Non Parametrik
Uji Beda Regresi Korelasi
1. Rata2 1 sampel 2. Rata2 2 sampel
(berpasangan dan saling bebas) 3. Rata2 lebih dari 2
sampel (ANOVA)
1. Analisis
Regresi Linier Sederhana 2. Analisis
Regresi Linier Berganda
Pearson Product Moment
Uji Beda Regresi Korelasi
1. Wilcoxon 2. Man
Whitney 3. Mac
Nemar 4. Run Test 5. Kruskal
Wallis dll
1. Spline 2. Kernel dll
1. Rank Spearma n
2. Rank Kendall 3. Koefidien
Crammer
Statistika DATA
Berdasarkan Skala Data
Nominal Ordinal Interval
Rasio
Tipe Data Bisa
dibedakan
Urutan/
tingkatan
Interval Sama
Memiliki
nol mutlak Contoh
Data Kualitatif
Nominal √ Jenis
kelamin
Ordinal √ √ Tingkat
pendidikan Data
Kuantitatif
Interval √ √ √ Suhu
Rasio √ √ √ √ Jumlah
pengunjung
Universitas Diponegoro Rabu, 15 Juni 2022
Contoh Kasus Uji Beda
Rata-rata 1 sampel
• Seorang peneliti membuat dugaan yang menyatakan bahwa “nilai rata-rata hasil belajar siswa yang aktif di OSIS adalah sama dengan 75”. Guna membuktikan hal tersebut, peneliti memilih secara acak 12 orang siswa yang aktif di OSIS. Adapun nilai rata-rata hasil
belajar ke 12 orang siswa tersebut adalah sebagai berikut.
Siswa Rata-rata Hasil Belajar
A 78.3
B 74.7
C 80.5
D 83.5
E 75
F 77.6
G 73.5
H 83.5
I 78.5
J 73.7
K 81.5
L 77
• Uji Normalitas (pada data rata-rata hasil belajar)
1. Masukkan data pada SPSS
Tuliskan nama variable pada tab
Variable View
tuliskan nama variabel
Inputkan data pada tab Data
View
2. Klik Analyze – Descriptive Statistics - Explore
1 2
3
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
3. Masukkan variable Hasil pada kotak Dependent List – Klik kotak Plots – Centang Normality plots with test – Continue - OK
1 2
3
5
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
4
4. Output SPSS Uji Normalitas
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal
H1: Data tidak berasal dari populasi berdistribusi normal
Nilai P - Value (Sig.)(0,368) > 0,05 atau t hitung (0,929)< t Tabel (2,179) ➔ Gagal Tolak H0 ➔ Data berasal dari
populasi berdistribusi normal
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
Tolak H0 jika t hitung > t table atau P-Value (Sig.) < α
1. Klik Analyze – Compare Means – One-Sample T Test
• Uji beda rata-rata 1 sampel (one-sample T Test)
1
2
3
2. Masukkan Variabel Hasil pada kotak Test Variable(s) – Masukkan angka 75 pada kotak Test Value – Klik Option (pastikan menggunakan taraf
kesalahan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian) – Continue - OK
1
2 3
4
5 6
• Uji beda rata-rata 1 sampel (one-sample T Test)
3. Output SPSS Uji Beda Rata-rata 1 Sampel
N=12 artinya ada 12 sampel yang dipakai
Mean = 78,1083 artinya nilai rata-rata hitungnya sebesar 78,1083
• Uji beda rata-rata 1 sampel (one-sample T Test)
H0 : Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang aktif di OSIS sama dengan 75 H1: Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang aktif di OSIS tidak sama
dengan 75
• Nilai t hitung (3,029) > t table (2,201) atau P-Value (Sig.)(0,011) <
0,05 ➔Tolak H0 ➔ Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang aktif di OSIS tidak sama dengan 75
• Selisih rata-rata hasil belajar dan dugaan awal 78,1083 – 75 = 3,1083
• Uji beda rata-rata 1 sampel (one-sample T Test)
Contoh Kasus Uji Beda Rata-rata 2 sampel
berpasangan
(Dependen)
• Seorang guru ingin mengetahui apakah ada pengaruh
penggunaan strategi pembelajaran Answer Gallery terhadap hasil belajar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas 6 SD pada tahun 2019.
• Selanjutnya untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran tersebut, guru melakukan dua kali tes dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
- Tes pertama dilakukan sebelum strategi pembelajaran Answer Gallery diterapkan di kelas (tes yang dilakukan sebelum adanya perlakuan atau treatment, umumnya disebut dengan Pre Test).
- Tes kedua dilakukan setelah strategi pembelajaran Answer Gallery diterapkan di kelas, tes ini disebut dengan Post Test.
Dengan melakukan dua kali tes tersebut, maka guru mempunyai
dua hasil belajar siswa yakni hasi Pre Test dan Post Test (inilah yang
disebut dengan 2 sampel berpasangan). Adapun data hasil belajar
dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada siswa kelas 6 SD dapat
dilihat pada abel di slide berikutnya.
Siswa Pre test Post test
A 30 50
B 45 65
C 60 80
D 35 55
E 70 85
F 50 75
G 45 55
H 50 70
I 65 75
J 30 55
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
1. Masukkan data pada SPSS
Tuliskan nama variable pada tab
Variable View
tuliskan nama variabel tanpa
tanda spasi
Inputkan data pada tab Data
View
2. Klik Analyze – Descriptive Statistics - Explore
1 2
3
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
3. Masukkan variable PreTest pada kotak Dependent List – Klik kotak Plots – Centang Normality plots with test – Continue - OK
1 2
3
5
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
4
4. Output SPSS Uji Normalitas
Nilai P - Value (Sig.) > 0,05 ➔ Data berasal dari populasi berdistribusi normal
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
1. Klik Analyze – Compare Means – Paired-Samples t Test
• Uji beda rata-rata 2 sampel berpasangan (Paired-Samples t test)
1
2
3
• Uji beda rata-rata 2 sampel berpasangan (Paired-Samples t test)
2. Masukkan Variabel PreTest dan PostTest pada kotak Paired Variables – Klik Option (pastikan menggunakan taraf kesalahan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian) – Continue - OK
1 2
3
4
6 5
3. Output SPSS Uji Beda Rata-rata 2 Sampel Berpasangan
Nilai rata-rata setelah diterapkan metode pembelajaran Answer Gallery lebih besar daripada nilai sebelum diterapkan metode pembelajaran Answer Gallery
Tapi, apakah perbedaan ini signifikan? Lanjut ke uji t sampel berpasangan di slide berikutnya
• Uji beda rata-rata 2 sampel berpasangan (Paired-Samples
t test)
• Uji beda rata-rata 2 sampel berpasangan (Paired-Samples t test)
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata antara hasil belajar pre test dengan post test
H1: Ada perbedaan rata-rata antara hasil belajar pre test dengan post test
• Nilai P-Value (Sig.)(0,000) < 0,05 ➔ Terdapat perbedaan rata-rata antara hasil belajar pre test dengan post test. Yang berarti bahwa ada pengaruh penggunaan strategi pembelajaran Answer Gallery dalam meningkatkan hasil belajar untuk mata pelajaran Bahasa Inggris pada
• Selisih rata-rata hasil belajar pre test dengan post test 48 – 66,5 = -18,5
• Uji beda rata-rata 2 sampel berpasangan (Paired-Samples t test)
H0 : Tidak ada korelasi antara hasil belajar pre test dengan post test H1: Ada korelasi antara hasil belajar pre test dengan post test
• Nilai P-Value (Sig.)(0,000) < 0,05 ➔ Terdapat korelasi antara data pre test dan post test
• Nilai korelasi sebesar 0,927 ➔ Korelasi positif dan kuat karena bernilai positif dan mendekati nilai 1
Contoh Kasus Uji Beda Rata-rata 2 sampel tidak
berpasangan
(Independen)
Seorang guru SMA X ingin meneliti pengaruh les tambahan di sekolah
terhadap prestasi belajar siswanya untuk mata pelajaran matematika. Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok yang mengikuti les tambahan (LT) sebanyak 10 orang dan kelompok yang tidak mengikuti les tambahan (TLT) sebanyak 10 orang. Setelah selang beberapa bulan,
diadakan tes prestasi belajar matematika dan hasil tersebut disajikan pada tabel berikut.
Siswa (TLT) Nilai Siswa (LT) Nilai
A 60 K 80
B 33 L 50
C 76 M 95
D 54 N 67
E 66 O 77
F 66 P 96
G 45 Q 68
H 55 R 68
I 50 S 64
J 62 T 75
1. Masukkan data pada SPSS
tuliskan nama variabel
Tuliskan nama variable pada tab
Variable View
• Uji Normalitas dan Homogenitas (pada data 2 kelompok)
Klik pada value di kolom kelompok lalu isikan value = 1, label = TLT untuk
kelompok 1, value 2, label = LT untuk kelompok 2
1. Masukkan data pada SPSS
Inputkan data pada
tab Data View
• Uji Normalitas dan Homogenitas (pada data 2 kelompok)
2. Klik Analyze – Descriptive Statistics - Explore
1 2
3
• Uji Normalitas dan Homogenitas (pada data 2 kelompok)
3. Masukkan variable Nilai pada kotak Dependent List – masukkan variable
Kelompok pada kotak Factor - Klik kotak Plots – Centang Normality plots with test, Power estimation – Continue - OK
1
2
3
5
• Uji Normalitas dan Homogenitas (pada data 2 kelompok)
4
7 6
4. Output SPSS Uji Normalitas dan Homogenitas
Nilai P - Value (Sig.) > 0,05 ➔ Kedua kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
Nilai P - Value (Sig.) > 0,05 Terdapat kesamaan varians antar kelompok (homogen)
1. Klik Analyze – Compare Means – Independent-Samples T Test
• Uji beda rata-rata 2 sampel independent (Independent- Samples t test)
1
2
3
2. Masukkan Variabel Nilai pada kotak Test Variable(s) – masukkan
kelompok pada kotak grouping variable – Klik Define Groups – Isi Group 1 dengan angka 1, isi Group 2 dengan angka 2 - Klik Continue – Klik OK
1
2 3
4
5 6
• Uji beda rata-rata 2 sampel independent (Independent-
Samples t test)
3. Output SPSS Uji Beda Rata-rata 2 Sampel Independen
Rata-rata nilai pada kelompok 1 (Tanpa Les Tambahan) lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nilai pada kelompok 2 (Les Tambahan)
Tapi, apakah perbedaan ini signifikan? Lanjut ke hasil uji t independent pada table di slide berikutnya
• Uji beda rata-rata 2 sampel independent (Independent-
Samples t test)
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai antara kelompok 1 (TLT) dengan kelompok 2 (LT
H1 : Ada perbedaan rata-rata nilai antara kelompok 1 (TLT) dengan kelompok 2 (LT)
• Nilai P-Value (Sig.)(0,009) < 0,05 ➔ Terdapat perbedaan rata- rata nilai antara kelompok 1 (TLT) dengan kelompok 2 (LT). Yang berarti bahwa ada pengaruh diadakannya les tambahan di sekolah
Selisih rata-rata kelompok 1 (TLT) dengan kelompok 2 (LT)
57,7 – 74 = – 17,3
• Uji beda rata-rata 2 sampel independent (Independent-
Samples t test)
Contoh Kasus Uji Beda Rata-rata > 2 sampel
(One-way ANOVA)
Universitas Diponegoro Rabu, 15 Juni 2022
Seorang peneliti ingin membandingkan penjualan
handphone merk Samsung, Oppo, Vivo dan Lenovo. Dimana para pembeli handphone di toko-toko tertentu hanya
dihadapkan pada keempat merk tersebut, kemudian akan diteliti tentang :
1. Berapa rata-rata penjualan keempat handphone tersebut?
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata dalam penjualan keempat handphone tersebut?
3. Rata-rata penjualan handphone mana saja yang sama atau berbeda penjualannya?
Penelitian ini dilakukan selama 10 minggu, Adapun data
penelitian yang terkumpul disajikan pada table di slide
berikutnya
Minggu Samsung OPPO VIVO LENOVO
1 52 48 34 32
2 45 36 32 33
3 48 33 37 36
4 36 38 35 39
5 39 49 42 38
6 41 51 41 35
7 42 35 43 32
8 35 42 45 29
9 60 40 41 40
10 55 39 40 43
1. Masukkan data pada SPSS
tuliskan nama variabel
Tuliskan nama variable pada tab
Variable View
• Uji Normalitas dan Homogenitas
Klik pada value di kolom kelompok lalu isikan value = 1, label = Samsung untuk kelompok 1, value 2, label = OPPO untuk kelompok 2,
label = 3 untuk kelompok VIVO, lebel =4 untuk kelompok LENOVO
1. Masukkan data pada SPSS
Inputkan data pada
tab Data View
• Uji Normalitas dan Homogenitas
Data dibuat menjadi 2 variable yaitu Merk dan Penjualan karena di dalam SPSS, ANOVA hanya memasukkan 2 variable saja
- Pada variable Merk disusun angka 1 sampai dengan 4 sesuai
banyaknya data
2. Klik Analyze – Descriptive Statistics - Explore
1 2
3
• Uji Normalitas dan Homogenitas
3. Masukkan variable Penjualan pada kotak Dependent List – masukkan variable Merk pada kotak Factor List - Klik kotak Plots – Centang Normality plots with test, Power estimation – Continue - OK
1
2
3
5
• Uji Normalitas dan Homogenitas
4
7 6
4. Output SPSS Uji Normalitas dan Homogenitas
Nilai P - Value (Sig.) > 0,05 ➔ Keempat merk berasal dari populasi berdistribusi normal
• Uji Normalitas (pada nilai pre test)
Nilai P - Value (Sig.) > 0,05 Terdapat kesamaan varians antar merk (homogen)
1. Klik Analyze – Compare Means – Independent-Samples T Test
• Uji beda rata-rata 2 sampel independent (Independent- Samples t test)
1
2
3
2. Masukkan Variabel Penjualan pada kotak Dependent list – masukkan merk pada kotak factor– Klik Post Hoc – Klik Tukey - Klik Continue – Klik Option – Klik Descriptive dan Homogenity of Variance Test – Klik
Continue – Klik OK
1
2
3
4
• Uji beda rata-rata > 2 sampel
5
6
3. Output SPSS Uji Beda Rata-rata > 2 Sampel
- Rata-rata penjualan HP Samsung sebesar 45,30 - Rata-rata penjualan HP OPPO sebesar 41,10 - Rata-rata penjualan HP VIVO sebesar 39
- Rata-rata penjualan HP LENOVO sebesar 35,70
Secara deskriptif dapat dikatakan bahwa rata-rata penjualan paling tinggi adalah HP Samsung sebesar 45,3
• Uji beda rata-rata > 2 sampel
• Uji beda rata-rata > 2 sampel
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata keempat penjualan merk HP H1 : Ada perbedaan rata-rata keempat penjualan merk HP
Nilai P-Value (Sig.)(0,009) < 0,05 ➔ Terdapat perbedaan rata-rata keempat penjualan merk HP.
Sehingga perlu melihat hasil Post Hoc Test untuk mengetahui
kelompok mana saja yang rata-rata penjualannya sama dan tidak sama
• Uji beda rata-rata > 2 sampel
H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata merk HP 1 dengan 2 H1 : Ada perbedaan rata-rata merk HP 1 dengan 2
Ambil salah satu contoh antara Samsung dengan OPPO
Nilai P-Value (Sig.)(0,415) > 0,05 ➔ Tidak terdapat perbedaan rata- rata penjualan merk HP Samsung dengan OPPO.
Dapat disimpulkan bahwa rata-rata penjualan HP Samsung dan OPPO sama dan perbedaan rata-rata penjualan secara deskriptif antara kedua merk HP tersebut tidak signifikan
Perbandingan Merk
P-Value Kesimpulan
1 2
Samsung Oppo 0,415 Tidak ada perbedaan
Samsung Vivo 0,109 Tidak ada perbedaan
Samsung Lenovo 0,006 Ada perbedaan
Oppo Vivo 0,864 Tidak ada perbedaan
Oppo Lenovo 0,206 Tidak ada perbedaan
Vivo Lenovo 0,616 Tidak ada perbedaan
1. Pada subset 1 terdapat data rata-rata penjualan Lenovo, Vivo dan OPPO. Artinya rata-rata penjualan ketiga merk HP tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain rata-rata penjualan Lenovo, VIVO dan OPPO adalah sama
2. Pada subset 2 terdapat data penjualan VIVO, OPPO, Samsung.
Artinya rata-rata penjualan ketiga merk HP tersebut tidak
mempunyai perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain rata- rata penjualan VIVO, OPPO, Samsung adalah sama
Kesimpulan secara umum :
Dalam kasus ini hanya rata-rata penjualan Samsung dan LENOVO saja yang berbeda, sedangkan rata-rata penjualan merk HP lainnya adalah sama. Dengan demikian variable merk hanya berpengaruh secara signifikan terhadap perbedaan rata-rata penjualan merk HP Samsung dan LENOVO
Contoh Kasus Analisis Regresi Linier Berganda
Universitas Diponegoro Rabu, 15 Juni 2022
Asumsi dalam Analisis Regresi Linier
1) Berdistribusi Normal 2) Linier
3) Tidak terjadi multikolinieritas
4) Tidak terjadi gejala heterokedastisitas
5) Tidak terjadi autokorelasi
Seorang guru SMP ABC ingin meneliti apakah ada pengaruh skor tes
kecerdasan dan frekuensi membolos terhadap nilai ujian siswanya. Guru tersebut mengambil sampel 12 orang siswa dengan mencatat frekuensi
membolos, skor tes kecerdasan dan nilai ujian. Data tersebut disajikan pada table di bawah ini.
Siswa Skor tes Kecerdasan (X1) Frekuensi membolos (X2) Nilai Ujian (Y)
A 75 4 85
B 60 7 75
C 65 6 75
D 75 2 90
E 65 2 85
F 80 3 87
G 75 2 95
H 80 3 95
I 65 4 80
J 80 3 90
K 60 5 75
L 65 5 75
• Analisis Regresi
1. Masukkan data pada SPSS
Tuliskan nama variable pada tab
Variable View
tuliskan nama variabel tanpa
tanda spasi
Inputkan data pada tab Data
View
2. Klik Analyze – Regression - Linier
1
2 3
• Analisis Regresi
3. Masukkan variable Nilai Ujian pada kotak Dependent – masukkan variable Tes Kecerdasan dan Frekuensi Membolos pada kotak Independen - Klik OK
1
2
• Analisis Regresi
64
• Model Regresi
Y = 55,780 + 0,527X1 – 2,344X2
Nilai Ujian = 55,780 + 0,527 Tes Kecerdasan – 2,344 Frekuensi Membolos
• 55,780 ➔ apabila skor tes kecerdasan dan frekuensi membolos diabaikan, maka nilai ujian sebesasar 55,780
• 0,527 X1 ➔ apabila skor tes kecerdasan bertambah 1, maka nilai ujian bertambah sebesar 0,527, dengan menganggap frekuensi membolos konstan
• – 2,344 X2 ➔ apabila frekuensi membolos bertambah 1, maka nilai ujian akan turun sebesar 2,344, dengan menganggap skor tes kecerdasan
konstan
• Uji Serentak/Uji Bersama-sama/Uji Simultan
P-Value (Sig.) (0,000) < 0,005 ➔ Minimal ada satu 𝛽𝑖 ≠ 0, 𝑖 = 0,1,2
Atau dengan kata lain minimal ada salah satu diantara konstanta, koefisien Skor Tes Kecerdasan, Frekuensi Membolos yang signifikan berpengaruh terhadap Nilai Ujian
Mana sajakah yang berpengaruh signifikan terhadap nilai ujian? Kostanta atau Tes Kecerdasan atau Frekuensi Membolos ataukah ketiganya? Maka harus
dilakukan uji parsial/uji sendiri-sendiri
• Uji Sendiri-sendiri/Uji Parsial
• Konstanta ➔ P-value (Sig.) (0,002) < 0,005, artinya konstanta berpengaruh signifikan terhadap nilai ujian
• Skor Tes Kecerdasan ➔ P-value (Sig.) (0,008) < 0,005, artinya tes kecerdasan berpengaruh signifikan terhadap nilai ujian
• Frekuensi Membolos ➔ P-value (Sig.) (0,012) < 0,005, artinya Frekuensi Membolos berpengaruh signifikan terhadap nilai ujian
• Korelasi dan Koefisien Determinasi
• R = 0,936 ➔ Korelasi/hubungan antara variable skor tes kecerdasan, frekuensi membolos dan nilai ujian sangat kuat karena mendekati nilai yaitu 0,936.
• R Square = 0,876 (Koefisien Determinasi) ➔ Variabilitas dari Nilai Ujian dapat dijelaskan oleh variable skor tes kecerdasan dan frekuensi membolos sebesar 87,6%, sisanya 12,4% dijelaskan oleh variable lain yang belum masuk ke dalam model.
Universitas Diponegoro Rabu, 15 Juni 2022