• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: SLAMET SUBIYANTO NPM. 1181765 Jurusan

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Oleh: SLAMET SUBIYANTO NPM. 1181765 Jurusan"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa karena metode pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif, oleh karena itu dirumuskan masalah penelitian: “Apakah dengan model pembelajaran kontekstual hasil belajar Matematika kelas V MI Sabilil Huda dapat meningkatkan Sidorahayu Tahun Pelajaran 2013/2014" . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas V MI Sabilil Huda Sidorahayu dengan menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning tahun pelajaran 2013/2014. Tujuan penelitian ini adalah siswa kelas V MI Sabilil Huda Sidorahayu Kecamatan Waway Kaeya yang berjumlah 14 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dari 57% yang tuntas belajar pada siklus I menjadi 79% siswa yang tuntas belajar pada siklus II sehingga terjadi peningkatan sebesar 22%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V MI Sabilil Huda Sidorahayu pada tahun pelajaran, disarankan kepada guru untuk menerapkan Contextual Teaching and Learn model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT, atas taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan disertasi yang berjudul “IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (KTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MI.SABIL HUDA SIDORAHAYU KEC.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Artinya tidak ada metode pembelajaran yang terbaik atau metode pembelajaran yang satu lebih baik dari metode pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu metode pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian materi yang akan ditransfer, perkembangan siswa dan kemampuan guru dalam mengelola dan meningkatkan sumber belajar yang ada. Sejalan dengan hal tersebut, guru Matematika diharapkan mampu menangani dan mendalami situasi tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat, sesuai dengan materi yang disampaikan.

Kemudian berdasarkan hasil pretest akan dilakukan tindakan dengan menggunakan model contextual teaching and learning (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah melihat permasalahan diatas, peneliti merencanakan solusi pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah model pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL), yaitu model pembelajaran yang akan membawa siswa ke dunia nyata di sekitarnya dengan cara menghubungkan apa yang diajarkan di kelas dengan keadaan sebenarnya dalam kehidupan mereka.

Tabel 1: Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Huda Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.
Tabel 1: Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Huda Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.

Identifikasi masalah

Berdasarkan temuan peneliti, mahasiswa yang tidak menyelesaikan mata kuliah memiliki aktivitas belajar yang rendah, sedangkan mahasiswa yang menyelesaikan mata kuliah memiliki aktivitas belajar yang tinggi. Rendahnya hasil belajar siswa tercermin dari kurangnya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dilakukan oleh guru, dan siswa tidak mau bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahaminya. Selain itu, pembelajaran masih diarahkan oleh guru, siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal-soal latihan yang telah ditetapkan guru.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Deskripsi Teori

  • Konsep Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL ) a. Pengertian Model Pembelajaran CTL
  • Hasil Belajar
  • Matematika

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah menyelesaikan proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu proses dimana terdapat beberapa faktor yang saling mempengaruhi, tingkat hasil belajar siswa tergantung dari faktor tersebut. Selain faktor di atas, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar yaitu.

Belajar bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan. Dengan metode pembelajaran yang tepat, hasil belajar siswa juga akan efektif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa di sekolah bersifat relatif, artinya dapat berubah sewaktu-waktu. Hal ini terjadi karena hasil belajar siswa berkaitan erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Hipotesis Tindakan

Objek Tindakan

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran SOL, yang ditunjukkan dengan nilai yang dicapai siswa setelah mengikuti ujian.

Pengamatan

Setting Lokasi dan Subjek Tindakan

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan di MI Sabililhuda Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur dengan mata pelajaran tindakan siswa kelas V semester genap Mata Pelajaran Matematika dengan jumlah siswa 14 orang yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, yang mana memiliki tingkat kemampuan tinggi yang bervariasi. b) Pengamatan. Menurut pendapat lain, observasi diartikan sebagai “suatu kegiatan yang melibatkan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh indra”. Dari pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa observasi adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap kejadian-kejadian yang ada di lokasi penelitian.

Observasi ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang keadaan sekolah, keadaan masyarakat, keadaan lingkungan sekitar. Dalam melakukan metode dokumentasi, peneliti meneliti benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, risalah rapat, catatan harian dan sebagainya. Dalam teknik dokumentasi peneliti dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat responden tinggal atau beraktivitas sehari-hari.

Metode ini digunakan selain untuk memperoleh data atau bahan mengenai dokumen statistik, struktur organisasi, profil sekolah dan sejarah singkat berdirinya MI Sabililhuda Sidorahayu Waway Karya Lampung Timur.

Metode Analisis Data

  • Visi Dan Misi MI Sabilil Huda Sidorahayu a. Visi MI Sabilil Huda Sidorahayu
  • Keadaan Guru,Pegawai, dan Siswa Tabel 1
  • Ruang Pendidikan dan Administrasi MI Sabilil Huda Sidorahayu Tabel 3

MI Sabilil Huda Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur didirikan pada tahun 1985 oleh Bpk. Badarudin dengan dukungan tokoh masyarakat. Pimpinan pertama MI Sabilil Huda adalah Bpk. Abu Yamin dari tahun 1985 hingga 2008 kemudian digantikan oleh Bpk. Samsuri, S.Pd.I. Informasi tentang guru dan tenaga kependidikan di MI Sabilil Huda Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur.

Deskripsi Hasil Penelitian

  • Pelaksanaan Siklus I
  • Pelaksanaan Siklus II

Selanjutnya guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dan menyampaikan tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan tanya jawab tentang materi pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa untuk belajar. Guru membimbing siswa selama diskusi dan memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya tentang masalah yang belum mereka pahami. Pada pertemuan pertama ini masih terdapat siswa yang kurang berhasil dalam proses pembelajaran di kelas sehingga mencapai hasil belajar yang rendah atau tidak sesuai dengan KKM tertentu yaitu 60.

Hasil belajar yang diperoleh siswa tersebut antara lain: 5 siswa mendapat nilai ≥ 60 dan 9 siswa mendapat nilai ≤ 60. Yang dilakukan guru dalam menghadapi siswa tersebut adalah memberikan petunjuk agar siswa memperhatikan penjelasan guru dan merangkum materi yang sedang dipelajari. diajarkan, memberikan insentif agar siswa aktif dalam diskusi, bertanya kepada guru tentang mata pelajaran yang belum dipahami dan tidak merasa ragu untuk menjawab pertanyaan guru. Pada siklus ini guru menjelaskan kembali model pembelajaran yang akan diterapkan guru, mengarahkan siswa untuk lebih serius dalam memperhatikan penjelasan guru, mengarahkan siswa untuk dapat bekerja sama dalam kelompok, mengarahkan siswa untuk Kehati-hatian dalam mengerjakan soal, membimbing siswa untuk tidak malu bertanya tentang materi pembelajaran yang belum dipahami dan memotivasi siswa untuk lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan guru.

Kemudian guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan dan menyampaikan tujuan pembelajaran, dilanjutkan dengan tanya jawab terkait materi pembelajaran untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan memotivasi siswa untuk belajar. Pada pertemuan pertama ini masih terdapat siswa yang kurang berhasil dalam proses pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar yang dicapai rendah atau tidak sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 60. Hasil belajar siswa tersebut antara lain : 7 siswa masih belum mencapai KKM dan 7 siswa mencapai KKM.

Pada kegiatan ini guru menjelaskan materi pembelajaran dengan topik pemecahan masalah tentang naga. Guru menyelesaikan materi pembelajaran bersama-sama dengan siswa kemudian menginformasikan kepada siswa bahwa akan diadakan post test pada siklus II. Data hasil belajar siswa berdasarkan kemampuan profesional setelah proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:.

Persentase hasil belajar Siswa pada Siklus II B. Berdasarkan tabel di atas, terdapat siswa yang mencapai ≥ 60 yang berarti telah menyelesaikan studinya sebesar 79%.

Pembahasan

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil akademik siswa yang menyelesaikan studi tingkat pertama adalah 57%, dan yang tidak menyelesaikannya adalah 43%. Pada siklus I tujuan yang ingin dicapai peneliti tidak tercapai, karena siswa yang tuntas belajar dengan KKM ≥ 60 hanya mencapai 57%, sedangkan tujuan yang ingin dicapai peneliti 70%. Tujuan pada siklus I tidak tercapai karena kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran tidak terlaksana secara maksimal.

Masih banyak siswa yang malu bertanya kepada guru, sungkan menjawab pertanyaan guru, dan siswa terlihat bingung saat berdiskusi dengan temannya dalam kelompok. Dalam II. siklus, hasil belajar siswa yang tuntas studinya 79%, dan siswa yang tidak tuntas studinya 21%. Hasil belajar diperoleh pada II.

Dengan upaya guru di II. siklus, siswa mampu memahami materi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) yang dilaksanakan dengan baik oleh guru, sehingga dengan menggunakan model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) mampu meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V. Karena pada siklus II hasil belajar mencapai tujuan kesempurnaan yang ingin dicapai oleh peneliti yaitu 70% siswa mencapai ≥ 60, maka peneliti tidak merencanakan tindakan selanjutnya.

Simpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Kisi-kisi soal Tes Siklus I

Kisi-kisi soal Tes Siklus II

Kompetensi Dasar

Materi Ajar Geometri

Lakukan percobaan untuk mencari rumus luas permukaan layang-layang dengan cara menggambar bentuk layang-layang pada kertas grafik, kemudian mencari luas yang kemudian direduksi menjadi rumus bidang. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Karang Anom Kabupaten Klaten dan selesai tahun 1987, kemudian ke SMA PGA Negeri Klaten dan selesai tahun 1990. Kemudian melanjutkan pendidikan D II PGSD/MI di STIT Agus Salim Metro dan tahun 2006.

Kemudian melanjutkan pendidikan S1 di STAIN Jurusan Jurai Siwo Metro Tarbiyah, Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang dimulai pada tahun ajaran 2011/2012. Tahun 1993 sampai sekarang, penulis menjadi guru honorer di SDN Sumberrejo, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur. Kemudian tahun 2010 hingga sekarang menjadi guru honorer di MI Sabilil Huda Sidorahayu, Kecamatan Waway Karya, Kabupaten Lampung Timur.

Jika rangka layang-layang tersebut akan ditempel dengan kertas, berapa banyak kertas yang diperlukan untuk membuat layang-layang tersebut. Jika rangka layang-layang tersebut akan ditempel dengan kertas, berapa banyak kertas yang diperlukan untuk membuat layang-layang tersebut.

Gambar

Tabel 1: Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Sabilil Huda Sidorahayu Kecamatan Waway Karya Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh sebab itu pernyataan tersebut berkaitan dengan aspek-aspek kesiapan belajar yang ada didalam penelitian ini yang mana mengakibatkan hasil prosentase semua