• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASASI BONGKAR MUAT CONTAINER OLEHPT. DJAKARTA LLOYD (PERSERO) DI PELABUHAN MAKASSAR

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASASI BONGKAR MUAT CONTAINER OLEHPT. DJAKARTA LLOYD (PERSERO) DI PELABUHAN MAKASSAR"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan gelar pada program Diploma IV jurusan Transportasi Laut dan Manajemen Pelabuhan di Politeknik Ilmu Maritim Makassar. Djakarta Lloyd (Persero) yang tidak bisa sendirian selalu mendukung penulis dan membantu implementasi Prada di PT. Djakarta Lloyd (Persero) di Pelabuhan Makassar (dikelola oleh Bapak Laode Hibay Umar dan Ibu Annisa Rahmah).

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat penelitian

Berdasarkan Laporan Berita Insiden Kapal (sejak masuknya kapal, melakukan aktivitasnya di dermaga hingga kapal meninggalkan pelabuhan), proses bongkar muat peti kemas oleh kapal PT. Djakarta Lloyd (Persero) di pelabuhan Makassar yang seringkali menyebabkan keterlambatan bongkar muat petikemas. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk menjamin proses bongkar muat container yang dilakukan oleh PT.

TINJAUAN PUSTAKA

Bongkar Muat

Arso Martopo (Operasi Pelabuhan Laut 1990; halaman 30), kegiatan bongkar muat petikemas ke kapal biasa disebut dengan Stevedoring. Menurut Suranto, SE (Manajemen Operasional Angkutan Laut dan Pelabuhan serta Tata Cara Impor Barang 2004); halaman 74-75), proses kegiatan bongkar muat akan diuraikan sebagai berikut. Sehubungan dengan bongkar muat di kapal peti kemas, telah disiapkan peralatan pendukung untuk memindahkan peti kemas dari darat (dermaga) ke kapal atau sebaliknya.

Alat-alat bongkar muat yang dapat digunakan untuk memindahkan peti kemas dalam kegiatan Stevedoring adalah : Shore Crane adalah suatu alat mekanis untuk memindahkan barang atau peti kemas dari dermaga ke kapal dan/atau sebaliknya serta dapat berfungsi untuk pekerjaan bongkar muat ringan. dan muatan berat yang dikemas selama kegiatan bongkar muat. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam penggunaan alat bongkar muat dock to ship dan/atau sebaliknya, antara lain sebagai berikut.

Proses pelaksanaan kegiatan bongkar muat peti kemas mempunyai 3 (tiga) komponen utama yang sangat penting dalam wilayah kerja bongkar muat pelabuhan, antara lain : Khusus kegiatan bongkar muat peti kemas dari sisi lambung kapal sampai ke dermaga. ke palka kapal dan/atau sebaliknya dengan menggunakan ship crane, land crane atau alat bongkar muat lainnya. Dapat melakukan operasi bongkar muat dengan cepat, aman dengan menggunakan tenaga dan peralatan secara efektif sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan yang memuaskan.

Keterampilan yang diperlukan dalam menangani kegiatan bongkar muat meliputi pengetahuan tentang proses penanganan material dan permasalahannya.

KERANGKA PIKIR

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Metode Pengumpulan Data
  • Populasi dan Sampel 1. Populasi
  • Teknik Pengumpulan
  • Teknik Analisis Data

Merupakan metode yang penulis gunakan untuk memperoleh data melalui studi kepustakaan, buku, artikel dan literatur yang berkaitan erat dengan materi yang dibahas guna memperoleh landasan teori yang akan digunakan untuk membahas permasalahan yang diteliti. Populasi adalah suatu wilayah umum yang terdiri dari obyek-obyek atau subyek-subyek yang mempunyai kualitas dan ciri-ciri tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Data kualitatif, yaitu data berupa penjelasan dan deskripsi yang diperoleh, yang memerlukan pengolahan lebih lanjut.

Analisis data merupakan kegiatan penelitian utama yang bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah, membuktikan benar atau tidaknya hipotesis, sehingga dapat diterima atau ditolak. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Analisis kuantitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Djakarta Lloyd (Persero) mengakuisisi 9 (sembilan) unit kapal baru jenis Caraka Jaya Niaga III berkapasitas 208 TEUs atau 4180 DWT yang masing-masing dioperasikan untuk melayani pelayaran intersular dan near sea, dan pada tahun 2000/2001 dengan bantuan pemerintah sebesar 85% (delapan puluh) -lima persen) dan dari PT. Djakarta Lloyd (Persero) 15% (lima belas persen) juga mulai mengoperasikan kapal Tipe Palwo Buwono sebanyak 2 (dua) unit berkapasitas 1600 TEUs atau 26.200 DWT dan 3 (tiga) unit berkapasitas 400 TEUs atau 5700DWT.

Organisasi dan Manajemen Perusahaan 1. Organisasi Perusahaan

Djakarta Lloyd (Persero) saat ini merupakan salah satu Perusahaan Pelayaran Laut yang mendukung pembangunan nasional di bidang transportasi laut dan berperan dalam membawa muatan ekspor ke seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan dalam kompetisi pelayaran internasional dimana pelayanan menjadi landasan utama dan ketangguhan manajemen menjadi faktor utama untuk kelangsungan hidup. Bertugas merencanakan pengoperasian kapal milik komersial dan bukan milik komersial, dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna jasa, mengelola kegiatan, mengatur logistik kargo dan mengoperasikan peti kemas yang dimiliki dan disewa secara komersial. Bertugas memastikan kapal berlayar dalam kondisi laik laut, mengatur formasi awak kapal, menyelenggarakan pelatihan pegawai maritim, mengawasi keselamatan kapal dan memastikan setiap kapal mematuhi ketentuan ISM Code.

Bertanggung jawab atas perencanaan, persiapan, pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan mesin kapal, peralatan dan pengendalian anggaran biaya harian kapal, termasuk laporan. Bertanggung jawab untuk memastikan seluruh kebutuhan pasokan komoditas baik untuk keperluan pengiriman maupun untuk kebutuhan masing-masing departemen termasuk bunker. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pengaturan keuangan di dalam dan luar negeri, serta pelaksanaan penagihan dan pembayaran.

Bertugas melaksanakan kegiatan, menyusun anggaran dan melaporkan kegiatan perusahaan secara berkala serta melaksanakan tugas verifikasi seluruh pendapatan Pengangkutan dan Pembayaran. Bertugas menyelenggarakan pelayanan hukum, melaksanakan pencegahan dan penyelesaian klaim serta menyelenggarakan Casco & Mesin dan Perlindungan & asuransi. Bertugas merencanakan dan melaksanakan pengelolaan SDM, administrasi SDM, pengembangan SDM termasuk kesejahteraan dan kesehatan.

Ciri-ciri organisasinya adalah adanya diversifikasi perusahaan yang dibentuk oleh Djakarta Lloyd Group sebagai gabungan perusahaan sampingan yaitu.

Kegiatan Perusahaan

Untuk mengakomodasi kemungkinan perubahan, atas kebijakan pemerintah, dalam pengembangan terminal menjadi perusahaan terpisah dari kegiatan pelayaran, kegiatan terminal di lokasi dikelola oleh anak perusahaan yaitu PT. Dharma Lautan Nusantara bertanggung jawab atas bongkar muat, untuk mengawasi dan mengendalikan kegiatan operasional, CEO antara lain mengkoordinasikan rapat-rapat. Djakarta Lloyd (Persero), dalam upaya meningkatkan pendapatan dari kegiatan utama, juga melakukan kegiatan cabang, termasuk operasional.

Agar industri ini mampu bersaing dengan kompetitornya, maka setiap cabang yang terlibat dalam kegiatan ini menggandeng anak perusahaan agar margin keuntungan yang diraih cukup baik untuk menambah pendapatan utama.

Analisa Masalah

Djakarta Lloyd (Persero) dapat memperoleh informasi bahwa tingkat bongkar muat kapal container milik PT. Djakarta Lloyd (Persero) bila menggunakan ship crane menghasilkan kurang lebih 8 TEU per jam, dan bila bongkar muat dilakukan menggunakan coast crane menghasilkan kurang lebih 5 TEU per jam. CJN III – 42 Manado menggunakan tap kapal yang selalu bergantian dengan tap darat, hal ini dikarenakan tap kapal selalu rusak pada saat bongkar muat.

Namun alat bongkar muat land crane mengalami penurunan yaitu 1224 TEU pada semester II – 2018 dan 420 TEU pada semester II – 2020. Sebaliknya alat bongkar muat land crane mengalami penurunan masing-masing 1144 TEU pada semester tersebut. - 2019 dan 584 TEU pada semester I - 2021. Manado CJN III - 42 untuk dua jenis alat bongkar muat yaitu ship crane dan land crane pada periode semester 2019 hingga 2021.

Pada semester I tahun 2017, dapat dirinci ship crane melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas sebanyak 2.594 TEU, dengan waktu yang digunakan saat bongkar muat adalah 315:52 jam. Dilihat dari kecepatan ship crane per hour (CHC) = 8,2 TEUs per jam, sedangkan jika menggunakan land crane dengan beban 616 TEUs memerlukan waktu bongkar muat 130:45, jadi kecepatan bongkar muatnya dengan alat ini adalah 315:52. Pada semester I – 2021, walaupun data yang diperoleh sangat minim (hanya 11 bulan), namun tingkat bongkar muat dengan ship crane cukup baik mencapai 8 TEUs per jam, sedangkan untuk penggunaan land crane sebesar 4,6 TEUs per jam. jam adalah. .

Dilihat dari tabel 4.4, 4.5 dan 4.6 di atas terlihat jelas bahwa laju bongkar muat (CHC) menggunakan ship crane sangat baik dibandingkan dengan land crane dengan rata-rata level masing-masing 8,4 dan 5 TEUs per jam pada semester I. 2019 dan 2021.

Tabel 4.1 Tingkat Produktivitas Pelaksanaan Bongkar Muat (Crane Hour  Capacity) di Pelabuhan Makassar KM
Tabel 4.1 Tingkat Produktivitas Pelaksanaan Bongkar Muat (Crane Hour Capacity) di Pelabuhan Makassar KM

Pembahasan

Berdasarkan analisa penggunaan land crane dan ship crane serta tingkat produktivitasnya di atas dapat disimpulkan bahwa ship crane mempunyai CHC yang cukup baik, namun karena kondisi yang kurang baik maka ship crane kurang efisien. Dari analisa keseluruhan di atas didapatkan hasil bahwa ship crane lebih efisien dibandingkan dengan land crane karena tingkat Crane Hour capacity antara 8 CHC untuk ship crane dan 5 CHC untuk land crane. Hal ini menimbulkan permasalahan dimana muatan yang akan dimuat ke kapal belum siap sampai di Container Yard, sehingga pada akhirnya kapal tidak dapat melakukan aktivitas bongkar muat.

Kondisi crane sangat menentukan tingkat produktifitas kegiatan bongkar muat, berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengelola maintenance, siapa saja yang menjadi penyebab kerusakan yang terjadi pada crane kapal. Apabila terjadi kerusakan pada kran kapal, maka untuk mengantisipasi agar kegiatan bongkar muat tidak mengalami stagnasi maka anda harus segera menyewakan kran pantai kepada pihak persewaan. Harus ada upaya untuk mencapai kelancaran bongkar muat peti kemas dengan kapal milik PT.

Mengingat sering terjadi keterlambatan yang dapat mengakibatkan ketidakteraturan atau stagnasi dalam proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Makassar, maka perlu dilakukan upaya untuk kelancaran bongkar muat peti kemas oleh kapal milik PT. Djakarta Lloyd (Persero) harus menyampaikan kepada Pengirim bahwa berat muatan tidak melebihi kapasitas maksimum Kontainer dan tidak melebihi daya angkut crane kapal dan Pengirim serta manajemen perusahaan harus memastikan bahwa jumlah muatan harus sesuai dengan jumlah muatan yang tercantum dalam dokumen. (Shipping Instruksi & Release Order) karena informasi yang salah dapat menyebabkan keterlambatan proses bongkar muat dan mempengaruhi crane kapal, dan pengirim harus lebih mempersiapkan muatan untuk tiba di pelabuhan pada tanggal waktu agar tidak terjadi penundaan menunggu kedatangan barang yang akan dimuat. Djakarta Lloyd (Persero) sebaiknya segera mengantisipasi dan bertindak cepat dengan menyewakan ground crane kepada perusahaan penyewaan ground crane/PBM serta memastikan tidak perlu menunggu perbaikan ship crane karena akan berdampak pada peningkatan biaya operasional kapal di pelabuhan.

Jika crane kapal mengalami kerusakan maka crane kapal harus segera diperbaiki dan crane kapal harus dirawat dengan bantuan Plan Maintenance System (PMS), yaitu pemeliharaan yang terencana sehingga manajemen perusahaan PT.

Data Crane yang baik dan rusak

Gambar Kapal KM. Manado CJN III – 42

Jumlah Kapal yang ada di PT DJAKARTA LLOYD (PERSERO) Cabang Makassar

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dengan menggunakan shore crane untuk menggantikan ship crane yang rusak pada saat bongkar muat akan lebih efisien atau hemat biaya dibandingkan jika kapal tidak melakukan kegiatan bongkar muat dan menunggu perbaikan pada ship crane yang rusak.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

KUEISIONER

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 4.1 Tingkat Produktivitas Pelaksanaan Bongkar Muat (Crane Hour  Capacity) di Pelabuhan Makassar KM
Tabel 4.3 Perbandingan Bongkar Muat Dengan Kran Kapal &
Tabel 4.2 Perbandingan Bongkar Muat Dengan Kran Kapal &
Tabel 4.4 Perbandingan Bongkar Muat Dengan Kran Kapal &
+5

Referensi

Dokumen terkait

In this research, we aim to identify what are the motivation factors in the marketing mix or 4Ps and service element that can influence customers to visit Café Amazon based on direct