• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT WHEEL LOADER 900 DAN 800 DALAM PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT. BARA TABANG KUTAI KARTANEGARA – KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Mude Reza Saputra

Academic year: 2023

Membagikan "OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT WHEEL LOADER 900 DAN 800 DALAM PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT. BARA TABANG KUTAI KARTANEGARA – KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT WHEEL LOADER 900 DAN 800 DALAM PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT. BARA TABANG KUTAI

KARTANEGARA – KALIMANTAN TIMUR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kurikulum Sarjana Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral

Disusun Oleh : MUDE REZA SAPUTRA

212867159

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS &TEKNOLOGI TD. PARDEDE

2022

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT WHEEL LOADER 900 DAN 800 DALAM PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT. BARA TABANG KUTAI

KARTANEGARA – KALIMANTAN TIMUR

TUGAS AKHIR

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Kurikulum Sarjana Pada Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknologi Mineral

Disusun Oleh : Mude Reza Saputra

212867159

Disetujui Oleh :

Sect.head CHP Pembimbing lapangan

( Marly M.P) (Aditya Dwi Putera)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

ISNTITUT SAINS & TEKNOLOGI TD. PARDEDE

2022

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penelitian tugas akhir berjudul OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT WHEEL LOADER 900 DAN 800 DALAM PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA DI PT. BARA TABANG KUTAI KARTANEGARA – KALIMANTAN TIMUR” dapat diselesaikan pada bulan oktober 2022.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak wahyudin selaku KTT PT.Bara Tabang

2. Bapak Marly MP, selaku section Head CHP.

3. Bapak Aditya Dwi Putera selaku Spv dan selaku pembimbing lapangan dan penyusunan laporan.

4. Bapak Rustam suleman selaku Spv dan Pembimbing lapangan.

5. Kedua Orang Tua Saya yang telah memberikan semangat baik moral dan Moril,

Penulis menyadari ketidaksempurnaan laporan ini oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik, saran, serta masukan dari semua pihak. demi kesempurnaan penyelesaian penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat. Terimakasih.

Kalimantan Timur, oktober 2022 Hormat saya,

Mude Reza Saputra 212867159

(4)

RINGKASAN

PT. Bara Tabang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang berlokasi di desa pondok labu, kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, provinsi Kalimantan Timur.

Sistem penambangan yang digunakan oleh PT. Bara Tabang adalah sistem tambang terbuka (Surface Mining). Kegiatan Loading Batubara pada stok ROM (Coalpad) dilakukan dengan menggunakan kombinasi alat gali - muat wheel loader komatsu 900 dan wheel loader komatsu 800.

Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan produksi sehingga produksi yang tidak tercapai bisa di capai di tahun berikutnya. Dalam pelaksanaan penelitian ini metode yang dilakukan adalah metode pengurangan waktu hambatan. Dimana dalam metode ini penulis mengumpulkan data dengan melakukan kegiatan langsung dilapangan, ataupun data yang diperoleh dari perusahaan dan lain lain yang dianggap perlu. Dalam penelitian ini digabungkan antara teori dengan data data lapangan untuk didapatkan pendekatan penyelesaian masalah.

Dalam melakukan kegiatan penambangan target produksi loading alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800 sebesar 46.000.000 MT/Tahun 2022. Ketercapain produktivitas pada tahun ini dengan jumlah alat yang bekerja 7 unit Wheel loader 800 dengan jumlah waktu efektif kerja 482 jam/bulan dengan efisiensi kerja 73,48% dan ketersedian kerja alat PA 98%, MA 97%, UA 82%, EU 80% maka diperoleh hasil produksi 22.794.979 MT/tahun, 3 unit Wheel loader 900 dengan jumlah waktu efektif kerja 474,03 jam/bulan dengan efisiensi kerja 72,26% dan ketersedian jam kerja alat PA 97% ,MA 96%,UA 81%,EU 79% maka diperoleh hasil produksi 12.811.178 MT/tahun. dilakukan dengan cara perbaikan terhadap waktu hambatan kerja sehingga meningkatkan efisiensi kerja alat.

Dengan adanya perbaikan terhadap waktu hambatan yang dapat dihindari maka efesiensi kerja meningkat untuk wheel loader 900 sebelumnya 72,26% menjadi 83,13% sedangkan untuk wheel loader 800 sebelumnya 73,47% menjadi 84,41% . produksi yang akan dihasilkan alat gali muat akan meningkat 16.592.612 MT/tahun dari sebelumnya 12.811.178 MT/tahun untuk wheel loader 900 dan 29.462.905,3 MT/tahun dari sebelumnya 22.779.978,5 MT/tahun untuk wheel loader 800.

(5)

Kata Kunci :Wheel Loader komatsu Wa.900 Wheel loader komatsu WA.900, Produktifitas, Waktu Edar. Waktu hambatan

ABSTRACT

PT. Bara Tabang is a mining company located in Pondok Labu village, Tabang sub-district, Kutai Kartanegara Regency, East Kalimantan province. The mining system used by PT. Bara Tabang is an open-pit mining system (Surface Mining). Coal loading activities on the stokchrome (Coalpad) are carried out using a combination of excavators and loaders, the Komatsu 900 wheel loader and the Komatsu 800 wheel loader.

This study aims to optimize production so that production that is not achieved can be achieved in the following year. In the implementation of this research the method used is the method of reducing the time barrier. Where in this method the authors collect data by carrying out activities directly in the field, or data obtained from companies and others deemed necessary. In this research, the theory is combined with field data to obtain a problem-solving approach.

In carrying out mining activities, the production target of loading digging tools is wheel loader 900 and weheel loader 800 of 46,000,000 MT/Year 2023. Productivity achievement this year with the number of tools working 7 units Wheel loader 800 with an effective working time of 482 hours /month with a work efficiency of 73.48% and the availability of work tools PA 98%, MA 97%, UA 82%, EU 80%, the results obtained are 22,794,979 M/T/year, 3 units of Wheel loader 900 with the amount of effective time work 474.03 hours/month with a work efficiency of 72.26%

and the availability of working hours for PA tools 97%, MA 96%, UA 81%, EU 79%, the results obtained are 12.811.178 MT/year. This is done by improving the work resistance time so as to increase the work efficiency of the tool.

With the improvement of the time constraints that can be avoided, the work efficiency increases for the previous 900 wheel loader 72.26% to 83.13% while for the previous 800 wheel loader 73.47% to 84.41%. The production that will be produced by the digging tool will increase by 16.592.612 MT/year from the previous 12.811.178 MT/year for the 900 wheel loader and 29,462,905.3 MT/year from the previous 22,779. 978.5 for 800 wheel loaders.

Keywords : Komatsu Wa.900 Wheel Loader Komatsu WA.900 wheel loader, Productivity, Turnaround Time. Barrier time

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR...i

RINGKASAN...ii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR TABEL ...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Rumusan Masalah...2

1.4 Maksud dan Tujuan ...2

1.5 Batasan Masalah...3

1.6 Metode Penelitian...3

1.7 Tinjauan Pustaka...3

1.7.1 Orientasi Lapangan...4

1.7.2 Pengumpulan Data...4

1.7.2.1 Data Primer...4

1.7.2.2 Data Sekunder...5

1.7.2.3 Analisa Data...5

1.8 Diagram Alir Peneltian...6

BAB II TINJAUAN UMUM 2.1Tinjauan Pustaka...7

2.1.1 Profil PT. Bara Tabang...7

(7)

2.1.2 Konsesi Kerja PT. Bara Tabang...8

2.1.3 Lokasi Kesampaian Daerah...9

2.1.4 Kondisi Geologi ...10

2.2Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang...10

2.3 Kualitas Batubara ...14

2.4 Tahapan Penambangan PT. Bara Tabang...15

BAB III DASAR TEORI 3.1 Landasan Teori ...16

3.1.1 Pengertian Dasar Pengoprasian Alat...17

3.1.2 Sistem Pengoprasian...18

3.1.3 Pandangan Umum Wheel Loader...19

3.1.3.1 Komponen – Komponen Utama Wheel Loader...20

3.1.4 Alat – Alat Kontrol Wheel Loader...23

3.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Wheel Loader ...24

3.3 Metode Pemuatan Pada Wheel Loader...32

3.4 Produksi Kerja Wheel Loader...33

3.5 Menghitung Kapasitas Bucket...33

3.6 Faktor Pengisian Bucket...35

3.7 Sweel Faktor...39

3.8 Produksi Wheel loader...40

3.9 Metode Perhitungan PA,MA,UA dan EU...41

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Kegiatan Penambangan ...42

4.1.1 Kegiatan Pemuatan Batubara (Loading) menggunakan wheel loader...42

4.2 Pengumpulan Data ...44

4.3 Waktu Kerja ...45

4.4 Cycle Time Alat Gali muat Wheel Loader ...46

4.5 Perhitungan Hasil Penelitian ...47

4.5.1 Massa Jenis Batuan ...47

(8)

4.5.2 Sweel Faktor...47

4.5.3 Fill Faktor...48

4.6 Analisa Produktivitas Alat Gali Muat Wheel Loader ...49

4.7 Analisa Perbandingan Produksi Wheel Loader 900 dan 800 ...52

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Produksi Alat Gali Muat Wheel Loader ...53

5.2 Upaya Peningkatan Produksi ...53

5.2.1 Upaya Peningkatan Waktu kerja Efektif ...53

5.2.2 Perubahan Produksi setelah dialkukan Perbaikan Efesiensi Kerja ...58

5.2.3 Perhitungan PA,MA,UA dan EU Setelah Pengoptimalan ...58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan...59

6.2 Saran...60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Tabel 2.1 Peta Konsesi PT. Bara Tabang... 8

Tabel 2.2 Peta Lokasi Kesampaian Daerah... 9

Tabel 2.3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang...10

Tabel 2.4 Peta Fisiografi Kalimantan... 10

Tabel 2.5 Sketsa Fisiografi Cekungan Kutai... 11

Tabel 2.6 Peta ROM /COALPAD……… 15 Tabel 3.1 Wheel Loader 900 dan 800... 19

Tabel 3.2 Komponen Utama Wheel Loader... 23

Tabel 3.3 Alat – Alat Kontrol Wheel Loader... 23

Tabel 3.4 Proses Digging Wheel Loader (Sumber PT. Bara Tabang)...24

Tabel 3.5 Gambar Swing full/berputar isi (sumber PT.Bara Tabang)...25

Tabel 3.6 Proses Dumping (sumber PT.Bara Tabang)... 25 Tabel 3.7 Proses Swing Empty (Sumber PT.Bara Tabang)...26

Tabel 3.8 Proses Washing Wheel Loader (Sumber PT. Bara Tabang)...32

Tabel 3.9 Alat Berat Wheel Loader Komatsu 800 (Sumber PT. Bara Tabang)...34

Tabel 3.10 Visualisasi pengisian bucket Alat gali-muat...36

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang... 8

Tabel 2.2 Sumber Daya Batubara PT. Bara Tabang……….. ….14 Tabel 3.1 Faktor Pemuaian dan penyusutan material...28

Tabel 3.2 Faktor Pemuaian dan penyusutan material...29

Tabel 3.3 Spesifikasi WA Komatsu 800...33

Tabel 3.4 Spesifikasi WA Komatsu 800...33

Tabel 3.5 Kapasitas dan Produksi Bucket Pada Wheel Loader...37

Tabel 3.5 Faktor pengembangan material...39

Tabel 4.1 Waktu Kerja Tersedia...45

Tabel 4.2 Waktu Oprasi...45

Tabel 4.3 Waktu Produktiv WA. 800 – 02 Dan WA. 900 – 03... 46 Tabel 4.4 Data Loader PT.Bara Tabang Loading Pada Stok ROM (CoalPad)...46

Tabel 4.5 Average Cycle Time Digging Loading wheel loader 800 - 02 ... 47

Tabel 4.6 Average Cycle Time Digging Loading wheel loader 900 - 03 ... 47

Tabel 4.7 Densitas Batubara Pada PT.Bara Tabang... 47

Tabel 4.8 Faktor Bucket... 49

Tabel 4.9 Hasil Produktivitas Wheel Loader 900 - 03

... 50

Tabel 4.10 Produktivitas Wheel Loader 800 02……… 51 Tabel 4.11 Perbandingan Wheel Loader 900 – 03 dan Wheel Loader 800 – 02....52

Tabel 4.12 Perbandingan Analisa Produktivitas dan Target Produksi...52

Tabel 5.1 Hambatan sebelum dan sesudah wheel loader 900………54

Tabel 5.2 perbandingan efesiensi kerja sebelum dan sesudah perbaikan...57

(11)

Tabel 5.3 Perbandingan PA,MA,UA Sebelum Dan

Sesudah dilakukan perbaikan...58 Tabel 5.4Hasil Perbandingan Sebelum dan Setelah dioptimalkan………59

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penambangan adalah bagian kegiatan usaha yang bertujuan untuk memproduksi mineral atau batubara dan mineral ikutannya sehingga dapat diolah lebih lanjut. Adapun aktivitas penambangan yang dikerjakan meliputi pembersihan lahan, pengupasan tanah penutup, penggalian, pemuatan dan Pengangkutan material coal dari front penambangan ke tempat pengolahan dan pengangkutan material waste ke lokasi waste dump. Dalam melakukan aktivitas produksi tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi yaitu faktor alam, faktor manusia, faktor peralatan mekanis dan faktor geometri jalan produksi. (Arif,2014).

Kegiatan pemuatan (loading) batubara adalah salah satu bagian dari aktivitas produksi. Karena pentingnya, kegiatan pemuatan batubara di dalam industri pertambangan maka dilakukanlah analisa pengoptimalan waktu kegiatan pemuatan serta kendala – kendala yang terjadi agar hasil produksi dapat mencapai target. Pada PT. Bara Tabang target produksi tahun 2023 adalah sebesar 46.000.000 MT/tahun.

Pada kegiatan penambangan batubara di PT. Bara Tabang, keberadaan alat – alat mekanis gali muat batubara sangat berpengaruh terhadap hasil produksi batubara itu sendiri. Maka dilakukanlah pengoptimalan terhadap alat gali muat yang terdapat di PT. Bara Tabang Yaitu Wheel Loader 900 dan Wheel Loader 800.

(12)

Pada proses pemuatan batubara ke SDT Double vessel dilakukan dengan menggunakan wheel loader 800 dan wheel loader 900. Analisa dari kedua alat gali muat whell loader 800 dan wheel loader 900 perlu dilakukan guna untuk mengoptimalkan produksi alat gali muat yang digunakan, sehingga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dengan alat yang tersedia di PT. Bara Tabang.

Analisa peningkatan dari alat gali muat wheel loader 800 dan wheel loader 900 dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi produktivitas alat dan cara mengatasinya agar alat dapat bekerja secara optimal, di PT. Bara Tabang yang berlokasi di desa pondok labu, kecamatan tabang, kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Adapun hambatan – hambatan yang berpengaruh terhadap produksi wheel loader 900 dan wheel loader 800, yaitu pencucian alat, Gressing, pengisian fuel, kepentingan operator, waktu keterlambatan bekerja, waktu berhenti sebelum istirahat, dan lain – lain.

I.2. Identifikasi masalah

Permasalahan yang terjadi yaitu pengoptimalan hasil produksi dari alat gali muat wheel loader 800 dan wheel loader 900. Sehingga faktor penghambat dapat diketahui dan dapat diperbaiki dengan harapan alat dapat bekerja secara optimal untuk pencapaian produksi.

Dengan membandingkan beberapa factor seperti waktu edar, kapasitas bucket, waktu hambatan dan produksi dari alat gali muat wheel loader 800 dan wheel loader 900 yang terjadi di lapangan.

I.3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari kegiatan Tugas Akhir ini adalah :

1. Menganalisa produktivitas alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800.

2. Membandingkan Produktivitas dari alat gali muat wheel loader 800 dan wheel loader 900.

3. Mengoptimalisasikan produksi alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800 dengan cara meminimalisir waktu hambatan.

(13)

1.4. Maksud dan Tujuan 1.4.1. Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki waktu hambatan hambatan yang terjadi dilapangan sehingga alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800 dapat bekerja secara optimal demi terncapainya target produksi pada PT. Bara Tabang.

1.4.2. Tujuan

Penelitian yang dilakukan dalam hal ini bertujuan untuk :

1. Menganalisa produktivitas dari alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800.

2. Agar dapat mengetahui waktu penghambat produktivitas dari wheel loader 900 dan wheel loader 800.

3. Mengetahui hasil produksi alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800.

4. Dapat melakukan pengoptimalan produksi alat gali muat demi tercapainya target produksi 46.000.000 MT/tahun.

1.5. Batasan Masalah

Kegiatan Optimalisasi produktivitas alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800 di PT. Bara Tabang dibatasi pada, Pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas alat gali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800.

1.6. Metodologi Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini bersifat simulasi komperatif, dimana mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan pendekatan untuk mempermudah penyelesaian masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian. Metode penelitiannya adalah berupa tinjauan pustaka atau studi literatur, orientasi lapangan, pengambilan data, pengolahan data, kesimpulan dan saran.

(14)

1.7. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan pustaka berupa teori-teori yang berhubungan dan dapat digunakan dalam menyelesaikan penelitian. Bahan-bahan pustaka diperoleh dari penelitian yang telah ada dalam bentuk jurnal, paper, dan laporan-laporan lainnya yang berhubungan dengan penelitian tentang perbandingan Prokduktivitas alat gali muat whell loader 800 dan wheel loader 900. Tinjauan pustaka dilakukan sebelum penelitian, saat penelitian dan sesudah penelitian dilaksanakan agar hasil penelitian ini lebih baik.

1.7.1. Orientasi Lapangan

Orientasi lapangan yang dilakukan adalah pengamatan langsung dilapangan berupa efesiensi kerja, waktu hambatan-hambatan yang terjadi dari alat gali muat wheel loader 800 dan wheel loader 900 serta kegiatan produksi Batubara yang berada di coalpad 3 (tiga) Pada PT.Bara Tabang.

1.7.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data sangat diperlukan karena dapat mengetahui permasalahan serta solusi. Data yang diambil adalah data berupa data primer dan data sekunder.

1.7.2.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pengamatan di lapangan seperti.

1. perhitungan waktu kerja dengan cara mengamati waktu kerja yang tersedia untuk mengetahui waktu kerja yang ada pada kegiatan yang di lakukan pada PT.

Bara Tabang.

2. perhitungan efesiensi kerja dengan cara mengetahui serta mencatat hambatan yang terjadi ketika kegiatan produksi berlangsung di PT. Bara Tabang.

3. perhitungan waktu edar pada alat gali muat meliputi, Wheel loader800 dan wheel loader 900,digging,swing load, dumping, swing empty.

4. wawancara secara langsung melalui tanya jawab dengan beberapa karyawan yang bersangkutan dalam bidangnya masing-masing.

1.7.2.2. Data Sekunder

(15)

Mulai Penelitian

Tinjauan Pustaka (studi literatur)

Observasi Lapangan

Pengumpulan Data

Data sekunder adalah data-data pendukung penelitian yang diperoleh dari arsip perusahaan dan data-data yang mempengaruhi produksi pada alat gali muat Wheel Loader 800 dan wheel loader 900. Data sekunder meliputi data properti material yang diangkut, spesifikasi alat gali muat Wheel loader 800 dan wheel loader 900 yang digunakan, waktu kerja, curah hujan, waktu break down alat, peta lokasi penelitian.

1.7.2.3. Analisa Data

Analisa data dilakukan dengan melakukan beberapa perhitungan, perhitungan ini berupa waktu kerja efektif, Perhitungan dan analisa data produktivitas alat gali muat wheel loader 800 dan wheel loader 900, dibuat dalam bentuk tabel-tabel hasil perhitungan.

1.8 Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian berfungsi untuk mempermudah dan memperjelas objek dan hasil penelitian serta pembahasan dalam penelitian ini. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar .

Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

Data Sekunder

Data Primer

1) Peta Lokasi penambangan 2) Peta Topografi

3) Spesifikasi alat gali muat dan alat angkut

1) Cyle Time alat Alat gali muat dan alat angkut

2) Spesifikasi alat gali muat dan alat angkut

3) Waktu efektif kerja

(16)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Profil PT. Bara Tabang

PT. Bara Tabang merupakan salah satu perusahaan pertambangan batubara yang berada di Daerah Sungai Petung, Desa pondok labu, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. PT. Bara Tabang sebelumnya telah memperoleh Ijin Lokasi Untuk Usaha Pertambangan Batubara berdasarkan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 47/DPN.K/IL- 75/VII/2008 dan memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi berdasarkan Keputusan Bupati Kutai Kartanegara dengan Nomor : 540/070/IUP- OP/MB- PBAT/V/2011 dengan luas area sebesar 3.015,56 Ha.

PT. Bara Tabang merupakan anak perusahaan PT. Bayan Resources Tbk, dimana PT. Bayan Resources Tbk merupakan perusahaan yang telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2008. PT. Bara Tabang memiliki cadangan batubara sebesar 337.584.000 ton dengan jumlah produksi 20 juta ton/tahun hingga tahun 2034. Nilai striping ratio (SR) adalah 1 : 2,27. Terdapat 5 seam batubara di PT. Bara Tabang dengan kalori batubara rata-rata 4.320 kcal/kg yang dieksploitasi dengan metode shovel and truck dan dozer push.

Proses pengangkutan batubara dari Intermediate Crushing Facility (ICF) ke Coal Handling Plant (CHP) Senyiur menggunakan truk dengan beberapa tipe, yaitu

Pengolahan Data dan Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

(17)

Side Door Tipper (SDT) kapasitas 200 ton dan 150 ton, Semi Side Tipper (SST) kapasitas 130 ton.

2.1.1. Konsesi Kerja PT. Bara Tabang

Lokasi pertambangan batubara PT. Bara Tabang berada di Daerah Sungai Petung, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Menurut (Data Studi Kelayakan PT. Tabang, 2015) Luas konsesi kerja PT. Bara Tabang memiliki luas area 3.015,56 Ha. PT. Bara Tabang memiliki batas koordinat daerah IUP seperti yang

Tabel 2.1. Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang

Sumber : Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 540/070/IUP-OP/MB

No. Bujur Timur (BT) Lintang Utara (LU)

Derajat (°)

Menit (')

Detik (")

Derajat (°)

Menit (')

Detik (")

1 116 7 59.00 0 34 20.85

2 116 9 19.56 0 34 20.82

3 116 9 19.56 0 33 38.16

4 116 12 46.00 0 33 38.16

5 116 12 46.00 0 32 0.0

6 116 7 59.00 0 32 0.0

(18)

Gambar 2.1. Peta Konsesi PT. Bara Tabang

Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018

Berdasarkan (Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki luas 27.263,10 km² dan luas perairan kurang lebih 4.097 km². Secara administrasi Kabupaten Kutai Kartanegara terbagi menjadi 18 kecamatan. Lokasi penambangan PT. Bara Tabang masuk ke dalam Kecamatan Tabang tepatnya di Daerah Sungai Petung.

2.1.2. Lokasi Kesampaian Daerah

Kesampaian daerah penyelidikan di PT. Bara Tabang di Daerah Sungai Petung, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara dicapai dengan menggunakan kendaraan :

a. Melalui udara menggunakan pesawat dengan lama penerbangan 1,5 jam dari medan menuju jakarta untuk transit dan jakarta menuju Balikpapan menggunakan pesawat dengan lama pernerbangan selama 2 jam. Selanjutnya menggunakan jalan darat dari Kota Balikpapan ke Tenggarong adalah ± 145 km dan selanjutnya ± 90 km dari Kota Tenggarong menuju Kota Bangun dengan total lama waktu keseluruhan adalah ± 9 jam.

b. Kemudian dengan menggunakan kapal feri pengangkut kendaraan roda empat melalui Sungai gunung sari ± 15 menit untuk melakukan penyebrangan dan dilanjutkan dengan kendaraan roda empat selama 30 menit ke daerah penyelidikan.

c. Atau dari Kota Bangun dengan menggunakan speedboat melalui Sungai Kedang Kepala selama ± 2 Jam (±100 km) hingga ke Desa Senyiur dan dilanjutkan dengan kendaraan roda empat melewati hauling road PT. Bara Tabang dengan jarak ± 69 km selama ± 1 jam

Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2022 Gambar 2.2. Peta Lokasi Kesampaian Daerah

(19)

Gambar 2.3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang

Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018

2.1.3. Kondisi Geologi

1) Geologi Regional

Cekungan Kutai mengandung endapan berumur Tersier dengan ketebalan mencapai 14 km (Rose dan Hartono, 1971 op.cit. Mora dkk., 2001 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015). Dimana merupakan salah satu cekungan terbesar dan terdalam di Indonesia bagian timur. Cekungan Kutai terletak di tepi bagian timur Paparan Sunda, yang dihasilkan sebagai akibat dari gaya ekstensi di bagian selatan Lempeng Eurasia (Howes, 1997 op.cit. Allen & Chambers, 1998 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang).

(20)

Gambar 2.4. Peta Fisiografi Kalimantan

Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2022

Cekungan Kutai dibatasi di bagian utara oleh suatu daerah tinggian batuan dasar yang terjadi pada Oligosen, yaitu Tinggian Mangkalihat dan Sesar Sangkulirang yang memisahkannya dengan Cekungan Tarakan. Di bagian timur daerah cekungan ini, terdapat Delta Mahakam yang terbuka ke Selat Makassar. Di bagian barat, cekungan dibatasi oleh ketinggian Kucing (Central Kalimantan Range) yang berumur Kapur (Chambers dan Moss, 2000 dalam Studi Kelayakan PT.

Bara Tabang 2015). Di bagian tenggara cekungan ini, terdapat Paparan Partenoster yang dipisahkan oleh gugusan Gunung Meratus. Di bagian selatan cekungan ini, dijumpai Cekungan Barito yang dipisahkan oleh Sesar Adang.

Dapat dilihat pada Gambar 2.5. berikut:

Gambar 2.5. Sketsa Fisiografi Cekungan Kutai

(21)

Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015

2) Stratigrafi Regional

Susunan stratigrafi zona Cekungan Kutai dengan batuan penyusunnya yang berumur Eocene hingga Holocene atau dari urutan Tua dan Muda (Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) meliputi:

a. Formasi Haloq

Terdiri dari batupasir kuarsa, halus-kasar dengan sisipan batu lempung, serpih hitam, napal dan lanau. Umur formasi ini adalah Eosen Tengah – Eosen Akhir.

Formasi ini mempunyai hubungan menjari dengan Anggota Batugamping (bioklastik) Ritan, dan diatasnya ditutupi selaras oleh Formasi Batukela

b. Formasi Halo - Anggota Batugamping Ritan (Bioklastik) Terdiri dari batu gamping bioklastik yang berumur sama dengan Formasi Haloq dan berhubungan menjari, keduanya terbentuk pada lingkungan pengendapan laut dangkal, delta, atau lagoon.

c. Formasi Batukelau

Terdiri dari shale, batulanau, batulumpur, dan batupasir halus – kasar sebagai penyeling, perlapisan baik dan sebagai karbonan. Umur Formasi Batukelau adalah Eosen Atas, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal, delta atau lagoon.

Formasi Batukelau memiliki kontak yang selaras dengan Formasi Batuayau yang berada diatasnya.

d. Formasi Batuayau

Terdiri dari batupasir kuarsa halus – kasar, warna putih kekuningan, silangsiur, berselang seling dengan batulanau dan batulempung, pada bagian bawah dijumpai konglomerat dan sisipan batubara, disebagian tempat Formasi Batuayau diterobos oleh batuan intrusive andesit. Umur formasi diperkirakan Eosen Atas - Oligosen Bawah dengan lingkungan pengendapan laut dangkal dan delta.

e. Formasi Ujohbilang

Formasi ini terdiri dari batulumpur menyerpih berwarna cokelat dan batulempung warna abu-abu menyerpih, batupasir kuarsa sedang – kasar konglomeratan, putih kelabu, pemilahan baik. Umur dari formasi ini Oligosen Bawah – Oligosen Tengah, lingkungan pengendapan laut dangkal.

d. Formasi Balikpapan

(22)

Perselingan antara batulempung lanau dan abu-abu kecokelatan dengan batupasir kuarsa butir halus – kasar dan sisipan tufa dan batubara. Diperkirakan berumur Miosen Atas – Pliosen, mempunyai hubungan tidak selaras dengan formasi batuan diatasnya, dengan lingkungan pengendapan delta frontdelta plain.

(23)

Gambar 2.6. Stratigrafi Formasi Balikpapan

Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang

2.1.4. Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang

Perhitungan Sumber daya Batubara berdasarkan (metode SNI 1998 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015) didasarkan pada kondisi geologi kompleks, pengelompokkan sumber daya dibagi sebagai berikut:

1. Sumber daya terukur (measured), setiap data informasi baik hasil pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 0 – 500 meter

2. Sumber daya terunjuk (indicated), setiap data informasi baik hasil pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 500 – 1.000 meter.

3. Sumber daya terkira (inferred), setiap data informasi baik hasil pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 1.000 – 1.500

meter.

Tabel 2.2. Sumber Daya Batubara PT. Bara Tabang

Sumber Daya Jumlah

Terukur (measured ) 351.226.663 ton Terunjuk (indicated ) 27.011.652 ton

Terkira (inferred ) 17.283.545 ton

Total 395.521.860 ton

Sumber: Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2022

Serta estimasi cadangan batu bara yang dihasilkan berdasarkan tingkat kepercayaan cadangan terkira (probable reserve) dan cadangan terbukai (proven reserve) pada tahun 2014 (Studi kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) menghasilkan cadangan terbukti sebagai berikut:

 Cadangan terbukti = 337.584.000 ton 2.1.5 Kualitas Batubara

Kualitas rata-rata batubara yang dihasilkan dari analisis proksimat batubara hasil pemboran (Laporan Eksplorasi PT. Bara Tabang tahun 2004 dalam Studi

Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) adalah sebagai berikut:

(24)

Total Moisture (ar)

Inherent Moisture (adb)

Ash Content (adb)

Volatile Matter (adb)

Fixed Carbon (adb)

Total Sulphur (adb)

Calorific Value (adb)

HGI Relative Density

35.30% 24.48% 3.26% 37.54% 34.72% 0.14% 4923

(kcl/kg)

56 1.3

Tabel 2.3 Kualitas Rata-Rata Batubara PT. Bara Tabang

Sumber: Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015

2.1.6 Peta Stok ROM (Coalpad) pada PT.Bara Tabang

Gambar 2.8. PETA ROM /COALPAD

Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang

(25)

BAB III DASAR TEORI

3.1. Landasan Teori

Batubara adalah bahan galian berharga yang keterbentukannya disebabkan oleh adanya permentasi dari endapan - endapan organik, utamanya adalah sisa – sisa tumbuhan.unsur utama dari batubara adalah karbon, hidrogen dan oksigen.

Berdasarkan tingkat proses keterbentukannya, batubara dibagi menjadi 5 kelas : antrasit,bituminus,subituminus,lignit dan gambut.

1. Antrasit adalah batubara dengan kelas tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (metalik), mengandung antara 86 % - 98% unsur karbon (C) dengan kadar airnya yang kurang dari 8%.

2. Bituminus adalah batubara dengan urutan kelas kedua dengan kandungan unsur karbon antara 68% - 86% dan unsur airnya adalah 8 – 10%.

3. Subituminus adalah batubara yang mengandung sedikit karbon dan banyak air, batubara jenis ini dikatagorikan sebagai batubara yang kurang efesien sebagai sumber panas dibandingan dengan batubara kelas bituminus.

4. lignit adalah batubara yang berwarna coklat dengan kandungan air sebesar 35% – 75%.

5. Gambut adalah batubara yang berpori dengan kadar air paling tinggi >75%

sehingga tidak ekonomis untuk ditambang.

3.1.1 Tahapan penambangan

Penambangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk pengambilan bahan material yang berharga dari kulit bumi kemudian dibawa ke atas permukaan agar dapat dikelola dan di mamfaatkan lebih lanjut.

Pada PT. Bara Tabang metode penambangan yang dilakukan adalah tambang terbuka dengan sistem truck and excavator dikombinasikan dengan dozer push. Sedangkan metode penimbunan yang dilakukan adalah metode back filling, yaitu menimbun kembali pit yang telah selesai ditambang.

(26)

Tahapan operasi penambangan batubara mencangkup beberapa kegiatan yang meliputi pembersihan lahan (land clearing), pengelolaan pelapisan tanah pucuk (topsoil management), pengupasan dan penimbunan tanah penutup (overburden removal), penambangan batubara (coal getting), pengangkutan batubara (coal hauling) ke zetty (senyiur) hingga batubara sampai di terminal batubara balikpapan.

Gambar 3.1 Tahapan kegiatan Penambangan Batubara PT. Bara Tabang

(sumber PT.Bara Tabang)

3.1.1.1 Pembersihan Lahan

Tahap pembersihan lahan merupakan kegiatan pembersihan pohon – pohon untuk membuka lahan penambangan. Kegiatan pada pembesihan lahan ini biasanya meliputi pembabatan dan pembersihan menggunakan bulldozer. Serta penebangan pohon dan pemotongan kayu menggunakan alat pemotong seperti parang dan mesin potong (chain saw).

3.1.1.2 Penggalian

Penggalian merupakan kegiatan dimana batuan bijih dari batuan induknya.

Pekerjaan ini memerlukan alat – alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang akan dilakukan penambangan.

(27)

Pemilihan alat ini dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor nonteknis dimana :

1. faktor teknis adalah faktor yang dipengaruhi oleh jenis,sifat fisik dan letak dari endapan.

2. Faktor ekonomis adalah faktor yang dipengaruhi oleh harga dan biaya perawatan dari alat tersebut.

Gambar 3.1 Kegiatan Penggalian batubara PT. Bara Tabang (Sumber PT.Bara Tabang)

3.1.1.3 Pemuatan

Tahap pemuatan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menggali kembali batubara yang sudah dikeruk dan memuat bahan galian kedalam alat angkut.

3.1.1.4 Pengangkutan

Pengangkutan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengangkut endapan bahan galian menuju tempat pengolahan. Kegiatan pengangkutan ini sangat berpengaruh terhadap penambangan dimana untung ruginya suatu perusahaan pertambangan tergantung dari lancar atau tidaknya pengangkutan.

3.1.1.5 Pengolahan Batubara

Tahap pengolahan batubara Adalah kegiatan untuk memperkecil atau menseragamkan ukuran dari batubara sesuai dengan kebutuhan pembeli sebelum di pasarkan ke pasaran.

(28)

3.2 Alat – alat utama Penambangan

Penggunaan alat mekanis sebagai alat penambangan tidak dapat dihindari.

Bahkan alat – alat mekanis merupakan suatu faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan produksi batubara yang sesuai dengan pesyaratan dan perencenaan penambangan.

Pertimbangan mekanis dapat dilakukan agar dapat memilih alat yang tepat untuk kegiatan produksi dapat berjalan sesuai dengan perencanaan produksi.

3.2.1 Wheel loader

Wheel loader adalah salah satu alat berat yang beroda, wheel loader digunakan sebagai alat gali - muat material.

Wheel loader selain menjadi alat pemuat, juga dapat digunakan sebagai : 1. Memindahkan material (jarak pendek).

2. Mengumpulkan material.

3. Mengisi hopper dan lain-lain.

Gambar 3.1 Wheel Loader 900 dan 800 (Sumber : PT. Bara Tabang)

Gambar diatas adalah wheel loader yang digunakan di PT. Bara Tabang lebih tepatnya berada di Stok ROM (Coalpad 3).

3.2.2 Komponen – Komponen Utama Wheel Loader

Dalam foto dibawah ini ditunjukan pandangan umum tentang komponen wheel loader bertujuan untuk mengingat kembali tata letak komponen utama wheel loader.

dimana komponen – komponen ini adalah hal yang paling penting didalam pengoprasian wheel loader.

(29)

Gambar 3.2 Komponen Utama Wheel Loade

Komponen – komponen utama pada wheel loader memiliki fungsi seperti : 1. Bucket

Komponen utama dalam wheel loader adalah bucket. Dimana bucket ini mempunyai fungsi untuk menggali (digging) dan memuat (Loading) material tanah, batubara,batuan dan lain sebagainya.

Beberapa jenis atau tipe dari bucket wheel loader, diantaranya : a. Stockpile Bucket

digunakan untuk memuat material-material timbunan (stockpile product) seperti crushed rock atau material lainnya.

b. Bucket Exavating

Dipakai untuk menggali dan memuat batuan bekas ledakan (Balsed Rock) atau tanah.

Biasa dilengkapi beberapa komponen seperti plat blade, straight cutting edge serta mempunyai sifat kokoh dan anti aus.

(30)

c. Light Material Bucket

dipakai untuk memuat material ringan (specific grafity dibawah 1.2ton/m3) seperti salju, pupuk atau pakan ternak.

d. V-edge Type (Spade-Nose Rock Bucket)

digunakan untuk memuat batu bekas ledakan sehingga dirancang dengan cukup kokoh dan tahan terhadap kehausan.

e. Skleton Bucket

digunakan untuk menggali dan memuat batu bekas ledakan atau crusher sehingga memiliki kisi-kisi yang berfungsi untuk mengeluarkan tanah-tanah untuk pekerjaan kontruksi.

f. Side Dump Bucket

komponen bucket tipe ini bisa membuang material dengan arah kedepan ataupun kesamping sehingga sangat cocok digunakan untuk pekerjaan kontruksi.

g. Multi purpose bucket

tipe bucket seba guna yang bisa digunakan untuk beberapa variasi pekerjaan seperti scapping, scoping hingga loading.

2.Tilt Lever

Merupakan salah satu komponen wheel loader dengan fungsi sebagai garpu pemegang bucket. Dimana komponen tersebut juga berkaitan dengan power cylinder pada sistem hidrolik pada beberapa jenis alat berat.

3. Lift Cylinder

Merupakan komponen wheel loader yang berfungsi sebagai meneruskan tegana hidrolik menjadi gerakan maju mundur dalam memposisikan bucket, entah itu kedepan maupun kebelakang.

4. Lift Arm

Sesuai namanya, Lift arm berfungsi untuk menggerakan bucket naik dan turun, baik itu pada posisi lower, float ataupun raise.

(31)

5. Head Lamp

Menjadi salah satu komponen yang mempermudah mobilisasi atau perpindahan dan pergerakan alat berat. Selain itu, head lamp juga terhubung dengan sistem pemindah tenaga dalam meneruskan putaran dari mesin ke permukaan jalan.

6. Turn Signal Lamp

Berfungsi sebagai pemberi isyarat kepada alat berat jenis lain, kendaraan hingga pekerja pada saat wheel loader akan berpindah posisi atau berbelok. Dengan kata lain, turn signal lamp sangat berkaitan dengan keamanan dan keselamatan kerja.

7. Front wheel

Berfungsi untuk mempermudah mobilisasi atau perpindahan dan pergerakan dari sheel loader. Sama halnya seperti head lamp, front wheel juga terhubung dengan sistem pemindahan tenaga dalam meneruskan putaran dari mesin ke permukaan jalan.

8. Rear wheel

Berfungsi untuk mempermudah mobilisasi atau perpindahan dan pergerakan dari sheel loader. Dimana real wheel atau roda belakang alat ini berhubungan langsung dengan mesin melalui sistem pemindahan tenaga.

9. Engine

Tentunya engine merupakan komponen penting didalam wheel loader. Hal tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya engine mempunyai kegunaan sebagai tenaga penggerak dari wheel loader sehingga memudahkan untuk berpindah posisi.

10. Kabin

Dimana kabin sendiri dapat diartikan sebagai tempat kontrol dan kemudi dari alat berat tersebut. Selain itu kabin juga mempunyai fungsi sebagai tempat duduk pengemudi.

3.1.4 Alat – Alat Kontrol Wheel Loader

Posisi alat – alat kontrol yang berada didalam kabin dengan susunan penempatan seperti terlihat pada gambar 3.3.

(32)

Gambar3.3 Alat – Alat Kontrol Wheel Loader

3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Wheel Loader a. Faktor Waktu

yang dimaksud dengan waktu adalah waktu yang diperlukan untuk merampungkan suatu siklus pekerjaan. Waktu siklus secara garis besar terdiri dari 2 (dua) yaitu:

- Waktu tetap (fixed time) adalah waktu yang di gunakan untuk melakukan gerakan – gerakan secara berulang (siklus). Tiap jenis alat memiliki gerakan yang berbeda-beda, khususnya pada wheel loader waktu tetapnya adalah : pada saat wheel loader melakukan gerakan digging, swing full, dumping dan swing empty.

Waktu tetap Alat Gali Muat yang diamati adalah waktu yang dibutuhkan alat ini untuk melakukan satu kali kegiatan penggalian yang meliputi :

1. Digging/ Mengisi Bucket

Adalah kegiatan pengisian bucket dengan cara bucket harus didorong pada material bongkaran, jika sudah penuh, raktor mundur dan bucket diangkat ke atas.

(33)

Gambar 3.4 Proses Digging Wheel Loader (Sumber PT. Bara Tabang)

2. Swing full/Berputar Isi

Adalah kegiatan diaman Wheel loader berputar dengan keadaan bucket terisi oleh material penggalian.

Gambar 3.5 Gambar Swing ful/berputar isi (sumber PT.Bara Tabang)

3. Waktu Dumping/Menumpahkan

Adalah kegiatan dimana wheel loader melakukan penumpahan material kedalam Vessel dump truck.

Gambar 3.6 Proses Dumping (sumber PT.Bara Tabang)

4. Waktu Swing Empty/Berputar Kosong

(34)

Kegiatan dimana wheel loader berputar dengan bucket yang kosong hingga mengambil posisi kembali untuk melakukan digging/penggalian.

Gambar 3.7 Proses Swing Empty (Sumber PT.Bara Tabang)

- Waktu tidak tetap (variable time) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan gerakan-gerakan tidak tetap. Waktu tidak tetap ini dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan, kondisi material akan mempengaruhi waktu pengisian bucket dan sebagainya.

Dengan mengetahui waktu tetap dan waktu tidak tetap maka siklus kerja dari suatu alat berat dapat diketahui. Waktu siklus ini akan sangat berpengaruh terhadap kerja alat berat karena waktu siklus adalah faktor penentu dalam menghitung jumlah trip/ritase yang dapat dilakukan dalam satu jam kerja.

Jadi besar kecilnya waktu siklus akan menghasilkan tinggi rendahnya produksi jam kerja, dimana total waktu siklus yang relatif kecil akan meningkatkan produktivitas alat, begitu pula sebaliknya besarnya waktu siklus akan mengakibatkan rendahnya produktivitas alat.

b. Faktor Material

Batubara merupakan faktor yang mempengaruhi pekerjaan Penambangan.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan terhadap produktivitas alat gali muat dalam pekerjaan penambangan antara lain yaitu :

- Klasifikasi batubara, dalam industri pertambangan pemindahan material batubara pada umumnya dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

(35)

- Material batubara , Dimana setiap jenis batubara memiliki tingkat kemudahan dan kesulitan dalam pengolahannya sehingga akan mempengaruhi lamanya waktu pengerjaan.

- Berat isi material, dalam pekerjaan pemuatan batubara, produksi kerja sebuah alat berat dinyatakan dalam metrik ton (MT/jam). Karena batubara yang sudah digeruk oleh excavator sudah dalam keadaan gembur. Dalam menghitung produksi kerja alat berat kegemburan ini perlu diketahui agar dapat menghitung jumlah material yang dapat dipindahkan berdasarkan volume material asli.

- Penyusutan material, perbedaan dari bentuk dan ukuran batubara menyebabkan volume material akan menyusut, karena ketidak seragaman dari ukuran batubara itu sendiri menyebabkan pengisian batubara kedalam bucket mengalami pengurangan volume.

c. Faktor efesiensi

Pertimbangan terhadap faktor efesiensi perlu dilakukan agar kondisi lapangan dapat disesuaikan. Beberapa faktor efesiensi yang perlu diperhatikan dalam perhitungan produksi kerja alat berat (nobar,1998) antara lain yaitu :

1. Faktor efesiensi kerja

Dua faktor yang menyebabkan perlu diperhitungkannya efesiensi kerja antara lain :

- Faktor alat, dimana apabila ditinjau dari segi peralatannya maka tidak mungkin alat digunakan secara terus tanpa istirahat sehingga dibutuhkan waktu untuk pendinginan alat setelah bekerja dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan petunjuk/aturan pakai yang dikeluarkan dari pabrik.

Hal inilah yang menyebabkan efesiensi suatu alat tidak dapat diperhitungkan 100%. Disamping itu pengaruh usia alat juga akan mempengaruhi produksi kerja dari suatu alat sehingga produksi kerja alat tidak mungkin dapat mencapai 100%

(36)

- Faktor manusia, dimana tenaga manusia yang mengoprasikan alat sebagai operator juga tidak mungkin dapat bekerja secara terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang dikarenakan keterbatasan dari tenaga manusia itu sendiri.

Hal inilah yang menyebabkan perlu dilakukan koreksi terhadap faktor efesiensi dalam suatu perhitungan agar perhitungan produksi kerja menjadi lebih aktual.

Dengan adanya waktu istirahat ini baik yang dibutuhkan oleh alat berat maupun manusia sebagai operatornya maka waktu efektif akan berkurang.

Berkurangnya waktu efektif bisa dihitung menggunakan rumus dibawah :.

Dimana :

W1 = Waktu hambatan yang terjadi Wt = Waktu Tersedia

2. Faktor Koreksi

Faktor koreksi digunakan untuk menyesuaikan produktivitas alat dengan penyesuaian kondisi lapangan pekerjaan. Dimana faktor koreksi akan berbeda – beda sesuai dengan jenis pekerjaan dan jenis alat yang digunakan.

3. Faktor Curah hujan

Faktor curah hujan yang tinggi berpengaruh terhadap produksi alat berat wheel loader ini, adapun peengaruh curah hujan terhadap produktivitas wheel loader antara lain :

- Mengganggu penglihatan oprator/membuat jarak pandang oprator terbatas.

- Membuat front pekerjaan menjadi basah dan lembek yang membuat pergerakan wheel loader terganggu

- Akan membuat stok batubara yang ada di stok ROM (coalpad) menjadi kosong karena kegiatan penambangan dan kegiatan dumping diberhentikan.

Waktu Efektif Kerja=W1

Wt x 100%

(37)

4. Penyucian/washing alat gali muat wheel loader,

Pencucian wheel loader berguna sebagai pembersihan alat dari material-material yang lengket pada bagian-bagian wheel loader, dan yang paling penting dilakukannya washing adalah pada bagian mesin. Selain dapat menambah usia pemakaian alat washing pada bagian mesin berguna agar tidak terjadi percikan api akibat material yang mudah terbakar yang dapat menyebabkan wheel loader tidak dapat beroprasi (Breakdown), dengan rentan waktu yang sangat lama.

Gambar 3.8 Proses Washing Wheel Loader (Sumber PT. Bara Tabang)

5. Grissing

Pemakaian pelumas kepada bagian-bagian bossing wheel loader agar menghindari timbulnya bunyi akibat gerakan – gerakan pada wheel loader saat melakukan pekerjaan, pemakaian pelumas juga bertujuan agar menghindari timbulnya karatan – karatan pada bagian bossing wheel loader.

6. Faktor lain – lain

Faktor – faktor lain ini diperhitungkan untuk menghindarkan kerugian akibat adanya kesalahan dari perhitungan maupun kesalahan dalam memprediksi berbagai faktor yang mempengaruhi produksi kerja alat berat. Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil tingkat kesalahan yang mungkin terjadi didalam perhitungan.

3.4 Spesifikasi Wheel Loader 800 Dan 900

(38)

Spesifikasi wheel loader adalah komposisi dari bagian – bagian penting yang terdapat pada wheel loader, contohnya kecepatan maju minimum dan maksimum, kecepatan maju maksimum dan minimum, kapasitas bucket, kapasitas tangki dan bagian – bagian penting lainnya.

Tabel 3.3 Spesifikasi Wheel loader Komatsu 800

Wheel Loader Komatsu 800 Jumlah

Net Power 603kW 808HP

Gross Power 636kW 853HP

Max Speed Forward 7 (km/h) 12.3(km/h) 28(km/h)

Max Speed Reverse

7.1

(km/h) 12.4(km/h)

Fuel Capacity 1555ltr

Bucket Capasity Heaped 11m³ 10.45/ton

(Sumber Komatsu Handbook Tentang Wheel Loader)

Tabel 3.4 Spesifikasi Wheel Loader Komatsu 900

Wheel Loader Komatsu 900 Jumlah

Net Power

638k

W 900HP

Gross Power

672k

W 856HP

Max Speed Forward

7 (km/h )

12.3(km/

h) 28(km/h)

Max Speed Reverse

7.1 (km/h )

12.4(km/

h)

28.3(km/

h)

Fuel Capacity 1555ltr

Bucket Capasity Heaped 13m³ 12.35/ton

(Sumber Komatsu Handbook Tentang Wheel Loader)

(39)

Gambar 3.9 Alat Berat Wheel Loader Komatsu 800 (Sumber PT. Bara Tabang)

Gambar 3.10 Alaat Berat Wheel Loader Komatsu 900 (Sumber PT. Bara Tabang) 3.5 Metode Pemuatan Pada Wheel Loader

wheel loader dapat melakukan beberapa gerakan dasar yakni bucket akan mengeruk dan mengangkut material yang akan dipindahkan ke truck pengangkut.

Adapun metode yang sering digunakan pada wheel loader adalah sebagai berikut :

1. V-Loading

Yaitu pemindahan muatan dengan lintasan yang berbentuk huruf “V”.

(40)

Gambar 3.11. Metode Pemuatan V (sumber PT. Bara Tabang)

2. L-Loading

Metode Pemuatan L Adalah truk diposisikan disebelah belakang wheel loader, kemudian wheel loader memindahkan material ke dalam truk dengan lintasan garis Tegak lurus.

Gambar 3.12. Metode Pemuatan L

3. Cross Loading

Merupakan cara pemindahan muatan dengan sistem truk pengangkut juga ikut aktif bergerak.

Gambar 3.13. Metode Pemuatan cross loading

3.6 Faktor Pengembangan Material

Pengembangan dan penyusutan material adalah suatu perubahan yang berupa penambahan atau pengurangan volume material, apabila material tersebut diganggu atau dirubah dari bentuk aslinya seperti dibongkar, diangkut atau dipadatkan. Untuk

(41)

menyatakan nilai besarnya pengembangan volume tersebut terdapat dua hal yang bisa dihitung yaitu, faktor pengembangan material (swell factor) dan persen pengembangan material (persen swell).

Swell Factor perlu diketahui karena yang diperhitungkan dalam penggalian selalu berdasarkan kondisi material sebelum digali, dinyatakan dalam volume insitu (bank volume). Sedangkan material yang ditangani pada kegiatan pemuatan dan pengangkutan adalah material pada kondisi loose volume. Nilai swell factor dan persent swell untuk setiap klasifikasi material berbeda sesuai dengan jenis material itu sendiri, seperti pada rumus dibawah ini. Rumus untuk menghitung swell factor dan persent swell ada dua, yaitu (Prodjosumarto, 1995) :

Berdasarkan volume pada berat yang sama : Swell Factor ¿bank volume

loose volume

3.7 Faktor Pengisian Mangkuk (Bucket Fill Factor)

Factor bucket merupakan angka perbandingan antara volume nyata atau kapasitas nyata mangkuk alat muat dengan volume atau kapasitas teoritis bucket alat muat sesuai dengan spesifikasi alat muat yang digunakan. Dimana facktor pengisian bucket alat muat (F) dapat dinyatakan sebagai perbandingan volume nyata (Vn) dengan volume munjung teoritis (Vt), seperti dinyatakan dalam persamaan:

Keterangan:

Ff = Factor pengisian Bucket (%)

Vn = Volume nyata atau kapasitas bucket nyata (m³) Vt = Volume munjung teoritis (m³)

Persent swell =( loose volumebank volume bank volume ) x 100%

F f= Volume nyata

Volume bucket teoritis x100 %

(42)

Faktor pengisian adalah perbandingan antara kapasitas nyata suatu alat gali-muat dengan kapasitas teoritis suatu alat gali-muat. Fakto pengisian sangat dipengaruhi oleh keterampilan operator, ukuran butir, metode pemuatan, ketersediaan material yang akan dimuat dimuat. Hal inilah yang mempengaruhi faktor pengisian sehingga volume bucket tiap pengisian berbeda-beda. Faktor pengisian dapat dihitung secara teoritis maupun visualisasi (lihat gambar 3.11). visualisasi dilakukan apabila data asli dari bucket tidak dapat diketahui dikarenakan beberapa faktor, seperti dapat menghambat pekerjaan produksi, membahayakan bagi pengamat dikarenakan terkena alat mekanis dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan data asli.

Dari (gambar 3.11) kita dapat mengetahui data mengenai faktor pengisian (fill factor) dari visualisasi atau pengeliatan semata. (gambar 3.11) dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Pengisian material pada bucket ditaksir dari nilai 100% - 115 %.

b) Pengisian material pada bucket ditaksir dari nilai 95% - 100%.

c) Pengisian material pada bucket ditaksir dari nilai 65% - 95%.

Gambar 3.14 : Fill Faktor / faktor pengisian bucket.( Sumber : “Indonesianto”2013.)

(43)

Adapun faktor yang mempengaruhi pengisian alat yaitu : 1. Kandungan Air

Makin besar kandungan air dari suatu material, maka faktor pengisian semakin kecil, karena kandungan air mengakibatkan ruang yang seharusnya diisi material diisi air.

2. Ukuran Material

Ukuran material yang umumnya lebih besar, menyebabkan banyak ruang didalam bucket yang tidak terisi material, sehingga faktor pengisiannya menjadi lebih kecil.

3. Material yang menempel

Jika material yang menempel pada bucket tidak dibersihkan sebersih mungkin maka akan mengurangi kapasitas bucket sehingga mengurangi faktor pengisian.

4. Keterampilan Operator

Keterampilan operator sangat menujang dalam pelaksanaan kegiatan penambangan, karena keterampilan operator yang tinggi akan menghasilkan faktor pengisian yang tinggi juga.

3.8 Waktu Edar (Cycle Time)

Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat gali muat maupun alat angkut untuk melakukan satu siklus kegiatan produksi dari awal sampai akhir dan siap untuk memulai lagi. Besarnya waktu edar dari alat-alat mekanis akan berbeda antara material yang satu dengan yang lainnya, hal ini tergantung dari jenis alat dan jenis dari material.

Waktu edar alat muat merupakan penjumlahan dari waktu menggali, waktu ayunan bermuatan, waktu menumpahkan material dan waktu ayunan kosong. Rumus untuk mencari wartu edar alat gali muat dapat dilihat sebagi berikut :

CTm = T1 + T2 + T3 + T4

(44)

Keterangan :

CTm = Total waktu edar alat gali muat (menit)

T1 = Digging/Waktu untuk menggali muatan (menit) T2 = Swing Full/Waktu ayunan bermuatan (menit)

T3 = Dumping/Waktu untuk menumpahkan muatan (menit) T4 = Swing Empty/Waktu ayunan kosong (menit)

3.8 Produktivitas Kerja Wheel Loader Produksi Wheel Loader/Jam

Dimana:

Pm = produksi Wheel loader/jam Hm = Kapasitas Bucket

Fm = Fil Facktor Bucket SF = Sweel Facktor

Em = Efektivitas Kerja (%)

3.5 Perhitungan Ketersediaan Alat Gali Muat 1. Phisical avaibility

Adalah faktor yang menunjukan ketersedian alat untuk melakukan kerja dengan memperhitungkan waktu yang hilang karena rusaknya jaln, faktor cuaca dan faktor lainnya.

PA= Wt+Wtsb

Wt+wr+Wtsbx100 %

Dimana :

Wtsb = Waktu Standby.

Wt = Waktu Tersedia.

Wr = Waktu Perawatan Alat Pm=60x Hm x Fm x Em x SF

Ctm

(45)

2. Mechanical Availability (MA)

Ketersediaan alat dalam melakukan pekerjaan dengan memperhatikan kehilangan waktu yang digunakan untuk memperbaiki mesin, perawatan dan alasan mekanis lainnya. Jika ketersediaan mekanis kecil maka kondisi alat kurang baik, jam perbaikan tinggi sehingga hanya digunakan sebagai cadangan.

MA= Wt

Wt+Wr x100 %

3. Use Of Avaibility (UA)

Adalah faktor yang menunjukan efesiensi kerja alat selama waktu kerja yang tersedia dimana kondisi alat tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa efektif alat yang tidak rusak dimamfaatkan dan ukuran seberapa baik pengelolaan peralatan yang digunakan.

UA= Wt

Wt+Wtsbx100 %

4. Effecktive Utillization

Adalah faktor yang menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimamfaatkan untuk bekerja atau persen waktu yang dimamfaatkan oleh alat untuk bekerja dari sejumlah waktu kerja yang tersedia.

EU= Wt

Wt+Wr+Wtsbx100 %

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA

Untuk mengetahui kemampuan produksi dari alat mali muat wheel loader 900 dan wheel loader 800, maka perlu dilakukan pengamatan terhadap faktor – faktor yang

(46)

mempengaruhinya. Kemampuan produksi alat gali muat wheel loader dipengaruhi oleh faktor manusia, faktor teknis, faktor mekanis, dan faktor alam.

4.1 Kegiatan Penambangan

Batubara hasil tambang diangkut ke beberapa lokasi, diantaranya Intermediate Crushing Facilities (ICF) untuk pengecilan ukuran, CoalPad 2 , 3A 5 FSP dan tiwa abadi untuk tempat penyimpanan sementara batubara ROM (CoalPad). Batubara yang sudah berada di tempat penyimpanan sementara di muat dengan menggunakan alat wheel loader 900 dan wheel loader 800, Sedangkan batubara yang sudah di crusher di ICF dimuat dengan menggunakan silo. Semua hasil batubara baik yang berada di coalpad 2,3A,5 FSP,tiwa abadi dan ICF diangkut menuju pelabuhan zetty senyiur. Jarak angkut ICF dan CoalPad menuju zetty Senyiur sebesar 69 km.

4.1.1 Kegiatan Pemuatan Batubara (Loading) Dengan Menggunakan Alat Wheel Loader Komatsu 800 dan Wheel Loader Komatsu 900.

Kegiatan Tugas Akhir ini dilakukan di PT. Bara Tabang pada aktivitas pemuatan menggunakan wheel loader komatsu 800 dan wheel loader komatsu 900 pada stok ROM (CoalPad). dengan 10 jumlah wheel loader yang digunakan, 7 wheel loader 800 dan 3 wheel loader 900. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hambatan – hambatan yang terjadi dilapangan dan mengetahui produktivitas dari alat gali muat.

Dilakukan mulai dari penggalian (Digging), swing full/berputar isi, dumping/menumpahkan ke Dump Truck (Trailer 2 vessel), dan Swing empty/berputar kosong lalu kembali lagi dilakukan secara terus menerus.

(47)

Gambar 4.1 Bagan Kegiatan Pemuatan Batubara (Coal Loading)

Berdasarkan bentuk dan karakteristik lokasi dari stok ROM (coalpad) pada PT. Bara Tabang metode Pemuatan batu bara yang digunakan adalah metode V-Loading, yaitu Metode pemuatan yang dilakukan dengan lintasan yang berbentuk huruf “V”.

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pemuatan batubara di stok ROM (Coalpad) yaitu kombinasi wheel loader komatsu 800 dan wheel loader komatsu 900 sebagai alat gali muat ke Scania R580 (2 vessel).

4.2 Pengumpulan Data

Pada kegiatan analisa ini dilakukan di PT. Bara Tabang. Lebih tepatnya pengambilan data ini dilakukan pada stok ROM (coalpad) yang ada di PT.Bara Tabang.

4.3 Waktu Kerja

Pada perusahaan PT. Bara Tabang Total Waktu Kerja :

Tabel 4.1 Waktu Kerja Tersedia

WAKTU KERJA TERSEDIA waktu kerja 2 shift

shif pagi 12 jam

shift malam 12 jam

Total Waktu 2 shift 24 jam

Tabel 4.2 Waktu Operasi Tanggal 20 Agustus – 18 September 2022

(48)

Shift kerja yang diterapkan dalam jam operasi adalah 2 shift kerja dengan pengurangan waktu istirahat dan waktu sholat jum’at dimana waktu kerja yang tersedia 656 jam/bulan.

Dalam kegiatan peroduktivitas alat gali muat pada PT.Bara Tabang terdapat beberapa waktu penghambat, diantaranya waktu pergantian shift, waktu pemeriksaan alat (P2H), waktu pembicaraan 5 menit (P5M), hingga waktu safety talk sehingga akan mempengaruhi produktivitas dan waktu kerja.

Perhitungan jam efektif kerja untuk Coal Loading pada PT. Bara Tabang tidak mempertimbangkan curah hujan, hal ini dikarenakan Coal Loading dapat dilakukan dalam kondisi cuaca panas dan hujan (all wheater). Waktu kerja efektif dan waktu hambatan hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel dibawah :

Tabel 4.3 Waktu Hambatan dan Waktu Produktif WA. 800 Dan WA. 900

NO Jenis Waktu Jumlah

1 Waktu Hambatan

WA. 800 - 02 174 Jam

2 Waktu Hambatan

WA. 900 - 03 181,97 Jam

(49)

3 Waktu Produktif

WA. 800 -02 16,1 Jam

4 Waktu Produktif

WA. 900 - 03 15,8 Jam

5 Efesiensi Kerja

WA. 800 - 02 73.47 %

6 Efesiensi Kerja

WA. 900 - 03 72.26 % Untuk penjelasan lebih detail dapat dilihat pada (Lampiran C).

4.4 Cycle Time Alat Gali Muat Wheel Loader 800 dan 900

Pengumpulan data cycle time yang diambil pada penelitian ini hanya WA.800 dan WA.900 . Pengukuran dilakukan dengan menggunakan stopwatch dan dilakukan sebanyak tiga puluh kali dengan waktu perhitungan yang tidak ditentukan (Random).

Tabel 4.4 Data Loader PT.Bara Tabang Loading Pada Stok ROM (CoalPad)

Unit Loader Jumlah Unit

Wheel Loader WA. 800 7 Wheel Loader WA. 900 3

Pengambilan data cycle time ini dilakukan untuk mengetahui produktivitas wheel loader. Pengambilan data dilakukan pada saat wheel loader melakukan penggalian, berputar isi, menumpahkan dan berputar kosong. Data cycle time alat dapat dilihat pada (Lampiran D).

Rata – rata cycle time 20 agustus – 18 september 2022 dapat dilihat pada tabel 4.2 dan 4.3 berikut :

Tabel 4.5 Average Cycle Time Digging Loading wheel loader 800 - 02

Waktu Cycle Time

Total

T1 T2 T3 T4

Detik 19,05 9,34 8,78 10,9 48,1

Menit 0,3 0,15 0,14 0,18 0.8

Sumber : Kegiatan Lapangan Tabel 4.6 Average Cycle Time Digging Loading wheel loader 900 - 03

Referensi

Dokumen terkait

Kerja Keras Berdasarkan pengamatan kerja keras diwujudkan dengan perilaku yang selalu menggebu-gebu dalam melakukan sesuatu dan tidak kenal lelah, sekolah menanamkan kepada peserta