PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENSERTIFIKATAN TANAH ULAYAT KAUM
STUDI KASUS : KAUM SUKU SIKUMBANG DI NAGARI SUNGAI TALANG KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA
ARTIKEL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)
Tiara Putriani NPM: 12070222
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
The Efforts of School in Implementing Character Education Student at SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam
Oleh :
Dian Handayani1Yenni Melia2Sri Rahayu3
* The Sosiology education student of STKIP PGRI Sumatera west
** The Sosiology staff of sosiology education of STKIP PGRI Sumatera west
ABSTRACT
Character education is an effart or strategy that is used to from personality within individual that can be throgh 18 values of character aducation, they are: religius, honest, tolerance, discipline, hardwork, creative, independent, democratic, curiosity, the spirit of nationalism, patriolism, friendy / comunicative, peace love, love reading, enuirdment care, social care, resposibility, the problem that is found at SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara are absent, too late, and do not obey school rules. Based on the problem, the purpose of this reseach is to describe the effort of school in implementing character education student at SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara and describe the constrains in implementing character education at SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara.
The theory is used in this research is theory Behaviorisme. This theory is develop by B.F Skinner, according to skinner human behavior is observed in directy are concequences of previous actions. The informants in this reseach are 19 people. The informants are selected by using technigve snowball sampling is the informations of the reseach which is got in the fleld based on the informant involved in the research called key informant.
The result of the reseach can be described as follow: 1) the efforts of school in implementing character education through the ninth character education program which has been inplemented in school, namely : a. Religius, b. Honest, c. Discipline, d. Hardword, e. Creative, f.
Curiosity, g. Appreciating, h. Friendy / comunicative, i. Enuirdment care. 2) the consteaints are faced by school when imlementing character education at SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara is a.
Misbehaviort and b. Go out during study.
Keywords : Character Education
1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
2Pembimbing I, staf pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
3Pembimbing II, staf pengajar Prodi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
Upaya Sekolah Dalam Melaksanakan Pendidikan Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam
Pendidikan karakter adalah suatu upaya atau strategi yang sengaja digunakan untuk membentuk suatu kepribadian di dalam diri seseorang individu yang dapat melalui 18 nilai-nilai pendidikan karakter yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat / komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab.
Adapun permasalahan yang ditemukan di SMA N 1 Tanjung Mutiara seperti ketidak hadiran, cabut, terlambat, dan tidak mematuhi peraturan sekolah berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan upaya sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter siswa di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam dan mendeskripsikan kendala sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter siswa di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Behavoirisme yang dikembangkan oleh B.F Skinner, menurut Skinner perilaku manusia yang diamati secara langsung adalah akibat konsekuensi dari perbuatan sebelumnya. Adapun informan dalam penelitian ini adalah 19 orang.
Pemilihan informan melalui teknik snowball sampling yaitu informasi-informasi penelitian yang diperoleh dilapangan berdasarkan informan yang berkaitan dengan penelitian yang disebut dengan key informan.
Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) upaya sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter melalui 9 program pendidikan karakter, yang sudah terlaksana di sekolah yaitu: a. Religius, b. Jujur, c. Disiplin, d. Kerja keras, e. Kreatif, f. Rasa ingin tahu, g.
Menghargai prestasi, h. Bersahabat / komunikatif i. Peduli lingkungan. 2) kendala yang dihadapi oleh sekolah saat melaksanakan pendidikan karakter siswa di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara adalah: a. Tingkah laku siswa yang nakal dan b. Siswa cabut saat jam pelajaran berlangsung.
Kata kunci : Pendidikan Karakter
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah upaya sadar dan terancana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat dan berakhlak (berkarakter) mulia (UU No.
20 tahun 2003) (Suyadi, 2013: 4).
Ahmad Tafsir (Gunawan, 2012:21) menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha meningkatkan diri dalam segala aspeknya.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter, akhlak, dan etika seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat tergantung pada pendidikan. Pendidikan ikut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah-lakunya sesuai dengan pendidikan yang telah diterima oleh seseorang baik pendidikan formal maupun non formal.
Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha meningkatkan diri dalam segala aspek proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan karakter, akhlak, dan etika seseorang sehingga dapat memperbaiki akhlak seseorang. Menurut Marzuki, (Gunawan, 2011: 470) karakter diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Di sampiang karakter dapat dimaknai secara etimologis, karakter juga dapat dimakaknai secara terminologis. Thomas Lickona, sebagimana dikutip Marzuki mendefenisikan karakter sebagai“A reliable inner disposition to respond to situation in a morally good way.” Selanjutnya, Lickona menyatakan, “Character so conceived has three interrelated parts: moral knowing;
moral feeling, and moral behavior”.
Karakter mulia (good character) mencankup pengetahuan tentang kebaikan (moral knowing) yang menimbulkan komitmen terhadap kebaikan (moral feeling), dan akhirnya benar-benar melakukan kebaikan (moral behavior). Dengan demikian karakter mengacu pada serangkaian pengetahuan (cognitives) sikap (attitudes), dan motivasi (motivation), serta perilaku (behviors) dan keterampilan (Suyadi, 2013: 5).
Dari pengertian secara etimologis maupun terminologis di atas, dapat
disimpulkan banhwa karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktifitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat (Suyadi, 2013: 5).
Menurut Ramli (2003) (dalam Gunawan, 2012: 24), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial tertentu, yang banyak dipenggaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasikan dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Strategi tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas, tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak yang baik.
Tumbuh dan berkembang karakter yang baik akan mendorong peserta pendidik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan melakukan segala dengan benar dan memiliki tujuan hidup (Gunawan, 2012:
192-193).
Proses penanaman pendidikan karakter secara umum diterapkan disela-sela pelajaran sehingga saat ini, pada silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) harus mencantumkan karakter yang diharapkan pada setiap materi dan pokok bahsan disemua mata pelajaran. Selain itu,
perlu kreatifitas guru dalam menanamkan pendidikan karakter tersebut pada proses pembalajaran. Secara khusus penerapan pendidikan karakter dilaksanankan dalam dua mata pelajaran yaitu Pkn dan Agama, misalnya dalam pelajaran agama siswa diajarkan bagaimana berakhalak dengan baik, dalam pendidikan Pkn diajarkan bagaimana cara menanamkan nilai dan norma. Menurut Kemendiknas (2010) dalam buku panduan pendidikan karakter di sekolah, dalam struktur kurikulum Pendidikan Nasional, ada dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama dan Pkn. Agar tujuan penerapan pendidikan karakter dapat berjalan dengan maksimal, sekolah perlu membuat kurikulum terpadu di semua tingkatan kelas, karena setiap peserta didik memliki hak yang sama untuk mendapatkan materi mengenai pengembangan karakter. Oleh karena itu, bagaimana dinyatakan dalam buku panduan pendidikan karakter yang dikeluarkan oleh kemendiknas (2010) .
Realita yang sering ditemukan oleh guru mengenai pendidikan karakter adalah ketidak disiplinan siswa saat proses belajar mengajar (PBM) berlangsung, permasalahan ini diamati langsung oleh penulis dan ini menjadi pengalaman bagi penulis sewaktu pelaksanaan Praktek Kuliah Lapangan (PKL) yang dilaksanakan pada bulan juli 2015, sehingga pendidikan karakter sangat diperlukan bagi pelajar untuk membentuk watak dan membentuk karakter pelajar.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu metode sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor dalam Basrowi, 2008: 21). Tipe penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan, suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Noor, 2011: 33). Digunakan pendekatan ini karena dapat menggungkapkan permasalahan secara tajam dan mendalam sehingga didapat data yang akurat dan informasi sebanyak- banyaknya melalui pertanyaan penelitian.
Dengan tujuan didapat pemahaman tentang
peran pendidikan karakter sebagai upaya sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter siswa di SMA N 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.
Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Hubermain, 1992:15-20). Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam, alasan peneliti memilih tempat ini sebagai lokasi penelitian karena sekolah ini telah menerapkan program pendidikan karakter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum atau konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.
SMA N 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam adalah salah satu sekolah favorit di Kabupaten Agam karena meningkatnya jumlah siswa baru tiap tahunnya, SMA N 1 Tanjung Mutiara sudah memiliki akreditasi A dan telah banyak mendapatkan prestasi baik dibidang Akademik, maupun dibidang lainnya. Pada tahun 2015 sekolah ini ditunjuk oleh dinas pendidikan sebagai sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. SMA N 1 Tanjung Mutiara telah membuat nilai-nilai karakter yang sudah terprogram untuk diterpkan kepada peserta didik, terdapat 18 nilai-nilai pendidikan karakter yang dibuat sekolah, akan tetapi hanya sebagian yang sudah terjalankan, melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh sekolah diantaranya:
a. Upaya Sekolah Dalam Melaksanakan Pendidikan Karakter
Bedasarkan observasi nilai-nilai karakter yang dibuat oleh SMA N 1 Tanjung Mutiara terdapat 18 nilai-nilai karakter yang telah terprogram, yaitu: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat / komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab. akan tetapi hanya 10 nilai-nilai karakter yang terlaksana di SMA N 1 Tanjung Mutiara sebagai berikut:
1. Religius
Nilai religius erat kaitannya dengan manusia dengan Tuhannya. Beriman dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku yang menunjukan akan adanya kekuatan dari Sang Pencipta atau Tuhan. Penanaman nilai- nilai religius dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara melalui berbagai kegiatan yang dapat mendekatkan diri dengan Tuhannya sehingga akan menambah tingkat keimanan dari peserta didik. Kegiatan yang dilaksanakan di antaranya sebagai berikut:
Berdoa sebelum dan sesudah pelajaran, berdasarkan pengamatan peneliti bahwa siswa SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara sebelum dan sesudah memulai pelajaran berlangsung sudah melaksanakan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas dalam waktu 10 menit, ini merupakan kegiatan wajib bagi siswa, maupun guru, berdoa dilakukan sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, setelah murid dan guru berdoa, dilanjutkan dengan membaca ayat suci al-quran.
Membaca Ayat Suci Al Qur’an Membaca al-qur’an merupakan hal wajib yang dilakukan murid setelah berdoa, guru yang akan mengajar sebelum masuk kedalam kelas wajib membawa kitab suci al- Qur’an yang akan diberikan kepada murid dengan waktu 10 menit sebelum pelajaran dimulai, berdasarkan pengamatan peneliti melihat bahwa membaca ayat suci al-quran sudah dilakukan secara rutin setelah berdoa, hal ini bisa dilihat pada gambar daftar lampiran.
Selanjutnya sholat zuhur berjamaah, guru dan murid melakukan sholat zuhur berjamaah. Berdasarkan pengamatan sekolah memberikan kesempatan kepada murid maupun guru untuk sholat zuhur berjamaah di mesjid, ini dilakukan pada saat jam sholat zuhur, sekolah juga menyediakan mesjid untuk sholat berjamaah, hal ini sudah menjadi
kegiatan rutin bagi murid maupun guru setiap jam sholat zuhur, akan tetapi masih banyak murid maupun guru tidak mengikuti sholat berjamaah, dengan alasan waktu yang begitu sedikit, dikarenakan banyak guru yang memakai jam sholat zuhur untuk pelajaran, dan guru hanya memilih sholat di dalam kantor dibandingkan sholat di mesjid, ini menjadi kebiasaan bagi guru maupun murid karena kurangnya sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah.
Melaksanakan kultum setiap Jum’at pagi jam 07.30 sampai jam 09.00 oleh siswa secara bergiliran setiap kelas. Setiap kelas wajib tampil setiap minggunya secara bergilir, jika kelas yang akan tampil tidak tampil pada saat itu mereka akan diberikan sanksi seperti denda kepada sekolah dengan jumlah Rp 25000 rupiah perlokal yang tidak tampil pada saat giliran lokalnya tampil pada kultum jumat tersebut, ini bertujuan agar anak tidak mengulanggi hal yang sama.
Mengumpulkan infak dari seluruh warga sekolah setiap Jum’at pagi, berdasarkan pengamatan mengumpulkan infak pada hari jum’at setelah selesai kultum merupakan kegiatan rutin, uang infak yang telah terkumpul berguna untuk memperbaiki atau keperluan mesjid, dapat dilihat pada gambar daftar lampiran saat anak mengumpulkan uang infak. Selanjutnya mengaktifkan Forum Studi Islam dalam program pengembangkan diri setiap jum’at.
Merayakan hari besar agama, berdasarkan pengamatan bahwa SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara telah merayakan hari besar agama, seperti hari raya idul fitri dan hari raya idul adha saja, karena sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara 99%
muridnya adalah beragama Islam, hari raya dilakukan dengan kegiatan halal bi halal.
2. Jujur
Berdasarkan observasi peneliti, sikap jujur diwujudkan dalam perilaku yang tidak suka berbohong dan curang, berkata apa adanya dan berani mengakui kesalahan, akan tetapi tentu hal ini sangat sulit untuk di tanamkan kepada murid, namun adapun cara guru untuk penanaman nilai-nilai kejujuran kepada murid, diantaranya larangan menyontek jujur dalam ulangan
Selanjutnya sikap jujur juga dilakukan sekolah dengan cara
mengsosialisasikan kepada peserta didik setiap warga sekolah agar melaporkan setiap barang temuan, berdasarkan observasi mengsosialisasikan kepada peserta didik ketika ada barang temuan, melalui dalam proses belajar, guru mengajarkan murid agar tidak mengambil hak orang lain dan mengembalikan pada oarang yang kehilangan, ini bertujuan agar murid sadar akan hak dan bukan hak mereka.
3. Disiplin
Berdasarkan pengamatan, sikap disiplin diwujudkan dengan perilaku yang konsisten, taat akan peraturan yang tegas di tanamkan kepada peserta didik, penanaman yang diberikan sekolah tersebut melalui:
Memiliki catatan kehadiran yang lengkap, setiap guru memiliki pegangan catatan kehadiran lengkap, memiliki tata tertib sekolah yang dipanjang di dinding kelas, berdasarkan pengamatan membiasakan warga sekolah untuk berdisiplin, sudah ditanamkan oleh guru kepada siswa, akan tetapi masih banyak siswa yang tidak disiplin, cabut, keluar masuk saat jam pelajaran belangsung, datang terlambat, baju keluar bagi yang laki-laki.
4. Kerja Keras
Berdasarkan pengamatan kerja keras diwujudkan dengan perilaku yang selalu menggebu-gebu dalam melakukan sesuatu dan tidak kenal lelah, sekolah menanamkan kepada peserta didik sikap kerja keras sebagai berikut: Kompetensi yang sehat dilakukan dengan berkala misalnya melalui kegiatan Classmeeting pada program kerja OSIS, sekolah menyediakan fasilitas seperti ruangan UKS, ini dapat berguna untuk pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan dan membina sekolah sehat, murid dibimbing oleh guru dalam pelayanan kesehatan ini, selanjutnya Slogan atau motto tentang semangat kerja sudah dipajang di sekolah, ini dapat memotivasi siswa untuk melakukan hal yang positif, Menambah pajangan tentang slogan atau motto tentang giat bekerja dan belajar, setiap di luar pintu kelas di panjang slogan-slogan tentang semangat kerja keras berguna memotivasi dan mengingatkan anak untuk pentingnya
bekerja dan belajar saat usia dini, dapat dilihat pada gambar daftar lampiran.
Meningkatkan semangat kerja keras melalui kegiatan kepramukaan, paskibra, FSI, KKR, PMR dan kegiatan lainnya untuk semua warga sekolah dan sekolah menfasilitasi kegiatan tersebut dan kegiatan ini sudah berjalan.
5. Kreatif
Berdasarkan pengamatan, sekolah mempunyai cara tersendiri untuk memunculkan kreatifitas peserta didik, yaitu dengan cara guru menciptakan situasi belajar yang bisa menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif, seperti dalam proses belajar mengajar guru menampilkan Power Point dengan sebagus mungkin, untuk memberikan contoh kepada murid agar murid ketika belajar kelompok, mereka bisa meniru dengan menggunakan alat infokus yang menampilkan power point.
Selanjutnya berdasarkan pengamatan menbangkitkan kreatif siswa juga dapat melalui pemberian tugas yang menantang munculnya karya-karya baru baik yang autentik maupun modifikasi.
Berdasrakan observasi yang dilakukan terdapat kegiatan yang disusun sekolah untuk mengembangkan kreatifitas siswa di antaranya pameran kreatifitas.
6. Rasa Ingin Tahu
Berdasarkan pengamatan, sekolah menanamkan rasa ingin tahu dengan cara sebagai berikut: Sekolah menyediakan media komunikasi atau informasi dengan berlanganan koran, selanjutnya sekolah menyediakan jaringan internet (WIFI) untuk mempermudah siswa mencari tugas yang menyangkut pembelajaran mereka, akan tetapi, berdasarkan observasi peneliti melihat memang sekolah sudah menyediakan media komunikasi dengan berlanganan koran, akan tetapi minat dari siswa kurang untuk membaca koran tersebut karena dianggap hal yang membosankan bagi mereka.
7. Menghargai Prestasi
Berdasarkan pengamatan untuk menghargai prestasi sekolah melakukan dengan cara sebagai berikut disediakan lemari khusus untuk memajang tanda tanda penghargaan prestasi peserta didik, bertujuan agar anak merasa setiap kemampuan yang dimilikinya dalam baik itu dari segi akademik, seni budaya, dan olahraga, dihargai oleh pihak sekolah, dan juga guru memberikan reward kepada anak disaat anak mendapatkan juara setelah Ujian Akhir Semester dengan cara memberikan buku, dan memberikan pujian kepada siswa yang masuk pada 10 rangking di kelasny.
8. Bersahabat / komunikatif
Berdasarkan observasi, untuk menanamkan kepada peserta didik cara untuk berkomunikasi dan bersahabat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Berbicara sopan santun dalam kegiatan pembelajaran, diajarkan bagaimana berbicara yang sopan terhadap orang yang lebih tua, berbicara yang baik kepada teman, ini bertujuan agar siswa lebih mengerti dan bisa memisah-misahkan dan tidak menyamakan antara berbicara dengan orang yang lebih tua, dan berbicara sesama teman sebayanya.
9. Peduli Lingkungan
Berdasarkan pengamatan peneliti untuk menumbuhkan rasa peduli peserta didik terhadap lingkungan sekolah melakukan kegiatan pemeliharaan kebersihan kelas, setiap kelas telah memiliki daftar piket dan fasilitas kebersihan.
Sedangkan untuk diluar kelas disediakan tiga jenis tempat pembuangan sampah organik dan anorganik, berdasarkan observasi kelas yang tidak melakukan piket untuk membersihkan kelas mereka akan didenda berupa uang sebesar Rp 25000 rupiah per lokal bagi lokalnya yang tidak piket, ini merupakan peraturan sekolah, para guru yang masuk ke dalam lokal pada pagi hari harus mengcek lokal apakah lokal yang akan digunakan untuk proses belajar mengajar sudah besih, agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar guru dan murid juga merasakan nyaman di dalam lokal sesuai yang diungkap oleh Syafrul
Nizam siswa SMA N 1 Tanjung Mutiara yang pernah lokalnya diberi hukum dengan membayar uang sebesar Rp 25000 akibat tidak piket.
Selanjutnya berdasarkan observasi adannya stiker untuk pembiasaan hemat energi, sekolah menyediakan kamar mandi dan air bersih serta tangki penyimpanan air, yang juga dilengkapi dengan saluran pembuangan air dengan baik, Pengolahan pembuatan kompas dari sampah organik, pengelolahan ini di daur ulang lagi oleh siswa dengan karya-karya kreatif siswa, seperti sampah-sampah plastik, dibuat dengan bentuk seperti tas, bungga dan masih banyak yang lain.
b. Kendala Sekolah Dalam melaksanakan Pendidikan Karakter Siswa SMA N 1 Tanjung Mutiara
Di SMA N 1 Tanjung Mutiara melaksanakan pendidikan karakter oleh sekolah belum terjalankan sepenuhnya. Hal ini menjadi kendala dalam melaksanakan karakter siswa ke arah yang lebih baik. SMA N 1 Tanjung Mutiara berusaha melaksanakan program pendidikan karakter yang dibuat oleh SMA N 1 Tanjung Mutiara itu sendiri, namun ada saja kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakanya.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter siswa sebagai berikut:
Di SMA N 1 Tanjung Mutiara melaksanakan pendidikan karakter oleh sekolah belum terjalankan sepenuhnya. Hal ini menjadi kendala dalam melaksanakan karakter siswa ke arah yang lebih baik. SMA N 1 Tanjung Mutiara berusaha melaksanakan program pendidikan karakter yang dib1 1. Tingkah laku siswa yang nakal
Berdasarkan obserbasi perilaku seorang siswa juga mempengaruhi suasana belajar yang efektif, banyak siswa ditemukan saat proses belajar mengajar mereka hanya main-main seperti mengunakan HandPhone saat guru menerangkan, berbicara dengan temannya, melamun, dan ketika guru menanyakan kembali tentang pelajaran yang sudah diterangkan mereka hanya diam dan tidak bisa menjawabnya, ini terlihat bahwa tidak adanya keseriyusan siswa terhadap pelajaran yang diberikan guru, keluar masuk saat jam pelajaran berlangsung.
2. Siswa cabut saat jam pelajaran berlangsung
Berdasarkan observasi banyak siswa yang cabut saat proses belajar mengajar belangsung, meskipun kegiatan cabut ini tidak asing lagi untuk didengar namun ini tentu sangat berpengaruh kepada sekolah maupun siswa itu sendiri, cabut dilakukan siswa pada saat mereka merasa bosan akan pelajaran yang akan berlangsung, ditambah juga dengan faktor luar sekolah, saat peneliti melihat siswa keluar dari lingkungan sekolah dalam PBM ada temannya yang menunggu
mereka di
luar untuk menjemput siswa tersebut, ditambah lagi adanya kantin-kantin di luar lingkungan sekolah membiarkan mereka duduk-duduk saat PBM, dan waktu salah satu guru menegur siswa yang ada dikantin tersebut, orang kantin ini malah menyuruh siswa tersebut ke dalam rumahnya, dan orang kantin ini marah kepada guru.
Pembahasan
Berdasarkan analisis hasil penelitian di atas maka peneliti menemukan berbagai upaya sekolah di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam dalam melaksanakan pendidikan karakter kepada siswa pada teori Behaviorisme yang dikemukakan oleh B.F Skinner yang berpendapat bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Menurut teori behaviorisme bahwa dalam belajar yang penting yaitu adanya input dan ouput yang berupa respon. Maka dari itu pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik di SMA N 1 Tanjung Mutiara, maka stimulus yang diberikan guru akan direspon dengan baik oleh peserta didik.
Dari hasil penjelasan di atas dapat peneliti jelaskan bahwa upaya sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter siswa SMA N 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam ada 10 upaya yang dilakukan sekolah diantaranya berikut:
1. Menanamkan nilai karakter religius.
Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam proses pembelajaran
religius belum semuanya maksimal, seperti melakukan sholat zuhur berjamaah masih ada ditemukan siswa yang tidak ikut sholat zuhur berjamaah, ini dikarenakan kurangnya perhatian guru terhadap pelanggaran yang dilakukan siswa.
Dalam hal ini guru hendaknya memberikan stimulus dengan baik kepada siswa agar siswa menjadi peserta didik yang mau mematuhi peraturan dikemudian hari.
2. Menanamkan nilai karakter jujur kepada siswa. Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam proses menanamkan sikap jujur terhadap siswa, guru memberikan stimulus terhadap siswa agar siswa memberikan respon yang baik, memberikan pengarahan-pengarahan disela-sela proses belajar mengajar kepada siswa, agar siswa bisa bersikap jujur seperti yang diharapkan oleh guru tersebut.
3. Menanamkan nilai karakter disiplin.
Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam proses pembelajaran menanamkan sikap disiplin kepada siswa guru harus memberikan stimulus seperti memberikan sanksi kepada siswa terhadap siswa yang suka melanggar aturan, agar siswa menerima stimulus yang diberikan guru terhadap dirinya dan meresponnya dengan baik oleh siswa untuk tidak mengulangi pelanggaran yang dilakukannya.
4. Menanamkan nilai karakter kerja keras. Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam membangkitkan semangat kerja keras guru harus memberikan stimulus untuk membangkitkan kerja keras
siswa melalui kegiatan kepramukaan, paskibra, FSI, KKR, PMR, membimbing mereka dengan baik dalam kegiatan tersebut, agar siswa memberikan respon yang baik atas apa yang didapat dari gurunya.
5. Menanamkan nilai karakter kreatif.
Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam proses pembelajaran menumbuhkan kreatif siswa guru memberikan stimulus mengajarkan siswa cara membuat karya-karya seni agar siswa bisa merespon dengan baik, dan siswa bisa menerima atas apa yang didapat oleh gurunya.
6. Menanamkan rasa ingin tahu siswa.
Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam membangkitkan semngat rasa ingin tahu siswa guru memberikan stimulus dengan menyediakan fasilitas di sekolah, agar bisa direspon dengan baik oleh siswa.
7. Menanamkan nilai karakter menghargai prestasi siswa. Menurut B.F Skinner, untuk membangkitkan semangat berprestai siswa, guru memberikan stimulus berupa penghargaan yang didapat oleh siswa lalu dipajang dalam lemari, dan ini direspon baik oleh siswa, untuk terus berprestasi.
8. Menanamkan nilai karakter bersahabat/ komunikatif. Menurut B.F Skinner bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam memberikan stimulus guru mengajarkan bagaimana bersahabat / komunikatif dalam kegiatan PBM memberikan arahan- arahan agar siswa bisa menerima dengan baik.
9. Menanamkan nilai karakter peduli lingkungan. Menurut B.F Skinner
bahwa belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus (S) respon (R). Dalam memberikan stimulus guru mengajarkan siswa bagaimana menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif agar terciptanya proses belajar mengajar yang nyaman, dan ketika siswa tidak peduli terhadap lingkungan sekolahnya maka guru memberikan sanksi agar siswa lebih mempedulikan lingkungan sekolah mereka.
Kesimpulan dan Saran
1.
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara Kabupaten Agam adapun bentuk upaya sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Religius diantaranya sholat zuhur berjamaah, kultum pada hari jumat, berdoa sebelum PBM, membaca ayat suci Al-Quran sebelum PBM.
b. Jujur diantaranya tidak boleh bersikap curang saat ulangan harian dan mensosialisasikan setiap barang yang hilang kepada setiap warga sekolah agar mengembalikannya kepada orang yang kehilangan.
c. Disiplin diantaranya taat akan peraturan yang dibuat oleh sekolah, guru memiliki catatan kehadiran yang lengkap agar guru mengetahui siswa mana yang disiplin, memiliki tata tertib sekolah yang dipajang disekolah.
d. Kerja keras diantaranya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan seperti Kompetensi yang sehat dilakukan dengan berkala misalnya melalui kegiatan Classmeeting pada program kerja OSIS, sekolah menyediakan fasilitas seperti ruangan UKS.
e. Kreatif diantaranya sekolah mempunyai cara tersendiri untuk memunculkan kreatifitas peserta didik, yaitu dengan cara guru menciptakan situasi belajar yang bisa
menumbuhkan daya pikir dan bertindak kreatif, seperti dalam proses belajar mengajar guru menampilkan Power Point dengan sebagus mungkin, fasilitas mading dan guru mengajarkan siswa untuk mebuat karya-karya seni dan sekolah menyediakan tempat karya-karya tersebut yang dinamakan galeri.
f. Rasa ingin tahu diantaranya untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa sekolah menyediakan fasilitas seperti berlangganan koran setiap harinya dan menyediakan jaringan internet di sekolah.
g. Menghargai pestasi diantaranya sekolah menyediakan lemari tempat piala-piala dan piagam-piagam yang telah didapat oleh siswa agar siswa merasa setiap prestasi yang mereka dapatkan selalu dihargai oleh sekolah.
h. Bersahabat / komunikatif diantaranya guru mengajarkan siswa bagaimana komunikasi yang baik dan sekolah menyediakan tempat-tempat pertemuan di dalam lingkungan sekolah, agar siswa merasa nyaman di dalam sekolah dan tidak mencari tempat duduk diluar lingkungan sekolah.
i. Peduli lingkungan diantaranya sekolah membuat aturan bagi setiap siswa yang tidak piket lokal, mereka diberi sanksi denda sebesar Rp 25000, ini berlaku pada setiap lokal yang tidak piket.
Adapun Kendala yang dihadapi sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter siswa diantaranya:
a. Tingkah laku siswa yang nakal Banyak tingkah laku yang nakal seperti keluar masuk saat jam pelajaran, duduk-duduk diwarung sekitar sekolah, dan merokok membuat pihak sekolah kewalahan atas perilaku siswa ini, siswa yang tidak bisa ditangani oleh guru yang bersangkutan guru tersebut menyerahkan kepada guru BK agar diproses lebih lanjut.
b. Siswa cabut saat jam pelajaran berlangsung
Lingkungan yang mendukung siswa untuk melakukan tindakan cabut membuat guru tidak bisa menangani hal ini.
2.
SaranBerdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyarankan kepada:
a. Kepada kepala sekolah agar menjalankan program pendidikan karakter yang telah dibuat dengan semaksimal mungkin, guru-guru harus sering diikuti dalam sosialisasi pendidikan karakter, dan lebih menekankan kepada guru agar program yang dibuat agar berjalan dengan maksimal.
b. kepada guru agar memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya, menerapkan di dalam RPP agar tugas guru tidak hanya mengajar saja melainkan harus memperhatikan sikap dan perkembangan peserta didik agar terciptanya generasi yang berakhlak dan bermoral.
c.
Kepada siswa, agar menjadi siswa yang baik dan menjalankan aturan yang dibuat sekolah agar menjadi peserta didik yang maudidik ke arah yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Asmaun Sahlan dan Angga Teguh Prastyo.
(2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Basrowi. 2008. Penelitian kualitatif. Jakarta:
Rineka Cipta
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Kerangka. Metode dan Aplikasi Untuk Pendidik dan Profesional. Jakarta: Baduose Media.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktis. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Milles, Matthew, B, dan Hurbenmain, A.Micheal. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas.
Indonesia (UI-Press)
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana
Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jakarta. Rosida