• Tidak ada hasil yang ditemukan

optimisme dalam film kartini dan relevansinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "optimisme dalam film kartini dan relevansinya"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

Optimisme dalam film Kartini dan signifikansinya bagi pendidikan agama Islam (kajian semiotika dalam film Kartini). Anda dapat mengajukannya ke Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu persyaratan Diploma Pendidikan. Penyusunan skripsi ini berupa kajian singkat mengenai optimisme dalam film Kartini dan pentingnya bagi pendidikan agama Islam (kajian semiotika dalam film Kartini).

Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Teman-teman PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi. Optimisme dalam Film Kartini dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam (Kajian Semiotika dalam Film Kartini).

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Berbagai film tentang R.A Kartini memiliki judul seperti film R.A Kartini tahun 1982, Surat Cinta untuk Kartini tahun 2016 dan terkait Kartini tahun 2017. Film R.A Kartini menggambarkan sosok wanita yang berkepribadian santun dan sesuai dengan sosok wanita jawa. secara umum. Seorang Kartini di tahun 2017 banyak mengangkat tentang bagaimana kehidupan perempuan pada masa penjajahan dan memberikan penontonnya sebuah kilas balik ke masa lalu.

Sosok R.A. Dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo, Kartini dirilis pada 19 April 2017 dan disutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Rumusan Masalah

Dalam konteks pendidikan Islam, Islam memberikan kesetaraan dan kemandirian kepada perempuan dan laki-laki dalam hal kebebasan memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, persamaan kesempatan dan akses terhadap pendidikan, bahkan yang dijamin secara konstitusi, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembangunan peradaban.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hal ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dalam menilai biopik dan dapat dijadikan tolak ukur bagi para pelaku dunia film. Peneliti berharap secara teoritis dapat menambah referensi terkait analisis film dan referensi terkait tema. Selain itu, peneliti berharap dapat menggunakan metode semiotika untuk memperkaya pengetahuan tentang karakter optimisme dalam kajian film.

Peneliti melihat adanya pesan mengenai nilai karakter optimis dalam film Kartini dan kaitannya dengan pengembangan pendidikan agama Islam, dengan menggunakan metode semiotika sebagai analisis untuk membuktikan bahwa sebenarnya ada karakter optimis dalam film Kartini. yang digambarkan berperan sebagai seorang wanita. Selain itu, penelitian ini digunakan untuk mempelajari relevansi pendidikan agama Islam dengan nilai-nilai karakter sebuah film.

Kajian Pustaka

Tokoh perempuan dalam film Kartini mengalami ketimpangan gender baik dalam lingkungan keluarga maupun dalam akses terhadap pendidikan. Tesis Arizqa Rahmawati berjudul “Ketidakadilan Gender dalam Film Kartini.” Tesis ini menjelaskan mengenai kesenjangan gender dalam film Kartini, yaitu dengan menggunakan tahap denotasi dan tahap konotasi. 7 Defti Rianti, “Potret Perempuan Jawa dalam Film RA Kartini”, skripsi, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014.

Tahapan konotasi merupakan makna yang digunakan untuk mengolah makna tersembunyi yang terkandung dalam adegan ketidakadilan gender dalam film Kartini 8. Bedanya dengan makalah yang sedang penulis susun terletak pada nilai-nilai pendidikan karakter yang optimis. dilihat dari teori semiotik. dan pentingnya pendidikan agama Islam. Makalah Nunik Hariyani “Analisis Semiotika Representasi Citra Perempuan dalam Film Kartini.”9 Tulisan ini membahas tentang Film Kartini yang menampilkan kehidupan perempuan Jawa pada akhir abad ke-19 hingga abad ke-20. Khairun Nisaa Abdillah, Pesan Akhlak Islami pada Tanda Tanya Film "?" (Analisis Semiotika Model Roland Barthes).10.

9 Nunik Hariyani “Analisis Semiotik Representasi Citra Perempuan dalam Film Kartini.” dalam Jurnal Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial, Volume 19 Nomor 1, Maret 2018. 12 Wirda Tri Hasfi, Representasi Simbol Islam dalam Film (Analisis Semiotika Film Roland Barthes “My Name Is Khan”), skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Ketimpangan gender dalam film Kartini menimbulkan kesenjangan peran yang terlihat bahwa perempuan selalu tertindas oleh laki-laki.

Karkono, Justitia Maulida dan Putri Salma Rahmadiyanti, Budaya Patriarki dalam Film Kartini (2017) karya Hanung Bramantyo 14 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan budaya patriarki, perlawanan tokoh Kartini terhadap budaya patriarki. Berdasarkan beberapa karya ilmiah tersebut di atas, nampaknya menunjukkan kebaruan penelitian mengenai optimisme dan pentingnya pendidikan agama Islam yang terdapat dalam film Kartini dengan pendekatan kajian semiotika.

Landasan Teori

Bentuk tanda adalah suatu kata yang dapat menyampaikan makna mengenai sesuatu yang diwakilkan oleh tanda tersebut. Tanda merupakan sesuatu yang terstruktur dalam kognisi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, sedangkan penggunaan tanda didasarkan pada adanya kaidah-kaidah yang mengatur (bahasa) praktik berbahasa (palore) dalam kehidupan bermasyarakat atau bagaimana pucat mengubah bahasa. Tanda (representamen) adalah sesuatu yang dalam batas tertentu dapat mewakili sesuatu yang lain.Tanda merupakan alat komunikasi yang paling penting.

19Alex Sobur, Analisis teks media: pengantar analisis wacana semiotika dan analisis framing, (Bandung: PT Teen Rosdakarya, 2001), hal.110. banyak papan, termasuk sistem papan berbeda yang bekerja sama dengan baik untuk mencapai efek yang diinginkan. Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu dapat disebut tanda apabila ia mewakili sesuatu yang lain. Optimisme secara umum berarti selalu beriman dan mempunyai visi atau harapan terhadap segala sesuatu.27 Dalam Islam sering disebut raja, yaitu selalu melekatkan hati pada sesuatu yang disukai.

24 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Filsafat dan Kerangka Operasional Dasarnya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal.110. Optimisme dalam Islam sering disebut rajanya. yaitu selalu menaruh hati pada sesuatu yang disukai di kemudian hari, dan hal itu harus didahului dengan usaha yang sungguh-sungguh. 31 3) Akyas Azhari. Tujuan pendidikan Islam sejalan dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu mengembangkan akal manusia serta mengatur tingkah laku dan emosi berdasarkan Islam.

Justeru, matlamat akhir pendidikan Islam adalah untuk merealisasikan pengabdian diri manusia kepada Tuhan dalam kehidupan. Itulah sebabnya pendidikan Islam membimbing kehidupan beragama, dan tidak semata-mata memberikan ajaran sebagai ilmu (ilmu).

Metode Penelitian

Sumber data primer adalah sumber sebenarnya pada saat proses pengumpulan data 43 Penelitian ini membahas tentang nilai pendidikan karakter dalam film Kartini, sehingga sumber data primernya adalah film berjudul “Kartini” yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang diproduksi oleh Legacy Pictures. Film ini tayang perdana pada 12 April 2017. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk menjelaskan data primer, biasanya berupa pendapat tokoh-tokoh yang berkaitan dengan tema. 44 Beberapa pendapat tokoh dijadikan acuan. Metode penelitian kepustakaan merupakan pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan menggunakan data yang diperoleh dari buku, website, jurnal, media massa yang relevan dengan tema.

Teknik data yang penulis gunakan adalah analisis semiotika sosial untuk melihat pesan-pesan tersirat dalam film Kartini. Semiotika sosial merupakan bagian dari cabang ilmu yang secara khusus mengkaji sistem tanda yang dihasilkan manusia dalam bentuk simbol, baik simbol. Dengan kata lain, semiotika sosial mengkaji sistem tanda yang terkandung dalam bahasa.45 Menurut Dadan Rusmana, teks adalah bahasa yang melaksanakan tugas mengungkapkan fungsi atau makna sosial dalam konteks situasi dan konteks budaya.46 Dalam penelitian ini, semiotika sosial adalah digunakan dengan menghubungkan apa yang tampak dalam film Kartini dengan peristiwa-peristiwa sosial yang ada di masyarakat dengan tanda atau simbol.Peristiwa sosial yang dimaksud adalah fenomena diskriminasi gender dalam kehidupan Kartini yang dituangkan dalam adegan-adegan film tersebut.

Sistematika Pembahasan

Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, aplikasi penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab kedua akan dimulai dengan informasi tentang film Kartini, hingga isi film akan disertai dengan uraian nilai-nilai karakter Optimisme dalam adegan-adegan yang dibawakan oleh Kartini. Bab ketiga berisi tentang analisis nilai-nilai karakter yang dijelaskan pada bab kedua dengan menggunakan teori semiotika, dan menunjukkan pentingnya nilai-nilai tersebut bagi pendidikan agama Islam.

Bab ini akan mengambil lima bagian adegan yang menunjukkan nilai karakter optimis, setiap adegan akan dianalisis secara mendalam menggunakan semiotika dan relevansinya dengan pendidikan agama Islam. Bab terakhir akan membahas hasil penelitian secara keseluruhan yang dipersempit dalam bahasa yang jelas dan ringkas.

PENUTUP PENUTUP

  • KESIMPULAN
  • SARAN
  • PRIBADI
  • ORANG TUA

Tujuan pendidikan Islam adalah terwujudnya nilai-nilai Islam dalam diri peserta didik yang diperoleh melalui proses yang menitikberatkan pada pencapaian hasil yang seimbang. Keseimbangan tersebut dapat diartikan bahwa pendidikan dapat menghasilkan peserta didik yang berkepribadian Islami, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan hal ini berimplikasi pada akhlak yang baik. Islam mengajarkan bahwa orang yang mencari ilmu, khususnya ilmu agama, akan mengalami banyak cobaan dan setiap cobaan hendaknya dihadapi dengan sikap tenang dan pantang menyerah.

Maka dari itu ia harus bersabar dan terus menghadapi segala rintangan, karena dengan perjuangan dan keteguhan semangatnya ia akan menemukan jalan terbaik untuknya. Buah dari semangat pantang menyerah Kartin dalam bidang pendidikan adalah terbukanya akses pendidikan bagi perempuan dan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki dalam mengenyam pendidikan, sehingga perempuan Indonesia saat ini dapat meningkatkan jenjang pendidikannya hingga ke perguruan tinggi dan bahkan dapat berkontribusi lebih jauh. untuk kesejahteraan masyarakat.bangsa. Mampu memotivasi diri: Dalam konteks pendidikan agama Islam, penting untuk menanamkan motivasi belajar pada diri siswa agar siswa memahami tujuan pembelajaran.

Selain itu, pendidikan Islam hendaknya mampu mengubah sikap manusia menjadi lebih peka dan peduli terhadap lingkungan. Memiliki harapan yang tinggi : Umat Islam harus menyadari bahwa tujuan pendidikan Islam adalah perwujudan nilai-nilai Islam yang bertujuan untuk menyeimbangkan pencapaian hasil (produk) yang berimplikasi pada akhlak yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan manusia modern masa kini dan masa depan. . karena perkembangan masa kini. Pantang Menyerah Perlu ditanamkan sikap sabar dan sikap pantang menyerah karena mempelajari ilmu khususnya ilmu agama akan banyak mengalami cobaan. Cobaan harus dihadapi dengan sikap tenang dan pantang menyerah.

Mampu memotivasi diri sendiri: Motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar siswa memahami tujuan belajar, sehingga semangat belajar mudah menyerap ilmu. Pendidikan Islam hendaknya mampu mengubah sikap manusia menjadi lebih peka dan peduli terhadap lingkungan. Defti Rianti, “Potret Wanita Jawa dalam Film RA Kartini”, Skripsi, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2014.

Nova Aulia Azizah, “Nilai-Nilai Optimisme Dalam Novel Mars Karya Aishworo Ang dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam SMA Kurikulum 2013”, Disertasi Fakultas Tarbiyah dan Pendidikan Guru, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2017.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

3 Teguh Trianton, Film Sebagai Media Belajar, (Yogyakarta:Graha Ilmu, 2013), hal.3.. Film ini menceritakan tentang lima orang anak yang mengenyam pendidikan Sekolah