Terima kasih atas segala doa, dukungan, pengorbanan, jerih payah, keringat dan air mata yang tiada habisnya. Semoga karya ini bisa membalas sedikit apa yang telah ibu dan ayah berikan selama ini. Terima kasih kepada sahabatku Azka Fauziah dan sahabatku atas segala dukungan dan semangat yang telah kalian berikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, motivasi dan bantuan berbagai pihak.
Tuan dan Nyonya. Dosen dan seluruh pegawai negeri sipil Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UINFAS) Bengkulu yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sebagai persembahan pengabdian kepada masyarakat, agama, tanah air dan bangsa. Seluruh dosen dan staf khususnya Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Tadris telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Identifikasi Masalah
Tindakan perundungan fisik sering terjadi pada saat jam istirahat dan saat guru tidak hadir saat pembelajaran. Lokasi perundungan berbeda-beda, hampir di setiap sudut sekolah, mulai dari dalam kelas, kantin, ruang kesenian, musala, hingga halaman sekolah. Pelaku dan korban perundungan ini berbeda antara laki-laki dan perempuan, serta antara laki-laki dan perempuan.
Tindakan penanggulangan perundungan fisik kurang efektif karena hanya melibatkan ancaman pengaduan kepada guru bimbingan dan bimbingan yang tidak disadari.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
- Definisi Strategi
- Guru PAI
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, strategi adalah strategi untuk mencapai suatu tujuan 8. Pengertian strategi dari sudut pandang kebahasaan diartikan sebagai 'strategi', kiat, taktik, trik atau cara bertindak untuk mencapai. Kata strategi sendiri dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan yang dirancang secara cermat untuk mencapai tujuan yang didukung atau didukung oleh hasil seleksi pengetahuan atau keterampilan yang dikuasai. Strategi belajar mengajar atau strategi mengajar adalah pola kegiatan belajar berurutan yang digunakan dari waktu ke waktu dan ditujukan untuk mencapai hasil belajar siswa yang diinginkan.11.
Kemudian jika dikaitkan dengan kegiatan belajar mengajar, strategi dalam arti khusus dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam wujud kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Strategi adalah suatu rencana yang mencakup serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi mengacu pada rencana untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah metode yang dapat digunakan untuk melaksanakan suatu strategi.
Dengan kata lain, strategi adalah rencana operasional untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara atau cara untuk mencapai sesuatu.14 Dengan strategi tertentu, perencana dapat mengevaluasi semua pilihan yang relevan untuk sampai pada suatu keputusan atau solusi guna mencapai tujuan. tujuan sistem yang telah dicapai..set.15. Strategi pembelajaran adalah suatu rencana tindakan (serangkaian kegiatan) yang mencakup metode pembelajaran strategis yang juga dirancang untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap kegiatan belajar mengajar, agar guru dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, diperlukan wawasan yang kokoh dan utuh dalam kegiatan belajar mengajar.Guru harus mengetahui dan mempunyai gambaran yang menyeluruh tentang bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dan langkah-langkah apa saja yang dilakukan. diperlukan untuk tugas.
Ghazali berkata: “Seorang guru hendaknya tidak mengkritik ilmu yang di luar tanggung jawabnya di hadapan murid-muridnya. Al-Ghazali berkata: “Seharusnya guru membatasi siswa pada kecerdasan pemahamannya, oleh karena itu hendaknya mereka tidak mengajarkan pelajaran yang membatasi kemampuan intelektualnya. mencapainya sehingga menyebabkan mereka menjauhkan diri darinya dan mengurangi daya berpikirnya.” , sesuai dengan usia siswa.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 2 dinyatakan bahwa... guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat pada sesuai dengan peraturan perundang-undangan undangan. e) Guru sebagai aktor sosial. Guru merupakan aktor sosial dan pemain utama dalam proses rekayasa sosial atau inovasi di masyarakat. f) Guru sebagai pendamping.
Penelitian Terdahulu
Kerangka Berpikir
Guru adalah pendidik yang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan menciptakan akhlak yang baik bagi peserta didiknya. Guru PAI adalah guru yang bertugas menanamkan pemahaman dan nilai-nilai luhur agama Islam pada diri dan karakter peserta didiknya. Sehingga diharapkan dengan didikan dan pola asuh seorang guru PAI akan tercipta akhlak dan akhlak yang baik pada anak serta menjauhkan anak dari sifat dan tindakan perundungan fisik.
Menurut Creswell, penelitian kualitatif adalah suatu proses inkuiri untuk memahami berdasarkan tradisi inkuiri metodologis yang jelas yang mengeksplorasi masalah-masalah sosial dan kemanusiaan.42 Dengan penelitian ini, peneliti dapat menggambarkan perilaku intimidasi fisik yang terjadi di kalangan siswa di sekolah. Dari sudut pandang lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban atas suatu fenomena atau suatu pertanyaan melalui penerapan prosedur ilmiah secara sistematis dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teori di atas dapat dijadikan landasan untuk menganalisis fenomena tertentu, dan tidak menutup kemungkinan juga ada hal-hal baru yang akan ditambahkan pada data sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan.
Setting Penelitian
Subyek dan Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Observasi
Inti dari metode wawancara ini adalah dengan setiap penggunaan metode ini maka semakin banyak pewawancara, responden, bahan wawancara dan instruksi wawancara (yang terakhir tidak harus ada).
Teknik Keabsahan Data
Teknik Analisis Data
2 Insi Juswita, S.Sos wakil kepala kurikulum/guru sosiologi PNS. 3 Adi Markasoan, Wakil Ketua S.Pd Bidang Kemahasiswaan/Guru Biologi PNS. PNS 13 Indonesia Asef Safari, S.Pd Pembimbing OSIS/Guru Pendidikan Jasmani PNS 14 Jaliman Hartono, S.Pd Asisten Kurikulum/Guru Bahasa. Untuk mata pelajaran agama Islam, terdapat dua orang guru yang mengajar mata pelajaran pendidikan agama Islam yaitu Nila Ismani, S.Ag dan Yeni Rohmalia, S.Pd.I.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Susanti, S.Pd selaku guru BK SMA Negeri 5 Seluma yang mengaku membenarkan adanya perilaku perundungan fisik yang dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Andi Gusmanto, S.Pd.I selaku satpam di sekolah tersebut menjelaskan, perilaku perundungan fisik yang dilakukan siswa sering terjadi dan dilihat langsung olehnya. Sementara itu, dalam wawancara dengan Bapak Adi Markasoan, S.Pd selaku Wakil Direktur Kemahasiswaan, beliau menjelaskan bahwa dirinya belum pernah melihat secara langsung perilaku bullying fisik yang dilakukan oleh siswa.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bpk. Andi Gusmanto, S.Pd.I selaku satpam di sekolah menjelaskan, perundungan fisik sering terjadi pada jam istirahat, jam olah raga, jam kosong yang tidak diisi guru untuk belajar, bahkan saat pulang sekolah. Tindakan ini masih sering terjadi. Hasil wawancara dengan Bpk. Tomi Pebriandika, S.Pd selaku guru olahraga SMA Negeri 5 Seluma mengatakan, perundungan fisik yang dilakukan siswa terjadi pada jam-jam senggang, yang seharusnya diisi dengan jam belajar dan olahraga. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. Nila Ismani, S.Pd.I selaku guru PAI tentang strategi menghadapi perilaku bullying fisik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nila Ismani, S.Pd.I selaku guru PAI tentang kendala dan solusi dalam menghadapi bullying fisik. Berdasarkan hasil wawancara dengan Yeni Rohmalia, S.Pd.I selaku guru PAI mengenai hambatan dan solusi bullying fisik, ia mengatakan bahwa hambatan yang ia temukan hanya datang dari siswanya saja.
Pembahasan
Selain itu, para informan mengaku pernah melihat dan membenarkan bahwa perundungan fisik sering terjadi di sekolah yang dilakukan oleh siswa di sana. Berdasarkan penjelasan guru dan staf sekolah, jenis perilaku bullying fisik yang dilakukan siswa hanya bersifat umum saja, misalnya mendorong badan, meremas, menendang kaki, melempar barang, memukul, memukul teman dan lain sebagainya. Namun, informasi lainnya yang mereka berikan sama mengenai bentuk-bentuk intimidasi fisik lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku anak SMA Negeri 5 Seluma sangat cocok untuk membicarakan perilaku bullying fisik. Perilaku bullying fisik yang dilakukan dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Yang pertama adalah kekuasaan yang dimiliki pelaku atas korbannya. Dengan demikian, tidak ada temuan mengenai intimidasi fisik antar kelas atau antara kakak dan adik.
Kendala dan Solusi Dalam Penatalaksanaan Bullying Fisik Menurut Ibu Nila Ismani, S.Pd.I, kendala dalam permasalahan bullying fisik ada 4, yang pertama adalah siswa itu sendiri, karena terkadang saat memberikan nasehat dan hukuman, anak belum tahu bagaimana menggunakan apa pun yang disarankan gurunya. Kendala lainnya adalah dari pihak orang tua yaitu ketika orang tua dipanggil ke sekolah karena adanya perundungan fisik yang dilakukan anak. Yang ketiga dari pihak sekolah karena belum adanya aturan tertulis yang bisa dijadikan acuan dalam permasalahan kekerasan fisik di sekolah.
Solusi Ibu Yeni Rohmalia, S.Pd.I menjelaskan, solusi yang akan diberikan terhadap kendala yang ada pada mahasiswa adalah dengan ceramah yang berulang-ulang dan kesabaran agar anak-anak menjadi sadar untuk tidak lagi melakukan bullying secara fisik. Sementara itu, guru PAI akan mencoba mendiskusikan permasalahan peraturan tertulis yang belum disusun tersebut dengan guru lain dan pihak sekolah untuk menghasilkan peraturan tertulis yang mengatasi perundungan fisik di sekolah. Bentuk-bentuk perundungan fisik pada siswa di SMA Negeri 5 Seluma Bentuk-bentuk perundungan fisik yang teridentifikasi antara lain mendorong badan, mencubit, menendang kaki, melempar barang, meninju, memukul teman, menanduk, dan menarik tali bra.
Saran
Strategi yang diberikan terdiri dari 2 yaitu yang pertama memberikan ceramah, nasehat kepada pelajar agar berhenti melakukan perundungan fisik, dilanjutkan dengan cerita islami untuk memberikan inspirasi dan wawasan mengenai dampak perundungan fisik. Kemudian dilanjutkan dengan strategi perlakuan dengan hukuman, seperti mencubit tempat yang aman bagi siswa, membersihkan toilet, berlarian di lapangan. Jika kasus yang ditangani serius, hukuman yang diberikan akan dilakukan setelah berkonsultasi dengan wali kelas. guru pembimbing dan orang tua, dan bila kurang lengkap akan ditangani langsung oleh kepala sekolah. Perlu adanya interaksi yang baik antara guru dan orang tua, agar perkembangan moral siswa dapat terpantau baik di sekolah maupun di luar.
“Efektivitas Pembelajaran Mata Pelajaran Sulaman Bermuatan Lokal pada Siswa Kelas XI Desain Busana SMK Negeri 1 Kendal”, Jurnal Pendidikan Tata Busana dan Tata Busana, Vol. Fenomena Bullying Siswa: Kajian Motif Perilaku Bullying Siswa di SMP Negeri 01 Pianan Sumatera Barat”, Jurnal Islamic Community Development. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bullying pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kecamatan Syiah Kuala Banca, Aceh .