• Tidak ada hasil yang ditemukan

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO)

N/A
N/A
ariza putra sitanggang

Academic year: 2025

Membagikan " Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1. Organisasi Penerbangan Internasional, atau dalam bahasa Inggris disebut International Civil Aviation Organization (ICAO), adalah lembaga khusus di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan untuk mempromosikan dan mengatur penerbangan sipil internasional. ICAO dibentuk pada tanggal 4 April 1947 dan berkantor pusat di Montreal, Kanada. Organisasi ini bertanggung jawab untuk menetapkan standar dan regulasi yang berkaitan dengan penerbangan sipil internasional dengan tujuan untuk memastikan keselamatan, keamanan, efisiensi, dan keberlanjutan penerbangan di seluruh dunia.

Fungsi Utama ICAO

o Pengaturan Standar: ICAO menetapkan standar internasional dan praktik terbaik dalam berbagai aspek penerbangan sipil, termasuk keselamatan penerbangan, pengaturan lalu lintas udara, serta lingkungan penerbangan.

o Koordinasi Internasional: ICAO berfungsi sebagai forum bagi negara-negara untuk berkolaborasi dan mendiskusikan isu-isu yang berkaitan dengan penerbangan sipil internasional.

o Bantuan Teknis dan Pelatihan: ICAO menyediakan dukungan teknis kepada negara- negara anggota untuk membantu meningkatkan infrastruktur dan kapasitas penerbangan mereka.

o Pengawasan Kinerja: ICAO memantau penerapan standar dan praktik internasional oleh negara-negara anggota untuk memastikan keselamatan dan keamanan dalam penerbangan sipil.

Keanggotaan Indonesia dalam ICAO

Indonesia menjadi anggota ICAO pada tanggal 29 Maret 1950. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki peranan penting dalam hubungan penerbangan internasional. Sebagai anggota ICAO, Indonesia terlibat dalam penyusunan kebijakan dan standar internasional yang akan mempengaruhi industri penerbangan nasional dan internasional.

Peran Indonesia dalam ICAO

o Partisipasi Aktif: Indonesia secara aktif berpartisipasi dalam pertemuan dan konferensi ICAO, termasuk dalam pengembangan kebijakan dan regulasi yang mendukung keselamatan dan keamanan penerbangan.

(2)

o Peningkatan Keselamatan Penerbangan: Indonesia juga berkomitmen untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan melalui pelatihan, evaluasi, dan implementasi regulasi yang sesuai dengan standar ICAO.

o Pengembangan Infrastruktur Penerbangan: Sebagai anggota ICAO, Indonesia mendapatkan dukungan dan panduan dalam pengembangan infrastruktur penerbangan, termasuk bandara, pengaturan lalu lintas udara, dan sistem manajemen keselamatan.

o Akses ke Pengetahuan dan Teknologi: Bergabung dengan ICAO memberikan Indonesia akses ke pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik internasional dalam industri penerbangan.

2. Klasifikasi bandara berdasarkan kode ICAO (International Civil Aviation Organization) dan FAA (Federal Aviation Administration) berkaitan dengan tujuan, penggunaan, dan fasilitas yang tersedia di bandara tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai klasifikasi bandara sesuai dengan kode ICAO dan FAA.

Klasifikasi Bandara menurut Kode ICAO

Kode ICAO: Kode ICAO terdiri dari empat huruf yang digunakan untuk mengidentifikasi bandara secara internasional. Tiga huruf pertamanya menunjukkan negara dan lokasi, sedangkan huruf terakhir biasanya menunjukkan bandara tertentu. Contoh: 

o WAAA untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta (Indonesia).

o KJFK untuk Bandara Internasional John F. Kennedy di New York (Amerika Serikat).

Klasifikasi Bandara:

o Bandara dapat dibedakan menjadi beberapa kategori berdasarkan jenis operasi dan layanan yang disediakan, seperti:

o Bandara Komersial (Commercial Airports): Menyediakan layanan penerbangan penumpang dan kargo.

o Bandara Umum (General Aviation Airports): Digunakan secara umum untuk penerbangan yang tidak berjadwal, termasuk penerbangan pribadi.

o Bandara Militer (Military Airports): Dikhususkan untuk operasional militer.

Klasifikasi Bandara menurut FAA

Klasifikasi FAA: FAA memiliki sistem klasifikasi bandara berdasarkan fungsi dan ukuran bandara dalam konteks penerbangan sipil di Amerika Serikat. Kode bandara FAA biasanya terdiri dari tiga huruf. Contoh:

(3)

o LAX untuk Los Angeles International Airport.

o ORD untuk O'Hare International Airport di Chicago.

Klasifikasi Bandara oleh FAA:

o Primary Commercial Service Airports: Bandara yang melayani lebih dari 10.000 penumpang per tahun dengan layanan komersial.

o Non-Primary Commercial Service Airports: Bandara yang melayani antara 2.500 dan 10.000 penumpang per tahun.

o General Aviation Airports: Bandara yang terutama melayani penerbangan umum, termasuk penerbangan pribadi dan bisnis.

o Reliever Airports: Bandara yang berfungsi untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di bandara utama dengan menyediakan alternatif bagi penerbangan umum.

o Military Airports: Korsel di mana bandara dikhususkan untuk penggunaan militer.

3. Bandara yang Dikelola oleh Angkasa Pura di Indonesia

a) Angkasa Pura I (mengelola bandara di bagian tengah dan timur Indonesia):

o Bandara Internasional Ngurah Rai (Bali)

o Bandara Internasional Adisutjipto (Yogyakarta)A o Bandara Internasional Juanda (Surabaya)

o Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (Makassar) o Bandara Internasional Sam Ratulangi (Manado)

b) Angkasa Pura II (mengelola bandara di bagian barat Indonesia):

o Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Jakarta) o Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (Jakarta) o Bandara Internasional Supadio (Pontianak)

o Bandara Internasional Kertajati (Majalengka) o Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bogor o Dan lain-lain

c) Jumlah Lapangan Terbang yang Dapat Didarat oleh Pesawat Boeing 747. Boeing 747 adalah pesawat berbadan lebar yang memerlukan landasan pacu dengan panjang minimum sekitar 3.000 hingga 3.600 meter (9.800 hingga 11.800 kaki)

(4)

untuk lepas landas dan mendarat dengan aman. Di Indonesia, beberapa bandara yang memiliki fasilitas untuk dapat digunakan oleh pesawat Boeing 747 antara lain:

a. Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK) - Jakarta b. Bandara Internasional Ngurah Rai (DPS) - Bali

c. Bandara Internasional Juanda (SUB) - Surabaya

d. Bandara Internasional Sultan Hasanuddin (UPG) - Makassar e. Bandara Internasional Sam Ratulangi (MDC) - Manado

Jadi, total ada sekitar 5 bandara di Indonesia yang dapat didarati oleh pesawat Boeing 747. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua bandara yang dapat menampung Boeing 747 secara rutin melayani maskapai yang menggunakan pesawat tersebut, sehingga ketersediaan penerbangan komersial langsung juga

Referensi

Dokumen terkait

- Kepala Jurusan Keselamatan Penerbangan adalah orang yang ditunjuk karena kemampuannya dibidang pengaturan lalulintas udara untuk memimpin dan bertanggung jawab

Hukum Pengungsi Internasional adalah turunan dan salah satu pengaturan hukum Internasional. Hukum pengungsi Internasional lahir demi menjamin keamanan dan keselamatan

Kasus ini merupakan kecelakaan penerbangan sipil internasional karena terdapat banyak kepentingan dari pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak

Yang apabila diartikan dalam Bahasa Indonesia bahwa untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan penerbangan negara peserta Konvensi Chicago 1944 harus berupaya mengelola

Organisasi Maskapai Penerbangan Internasional Khususnya SkyTeam Organisasi maskapai penerbangan internasional, salah satunya yaitu Skyteam adalah aliansi maskapai

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 65 TAHUN 2017 TENTANG PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 170 CIVIL AVIATION SAFETY REGULATION PART 170 TENTANG

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 9 Tahun 2023 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 tentang Penyelenggara Pelayanan Informasi