• Tidak ada hasil yang ditemukan

Otonomi Daerah dan Pendapatan Daerah.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Otonomi Daerah dan Pendapatan Daerah."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Akibatnya, pemerintah daerah perlu meningkatkan pendapatan asli daerah (RDR). Pajak daerah dan bea daerah merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Luasnya perubahan yang diinginkan dalam reformasi tersebut dapat dilihat dari banyaknya pergeseran model dan paradigma pemerintahan daerah yang terjadi sebagai berikut: .. i) Model efisiensi struktural yang menekankan pada efisiensi dan kesatuan pemerintah daerah telah ditinggalkan dan diadopsi oleh model-model demokrasi lokal yang mengedepankan nilai-nilai demokrasi dan kebhinekaan pemerintahan lokal; .. ii) seiring dengan pergeseran model, terjadi pula pergeseran dari mengutamakan dekonsentrasi menjadi mengutamakan desentralisasi; . iii) penyempitan dan rasionalisasi struktur organisasi juga dilakukan untuk memindahkan model organisasi yang hierarkis dan membengkak menjadi model organisasi yang datar dan ramping; . iv) hubungan Dati II dan Dati I yang semula bergantung dan tunduk, kini menjadi kabupaten/kota dan provinsi, menjadi mandiri dan terkoordinasi. Istilah "anak daerah" muncul di mana-mana, mewakili sentimen daerah yang terwujud dalam semacam keharusan bahwa kursi pemerintahan tertinggi di daerah harus diduduki oleh penduduk asli daerah yang bersangkutan.

Kebijakan otonomi daerah yang ditujukan untuk memperkuat kapasitas daerah akan memungkinkan pemerintah daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomiannya. Berdasarkan aspek ekonomi, kebijakan pemerintahan daerah yang diarahkan pada penguatan kapasitas pemerintah daerah akan memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomiannya. Pendapatan daerah adalah semua penerimaan kas melalui rekening kas umum daerah yang menambah penyertaan dana berjalan yang menjadi hak pemerintah daerah selama 1 (satu) tahun buku yang tidak boleh dibayar kembali oleh daerah.

Pajak dan retribusi daerah yang berlebihan dalam jangka pendek dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, namun dalam jangka panjang dapat menurunkan kegiatan ekonomi yang pada gilirannya akan menyebabkan penurunan pendapatan asli daerah 15 Hal ini sesuai dengan pendapat Mardiasmo, 2002 yang negara bagian; Untuk kepentingan jangka pendek, pungutan lebih relevan daripada pajak. Berdasarkan konsep kesenjangan fiskal, penyaluran dana hibah umum kepada daerah yang memiliki kemampuan relatif besar akan semakin kecil dan sebaliknya daerah yang memiliki kemampuan keuangan relatif kecil akan menerima dana hibah umum yang relatif besar.

Tabel 1. Periodisasi Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Kurun Waktu  Prinsip Otonomi dan Landasan Yuridis  1903  Sentralisasi
Tabel 1. Periodisasi Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Kurun Waktu Prinsip Otonomi dan Landasan Yuridis 1903 Sentralisasi

OTONOMI DAERAH

Konsep Desentralisasi dan

Desentralisasi di Indonesia

Pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia memasuki babak baru dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang diundangkan pada tanggal 15 Oktober 2004.9 Situasi dalam proses pengambilan kebijakan desentralisasi/otonomi daerah terpecah-pecah , yang membuat hukum dan peraturan membingungkan.

IMPLIKASI OTONOMI DAERAH

Bidang Politik

Pemberian otonomi dan kewenangan kepada pemerintah daerah merupakan bentuk pengakuan dan kepercayaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Kondisi ini akan mendorong peningkatan dukungan pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat, yang pada akhirnya mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Kebijakan otonomi daerah sebagai upaya mencerdaskan politik kerakyatan akan mempengaruhi perbaikan kehidupan politik di pemerintahan daerah.

Bidang Ekonomi

Dengan otonomi, pemerintah daerah diharapkan dapat mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan bantuan dan partisipasi dari pemerintah pusat serta menggunakan dana masyarakat sesuai dengan prioritas dan aspirasi masyarakat (Mardiasmo, 2002). Seperti telah disinggung sebelumnya, pelaksanaan otonomi yang diatur dalam UU 32 Tahun 2004 diyakini akan mendorong daerah untuk lebih mandiri karena memiliki kewenangan penuh untuk mengatur dan mengendalikan daerahnya sendiri.

Bidang Sosial Budaya

Dengan adanya pengakuan tersebut maka pemerintah daerah akan merasa setara dan sejajar dengan suku bangsa lain, hal ini akan sangat mempengaruhi upaya pemersatuan bangsa dan negara. Pelestarian dan pengembangan nilai-nilai budaya lokal akan ditingkatkan dimana kekayaan budaya lokal pada akhirnya akan memperkaya khazanah budaya nasional.

Bidang Hukum

Melihat kondisi tersebut, bukan hal yang mustahil pemerintahan daerah memiliki prospek yang sangat cerah di masa mendatang. Tentunya kita berharap dengan dukungan dan kerjasama seluruh komponen bangsa, kebijakan pemerintahan daerah dapat diimplementasikan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah.

Partisipasi Masyarakat

Kesalahpahaman kebijakan otonomi daerah oleh beberapa pemerintah daerah menyebabkan lahirnya kebijakan pemerintah daerah yang memberatkan investor dan dunia usaha. Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih pada periode yang bersangkutan. Untuk jenis hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dirinci menurut objek penghasilannya antara lain meliputi tetapi tidak terbatas pada:

Dana bagi hasil termasuk unsur pajak dan bagi hasil bukan pajak. Pendapatan asli daerah lainnya yang sah meliputi: Hibah dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya, badan/lembaga/.

PELUANG DAN TANTANGAN

Peluang Otonomi Daerah

Dari segi politik, pemberian otonomi dan kewenangan kepada pemerintah daerah merupakan bentuk pengakuan dan kepercayaan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Peningkatan dan pertumbuhan ekonomi pemerintah daerah akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di lingkungan pemerintah daerah. Pengakuan terhadap keberagaman pemerintahan daerah oleh pemerintah pusat merupakan nilai penting bagi adanya pemerintahan daerah.

Berdasarkan aspek pertahanan dan keamanan, kebijakan pemerintahan daerah sendiri memberdayakan setiap daerah untuk memperkuat kondisi ketahanan pemerintahan daerah dalam kerangka ketahanan nasional.

Tantangan Otonomi Daerah

33 Tahun 2004 Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah, yang dihimpun berdasarkan ketentuan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah tersendiri dan lain-lain asli daerah yang sah. pendapatan 1. 33 Tahun 2004 menjelaskan tentang pendapatan asli daerah yang sah, dengan ketentuan penganggaran pendapatan daerah yang tidak termasuk dalam jenis pajak daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah tersendiri. Kompensasi daerah yang berlebihan dalam jangka pendek dapat meningkatkan sumber daya yang dimiliki daerah, namun dalam jangka panjang dapat mengurangi kegiatan ekonomi yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan sumber daya yang dimiliki daerah.

Penggolongan PAD terbaru berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 terdiri dari: Pajak daerah, retribusi daerah, hasil pemekaran daerah dan pendapatan asli daerah lainnya.

PENDAPATAN DAERAH

Teori tentang Pendapatan Daerah

Dari share daerah sebesar 80%, dibagi dengan rincian 16% untuk provinsi yang bersangkutan, dan 64% untuk kabupaten/kota yang bersangkutan. Dari 80% bagian daerah yang dialokasikan ke provinsi bersangkutan, 16% diberikan kepada kabupaten/kota penghasil, 32%, dan 32% sisanya dibagikan secara merata kepada kabupaten/kota lain dalam provinsi tersebut. Dari 80% bagian wilayah tersebut, 16% dibagikan kepada peruntukan yang bersangkutan dan 64% sisanya untuk kabupaten/kota penghasil.

Dari bagian daerah sebesar 15,5% itu dibagi: 15% dibagi 3% untuk provinsi yang bersangkutan, untuk kabupaten atau kota penghasil 6%.. dan sisanya 6% dibagi sama rata di antara seluruh kabupaten/kota yang ada di dalamnya. provinsi yang bersangkutan.

Teori tentang

Apabila suatu daerah memiliki sumber daya alam yang baik, maka faktor ini merupakan faktor yang turut mendukung keberhasilan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan peningkatan pendapatan masyarakat yang terjadi di daerah tersebut, yaitu peningkatan seluruh nilai tambah yang terjadi di daerah tersebut. Menurut Adam Smith, pertumbuhan ekonomi bergantung pada dua faktor pertumbuhan, yaitu produksi total dan pertumbuhan penduduk.

Sedangkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, sumber daya alam harus dimanfaatkan oleh tenaga kerja khusus.

Metode Perhitungan PDRB

PDRB atas dasar harga konstan adalah perhitungan PDRB atas dasar harga tetap atau konstan pada tahun tertentu dengan mengabaikan faktor inflasi. Hasil pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan PDRB adalah seluruh penerimaan daerah berupa pertambahan aset atau penurunan utang dari berbagai sumber dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Secara tradisional, pertumbuhan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa desentralisasi berdampak sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Hasil ini mendukung sintesa bahwa pemberian otonomi lebih menguntungkan pertumbuhan ekonomi.

Teori tentang Investasi

Secara teori, semakin besar PDRB maka semakin banyak pendapatan kabupaten/kota. Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa pengembalian investasi akan semakin tinggi jika total produksi di suatu negara semakin besar. Diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik dalam sumber daya manusia atau modal dapat menciptakan ekonomi eksternal (eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu mengimbangi tren ilmiah dari skala pengembalian yang semakin berkurang.

Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan potensi keuntungan dari tambahan investasi modal atau sumber daya manusia, infrastruktur sarana dan prasarana.

Pengaruh Investasi pada PDRB

Mengingat investasi pelengkap akan menghasilkan keuntungan pribadi dan sosial, pemerintah memiliki peluang untuk meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya dalam negeri dengan menyediakan berbagai jenis barang publik (infrastruktur) atau secara aktif mendorong investasi swasta dalam industri padat teknologi yang sumber daya manusianya . terakumulasi. Faktor penentu investasi sangat bergantung pada situasi masa depan yang sulit diprediksi, sehingga investasi merupakan komponen yang paling fluktuatif. Kondisi ini tergantung pada perubahan teknologi, penurunan suku bunga, pertumbuhan penduduk dan faktor dinamis lainnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Pengaruh Nilai Tukar terhadap

  • Pengaruh Suku Bunga terhadap

Pengaruh Inflasi terhadap Investasi

Pengaruh Infrastruktur terhadap

Pengaruh Investasi dengan

Teori tentang Inflasi

Adanya “kecenderungan” (tendency) harga naik, artinya ada kemungkinan tingkat harga aktual pada waktu tertentu akan turun atau naik dibandingkan waktu sebelumnya, namun tetap menunjukkan trend yang meningkat. Oleh karena itu, tingkat inflasi yang terjadi pada suatu negara merupakan ukuran untuk mengukur manfaat dari permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi suatu negara. Untuk negara dengan perekonomian yang baik, tingkat inflasi yang terjadi bervariasi antara 2 sampai 4 persen per tahun.

Namun, ada negara yang menghadapi tingkat inflasi yang lebih parah atau sangat tinggi, misalnya Indonesia pada tahun 1966 dengan tingkat inflasi 650 persen.

Jenis-Jenis Inflasi

Hal ini terjadi karena permintaan agregat melebihi barang yang tersedia, sehingga harga akan naik. Inflasi ini disebabkan oleh turunnya produksi akibat kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh inefisiensi perusahaan, nilai kurs negara yang bersangkutan turun/turun, kenaikan harga bahan baku industri, kenaikan upah yang dituntut oleh tenaga kerja yang kuat. serikat pekerja. Di Indonesia, indeks harga yang biasa digunakan untuk mengukur inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK).

Artinya, harga barang mentah, bahan mentah, dan produk setengah jadi dimasukkan dalam perhitungan indeks harga.

Ekspektasi Masyarakat

Deflator GNP mencakup jumlah barang dan jasa yang termasuk dalam perhitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih besar dari kedua indeks di atas. Deflator GNP diperoleh dengan membagi GNP nominal (dengan harga berlaku) dengan GNP riil (dengan harga konstan).

Masalah Sosial dari Inflasi

Bagi konsumen, keleluasaan ini mendorong pembelian lebih banyak barang dan jasa daripada yang seharusnya/biasanya dilakukan. Bagi produsen, ekspektasi kenaikan barang dan jasa mendorong mereka untuk menunda penjualan demi meraih keuntungan yang lebih besar.

Pengaruh Inflasi terhadap

Tabungan memang menghasilkan bunga, tetapi jika tingkat inflasi lebih tinggi dari bunga, nilai uang akan tetap turun. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan karena nilai uang lebih rendah saat membayar hutang kepada kreditur daripada saat meminjam uang. Sebaliknya kreditur atau nasabah yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang yang dikembalikan lebih rendah dibandingkan dengan nilai pinjaman.

Pengendalian inflasi yang tepat dimaksudkan untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi dan menjamin lapangan kerja pada tingkat kapasitas penuh.

Teori tentang Pengangguran

Oleh karena itu, pada tanggal 1 Oktober 1998, penduduk berusia 15 tahun ke atas ditetapkan sebagai angkatan kerja. Angkatan kerja atau yang dikenal dengan penduduk usia kerja (WAP) terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Penduduk yang mencari pekerjaan terbagi atas penduduk yang bekerja dan penduduk yang tidak pernah bekerja (BPS 2000).

Penciptaan kesempatan kerja produktif dapat dilakukan dalam bentuk investasi, sehingga memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak bagi angkatan kerja.

Jenis Pengangguran

Peralihan tenaga kerja dari sektor pertanian ke tenaga kerja di sektor industri memerlukan adaptasi, sehingga tenaga kerja dari sektor pertanian harus dididik terlebih dahulu. Misalnya, pelamar tidak tahu dimana ada lowongan dan pemberi kerja juga tidak tahu dimana tenaga kerjanya.

Pengaruh Pengangguran terhadap

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar penerimaan pajak maka semakin besar pula Pendapatan Asli Daerah (PAD). PAD dibagi menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: pajak daerah, pajak daerah, hasil usaha milik daerah dan hasil pengelolaan barang milik daerah, PAD lain yang sah. Pajak dan retribusi daerah, baik secara langsung maupun melalui pendapatan asli daerah (PAD), tidak berpengaruh terhadap pendapatan daerah.

Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan retribusi dan pajak daerah dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) tetapi bukan pendapatan daerah.

PENGARUH OTONOMI DAERAH

Pengaruh Retribusi dan Pajak terhadap

Gambar

Tabel 1. Periodisasi Kebijakan Desentralisasi di Indonesia Kurun Waktu  Prinsip Otonomi dan Landasan Yuridis  1903  Sentralisasi
Tabel 3. Peraturan Perundangan pada 31 Sektor yang Terkait  dengan Desentralisasi

Referensi

Dokumen terkait

The audit delay is an excess time span of audit process which measured by the days of auditors need to finish independent audit report of annual financial report of