• Tidak ada hasil yang ditemukan

OUTLINE PROPOSAL geo revisi 1

N/A
N/A
Happy Kids

Academic year: 2025

Membagikan "OUTLINE PROPOSAL geo revisi 1"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DIKELAS VIII MTS MUJAHIDIN KOTA

PONTIANAK

OUTLINE PENELITIAN OLEH:

MUHAMAD MAHAZAKIE DEVANI NIM:142010049

Program Studi : Pendidikan Geografi

FAKULTAS ILMU PENEIDIKAN DAN PENGERAHUAN SOSIAL INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI PONTIANAK 2024

(2)

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DIKELAS VIII MTS MUJAHIDIN KOTA

PONTIANAK

OUTLINE PENELITIAN OLEH:

MUHAMAD MAHAZAKIE DEVANI NIM:142010049

Menyetujui, Ketua Prodi,

Norsidi, M.Pd NIDN.

Pembimbing Akademik

Wiwik Cahyanigrum,S.Si, M.Pd

NIDN. 1121077703

Di sahkan, Wakil Dekan 1

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial

Dr. Hema Fitria, M.Pd NPP. 202 2005 023

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

(3)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI PONTIANAK

2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan outline Penelitian yang berjudul

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DIKELAS VIII MTS MUJAHIDIN KOTA

PONTIANAK

”.Outline penelitian penelitian ini di ajukan untuk memenuhi persyaratan skripsi pada fakultas ilmu pendidikan dan pengetahuan sosial insititut keguruan dan ilmu pendidikan (IKIP PGRI) Pontianak

Penulis menyadari outline ini dapat di selesaikan berkat adanya kerjasama dan bantuan yang tulus dari berbagai pihak.untuk itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan yang maha esa yang telah memberikan kelancaran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan outline penelitian ini.

2. Wiwik Cahyanigrum,S.Si,M.P.d selaku dosen pembimbing akademik yang sudah banyak memberikan ilmu, motivasi ,masukan serta saran yang sangat bermanfaat seningga penulis dapat menyelesaikan outline penelitian ini 3. Serta dosen -dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namnaya

yang telah memberikan dukungan,serta rekan-rekan teman mahasiswa/I yang telah membantu memberikan saran atau informasi bagi penulis sehingga dapat terselesasikan outline penelitian ini.

Penulis menyedari bahwa outline penelitian ini masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan maupun kata-kata yang jauh dari kata sempurna.besar harapan penulis agar outline penelitian ini bisa di terima dengan baik

(4)

Pontianak ,5 Agustus 2024

Penulis DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

LEMBARAN PENGESAHAN...iii

DAFTAR ISI... iv

A. Judul Penelitian...1

B. Latar Belakang...1

C. Rumusan Masalah...3

D. Tujuan Penelitian...3

E. Manfaat Penelitian...4

1. Manfaat Teoritis...4

2. Manfaat Praktis...4

F. Ruang Lingkup Penelitian...5

1. Variabel Penelitian...5

2. Definisi Oprasional...6

G. Metode dan Bentuk Penelitian...6

1. Metode Penelitian...6

2. Bentuk Penelitian...7

DAFTAR PUSTAKA...8

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Judul Penelitian

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA DIKELAS VIII MTS MUJAHIDIN KOTA PONTIANAK

B. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang di Indonesia. Tuntunan masyarakat semakin kompleks dan persaingan juga semakin ketat. Apalagi dalam menghadapi era globalisasi & perdagangan bebas. Untuk itu, perlu disiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu upaya meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan sumberdaya manusia, karena pendidikan diyakini mampu

meningkatkan sumber daya manusia sehingga dapat menciptakan manusia produktif yang mampu memajukan bangsanya.

Lembaga sekolah menampung siswi-siswinya dari berbagai latar belakang atau kondisi sosial yang berbeda-beda umumnya anak berasal dari keluarga menengah

(6)

keatas lebih banyak mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang baik dari orang tua mereka. Begitu pula sebaliknya, anak-anak yang berlatarbelakang ekonomirendah, kurang mendapatkan bimbingan & pengarahan yang cukup dari orang tua mereka.

Karena orang tua mereka lebih memusatkan perhatiakn mereka pada bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang dikenal dengan oleh anak &

dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang keadaan sosial ekonominya tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi

kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah.

Salah satu indikator keberhasilan belajar siswa adalah ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang bagus. Semakin bagus hasil belajar siswa, bisa dikatakan kegiatan belajar siswa tersebut berhasil. Dari pengamatan sebelumnya siswa-siswi di MTS Mujahidin Pontianak berasal dari kondisi sosial ekonomi keluarga yang berbeda, seperti tingkat pendidikan, kekayaan yang dimiliki, dan pemenuhan kebutuhan keluarga sehingga dalam penelitian ini ingin diketahui apakah ada pengaruhnya kondisi social ekonomi orang tua terhadap minat belajar. Selain itu, sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan berupaya membantu meningkatkan perkembangan baik perkembangan aspek spritual, kognitif, dan juga psikomotorik siswa. Akan tetapi, minat belajar siswa banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang akan diteliti adalah faktor dari luar siswa yaitu faktor kondisi sosial ekonomi keluarga.

Kenyataan sebagaimana yang telah dikemukakan tersebut merupakan fenomena yang menantang dan menarik perhatian peneliti untuk mengambil judul

"PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA MTS MUJAHIDIN PONTIANAK"

(7)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan judul dan latar belakang yang telah di uraikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran tentang keadaan sosial ekonomi keluarga siswa MTS Mujahidin Pontiank?

2. Bagaimanakah minat belajar siswa MTS Mujahidin Pontianak?

3. Bagimanakah pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap minat belajar siswa MTS Mujahidin Pontianak?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Ingin mengetahui bagaimana gambaran kondisi sosial ekonomi keluarga.

2. Untuk mengetahui minat belajar siswa MTS Mujahidin

3. Untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap minat belajar siswa MTS Mujahidin Pontianak

E. Manfaat Penelitian 1. Segi teoritis

Bagi akademik, yaitu untuk dapat digunakan sebagai bahan referensi apabila ada anggota lainnya, mengadakan penelitian yang bersangkutan dengan tema peneliti.

Bagi pemerintahan, yaitu dapat memberikan bantuan secara tepat, guna meningkatkan prestasi belajar siswa.

(8)

2. Segi praktis

Bagi guru, yaitu untuk dapat mengetahui prestasi belajar siswa yang dipenagruhi kondisi sosial ekonomi keluarga.

Bagi orang tua, yaitu dapat menemukan solusi untuk meningkatkan prestasi belajar anak.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam ruang lingkup penelitian bertujuan untuk menjelaskan batasan peneliti,untuk memperjelas batas batas. Di dalam penelitian ini perlu ditetapkan ruang lingkup masalah yang di selidiki,adapun batasaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Variabel penelitian

Riyanto 2011:9(Musfiqon 2012:45) mendefinisikan bahwa “variabel adalah gejala yang menjadi objek penelitian”objek penelitian adalah variabel penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono(2012:38) mengatakan bahwa” variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari sehingga di peroleh informasi tentang hal tersebut.

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa variabel penelitian merupakan faktor yang berperan dalam pristiwa arau gejala yang akan di teliti

(9)

untuk dipelajari untuk di tarik kesimpulan yang kan di gunakan dalam penelitiaan.

Penelitian ini memiliki variabel independen dan variabel dependen.

a. Variabel Bebas (Independent variabel)

Menurut Sugiyono (2019:69) variabel independen (variabel bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan kurikulum merdeka belajar.

b. Variabel Terkait (Dependent variabel)

Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang secara struktur berpikir keilmuan menjadi variabel yang disebabkan oleh adanya perubahan variabel lainnya Rafika Ulfa (2021:347). Variabel tak bebas ini menjadi primaryinterest to the researcher atau persoalan pokok bagi si peneliti yang selanjutnya menjadi objek penelitian. Dengan demikian, variabel dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terkait dalam penelitian ini adalah permasalahan yang di hadapi guru.

2. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kemungkinan terjadi salah penafsiran terhadap istilah- istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, oleh karena itu peneliti akan mendefinisikan secara oprasional istilah-istilah tersebut sebagai berikut:

a. Kondisi sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kepemilikan kekayaan / fasilitas serta jenis tempat tinggal.

b. Minat belajar siswa

(10)

Untuk mengetahui minat belajar siswa MTS Mujahidin c. Pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap minat belajar siswa

Untuk mengetahui pengaruh terhadap minat belajar terhadap kondisi sosial ekonomi dapat dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap guru, mengamati aktivitas belajar mengajar, dan mengumpulkan data.

3. Metode Penelitian 1. Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang (Sujana dan Ibrahim, 1989 : 65). Hal ini digunakan karena adanya penerapan metode penelitian kualitatif. Secara umum, penelitian ini didasarkan pada prinsip-prinsip deskriptif analitik/analisis deskriptif. Analisis deskriptif dipahami sebagai suatu bentuk analisis yang ditujukan kepada pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Dikatakan analitik karena pada penelitian ini intinya adalah mengetahui pengaruh terhadap minat belajar terhadap kondisi sosial ekonomi.

2. Bentuk penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Auerbach and Siverstein (2003) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang melakukan analisis dan interpretasi teks dan hasil interview dengan tujuan untuk menemukan makna dari suatu fenomena.

(11)

BAB II

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DAN MINAT BELAJAR A. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga

1. Kondisi Sosial

Sosialisasi berasal dari kata sosial. Kata "sosial" digunakan untuk menunjukan sifat dari makhluk yang bernama manusia. Sehinga

(12)

munculah ungkapan "manusia adalah makhluk sosial". Ungkapan ini berarti bahwa "manusia harus hidup berkelompok atau bermasyarakat mereka tidak dapat hidup dengan baik kalau tidak berada dalam

kelompok atau masyarakat" (Vanya Dika, 2015). Dengan kata lain untuk hidup secara memadai dia harus berhubungan dengan orang lain.

Masing-masing manusia (orang) saling membutuhkan pertolongan

sesamanya. Sosial adalah "keadaan dimana terdapat kehadiran orang lain, Kehadiran itu bisa nyata anda lihat dan anda rasakan, namun juga

biasanya dalam bentuk imajinasi" (Adam Segamat, 2010). Di dalam hubungan antara manusia dengan manusia lain yang paling penting terjadi adalah suatu reaksi yang menyebabkan munculnya

proses

berbagai tindakan. Reaksi itu disebut dengan proses sosial.

2. Kondisi Ekonomi

Dalam kehidupan sehari-hari, ekonomi sangat diperlukan dalam memenuhi kebutuhan, oleh karenanya ekonomi merupakan salah satu ilmu yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Selain itu, ekonomi sebagai alat untuk mengukur tingkat kemajuan dalam suatu negara, apakah keadaan ekonomi yang baik atau semakin memburuk. Pada dasarnya, masalah ekonomi yang selalu dihadapi oleh manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi adalah jumlah kebutuhan manusia

(13)

tidak terbatas sedangkan jumlah alat pemuas kebutuhan manusia terbatas.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah kebutuhan

seseorang berbeda dengan jumlah kebutuhan orang lain, yaitu antara lain:

a. Faktor fisik b. Faktor moral c. Faktor pendidikan d. Faktor ekonomi

Menurut Nurul Ismi (2016) Pengertian Ekonomi adalah "sebuah bidang kajian ilmu yang berhubungan tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan manusia". Sosial ekonomi adalah "kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan. Dalam pembahasannya sosial dan ekonomi

sering menjadi objek pembahasan yang berbeda" (Wayan Gede Astrawan,2 014: 20).

Menurut Abdulsyani (Asih Ramila, 2010: 16) Sosial ekonomi adalah" kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktifitas, ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, jenis rumah tinggal,dan jabatan dalam

organisasi. Selanjutnya menurut Soekanto (Asis Ramila, 2010: 16) sosial ekonomi adalah

"posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibanya dalam hubungan sumber daya ".

Sosial ekonomi dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menetapkan seseorang dalam posisi tertentu dalamm struktur

masyarakat. Pemberian posisi ini desertai pula seperangkat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi sipembawa status misalnya, perasaan, pendapatan, dan pekerjaan. Berdasarkan pendapatan ahli di atas dapat disimpulkan kondisi sosial ekonomi dalam penelitian ini

(14)

adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kepemilikan aset rumah tangga, dan pemenuhan

kebutuhan keluarga. Dengan demikian keempat hal tersebut mempengaruhi tingkat sosial ekonomi masyarakat yang juga menentukan tinggi rendahnya status seseorang dalam masyarakat.

Kondisi Keluarga

Menurut Soerjono Soekanto (2009: 22) keluarga "adalah Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan".Keluarga merupakan "sebuah grup yang terbentuk dari perhubungan laki—laki dan perempuan, perhubungan yang mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak—anak". (Ahmadi, 2002: 239).

Keluarga pada dasarnya merupakan suatu kelompok yang terbentuk dari suatu hubungan seks yang tetap, untuk menyelenggarakan hal—hal yang berkenaan dengan keorang tua dan pemeliharaan anak. Menurut (Khairuddin, 1997: 5-10) menyebutkan ciri- ciri keluarga yaitu:

a. Kebersamaan : Keluarga merupakan bentuk yang hampir paling universal di antara bentuk—bentuk organisasi sosial lainnya

b. Dasar-dasar emosional : Hal ini didasarkan pada suatu kompleks dorongan-dorongan yang sangat mendalam dan ikatan kelompok yang erat tentang emosi—emosi sekunder, dari cinta romantik, rasa kasih sayang sampai pada kebanggaan akan ras.

c. Pengaruh perkembangan : Bahwa keluarga merupakan lingkungar sosial yang pertama—tama bagi seluruh bentuk hidup yang tertinggi,

(15)

temasuk manusia. Pada khususnya membentuk karakter individu.

d. Ukuran yang terbatas : Keluarga merupakan kelompok yang terbatas ukurannya dan merupakan skala yang paling kecil dari semua organisasi formal yang merupakan struktur sosial.

e. Posisi inti dalam struktur sosial : Keluarga merupakan inti d?' organisasi-organisasi sosial lainnya. Kerap kali di dalam

masyarakat yang sederhana, maupun dalam masyarakat yang lebiii maju, struktur sosial secara keseluruhan di bentuk dari satuan satuan keluarga.

f. Tanggung jawab para anggota Keluarga memiliki tuntutan tuntutannya dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi—kondisi pemenuhan kebutuhan—kebutuhan yang mampu dilakukan oleh keluarga.

Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yakni angsi yang sulit dirubah dan digantikan oleh orang lain. Sedangkan ungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial, relatif lebih mudah berubah Itau mengalami perubahan. Menurut (Khairuddin, 1997: 48-49) Fungsi- 'ungsi pokok tersebut antara lain :

a. Fungsi biologik

Keluarga merupakan tempat lahirnya anak-anak, fungsi ini merupakan dasar kelangsungan hidup masyarakat. Namun fungsi

(16)

ini juga mengalami perubahan karena keluarga sekarang cenderung pada jumlah anak yang sedikit.

b. Fungsi Afeksi

Dalam keluarga terjadi hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Hubungan afeksi ini tumbuh sebagai akibat hubungan cinta kasih yang menjadi dasar perkawinan. Dari hubungan cinta kasih ini lahirlah hubungan persaudaraan, persahabatan, kebiasaan, identifikasi, persamaan pandangan mengenai nilai-nilai. Dasar cinta kasih dan hubungan afeksi ini merupakan faktor penting bagi perkembangan pribadi anak. Dalam masyarakat yang makin impersonal, sekuler, dan asing, pribadi sangat membutuhkan hubungan afeksi seperti yang terdapat dalam keluarga, suasana afeksi itu tidak terdapat dalam institusi sosial yang laim

c. Fungsi Sosialisasi

Fungsi sosialisasi menunjukkan peranan keluarga dalam

kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga, anak mempelajari pola-pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan

kepribadiannya.

(17)

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat dimana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan

kelompoknya. Jadi selain peranan umum kelompok keluarga sebagai kerangka sosial yang pertama, tempat manusia berkembang sebagai makhluk sosial, terdapat pula peranan—peranan tertentu di dalam keadaan—keadaan keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan individu sebagai makhluk sosial, menurut Gerungan(2004: 195) antara lain:

a. Status sosio-ekonomi

Keadaan sosio-ekonomi keluarga tentulah berpengaruh

terhadap perkembangan individu, apabila kita perhatikan bahwa adanya perekonomian yang cukup, maka lingkungan material yang dihadapi individu di dalam keluarganya itu lebih luas, ia lebih mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam—macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada peranannya.

b. Keutuhan keluarga

Salah satu faktor utama lain yang mempengaruhi

perkembangan sosial individu adalah faktor keutuhan keluarga.

Yang dimaksudkan dengan keutuhan keluarga adalah keutuhan

(18)

dalam struktur keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak—anak.

Apabila tidak ada ayah atau ibu atau bahkan keduanya, maka struktur keluarga sudah tidak utuh lagi. Selain keutuhan dalam struktur keluarga dimaksudkan pula keutuhan dalam interaksi keluarga, bahwa dalam keluarga berlangsung interaksi sosial yang wajar (harmonis). Apabila orang tua berselisih disertai dengan tindakan agresif, keluarga tidak dapat dikategorikan sebagai keluarga yang utuh.

c. Sikap dan kebiasaan orangtua

Peranan keluarga terhadap perkembangan sosial individu tidak hanya terbatas pada status sosial ekonomimya atau pada keutuhan struktur dan interaksinya saja. Demikian juga cara-cara dan sikap-sikap dalam pergaulannya memegang peranan yang cukup penting di dalamnya. Keluarga itu telah merupakan kelompok sosial dengan tujuan, struktur, norma, dinamika kelompok, termasuk cara-cara kepemimpinannya yang sangat mempengaruhi kehidupan individu yang menjadi anggota keluarga tersebut. Begitu pula cara—cara bertingkah laku orang tua yang dalam hal ini menjadi pemimpin kelompok sangat mempengaruhi suasana interaksi keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciri—ciri tertentu pribadi anaknya.

(19)

d. Status anak dalam keluarga

Status anak juga berperan sebagai suatu faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial dalam keluarganya. Status anak misalnya, status anak sebagai anak tunggal, anak sulung, atau anak bungsu diantara saudara—saudaranya.

Keluarga adalah sumber terciptanya lingkungan masyarakat yang lebih luas, apapun namanya dan bagaimanapun bentuknya. Suatu

lingkungan masyarakat awalnya terbentuk dalam lingkungan keluarga, adanya masyarakat, bangsa dan negara pada dasarnya terbentuk dari keluarga-keluarga.

Jadi keberadaan keluarga merupakan miniatur dan eksistensi suatu masyarakat dan negara. Ini berarti tinggi rendahnya mutu bangsa dan negara sangat tergantung dari tinggi rendahnya kualitas manusia dalam suatu lingkungan keluarga. Yang dimaksud dengan keluarga dalam penelitian ini adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Namun apabila siswa mempunyai wali penanggung biaya maka yang dimaksud adalah wali tersebut. Hal serupa juga berlaku oleh siapa siswa tersebut dibimbing atau bertempat tinggal.

4. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kondisi Sosial Ekonomi

(20)

Berdasarkan kodratnya manusia dilahirkan memiliki kedudukan yang sama dan sederajat, akan tetapi sesuai dengan kenyataan setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status atau kedudukan berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan sosial ekonominya tinggi, sedang dan rendah.

Menurut beberapa para ahli ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi orang tua di

masyarakat, yaitu: Nasution (2014: 27) mengatakan ada beberapa metode atau cara untuk menentukan status sosial ekonomi keluarga yaitu sebagai berikut:

Metode objektif, stratifikasi sosial ditentukan berdasarkan kriteria objektif antara lain jumlah pendapatan, lama atau tinggi pendidikan dan jenis pekerjaan. Metode subjektif, penggolongan sosial

dirumuskan menurut pandangan anggota masyarakat menilai dirinya dalam hierarki kedudukan dalam masyarakat itu. Metode reputasi, penggolongan sosial ditentukan menurut bagaimana anggota

masyarakat menempatkan masing-masing dalam stratifikasi masyarakat itu.

Menurut Ida Bagoes (2003: 110) terdapat beberapa faktor sosial ekonomi ialah "Faktor-faktor yang ada dalam individu, keluarga dan masyarakat. Seperti pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai dan sumber

(21)

ekonomi" Sedangkan Kriteria Sorenson (Nasution, 2004: 39) "Tingkat status sosial ekonomi dilihat dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, keadaan rumah tunggal lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial". Selanjutnya Soelaiman (Asih Ramila, 2010: 17) menjelaskan bahwa yang termasuk kedalam pendidikan

mencakup pendidikan formal, non formal dan pembinaan belajar kepada anak serta perhatian tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak.

Pekerjaan dan jabatan mencakup aktualisasi pekerjaan orang tua, cara memimpin dan keterlibatan orang tua terhadap anak, sedangkan pekerjaan mencakup penghasilan terutama dalam ukuran bulan dan anggaran biaya pendidikan.

Menurut Nasution (2004: 25) "Tingkat status sosial ekonomi dilihat atau diukur dari pekerjaan orang tua, penghasilan dan kekayaan, tingkat pendidikan orang tua, keadaan rumah dan lokasi, pergaulan dan aktivitas sosial". Namun dalam hal ini, penelitian akan dibatasi 4 faktor saja yaitu faktor tingkat pendidikan, pendapatan/penghasilan keluarga, keadaan rumah, pemenuhan kebutuhan keluarga/pengeluaran keluarga.

a. Tingkat Pendidikan

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada dasarnya jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan

(22)

tingkat perskembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan adalah aktivitas dan usaha untuk meningkatkan kepribadian dengan jalan membinapotensi- potensi pribadinya yaitu rohani serta jasmani.

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yang membutuhkanya. Dapat juga dikatakan tujuan pendidikan adalah sebagai bekal untuk mempersiapkan masa depan seseorang agar berguna bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.

Tujuan pendidikan nasional sendiri menurut UU No 20 tahun 2003 18 pasal 3 tentang SISDIKNAS, pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengmbangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti, luhur, memiliki pengetahuan dan

keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Demi mencapai tujuan pendidikan sesuai amanat Undang- Undang tersebut, maka dilaksanakanlah proses pendidikan yang melalui beberapa jalur baik jalur pendidikan formal maupun

(23)

pendidikan non formal. Dalam jalur pendidian formal sendiri terdapat beberapa jenjang pendidikan sekolah yang terdiri dari, pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat dari tahun atau lamanya orang tua sekolah Semakin lama orang tua bersekolah maka semakin tinggi pula jenjang pendidikanya. Contoh orang tua yang hanya dapat sekolah 6 tahun berarti hanya sampai SD. Berbeda dengan orang tua yang sekolah sampai 9 tahun berarti hanya sampai SMP. Orang tua yang sekolah sampai 12 tahun berarti lulusan SMA, dan selanjutnya. Tingkat pendidikan yang pernah ditempuh oleh orang tua berpengaruh pada kelanjutan sekolah anak mereka. Orang tua yang memiliki motivasi yang lebih besar untuk menyekolahkan anaknya.

b. Pendapatan Keluarga

Pendapatan adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional. Jumlah pendapatan yang dimiliki

olehseseorang akan mempengaruhi status sosialnya terutama dalam

(24)

masyarakat materialistis dan tradisionalis yang sangat menghargai status social ekonomi yang sangat tinggiterhadap kekayaan.

Menurut Reksoprayitno (2009: 67) pendapatan atau income adalah "uang yang

diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah sewa bunga, dan laba termaksud juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun". Menurut Reksoprayitno (2009: 69) ada 3 kategori

pendapatan yaitu:

1) Pendapatan berupa uang yaitu segala penghasilan berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas jasa

atau kontraprestasi.

2) Pendapatan berupa barang adalah segala pendapatan yang sifatnya regular dan biasanya, akan tetapi selalu berbentuk

balas jasa dan diterima dalam bentuk barang dan jasa

3) Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah segala penerimaan yang bersifat transfer redistributive dan biasanya

membuat perubahan dalam keuangan rumah tangga.

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan yang riil dari seluruh anggota keluarga yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam sebuah keluarga. Pendapatan keluarga merupakan imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang

(25)

diberikan dalam kegiatan produksi. Secara konkritnya pendapatan keluarga berasal dari:

1) Usaha itu sendiri, misalnya berdagang, bertani, membuka usaha sebagai wirausaha.

2) Bekerja pada orang lain, misalnya sebagai pegawai negeri sipil atau pegawai swasta.

3) Hasil dari pemilihan, misalnya sewa tanah yang disewakan dan lain-lain. Pendapatan bisa berupa uang maupun barang

misalnya berupa santunan baik berupa beras, fasilitas

perumahan, dan lain-lain. Pada umumnya pendapatan manusia terdiri dari pendapatan nominal berupa uang dan pendapatafl riil berupa barang. (Gilarso, 2008: 76).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pendapatan keluarga adalah penghasilan berupa uang adalah penghasilan berupa uang yang diterima seluruh anggota keluarga sebagai balas jasa dari sebuah kegiatan selama satu bulan dalam satuan rupiah. Jumlah

pendapatan yang diterima oleh setiap orang berbeda karena perbedaan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh orang tersebut. Pendapatan yang diterima oleh penduduk akan dipengaruh oleh tingkat pendidikan yang dimilikinya. Dengan pendidikan yang tinggi mereka akan

memperoleh kesempatan yang lebih luas untuk mendapatkan

(26)

pekerjaan yang lebih baik disertai pendapatan yang lebih besar,

sedangkan bagi penduduk yang berpendidikan rendah akan mendapat pekerjaan dengan pendapatan yang kecil.

Dari keterangan di atas dapat dikatakan bahwa pendapatan juga sangat berpengaruh terhadap tingkat ekonomi seorang. Apabila seseorang mempunyai pendapatan yang tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat ekonominya juga tinggi. Di samping memiliki

penghasilan pokok, setiap keluarga biasanya juga memiliki penghasilan lain meliputi tambahan dan penghasilan isidentil.

c. Kepemilikan Aset Rumah Tangga

Asih Ramila (2010: 20) mengatakan aset adalah "sumber

ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat dikemudian hari, jadi aset rumah tangga adalah jumlah kekayaan yang dimiliki oleh

keluarga dalam bentuk sumber ekonomi yang memberikan manfaat".

Sedangkan Mulyanto Sumardi (2004: 54) untuk mengukur tingkat ekonomi seseorang dari rumahnya dapat dilihat dari:

l) Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara, atau ikut orang lain.

2) Kondisi pisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi

pada umumnya menempati rumah permanen, sedangkan

(27)

keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

3) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada umunya semakin tinggi tingkat sosial

ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkatan sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran dan kualitas rumah, rumah dengan ukuran besar, permanen dan hak rmlik pribadl dapat menunJukkan bahwa kondisl sosial ekonominya tinggi, berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa sosial ekonominya rendah.

d. Pemenuhan Kebutuhan Keluarga/Pengeluaran Keluarga

Pemenuhan kebutuhan setiap keluarga dengan keluarga lain tidaklah sama dan selalu berbeda-beda. Keluarga dengan jumlah anggota yang besar, pengeluarannya berbeda dengan keluarga yang anggota keluarganya sedikit. T. Gilarso (2004: 63) mengemukakan bahwa besarnya jumlah pengeluaran keluarga tergantung dari hal-hal seperti:

1) Besarnya pendapatan keluarga yang tersedia (setelah dipotong pajak dan potongan-potongan lain).

2) Besarnya keluarga dan susunannya (jumlah anak dan umur

(28)

anak).

3) Taraf pendidikan dan status sosial masyarakat.

4) Lingkungan sosial ekonomi.

5) Agama dan kebiasaan.

6) Musim.

7) Kebijakan dalam mengatur keuangan keluarga.

8) Pengaruh psikologi.

9) Harta kekayaan yang dimiliki.

5. Peranan Keadaan Sosial Ekonomi Keluarga Dalam Minat Belajar Keadaan sosial ekonomi keluarga erat hubungannya dengan minat belajar siswa, keluarga bertanggung jawab menyediakan dana untuk kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang keadaan sosial ekonominya rendah. contohnya anak dalam belajar akan sangat

memerlukan sarana penunjang belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi maka ini akan menjadi

penghambat bagi anak dalam pembelajaran.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sewel dan Hauser (Purwanto, 2004: 42) mengemukakan bahwa "kemampuan ekonomi keluarga akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pendidikan dan pekerjaan atau jabatan serta

(29)

mempertimbangkan hasil yang dicapai pada pendidikan dan pekerjaan"

1m berarti bahwa kondisi kemampuan ekonomi keluarga turut mempengaruhi pola prilaku individu dalam kehidupannya, termasuk pendidikandan pekerjaan atau jabatan tertentu yang akan dimasukan.

Kelompok yang memiliki status sosial ekonomi rendah akan kurang menekankan pentingnya pencapaian pendidikan yang tinggi. Selanjutnya Soelaiman (1995: 60) menjelaskan bahwa " status sosial ekonomi itu tidak merupakan faktor mutlak dalam perkembangan sosial". Sebab hal ini tergantung pada sikap-sikap orang tua bagaimana corak interaksi didalam keluarga. Walaupun status sosial ekonomi orang tua memuaskan tetapi apabila mereka itu tidak memperhatikan pendidikan anaknya hal itu juga akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak.

Pernyataan di atas dapat dipahami karena keluarga yang status sosial ekonominya tinggi adapula yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya karena kesibukan atau karena berasumsi bahwa uang aalah segala-galanya, sehingga menomorduakan pendidikan. Sementara ada keluarga yang status ekonominya menengah ke bahwa tetapi sangat mementingkan pendidikan yang baik dan memadai bagi anaknya agar mereka dapat memperbaiki kedudukan sosialnya.

Minat Belajar 1. Pengertian Minat

(30)

Minat yang ada pada diri seorang pada dasarnya bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan minat oitu diperoleh sejak seseorang beradaptasi dengan lingkungannya. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan

mempengaruhi penerimaan minat-minat yang baru, jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar yang dapat menyokong belajar

selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari tersebut, sehingga dapat

dimengerti bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.

Permasalahan minat sebenarnya merupakan aspek psikologis, karen faktor utama minat tersebut terdapat pada dalam diri pribadi sendiri, sebab minat itu sendiri adalah perhatian yang mengandung unsur perasaan.

Menurut M bukhari (Istarani dan Intan Pulungan, 2015: 44) dikatakan bahwa minat terbagi dua yaitu:

a. Minat Primitif, yaitu suatuminat dari kebutuhan-kebutuhan jaringan, misalnya soal-soal makanann dan kebebasan aktivitas.

b. Minat cultural, yaitu minat sosial yang berasal dari perbuatan belajar yang lebih tinggi.

Slameto (2013: 180) mengemukakan minat adalah "Suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh". Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat

(31)

hubungan tersebut, semakin besar minat. Djaali (dalam Istarani & Inta Pulungan, 2015: 44) mengatakan minat belajar adalah "Minat dapat diekpresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas".

Menurut Djamarah (2008: 166) minat adalah "kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang". Minat belajar adalah "minat belajar pada diri seorang pendidik, sehingga pada proses selanjutnya tidak menemui hambatan,untuk itu guru harus berperan sepenuhnya serta memiliki tanggung jawab guna

mengembangkan anak didik" (Istarani & Intan Pulungan 2015: 45).

Sedangkan menurut Muhibin Syah (2008: 136), "Minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi disebabkan ketergantungan terhadap berbagai faktor internal lainnya seperti pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi dan kebutuhan". Secara sederhana minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan minat adalah sesuatu

dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan rasa suka atau senang tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Sedangkan minat

(32)

belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dirinya sendiri untuk belajar dengan rasa suka atau senang tanpa adanya dorongan dari pihak lain.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Minat

Faktor yang mempengaruhi minat menurut Muhibbin Syah (2008:

132-138) yaitu:

a. Faktor dari dalam

Fakor internal mempengaruhi oleh sifat bawaan yaitu

keingintahuan dari dalam diri seseorang yang akan terdiri dari rasa perasaan tertarik, adanya perhatiam dan adanya aktivitas dari rasa senang itu sendiri.

b. Faktor dari luar

Faktor dari luar terdiri dari aspek lingkungan sosial dan non sosial. Aspek lingkungan sosial terdili dari kelompok, teman, dan masyarakat. Aspek non sosial terdiri dari rumah, peralatan, dan alam sekitar.

c. Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar adalah upaya siswa yang mencakup strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Faktor ini sering disebut dengan faktor emosional siswa yaitu ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap

(33)

objek tertentu.

Oemar Hamalik (2006: 34) menyebutkan bahwa minat tidak dapat muncul dengan sendirinya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat siswa, yaitu:

a. Motivasi

Siswa akan memiliki minat yang tinggi jika memiliki motivasi, seseorang akan dikatakan memiliki motivasi belajar jika telah

memiliki niat yang tinggi untuk mempelajari suatu mata pelajaran, maka akan mempelajarinya dalam jangka waktu tertentu.

b. Belajar

Minat mampu diperoleh melalui proses belajar Karena dengan belajar, siswa akan menyukai pelajaran tertentu sebab bertambahnya pengetahuan mengenai suatu

c. Bahan pelajaran dan sikap guru

Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah bahan pelajaran dan sikap guru. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan sering dipelajari oleh siswa yang bbersangkutan. Guru yang baik dan ramah akan disenangi siswanya dan akan sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan minat siswa.

Sukarsa (Reni, 2003: 15) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat adalah:

(34)

a. Cita — cita

Minat timbul karena adanya cita-cita,dengan demikian maka minat siswa untuk belajar dipengaruhi juga oleh cita-cita di masa depan.

b. Kebutuhan

Setiap individu memilki beragam kebutuhan untuk memenuhinya, individu cenderung untuk tertarik pada objek yang disukai dan memberikan kepuasan bagi dirinya

c. Lingkungan

Lingkungan adalah setiap benda, atau keadaan, kegiatan yang ada dilingkungan individu. Lingkungan terdiri dari keluarga, sekolah dan ma$arakat,

d. Kesempatan

Kesennpatan turut mendukung minat individu, individu yang dimiliki banyak kesempatan dapat mendukung timbuknya minat dalam dirinya.

Slameto (2003: 54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu:

a. Faktor Intern

Faktor jasmani, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologl, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan dan kesehatan.

(35)

b. Faktor ekstren

Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah ,seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin siswa, disiplin sekolah alat

pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan faktor- faktor yang mcmpcngaruhi minat belajar yaitu:

A.Faktor dari dalam

Faktor Internal mempengaruhi oleh sifat bawaan yaitu

kemg»ntahuan darl dalam diri scscorang yang akan tcrdlri dari rasa perasaan tertank, adanya pcrhauan, dan adanya aktvitas dari rasa senang itu sendiri, dan juga motivasi atau dorongan dari dalam diri siswa itu sendiri.

b.Faktor dari luar

Faktor dari luar terdiri dari aspek lingkungan sosial dan non sosial. Aspek lingkungan sosial terdiri dari kelompok, teman, dan masyarakat. Aspek non sosial terdiri dari rumah, peralatan, dan alam

(36)

sekitar dan bahan pelajaran.

c.Faktor pendekatan belajar

Faktor pendekatan belajar adalah upaya siswa yang mencakup strategi dan metode yang digunakan siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Faktor ini sering disebut dengan faktor emosional siswa yaitu ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap objek tertentu, faktor pendekatan belajar juga mencakup proses dari belajar itu sendiri.

3. Fungsi Minat dalam Belajar

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senanng akan menumbuhkan minatnya, untuk itu minat besar sekali pengaruhnya terhadap belajar,karena bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa itu dapat dipastikan tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Minat yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan besar terhadap sesuatu. Oleh karena itu minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam mata

pelajaran tertentu.

M. Ngalim Purwanto (Istarani dan Intan Pulungan, 2015: 47) mengatakan bahwa fungsi minat adalah "untuk menggerakan atau pengubah seseorang agar timbul keinginan untuk melakukan sesuatu sehingga memperolah hasil atau mencapai tujuan tertentu" Oleh karena

(37)

itu, M.Dalyono (Istaram dan Intan Pulungan, 2015: 47) mengatakan bahwa

"kuatnya minat belajar sesorang turut mempengaruhi keberhasilannya"

Karena itu nunat belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita. Selanjutnya Mulyasa (Istarani dan Intan Pulungan, 2015: 47) mengatakan bahwa:

"minat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi.

Istarani dan Intan Pulungan ( 2015: 48) menyebutkan ada beberapa fungsi minat yaitu:

a. Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan

Suatu kesulitan atau hambatan, mungkin cacat, mungkin

menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa,

sehingga tercapai kelebihan/keunggulan dalam bidang tertentu Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak bergantung pada keadaan dansikap lingkungan sehubungan dengan peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan kondisi- kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan. Kebutuhan manusia seperti dijelaskan

(38)

di atas senantiasa akan selalu berubah-ubah atau dinamis, sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia.

b. Pendorong tercapainya prestasi

Minat dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dalam

pencapaian prestasi, seseorang melakukan sesuatu usaha karena adanya minat yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya minat, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi belajarnya. Suatu ciri dari kebutuhan prestasi adalah kebutuhan dapat dipelajari. Di mana seseorang siswa yang pada mulanyamemiliki prestasi rendah, kemudian mendapat pelatihan dan pengalaman menaikkan prestasi.

Dari uraian di atas jelaslah bahawa minat mendorong timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi fungsi minat meliputi:

a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa minat maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b. Minat berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

c. Minat berfungsi sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin . Besar kecilnya minat akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

(39)

4. Jenis Minat

Djaali (Istarani dan Intan Pulungan, 2015: 51) mengatakan bahwa

"minat memiliki unsur afeksi,kesadaran sampai pilihan nilai, pengarahan perasaan, seleksi,dan kecenderungan hati. Menurut Istarani dan Intan Pulungan ( 2015: 47) adapunjenis-jenis minat adalah:

a. Realistis

Orang realistis umumnya mapan, kasar, berfisik kuat,dan sering atletis, memiliki kordinasi otot yang baik dan terampil, ia kurang mampu menggunakan medium komunikasi verbal dan kurang memiliki keterampilan berkomunikasi dengan orang lain.

Oleh karena itu, mereka kurang menyenangi hubungan sosial, cenderung mengatakan bahwa mereka senang pekerjaan tukang, memiliki sifat langsung, stabil, normal dan kukuh, menyukai masalah konkret dibanding abstrak, menduga diri sendiri sebagai agresif, jarang melakukan kegiatan kreatif dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, tetapi suka membuat sesuatu dengan bantuan alat.

Orang realistis menyukai pekerjaan monti, insyinyur, ahli listrik, ikan dan kehidupan satwa liar, operator alat berat, dan perencana alat.

b. Investigatif

Orang investigatif termasuk orang yang berirentasi keilmuan,

(40)

mereka umumnya berorientasi pada tugas, introspeksi dan asosial lebih menyukai memikirkan sesuatu dari pada melaksanakannya, memiliki dorongan kuat untuk memahami alam, menyukai tugas- tugas yang tidak pasti, suka bekerja sendirian, kurang pemahaman dalam kepemimpinan akademik dan intelektualnya menyatakan diri senddiri sebagai analis, selalu ingin tahu, bebas dan bersyarat, dan kurang menyukai pekerjaan yang berulang, kecenderungan pekerjaan yang disukai termasuk ahli perbintangan, biologi, binatang,

kimia,penulis dan ahlijiwa c. Artistik

Orang artistik menyukai hal-hal yang tidak terstruktur, bebas memiliki kesempatan bereaksi, sangat membutuhkan suasana yang dapt mengekspresikan sesuatu secara individual, sangat kreatif dalam bidang seni dan musik. Kecenderungan pekerjaan yang disenangi adalah pengarang, musisi, dan lain-lain.

d. Sosial

Tipe ini dapat bergaul, bertanggung jawab,berkemanusiaan,

dan sering alim, suka bekerja dalam kelompok, senang menjadi pusat perhatian kelompok, memiliki kemampuan verbal, terampil bergaul, menghindari pemecahan masalah secara intelektual, suka

memecahkan masalah yang ada kaitannya dengan perasaan,

(41)

menyukai kegiatan menginformasikan, melatih dan mengajar.

Pekerjaan yang disukai menjadi pekerjaan sosial, pendeta, ulama dan guru.

e. Enterprising

Tipe ini cenderung menguasai atau memimpin orang lain, memiliki keterampilan verbal untuk berdagang,memiliki

kemampaun untuk mencapai tujuan organisasi, agresif, percaya diri, dan umumnya sangat aktif Pekerjaan yang disukai termasuk

pimpinan perusahaan, pedagang dan lain-lain.

f. Konvensional

Orang konvensional menyukai lingkungan yang sangat tertib, menyenangi komunikasi verbal, senang kegiatan yang berhubungan dengan angka, sangat efektif menyelesaikan tugas yang berstruktur tetapimenhindari situasi yang tidak menentu, menyatakan diri orang yang setia, patuh praktis, tenang tertib, dan efesien, mereka

mengidentifikasi diri dengan kekuasaan dan materi. Pekerjaan yang disukaiantara lain sebagai akuntan, ahli tata buku, ahli periksa barang, dan pimpinan armada laut

Ciri — Ciri Minat Belajar

Ciri — ciri siswa yang berminat dalam proses pembelajaran menurut

(42)

Slameto (2013: 58) adalah sebagai berikut:

a. Memiliki kecenderungan yang tetap terhadap dalam memperhatikan dan mengenang suatu yang dipelajari secara terus menerus.

b. Adanya rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminati.

c. Mendapatkan sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati.

d. Lebih mensyukuri sesuatu hal yang menjadi minatnya.

e. Dimanfaatkan melalui partisipan pada aktivitas kegiatan.

Sedangkan menurut Istarani & Intan Pulungan (2015: 49), ciri-ciri minat pada setiap orang yaitu:

a. Tekun menghadapi tugas.

b. Ulet menghadapi kesulitan.

c. Menunjukkan minat dalam bermacam-macam masalah.

d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tuga-tugas yang rutin.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya

g. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

6. Indikator Seseorang Memiliki Minat Belajar

Terdapat beberapa indikator siswa memiliki minat belajar yang

(43)

tinggi, hal ini dapat diketahui melalui proses belajar di kelas maupun di rumah. Menurut Safari (2003: 152) indikator tersebut adalah:

a. Perasaan senang

Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap pelajaran.

b. Perhatian dalam belajar

Adanya perhatian juga menjadi salah satu indikator minat,

perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu. Seseorang yang memiliki minat pada objek tertentu maka dengan sendirinya dia akan memperhatikan obejk tersebut.

c. Ketertarikan

Selain adanya perasaan senang, perhatian dalam nelajar dan

juga bahan pelajaran serta sikap guru yang menarik. Adanya manfaat dan fungsi pelajaran dapat menyebakan siswa tertarik untuk

mempelajarinya.

d. Partisipasi atau keterlibatan

Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang

menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainya.

(44)

Banyak para siswa dalam belajar nampak tidak, atau kurang adanya minat dan belum ada niatan untuk berusaha menumbuhkan minatnya di dalam belajar. Minat tidak dibawa sejak lahir, minat merupakan hasil dari pengalaman belajar. Minat timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada wal<u belajar itu menurut Bernard. Kalau menurut Slameto (2013) minat itu timbul dengan menyatakan diri dalam kecenderungan umum untuk men} elidiki dan menggunakan lingkungan dari pengalaman, anak bisa berkembang kearah berminat atau tidak berminat kepada sesuatu. Ada beberapa indikator- indikator minat belajar siswa sebagai berikut:

1) Minat siswa untuk menerima bahan

Kesiapan atau readiness menurut James Drever adalah

"Preparadness to respond or react" Artinya kesiapan adalah

kesediaan untuk memberi response atau reaksi, kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa dalam belajar dan sudah ada kesiapan maka hasil belajaranya akan lebih baik.

2) Minat mencatat pelajaran

Dalam mengikuti proses pembelajaran, tidak semua apa yang

(45)

disampaikan oleh guru didepan kelas harus dicatat, kata demi kata atau kalimat demi kalimat dicatat. Dengan cara begitu, maka siswa maupun siswi tidak perlu mencatat semua apa yang disampaikan.

Cukup hal-hal yang dianggap penting saja. Permasalahan-

permasalahan yang belum jelas dan masih berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang perlu dicatat. Agar para siswa mudah dalam

mempelajari apa yang disampaikan oleh guru bidang studi yang diajarkan maka siswa hendaknya:

(a) mencatat semua hal yang penting saja, dan yang langsung berhubungan dengan pokok materi pelajaran.

(b) mencatat pikiran-pikiran tambahan yang timbul dari diri sendiri karena asosiasi dari penjelasan yang didengar dari guru.

(c) merangkum materi pelajaran sesuai dengan pikirannya sendiri tanpa bantuan orang lain

3) Minat mengajukan pertanyaan

Banyak siswa yang takut bertanya kepada gurunya tentang hal- hal yang dirasakan belum paham atau belum jelas, sehingga menjadi beban berkepanjangan. Sehingga permasalahan-permasalahan materi pelajaran yang lama belum terpecahkan, muncul lagi permasalahan materi pelajaran yang baru. Akhirnya semua permasalahan-

permasalahan itu menjadi teka-teki yang menyebabkan siswa tidak

(46)

berkonsentrasi, sebagai akibatnya siswa takut bertanya kepada gurunya dan kurang kreatif dalam mengembangkan pemikiranya sendiri.

Oleh sebab itu apabila ada kesempatan untuk bertanya terbuka, maka ajukanlah pertanyaan berkaitan dengan masalah-masalah yang belum jelas. Jangan takut dan jangan gugup danjangan ragu. Yakinlah bahwa itu memang permasalahan materi yang perlu dipertanyakan.

Hal ini juga merupakan tanggung jawab sorang guru untuk melatih siswanya untuk bertanya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan murid.

4) Minat mengerjakan tugas

Kesiapan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang studi PPKn dapat dilihat dari tepat waktu atau tidaknya siswa dalam mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya, baik itu berupa tugas individu maupun tugas kelompok. Jika siswa betul-betul serius dalam belajar baik disekolah maupun dirumah sudah dapat dipastikan siswa tersebut dapat mengerjakan tugas-tugas dengan cepat, tetapi apabila siswa yang bersangkutan mengerjakan tugas dengan cara main-main atau asal-asalan biasanya sering

terhambat dalam hal mengumpulkan tugas-tugas yang diberikan oleh guru bidang studi PPKn. Disinilah letaknya keuletan dan ketabahan

(47)

dari seorang guru untuk membimbing siswa tersebut kearah yang positif , agar cara belajar yang kurang baik tersebut dirubah dengan cara-cara belajar yang baik.

5) Minat menyimpulkan pelajaran

Kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas merupakan langkah awal keberhasilan dari seorang siswa dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru. Sedangkan anak dikatakan telah siap pada pelajaran jika siswa bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan

berkonsentrasi, siswa tidak mudah mengalihkan perhatian pada masalah lain yang dipelajarinya. Semakin banyak informasi yang harus diserap oleh siswa maka kemampuan berkonsentrasi mutlak

dimiliki dalam mengikuti proses belajar. Hal ini sesuai dengan kurikulum KTSP, siswa dituntul lebih aktif melakukan pcmtx•lajaran,

sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.

Belajar perlu sekali mengenali mengenal sistem ingatan din sendiri. Sebab hal ini sangat menentukan berhasil atau tldaknya seorang pelajar atau mahasiswa dalam menempuh pembelajaran.

Cukup banyak pelajar atau mahasiswa yang gagal dalam belajar, disebabkan tidak mengenali sistem ingatan dirinya.

(48)

Daya ingat setiap siswa itu bermacam-macam. Ada seseoranz yang mudah menerima pelajaran, tetapi mudah lupa. Ada seseoranz yang sukar menerima pelajaran, tetapi mudah pula mengingatkannya dan menyimpannya dalam waktu yang cukup lama. Ada yang kedua- duanya, yaitu mudah menerima dan mengingatnya dalam waktu yang cukup lama. Hal ini yang salah satunya dapat dilakukan oleh

dalam belajar adalah membuat suatu kestmpulan disetiap akhir pembelajaran. Menyimpulkan setiap materi dapat dilakukan oleh siswa sendiri maupun melalui bimbingan oleh guru PKn, hal Int

bertujuan untuk melatih siswa lebih senus d'alam belajar dan menuntut siswa agar lebih meningkatkan keslapan belajarnya. Imlah katdah yang penting untuk dipegang dalam belajar

7. Cara Meningkatkan Minat Belajar

Idris ShafTat (Istarani dan Intan Pulungan, 2015 52) mengatakan bahwa usaha yang dilakukan agar mempunyai minat terhadap materi yang tidak diminati dalam proses belajar mengajar, adalah sebagai berikut:

a. Selalu beranggapan bahwa materi yang sedang dan akan dipelajari itu adalah penting.

b. Berfikir bahwa setiap materi ajar memiliki hubungan yang erat dengan materi pelajaran lainya

c. Berusaha semaksimal munkin untuk memaharni makna dan cara

(49)

kerja materi yang diajarkan.

C. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan menunjukkan kondisi sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh positif terhadap minat belajar siswa diantaranya adalah:

1. Penelitian yang sejenis juga pernah dilakukan oleh Merina Indriastuti (2010) dengan judul ' 'Hubungan Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Lamongan". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran geografi kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Lamongan.

2. Sumarto (2012) dengan judul "Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua dan Pendidikan Orang Tua Terhadap Motivasi Melanjutkan

Pendidikan ke Perguruan Tinggi Siswa SMA 01 Wahid Hasyim Talang Tegal". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kondisi sosial ekonomi orang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Selain itu hasul dari penelitian ini juga meninkkan pengaruh positif antara pendidikan otang tua terhadap motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

3. Farid Hardianto (2014) dengan judul " Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi

(50)

Orang Tua dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri I Durenan". Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kondisi sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran ekonomi.

Berdasarkan kajian penelitian di atas, dalam penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah kondisi sosial ekonomi keluarga, karena

penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti tentang kondisi sosial ekonomi keluarga. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel bebas yang hanya ada satu variabel yaitu kondisi sosial ekonomi keluarga dan variabel

terikatnya yaitu minat belajar siswa. Disini peneliti berpandangan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi berbagai hal. Oleh sebab itu, penelitian ini lebih mengembangkan pada variabel bebas kondisi sosial ekonomi keluarga dan variabel terikatnya yaitu minat belajar siswa.

D.Kerangka Berpikir

Pada penelitian ini terdapat empat variabel independen (bebas) dan satu variabel dependen (terikat). Tingkat pendidikan ayah sebagai variabel independen pertama(X1), Tingkat pendidikan ibu sebagai variabel

independen kedua(X2), Pendapatan keluarga sebagai variabel independen

(51)

ketiga (X3), Kepemilikan aset keluarga sebagai variabel independen keempat (X4), Pengeluaran/pemenuhan kebutuhan keluarga sebagai variabel

independen kelima (X5), dan Minat belajar siswa sebagai variabel dependen (Y). Hubungan variabel independen dan variabel dependen tersebut dapat dilihat melalui kerangka pemikiran sebagai berikut:

Keterangan:

(52)

: Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individu

: Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2012: 96). Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang berbentuk kalimat pernyataan dan harus diuji kebenarannya.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah 1. Hipotesis Deskriptik

a. Hipotesis Nol (Ho)

Hipotesis Nol (Ho)dalam penelitian ini adalah tidak terdapat pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap minat belajar siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Penama Negeri 02 Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu.

b.Hipotesis Alternatif (Ha)

Hipotesis alternatif (Ha) dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap minat belajar

(53)

siswa di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 02 Bunut Hulu Kabupaten Kapuas Hulu.

2. Hipotesis Statistik

0, berarti variabel bebas atau independen secara individu tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen atau variabel terikat.

Ha O, berarti variabel bebas atau independen secara individu

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen atau variabel terikat.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Bentuk Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah, maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang dirumuskan, sejalan dengan itu perlu

ditekankan kembali betapa pentingnya perumusan masalah yang jelas dan terbatas dalamarti tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit

Setiap penelitian memerlukan metode untuk mencapai suatu tujuan yang akan dicapai, begitu pula sebaliknya tanpa adanya suatu metode yang jelas maka apa yang diteliti tidak dapat tercapai termasuk masalah

penelitian tersebut Darmadi (2014: l) "Metode penelitian adalah

(54)

pembahasan mengenai konsep teoritik tentang berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya yang dalam karya ilmiah kemudian dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan"- Metodologi adalah pengkajian

terhadap langkah-langkah dalam menggunakan metode. Sedangkan metode penelitian adalah ilmu yang mengemukakan secara teknis tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Menurut Nawawi (2007: 65) menyatakan "metode pada dasarnya berarti cara yang digunakan untuk mencapai tujuan". Sedangkan Sugiyono (2012: 2) "Secara tm-mm metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu". Sementara menurut Nawawi (2007: 65) menyatakan beberapa alasan sebagai berikut:

a. Menghindari cara pemecahan masalah dan cara berfikir yang spekulatif dalam mencari kebenaran ilmu, terutama dalam bidang ilmu sosial yang variabelnya sangat dipengaruhi oleh sikap

subyektivitas manusia yang mengungkapkannya;

b. Menghindari cara pemecahan masalah atau cara bekerja yang bersifat trial dan error sebagai cara yang tidak menguntungkan bagi perkembangan ilmu yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern.

c. kebenaran pengetahuannya, yang tidak saja penting artinya secara teoritis tetapi juga sangat besar pengaruhnya terhadap kegunaan

(55)

praktisi hasil penelitian di dalam kehidupan manusia.

Penelitian terdiri dari beberapa macam metode. Nawawi (2007: 66) mengatakan ada 4 (empat) macam metode yang dapat digunakan dalam penelitian ilmiah, yaitu:

a. Metode filosofis.

Metode filosofis adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki secara rasional melalui perenungan atau pemikiran yang terarah, mendalam dan mendasar tentang hakekat sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik dengan mempergunakan pola berfikir aliran filsafat tertentu maupun dalam bentuk analisis sistematis berdasarkan pola berfikir induktif, deduktif, fenomologis dan lain- lain dan dengan memperhatikan hukum-hukum berfikir.

b. Metode deskriptif.

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta- fakta yang tampak, atau sebagai adanya. Usaha mendeskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada usaha

mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki, agar jelas keadaan atau kondisinya, oleh karena itu pada

Referensi

Dokumen terkait