• Tidak ada hasil yang ditemukan

P1 – P2 BOTANI & FARMAKOGNOSI

N/A
N/A
MOVIE ZERO

Academic year: 2024

Membagikan "P1 – P2 BOTANI & FARMAKOGNOSI "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : MIKHA ADYATAMA PUTRA / 2261100110 DEDI FIRMANSYAH UBRUSUN / 2261100109 TUGAS : P1 – P2 BOTANI & FARMAKOGNOSI

292

Echinacea

Tanaman Echinacea purpurea memiliki aktivitas imunostimulan; aktivitas antiinflamasi pada pernapasan karena dapat membunuh Streptococcus pyogenes dan Candida albicans yang sering menyerang tenggorokan dan paru- paru; aktivitas antimikroba fototoksik terhadap jamur seperti Saccharomyces cerevisiae, Candida shehata, C. Kefyr, C. Albicans, C. Steatulytica dan C.

Tropicalis; aktivitas antiinflamasi; aktivitas antikanker dengan adanya penghambatan proliferasi sel kanker usus besar manusia; aktivitas anti- teratogenik; aktivitas hepatoprotektif; aktivitas radioprotektif dengan memberikan pengurangan efek negatif dari sinar gamma pada hemoglobin darah perifer dan tingkat sel darah merah, sel darah putih diferensial dan sel sumsum tulang dan aktivitas antioksidan pada tikus; aktivitas aktoprotektif atau adaptogenik yang mampu meningkatkan kapasitas kinerja mental dan stabilitas tubuh terhadap beban fisik; aktivitas penghambatan tyrosinase;

aktivitas trypanocidal; dan aktivitas larvasida.

Koleksi: Proses ini melibatkan mengumpulkan tumbuhan echinacea dari lingkungan alam atau dari petani yang memiliki tumbuhan ini.

Pengeringan: Setelah tumbuhan echinacea diumpulkan, mereka harus dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya. Ini dapat dilakukan dengan cara mengeringkan tumbuhan di udara atau menggunakan alat pengeringan.

Pengolahan: Setelah tumbuhan echinacea diumpulkan dan diperas, mereka harus diolah untuk mengurangi kontaminan dan mengurangi ukuran mereka. Proses ini dapat melibatkan penghancuran, penghalusan, atau penghancuran tumbuhan.

Pengawetan: Setelah tumbuhan echinacea diolah, mereka harus diawetkan untuk mengurangi kadar airnya dan mengurangi risiko terjadinya pembusukan. Ini dapat dilakukan dengan cara mengawetkan tumbuhan dalam kondisi kering atau menggunakan alat pengawetan.

Penyimpanan: Setelah tumbuhan echinacea diolah dan diawetkan, mereka harus disimpan dalam kondisi yang tepat untuk mengurangi risiko terjadinya pembusukan dan kontaminasi. Ini dapat dilakukan dengan cara menyimpan tumbuhan dalam kondisi kering atau menggunakan alat penyimpanan.

Simplisia Echinacea (Bahan Siap Pakai)

(2)

Isolasi: Setelah ekstrak diuji klinik, zat aktif harus diisolasi dari ekstrak untuk dapat digunakan dalam obat tradisional atau obat jadi seperti kapsul echinacea. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti kromatografi atau kristalisasi.

Pemisahan: Setelah zat aktif diisolasi, mereka harus diisolasi dari zat pengotor lainnya untuk dapat digunakan dalam obat tradisional atau obat jadi seperti kapsul echinacea. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti kromatografi atau kristalisasi.

Kromatografi: Setelah zat aktif diisolasi dan diisolasi dari zat pengotor lainnya, mereka harus diidentifikasikan dengan cara menggunakan kromatografi atau metode lainnya. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan kromatografi gel, kromatografi kolom, atau kromatografi kapilari.

Uji khasiat: Proses ini melibatkan mengumpulkan informasi tentang khasiat tumbuhan echinacea dari sumber yang terpercaya, seperti literatur ilmiah, studi klinik, dan resep tradisional.

Obat Tradisional dalam bentuk penyajian Teh

Uji toksisitas: Tahap ini melibatkan pengujian untuk menilai potensi toksisitas dari ekstrak tumbuhan echinacea yang telah dihasilkan. Uji toksisitas ini penting untuk memastikan keamanan penggunaan obat dan mengidentifikasi dosis yang aman.

Uji praklinik: Setelah uji toksisitas dilakukan, tahap uji praklinik dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan ekstrak pada hewan percobaan sebelum dilakukan uji pada manusia. Ini membantu dalam memahami potensi efek samping dan interaksi obat.

Uji klinik: Tahap ini melibatkan uji coba pada manusia untuk menguji efektivitas, keamanan, dan tolerabilitas ekstrak echinacea. Uji klinik ini penting untuk mendapatkan data yang valid tentang manfaat dan risiko penggunaan obat pada manusia.

Ekstraksi: Setelah khasiat tumbuhan echinacea diketahui, mereka harus diolah untuk mengambil zat aktifnya. Proses ekstraksi dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti ekstraksi dengan menggunakan air, etanol, atau metanol.

Metode ekstraksi: Dalam proses ekstraksi, pemilihan metode yang tepat sangat penting untuk mengambil zat aktif dengan efektifitas tinggi. Metode ekstraksi yang umum digunakan dalam farmakognosi termasuk ekstraksi dengan menggunakan air, etanol, atau metanol.

Pemilihan pelarut ekstrak: Setelah metode ekstraksi dipilih, pemilihan pelarut ekstrak yang sesuai sangat penting untuk mengambil zat aktif dengan efektifitas tinggi. Pelarut yang umum digunakan dalam farmakognosi termasuk air, etanol, atau metanol.

Simplisia Echinacea

(3)

Pemurnian: Setelah zat aktif diidentifikasikan, mereka harus diolah untuk mengurangi kadar pengotor lainnya dan mengurangi risiko terjadinya pembusukan. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti filtrasi, kristalisasi, atau kromatografi.

Sifat fisika dan kimia: Setelah zat aktif diolah, mereka harus diuji untuk mengidentifikasikan sifat fisika dan kimia mereka. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti spektroskopi, kromatografi, atau analisis kimia.

Zat murni: Setelah zat aktif diuji sifat fisika dan kimia, mereka harus diidentifikasikan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti spektrofotometri, kromatografi, atau analisis kimia.

Obat jadi dalam bentuk kapsul/tablet

Uji klinik: Setelah ekstrak diuji praklinik, mereka harus diuji untuk mengidentifikasikan efektivitasnya sebagai obat pada manusia. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan studi klinik kontrol atau studi klinik randomized controlled trial (RCT).

Uji toksisitas: Setelah ekstraksi selesai, ekstrak harus diuji untuk mengidentifikasikan sifat toksisitasnya. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode yang sesuai, seperti uji in vitro atau uji in vivo.

Uji praklinik: Setelah ekstrak diuji toksisitas, mereka harus diuji untuk mengidentifikasikan efektivitasnya sebagai obat. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan model hewan atau model kelompok keluarga.

Identifikasi, Karakterisasi, Elusidasi Struktur: Proses identifikasi, karakterisasi, dan elusidasi struktur dilakukan untuk memahami secara detail sifat-sifat kimia dari zat aktif yang diisolasi dari tumbuhan echinacea.

Spektrofotometri: Teknik spektrofotometri digunakan untuk menganalisis spektrum cahaya yang diserap atau dipancarkan oleh zat aktif guna mengidentifikasi komponen kimia secara spesifik.

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan karyawan yang kurang mengenai pengolahan obat tradisional dari bahan baku awal sampai produk jadi, seperti saat pembuatan ekstrak dengan jenis pelarut

Dengan prinsip menguapkan pelarut ethanol untuk memperoleh ekstrak dari daun kunyit sebagai zat aktif yang terdapat dalam daun kunyit yang akan diuji aktivitas antioksidannya

Dengan prinsip menguapkan pelarut ethanol untuk memperoleh ekstrak dari daun kunyit sebagai zat aktif yang terdapat dalam daun kunyit yang akan diuji aktivitas antioksidannya Dari

5 Penggunaaan bahan obat tradisional seperti Daun Afrika (Vernonia amygdalina) yang memiliki daya antibakteri sehingga ekstrak etanol daun Afrika (Vernonia amygdalina) diharapkan

Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat, menggunakan pelarut

Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif antijamur dari ekstrak n- heksan, etil asetat ,methanol dan minyak atsiri tanaman obat

Ekstrak merupakan sediaan sari pekat tumbuh-tumbuhan atau hewan yang diperoleh dengan cara melepaskan zat aktif dari masing-masing bahan obat menggunakan pelarut yang cocok,

Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak daun sirih dapat digunakan sebagai insektisida alami untuk mengendalikan walang sangit karena mengandung bahan aktif tanin, zat toksik toksin yang