.HASIL PENELITIAN KAJIAN DAYA TARIK DUNIA PADA PERUMAHAN KAWASAN TEPI PANTAI
(WATER FRONT CITY) DI KOTA SEMARANG
Hisyam Yakub
STIT Muhammadiyah KendalABSTRAK
A. Penelitian
pada PerkembanganKawasan Tepi Pantai
SemarangBarat - Utara
1.
Gamborsn UmumlYilayah
Penelitian,f iniauan umum
Kawasan SemarangBarat
sebagaiWilayah
Kawasan Tepi Pantai(The lVater fi'ont
CityArea)
untuk pengembangan suatu lahandi
daerah pantai atau daerah rendah dapat ditempuh tiga cara yaitu :a.
Sistem timbunan(landlill)
yang umumnya ditempuh dengan cara menimbun daerah tersebut hingga elevasinyadi
atas air laut atau sungai.b.
Sistern Polderyaitu
dengan membiarkan elevasiasli
tanah dan menurunkan mukaair
dengan sistem pengontrolan dengan pompa atau managementlain yang
telah ditentukan, pada Gambari-II
memberikan suatu SketsaTipical
System Polder.c.
Sistem pembangunan lahan tepi pantai dengan type reklamasi laut.l.l
Kondisi Seruarong Borat sebagai Obiek PenelitianAdanya
pembangunan kawasanhunian baru ke wilayah tepi pantai
kota Semarangdan
derrgan adanya pertumbuhan pemekaranyang
berpusatdi
kawasanpermukiman,
industri
maupun kawasan baru yangtidak
terencana dantidak
terkontrol telalr menimbulkanterjadinya
UrbanSprawl di
kawasan permukimankota
Semarang, sehingga mendasarimunculnya Kebijakan
Pemerintahmelalui Inpres RI nomor
13tahun 1976 tentang
pengembanganwilayah
SemarangBarat dengan salah
satuketetapannya adalah konsep pengembangan wilyah kota Semarang,
yaitu pengembanganpemekaran kawasan dan permukiman berskala besar di
wilayahKecamatan Semarang Barat - Utara.
Konsep perencanaan
kota
pada awalnya adalahkota yang
dibangun dengan konsepyang
berbeda dengan pembangunan kawasan perumahanbaru di
Indonesia denganterlebih
adanya penyediaan pelayananjasa sosial,
penyediaan infrastruktur,utilitas yang
berkualitasdan kemudian
penyediaanpemukiman yang liveable
sertat httP:\\digilib.unimus.ac.id
2
1i6gkr-r1ga1
yang hijau dan
menyediakanjasa
transporlasilokal maupun regional
( Gordon, 1999:
175 ).Namun
saatini
konsep perencanaan kota telah mengalami pergeseran karena pernbangunan permukiman yang sekarang cenderung berkepadatantinggi
dengan garis sepadan bangunan yangminimal,
penggunaan lahan secara efisien dan intensif dengan ntelrgurangi lahar-r kosongtapi
menyiapkan lahanuntuk
taman,ruang hijau,
bahkan mengadakan tarnan bermain anak-
anak sebagai salah satu pembentukjiwa
anak-
anakur.rtuk bela.jar bersosialisasi dengan lingkungan dan teman
-
teman sebaya.1.2 Konilisistruktur
Kctwosan TepiPantui
Konsep pembangunan pemukiman yang kapitalis dan hanya
untukkepeptilgar, bislis
sentata adalahdi luar target
maupunjangkauan
utamanya para stakeholder da1 pengembang yang dengan eksistensinya membangun kawasan daratan pada iairar-rtepi pantai
SemarangBarat dan
SemarangUtara. Dari
perubahan konsep perencanaan ir-ii dapatdilihat
sebagai salah satu kawasanuntuk
strategibisnis
daripengembang PT. Semarang Indah dan PT.
IPU
serta Tanah Mas,yaitu
dengan terlebihciahulg
r1elrl'rangurrimage di
masyarakatataupun citra kawasan tepi pantai
dipeptekaran wilayah terlebih dahulu, sehingga dikenal sebagai kawasan yang berkualitas, bersiS.
teratllr. tertib,
nyaman,lingkungan
bernuansahijau dan eksklusif
disamping p1curbapgurr kawasan tepi pantai sebagai hunian yang menarik yang berkesinambungan yang berwawasan lingkungan( to built
environmental urban sustainable developmentprogrant
).1,3 Pengentbangan elan Perkembangan Kota Semarang sebagai
KonsepPembangunan Permukiman di BWK
III'
proses perkembangan
kota
yang dikenal denganistilah
urbanisasi merupakanfelomena
yang menghasilkan lingkungan atau ruang buatan kehidupan manusia yangdisebut
sebagaikota yang terdiri dari
elemen bangunan.Dalam
sejarah peradabanmanusia. bal-rwa urbanisasi sebagai proses terbentuknya masyarakat kota
danlirrgkLrngal fisikrrya adalah usaha manusia untuk meningkatkan kemajuan
danperadabanrrya. sebagai usaha dalam proses modemisasi
(Friedman l97l dan
Santos 1975, Potter 1998).t'
3
Perkembangan kota-kota besar yang menjalar dan menggabungkan desa-desa (kelurahan-kelurahan)
dikenal
membentuk wilayah metropolitan, terjadidi
negara maju maupun negara berkembang, namun perubahan desa ke kota dan daerah semi perkotaantidak
hanyaterjadi di
daerahmetropolitan
(Soegiono Soetomo,Prof. DR. Ir. DEA
;Seminar Nasional, Pengendalian Perkembangan Permukiman Daerah
EkspansiUrbanisasi dalam Pembentukan Regional Cities
;2002;
4). Jenis daerah semi perkotaanoleh Michel
Bassand(1985) dijelaskan melalui definisi dalam
proses urbanisasi di Eropa, sebagai berikut :" Daerah Sub-Urban adalah
berkembangnya desamenjadi kota yang terjadi
oleh eksistensi atau penjalaran kota, yang seringdi
kenal sebagai perkembangan pinggirankota dan rnerupakan pembentukan kota metropolitaq, konorbasi hingga
kekota wilayah".Namun
saatkini
konsep perencanaan kota telah menjalani pergeseran karena pembangunanpermukiman
cenderung berkepadatantinggi (dencity) dengan
garissepadan bangunan yang
minimal
penggunaan lahan atau kawasan secaraefisien
daniltensif
clengan mengurangilahan untuk taman, ruang hijau (open
space) bahkan meniadakantamall bermain untuk
anak-anak.Konsep
pembangunan permukiman semuaini
yangkapitalis
dan hanyauntuk
kepentinganbisnis
semata.Dan
perubahan konsep perencarlaanini
dapatdilihat
sebagai salah satu strategi bisnis dari pengembang Kawasan Tepi Pantai Sernarang Barat, yaitu dengan lebih dulu membangun suatu imagedi
masyarakatcitra
kota barudi
kawasan tersebut sehinggadikenal
sebagai kota yangberkualitas bersih, teratur, tertib, nyaman, lingkungan yang
bernuansahijau
dan eksklusif'.2. Pengembangan dan Arahan Kebijakan Pembangunun Kawasan Tepi Pantai
SemorangBarst -
UturaA.
Pengembangan dun Perkembongan KawasanPermasalahan kependudukan
di kota
Semarang pada3
dekadeterakhir
adalah semakin pesatnya pertumbuhan penduduk Seamarang dengan populasinya 1997-1998 tercatat 1268,070jiwa
tersebardi
16 Kecamatan dan 177 kelurahan; terjadi
kenaikanjumlah
penduduk sebesar 59.709jiwa (lihat tabel T. II-06).a-
4
pertumbuhan penduduk, 0,99 oh tahun
kondisi
umum sangat dipengaruhi oleh korrdisitilgkat
kelahiran kematian dan migrasi penduduknya. Pertumbuhan pendudukyang
dipengaruhi kelahiran dantingkat
kematian disebut pertumbuhanalami
sedang yang di barengi dengan tingkat migrasi disebut non-alami.Darr
selanlLrtltya berdasar angka pertumbuhanyang
mapan dapat dilakukan perSirlpgan proyeksijumlah
penduduk sarnpaiakhir
tahun proyeksi2005 ;
dilakukanproyeksi analisis
dengan metodegeometri yaitu
suatu metodeExponential
Growth.per-nilihar-r atas proyeksi
jumlah
pendudukkota
Semarang,ditinjau karakteristik
pola popr-rlasi ; dengar-r runlLls:Pu:Po(l+r)"
Keterangau:
Pn:
Jumlah penduduk tahun proyeksi Po:
Jumlah penduduk tahun dasart
= Laju rata-rata populasi (1998)rr =
Selisih tahun proyeksi dengan tahun awal=
'l'abelIl-7
danll-8
sertaII-9.
Sebaran pada masing-masing kecamatan menunjukkan bahwajumlah
penduduk terbesar, terdapatdi
kecamatan Semarang Barat (sebagai kawasanTepi Pantai yaitu
sebesar 139,960jiwa pada tahun 1998'
Sedangkan .iLrmlahpeldgduk terkecil di
kecamatan Mugasyaitu:21.810 jiwa
(1994)dan22,
907
jiwa.
B.
Permasaluhan
kepencludukandi kota
SemarangBarat'Utara
pada tiga
dekadeterakhir
adalah semakin pesatnya pertumbuhan penduduk Senraralg denganlaju
pertumbuhan penduduk: l,l2
o/o pertahun sebagaimana catatan statistik pada tabel Pertumbuhan Penduduk.perrumbuhan penduduk yang
begitu
pesatini,
telah menyebabkan terjadinyaurbal krisis
padai1anpir serlua
sektor, ruang-kota menjadi kurangefisien
danefektif lagi
yaitu semakin menurunnya kemampuan pelayanan kota dan semakin meningkatnyapenlasalahan kota akibat
padatingginya tingkat
kemacetanlalu lintas,
dibeberapatempat
sangar rawan-macet, meluasnya pemukimankumuh
(SlumArea),
dan tingkatpolusi yang melebihi
ambang batasaman
sertarawan
adanya permasalahan sosial lainnya. Jurnlah penduduk pada tahun 1961 sebesarl,466juta jiwa
namun pada tahun(i
5
2001 penduduk
Semarangtelah
mencapai4,679 juta jiwa penduduk dengan
lajupertumbuhannya (populasi) sekitar 1,l2yo per tahun
sebagaimana pertumbuhan pendudukdi
kota-Kawasan Tepi Pantai Wilayah Jawa Tengah.Kernudian
lingkungan
dan sosial yangterjadi di kota
Semarang mendorong terjadinya pengembangan ke kawasan pinggiran kota Semarang sehingga terjadi prosessub-urbanisasi atau pergeseran perkembangan spasial ke arah pinggiran
kota sebagaimanaterjadi
perkembangan pendudukdi wilayah
Kedungsepur, dapatdilihat
bahwa jurnlah penduduk dan laju pertumbuhannya pada wilayah Karesidenan Semarangtelah melebihi pertumbuhan yang terjadi di
Semarang. Perkembangan penduduk kawasantepi
pantai sepertidi
Semarang Barat, atau pada kecamatan-kecamatan yang berada radius <30 km demikianjuga
Semarang Utara maupun pesisir lainnya.TABBL III. 1 PENGEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KOTA SEMARANG TAHUN
1986 - 2001Pengembangan 1986
l99l
1996 2001iemarang Kota 145.256 203.450 320.s60 s9s.890
iemarangBarat 186.475 245.565 586.756 866.650
iemararrg Utara 180.305 215.160 356.650 434.856
Semarang Timur 95.898 I86.755 287.845 345.255
Semarang Tengah 95.',l55 1 65.830 258.920 3 15.450
Semaraug Selatan 89.876 109.856 2 r 5.835 308.375
Total 794.s65 1.246.606 2.026.566 2.886.476
Sumber Dqta
:
BPS Kecamalan Semarang Baral dan UtqraDari Tabel
diatas komposisijumlah
pendudukyang
berpindahdari
wilayahKota
Semarang ke kawasantepi
pantai Semarang Barat dapat dilihatjumlah
pendudukyang berpindah dari
kawasantersebut lebih banyak dari Karesidenan
Semarang.Korelasinya menyebabkan meningkatnya tingkat permintaan penyediaan
lahan hr.rnian/permukiman nlaupun sarana dan prasaranauntuk
melayani kebuthan ekonomi dan sosial pendudukdi
Wilayah Kedungsepur sendiri; hingga berpengaruhjuga
adanya deurbanisasike Kota
Semarang padaumumnya dan Kawasan Hunian Tepi
Pantai Semarang Barat-Utara.6
C.
Arahon Kebijukan
KswusanPermukiman
Tepi Pantai cli SemarangBarat
pembangunan permukiman dan lahan
tepi
pantaidi
kawasan Semarang Barat kl1usr,tslya br,rkantanpa
masalahnamun
disanatelah
menempatkanKota
Semarang sebagai pusar utama wilayahMetropolitan Kota
Semarang dengan tersedianya jaringan .jalap bebas hambatan dari Semarang Barat (Krapyak)-
Gajah Mungkur begitu juga dariBanyumanik - Kaligawe telah
memungkinkanterjadinya diversifikasi guna
lahansepanjalg sisi jalan Tol
tesebut,yaitu
terbenfuknya kawasanindustri,
perdagangan, pergr-rdalgan dan kawasan perumahan serta pembangunan PermukimanKawasan
Tepi Pantai.Pertuprburhan kawasan permukiman,
industri
perdagangan maupun kawasanpellukiman baru yang tidak
terencanamaupun
terencanadengan
terbangunnya Iraiwasarrlrtrpial pteliprbulkan terjadinya
l-)rban Sprawldi
kawasan tepipantai
Kota Semctrcutg, sehir-rgga ntendasari munculnyaKebijakan
Pemerintahmelalui
instruksi:pepgl.rijar-ran clan Rr-rang Terbuka,
yaitu
mengupayakan suatu taman-taman, lingkungan hidr.rpyalg
sei.iat dan harrnonis sertajalur hijau
sepanjangjalan kota
Semarang untuk parlr-parlr kota dan atau rekreasi kota. Perlindungan atau bantaran sungaiKali Baniir
Kttncrl
llaral
dar-rKali
Seurarang sesuai Keppres No. 32 tahun 1990.Kawasan Tepi Pantai yang
terdiri
dari WilayahBWK III
(Semarang Barat dan Semarang Utara)yaitu
Wilayah Kecamatan:l6
Kelurahan untuk Kecamatan Semarang Baratdan
9 Kelurahan untuk Kecamatan Semarang Utara dengan luas wilayah sebagai berikut (berdasarkan sumberdaia
dari BPS Kota Semarang):TABEL III.2 JUMLAH PENDUDUK KAWASAN TEPI PANTAI SEMARANG BARAT
_UTARA
a.
Kecamatan Semarang Barat yangmeliputi
(Ha) :(el. Tawangsari 209.200
I
(el. Ngemplak Simongan 84.370 2(el.
Tawang Mas 249.436l0
(el.Bongsari 67.545.) Kel. Krobokatt 87.t49 l1 Kel. Gisikdrono 75.875
4 Kel. Tambakharjo 3',7 5.83 t2 (el. Kalibanteng Kidul 93.15 1
5
(el.
Karangayu 66. l 08 l3 (el. Kalibanteng Kulon 329.0806
(e[.
Salaman Mulyo 22.44 l4 Kel. Manyaran t24.0717 Kel. Cabean 6s.684 15 Kel. Krapyak 209.639
8
(el.
Bo.long Salamatr 57.665 l6 (el. Kembangarum 179.204f
b.
Kecamatan Semarang Utara yangmeliputi
(Ha) :I Kel. Tanjung Mas 323.187 6
(el.
Panggung Lor t23.4',70 2(el.
Bandarharjo 342.675 7(el.
Panggung Kidul 68.693J
(el.
Kunirigan 41 .510 8 Kel. Plombokan 34.900 4(el.
Dadapsari 83.250 9 Kel. Bulu Lor 63.6765
(el.
Purwosari 48.049 Sumber data:
BPS Kota SemarangJ. Tinjauan
GunaLahun dan
Transportasi (Penelitian podaLahan
Tepi Pantai) Pembangunan lingkungan perumahandi
kawasantepi pantai
Semarang Barat-
Utara dapat dikategorikan sebagai permukiman dengan intensitas
yang cukup
tinggi, mengingatletak
lahandilokasi
kawasan tersebutdekat dengan
BandaraA. yani
dan pelabr.rhanTanjung Mas dan kota
sehingganilai guna
lahannya sangattinggi
sertajumlah
penduduk yang harusdi
akomodasijuga relatif
hampir sama dengan kota induk (Kota Ser-narang) yang sangat padat.Pengembangan perumahan
baik di
Semarang Barat maupundi
Semarang Utara(BWK III)
tersebut direkomendasikan bagi pembangunan rumah berupa ; Rumah Deret,Ruko, perbaikan lingkungan permukiman dan
perumahan-perumahanmewah
yang menarik.3,1 Karakteristik
Kawasan TepiPantai
( BWKIII
Kota Semarang)
Pada penelitian tentang fungsi dan peranan wilayah perencanaan :
Peranan
BWK III ini
adalah sebagaiKawasan
pengembanganhunian tepi
pantai denganfungsi
utamanyadalam arah
kebijaksanaan sebagai kawasan permukiman, Kawasan pusat kota dan Kawasan pusat transportasi kota. Adapun komponen kegiatanyang
dikembangkandi
sana sesuai denganfungsi yang
diemban,meliputi
kegiatan- kegiatan dan aktivitas yang fungsional antara lain:a.
Sebagaipusat kegiatan transportasi Kawasan berintikan pada
pengembangankegiatan 3 (tiga)
Moda transportasi,yaitu
Pelabuhan, Bandaradan
Stasiun KeretaApi,
denganwilayah
secaranasional maupun internasional meliputi
Kelurahan Tambakharjo, Tanjung Mas dan Purwosari.b.
Pergudangan dimana kegiatannya merupakan pemanjangdari
kegiatan fungsi utama yangmeliputi
Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Bandarharjo.d.
8
Sebagai kawasan
rekreasi yang terdiri dari
kawasanrekreasi, pameran
PRPP, Maerokoco sefta kawasan rekreasi pantai (Marina Beach). Disamping fungsi rekreasijuga
sebagai kawasan hijau dan dapat memberikan kontribusi kelestarian lingkungan alam pesisir Kawasan tepi Pantai yang indah, segar dan nyaman,meliputi
Kelurahan Tawangsari, Tanah Mas ( Semarang Utara ) dan Kawasan Semarang Barat.Berfungsi sebagai kawasan perumahan, pembangunan hunian
lingkunganperumahan/permukiman
dapat diketegorik4n sebagai pengembangan pennukiman dengan intensitasyang cukup tinggi nilai
lahan(tata ruang) di lokasi
dekat kota adalal-r sangattinggi:
tak tejangkau oleh warga masyarakat menengah ke bawah sertajumlah
penduduk yang harus diakomodasijuga relatif
hampir sama dengan \Milayahpusat kota / kota induk yang sarat padat penduduknya.
Adapun pengen, bangan
permukiman
disana direkomendasikan bagi:-
PembangLlnarl rumah-rumah deret dan ruko-ruko ( rumah - toko )-
Perbaikan lingkungan permukiman-
Perumahan mewah dan menengah yang sudah mapan dibiarkan seperti apa adanya- Dan
pembangunan rumah terbatas, khususnya pada kawasan"
Kawasan TepiPantai"
dengankemiringan tertentu dan pada
daerahyang diarahkan
sebagaiKawasan konservasi lahan tepi pantai Kota
Semarangbaik di
kawasanperumahan Semarang Barat dan Utara.
Pusat perdagangan dan
jasa:
semuajenis
dan bentuk perdagangan sementara dapat nrelakukan kegiatandi BWK III
kota Semarang yaitu termasuk hasilbumi
onderdil/
suku cadang kendaraan bermotor maupun bahan bangunan.
Disamping itu
juga
perkantoran pemerintah dan swasta,industri
(pendukung) keberadaan, Pelabuhan Tanjung Mas, Open Space dan penghijauan (adanya taman- taman).Implementasi dari kebijaksanaan mengenai kependudukan secara umum adalah rencana daya tampung penduduk yang pada
akhirnya
menghasilkan besaran dayatampung
penduduk setiaplingkungan.
Berdasarkan acuandari RT dan RW
kotaSemarang, wilayah
SemarangBarat Bantaran, memiliki kepadatan
penduduk (density) sekitar 89-209jiwa/Ha.
3.2 Karakteristik
FisikLingkungan
Pembangr-rnan suatu kawasan dengan reklamasi membutuhkan suatu perencanaan yang masak dengan proses perencanaan kota yang seksama antara
lain
:-
Kertersediaanmaterial timbunan yang cukup
besaruntuk reklamasi
Pantai UtaraKota
Semarangmisalnya (Pantai Marina maupun
Pelabuhan)PT. Indo
Perkasa Usahatama(1996) melakukan
investigasiyang cukup ekstensif
kesediaan tanah- pasir.- Kondisi
tanahI
lahan setempat; di
kawasan permukimantepi pantai (BWK III)
misalnya,kondisi
tar-rah amat lunak(lumpur)
sangat berpengaruhbagi
perancangan stabilitasstruktur
revetment.Disamping itu
penimbunandi
pantaiutara
Semarang berdasarkan pengalamandeveloper dapat
mengakibatkan penurunan antara 20Yo hingga 30% dari tanah timbunan.Sistem
polder
dibangun denganmengelilingi
daerahreklamasi
dengan tanggul untuk melindungi lokasi dari banjir dan ketinggian mukaair
laut dan air sungai. Daerahlokasi itu sendiri dibiarkan pada elevasi
asalnyaatau sedikit di tinggikan,
dengan demikian suatu daerah tertutupdari air
yang dibangununtuk
mencegahair
permukaan masuk kedalam daerah tersebut.Air yang
masukke wilayah
tersebutdari hujan
danlimbah di
pompakeluar
dengan menggunakan stasiun pompa besar dengan kapasitascukup
besar guna penyaringan daerahpolder (lihat
sistemland fill
dan sistem polder dalam gambar 2).Dalam proses
ini
tiga tujuan utama harus dapat dicapai antaralain
:l.
Pelciptaan suatu kawasanyaitu
KawasanTepi
Pantai yang aman bebasbanjir
dan lepas genanganair baik
olehtinggi
mukaair laut
maupun sungai dan memberikansuatu kondisi yang layak untuk kehidupan dan tujuan
penggunaanlahan
lain(rnisalnya untuk rekreasi dan sebagainya)'
2.
Keamanan dari reklarnasi baik adanya tanggul dan elemen-elemen yang lain.B. Penentuan
suatu tindakan mitigasi untuk
menkompensasikandampak negatif
di Kawasan Tepi Pantai ataupun di daerah lainnya'Sebagai kawasan permukiman kota dengan kepadatan penduduk sedang
-
tinggi,diperlukan adanya fasilitas perumahan yang dapat menampung penduduk sampai tahun
r0
2005, yaitLr sebanyak298.490
jiwa
: dengan asumsi sebuah rumahdihuni
5jiwa,
makajumlah
rurnah yang dapatdidirikan
sebanyak 59.698 buah rumah.Sesr-rai dengan surat keputusan bersama
( SKB ) Menteri
Dalam Negeri, Menteri PekeriaanUmum
dan Menteri Negara Perumahan RakyatNo.
648-
384 tahun 1992,No.
739lKprsl1992 danNo.
09/Kpts/1992, maka pembagian luasan kapling-ideal yangc1 i renczrnakan aclalah :
a.
Rumah mewah, luas-kapling 600-2000 m2b.
Rr-rn-rah menengalt, luas-kapling 200-600m2c.
Runrah sederhaua, lLras-kapling
54-200m2Jumlah kebutul-ran perumahan, sesuai rencana Tata Guna Rumah
(lihat
RDTRK,gb. 2.2)
sesuai dengangambar master plan, rencana tata guna lahan tepi
pantai Semarang Barat, rasio tata guna lahan sebagai berikut :A.
Semarang Indah Kawasan Perumahan untuk kelas menengah dan mewah,menempati60 Ha, Di
atasjalur pantura
sangat strategisdan
kawasanyang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, meliputi kawasan perumahan untuk semua
Segmen masyarakatterdiri dari :rumah type
Bungur( LB
185m2 LT.
360m2;;
Cendana clenganI-B.ll0 m2,
LT.24O m2;type
Rasamala( LB. 70,LT.200
m2)
dan typeKyoro
;5511)6m'.'|ype
Flan-rboyanl0 dan
11;481105 m2 atau FlamboyanBali;
LB.41lL'f .90
m2 serta type Ruko-ruko Madya dengan ukuranLB'
50,rr', LT.
85 m2.B.
Pgri
Arr.jasmoro,adalah kawasan
perurnahanuntuk rumah type mewah,
type menengah, rumah typekecil
dan type Town House, Ruko, Departemen,terdiri dari
: ApartemenViila
Marina, Grand Marina dan Workshop serta perkantoran Madukoro.Pengembang
di wilayah
Semarang Barat-
Utara( BWK III ), yaitu
kawasan tepipantai kota Semarang,
tediri
dari beberapa developer antaralain
:1. PT.
SinarPuri
Anjasmoro danMarina
CentraCipta ( Indo
Perkasa Usahatama Group ), yangterdiri
dari Puri Anjasmoro dan Puri Marina.2.
PT. Tanah Mas Baru ( Kawasan Industri )'3.
PT. Tanah Mas ( Semarang Utara / permukiman dan kawasan industri).4.
PT. Ser-narang Indah Group.1'
ll
Disamping perumahan Semarang Indah,
Areal
yang dibangun oleh PT. SemarangIndah
sebanyak 272 unit, yangterdiri dari :
l3o/o( 37 unit )
rumah mewah,z0% (
54unit
) rumah type menengah dan 33% type kecil To wn House ( 90 unit )juga
ada34o/o (9l
urrit ) Ruko-ruko.Ketika
image sudali terbentuk semakin banyak masyarakattertarik
dan berminatuntuk menetap maupun berinvestasi dan kerja lahanpun semakin
meningkat.Selanjutnya rnudah memanfaatkan lahan seefisien dan seintensif mungkin
bagi kepentinganbisnis
dengan penyediaanruang hijau yang pada akhirnya
mengurangi kenyamanan lingkungan bagi penghuni Kawasan Tepi Pantai.Melihat banyaknya peminat indent, atau menarik untuk membeli rumah
di kawasan tersebut, maka strategi pengembang telah berhasil dalam menyediakan bisnis hunian dan lahan kawasan permukir-nan(
halini
yang penulis maksudkan dalam Kajian Faktor DayaTarik
Hunian PadaKawasan Tepi
Pantaidi Kota
Semarang sebagaijudul
tesisyang
akarr clisusun).
Secara kr:antitasdan kualitas
perkembangannya menLrrun karenaditinggalkan oleh
penghuni(
seperti contoh pada kawasan perumahan TanahMas ).
Berbedadari
kawasantepi pantai
SemarangBarat
yangmemiliki
daya tarik tersendiri dengan adanya beberapa fasilitas, potensi dan fungsi rekreasi(
PRPP, Pantai Marina,dan kedekatannya dengan bandara udaraA. Yani
serta mudahnya trasportasi kota ); begitu juga adanya utilitas dan fasilitas lain.3.3
Penelitian padaAliran
(arus)Lalu-lintas
Struktur sistem transportasi
di
kawasan permukiman baru (KawasanTepi
Pantai) dibentuk olehjalan
yang telah ada. Rencana pembangunan yang ada sebagai penentuan fungsijalan
sesuai dengan pemanfaatanjalan
bagi aksesibilitas. Prasarana transporlasi sangat ditentukan oleh struktur jaringan Kota Semarang ataupun struktur tata ruang kota secara keseluruhan,Sistem
transportasidi
KawasanTepi Pantai (BWK III)
KotaSenrarang diteutr"rkan dengan struktur dan fungsijaringarr sesuai dengan arahan RT-RW Kota Semarang, serta fungsi
jalan
lalu-lintas untuk menunjang kegiatan interval sebagai pusat kegiatan transportasi.Pusat pemberhentian
lalu
lintas yang adadi
KawasanTepi
Pantai(BWK III)
kota Semarang, dapatrnemiliki
hubungan antara dengan sistem perangkutan daerah secara12
baik. Adapun perhitungan proyeksi volume dan
jenis
lalu-lintasuntuk
masa yang akan datang berdasarkan dan dipengaruhi oleh :1
.
Lalu-lintas yang ada, yaitu pengguna prasarana jalan arteri dan kolektor antara lain:a. Arteri
PrinrerSesr-rai
dengan P.P. No. 26 I 1985 tentang jalan, bahwa arteri
primer ntenghubungltan kotajeniang
kesatu dengankota jenjang
keduameliputi :
JalanSiliwangi (AP
I), .lalan Jendral Sudirman (APII),
JalanArteri
Utara(AP III dan
APIV),
Jalan Usman Janatin(AP V
danAP VI),
Jalan Abdurrahman Saleh(AP IX),
Jalan
Tol
Seksi S / Jatingleh Krapyak (APVII)
dan penggaljalan
APVIII.
b. Arteri
SekunderFr-rngsi
utalra
darijalan arteri
sekunder adalah menghubungkan antara bagian wilayai"r kota dan fungsi lainnya sebagai alternatif darijalan
arteri primer. Jalan arteri sekunderini meliputi :
penggaljalan AS.l.
Jalan Hanoman(AS.2),
Jalan Jendral Sudinnan (AS.3), JalanWR.
Supratman (AS.4 dan AS.5), Jalan Abdurrahman Saleh (AS.6), JalanBoniol
(AS.7), Jalan Ronggowarsito (AS.9) dan penggal jalan AS.8.c.
Jalan kolektor sekunder danjalan lokal sekunderd.
Fur-rgsi Lrtar.na darijalan kolektor
sekunder adalah menghubungkan antara pusat- plrsat kegiatan zurtaraBWK
yangmeliputi,
Jalan Hasannudin(KS.1
danKS.l0);
pcnggal .ialan KS.2. .lalan Suratmo (KS.3), Jalan Pamularsih (KS.6),
Jalan Maciul<oro (KS.U danKS.9),.lalan Mpu
Tantular (KS.11), Jalan Jendral Suprapto(KS.l2).
Lokal
Sekunder(LS) : jalan ini
menghubungkan antara kawasan sekunderkedua
dengan kawasan sekunderketiga. Jalan lokal
sekundermeliputi :
JalanHanoman
(LS.1),
penggaljalan
KS.2,jalan
Madukoro Raya(LS.3)
Inspeksi arteri-Utara-Yos
Sr.rdarso(LS.4 5 - 20), Jalan Singotoro Tengah (LS.6),
Jalan Puspowarno(LS.7) dan
JalanBojong
Salaman(LS.8), Jalan
Gondomono (LS.9) serta Jalan Peres-Jalan Tombro-Jalan Layar(LS.l0
dan LS.12), Jalan InspeksiKali
Semarang(LS.11), Jalan Anjasmoro (LS.13-14-15), Jalan Inspeksi Tol Seksi
B (LS. I 6-1 7-18-19)
dan Jalan Kokrosono(LS.2l).
2. Pertumbuhan lalu-lintas normal, yaitu pertumbuhan lalu-lintas sebagai
akibat perturnbuhan dan perkembangan suatu kawasan (tata guna lahan, penduduk, sosial - ekonomi dan lain-lain).4.
13
Lalu-lintas
perkembangan,yaitu lalu-lintas
yangterjadi
akibat perubahan tata guna lahan dan pergeseran kegiatan usaha.Lalu-lintas
yang dialihkan atau dipindahkan yang didestribusikankembali
dialihkan ke fasilitasjalan
barur dariArteri
lainnya atau bentuk transportasilain
pada kawasan permukiman Tepi Pantai.Lalu-lintas
yang dibangkitkan atau diinduksikan,yaitu
lalu-lintas yangtimbul
sebab terjadinya fasilitasjalan
baru, misal padajalan
yang barudi
bangun,jalan
melintas atau menuju ternpat rekreasi ataupun hiburan dan lain-lain.Direncanakan Kawasan
Tepi
Pantai dibangunjembatan layang (Fly Over)
dan simpang susun(Over
Pass) dimasa5 - 10 tahun lagi, Disamping itu
ada perhatianpengembangan
flora dan fauna di Kawasan tepi pantai
tersebut antaralain
adalah karakteristik flora dan fauna:1. Jenis vegetasi
fisik
sepertidi
Kawasan Tanah Mas-Baru yang dibangun perumahan TanahMas
maupun kornpleks perumahanIndo
Perkasa Usahatama (Pantai Marina Indah) tumbuhan bakau yang dapat berfungsi sebagai pencegah abrasi laut tepi pantaidisamping penghijauan kenyamanan yang rindang perlunya hutan
n'tangrove(Mangrovisasi) tempat
pemandian"Marina Beach" yang
diadaptasikan dengan pemandangan tepianlaut
secaraalami.
Terdapat berbagai tanaman/
vegetasi yangspesifik, seperti Bakau, Kelapa dan Palma.
2.
Cocok bagi pengernbangan perikananair
payau (tambak udangwindu,
udang gajah dankepiting)
sebagai khasanah "seafood"
dengan restorasinya dengan udara segar angin laut yang nyaman. Terdapat binatang yang spesifik, seperti Bangau, Ikan laut ( Lumba-
lumba ) dan jenis tertentu lainnya ).Perikanan
laut,
disampingair
payau,juga
banyak tumbuhan bakau dan burung- burung bangau, elang lar"rt sertatiram
dan adanyaflipper
pada tempat rekreasidi
Pantai Marina, menambah khasanah kawasan tepi pantai yang nyaman.Kawasan
Tepi
Pantai merupakan dataran suburdan
sebagian besarmemiliki
sumber daya mineral, keunggulan lokasi kawasan yang mempunyai akses langsung keair
mengakibatkan percepatan pengembangan Kawasan Permukiman/ Hunian
TepiPantai (Supriyanto,2001
:
14).l4
4,
Perkembangon Kawasan sebagai KowasunPerumahan
TepiPantai
4.1
PerkembanganJisik Kawasan
TepiPantai
perkembapgan Kawasan Permukiman
Tepi
Pantai Semarang Barat-
Utara yangsalgat pesat ipi
disebabkanoleh
pengembangan kawasantepi pantai,
pelimpahanItegiatarr
ekonorli,
hunian sebagai salah satu pertumbuhan" Outer Circle "
kawasanlresisir, tepi pantai dari sistem metropolitan Kota Semarang'
Disampilg itu
kawasantepi pantai wilayah
Semarang Barat menjadi pelayanan kegiatan sosial ekonomi yang melayani daerah industridi
sekitar kota Semarang sebagaiKota Metropolitan
sekitarnya, seperti KecamatanTugu, Kaliwungu,
Ungaran, Genuk dan Mranggen.Kawasan permukiman
di BWK III
kota Semarang, mengenai tata tertib bangunan r-uttuk semua tipe perumahan, tipe rumah tunggal besar, sedang/
menengah, kecil, town - house atauputr apartemen adalah sebagai barikut:-
Rumah besar/
mewah yang luas kaplingnya >600 m2-
Rumah sedang/
menengah yang luas kaplingnya antara 200-
600 m2-
Rumah kecil/
kopel yang luas kaplingnya antara 100-
200 m2Komposisi tipe hunian
ini
berimbang dalam skala lingkungan penentuanjumlah
perumahan berdasarkan jenisklasifikasi (
1:3:6)
sebagai cara menetapkan kawasan tepi par-rtaiuntuk
rnenciptakan komunitas perumahanyang
heterogen namun berimbang, seperti pada tabelTR 3.3 -
16 rencana pengaturan bangunanBWK III
Semarang Barat-
Utara.pengaturan
ini berlaku untuk
perumahanbaru
atautipe Puri Eksekutiv
yangstategis di
SemarangBarat dan Utara. Bangunan
pergudanganberfungsi
untukrtrenimbun
barar-rg( barang yang dikirim, hasil bongkar muat,
persediaan produk indr,rstrimaupull
penjr-ralannya). Tentang
bangunan perunukiman; koefisien
dasarbangunair
(KDB)
dan koefisien luas bangunan (KLB
) sebagaimana tabel di atas.4.2
Perkembuttgon Kepencludukon, Soshl danEkonomi
Dari tipe hutrian yang berimbang
l:3:6
merupakan salah satu cara yang diterapkandi
kawasan tepi pantai Semarang Barat-
Utara, dari komposisi tersebut nampak walau sel.nLlahunian yang
terbangunsudah ada yang memiliki, namun sampai saat ini
15
masyarakat yang menempati mencapai
28.796jiwa
atau 5648KK
atau sakitar 49,90o/o sehingga banyak rumah yangtidak / belum
berpenghuni atau sebagai rumah kedua ( investasi ).Ditinjau darijurnlah
penduduknya, komunitas tadi belum layak untuk perumahanPuri Anjasmoro, Puri Marina, Puri Mediterania,
SemarangIndah dan Tanah
Masdisebut
sebagai sebuahkota karena
berdasarPU Petunjuk
Perencanaan Kawasan PerumahanKota
DepafiemenPU,
1987 harusmemiliki jumlah
penduduk minimum 48.000jiwa
(Kawasan Perumahan Tepi Pantai Kota Semarang) dapat dikatakan sebagaikawasan yang eksklusif karena memiliki komunitas dengan komposisi
struktur ekonomi, sosial dankultural
budaya penduduknya yang beraneka ragam(
heterogen ) namun tidak seimbang antara lain:a. Ditinjau dari
strata sosial penghuni Perumahan Semarang Indah maupun kompleks PerumahanPuri Anjasmoro dan Marina serta Tanah Mas
merupakan golongan rnenengahke atas,
sehingga merupakan komunitasyang
homogen,ditinjau
dari perkembangankultural
budayadi
Kawasan PerumahanTepi
Pantai Semarang Barat dan Semarang Utara ( yang dibangun komunitas tersebut oleh PT. Tanah Mas).b. Ditinjau dari
perkembangantingkat ekonomi
atau strata sosial penduduknya yangtinggal di wilayah
kawasantepi
pantai,baik jenis
pekerjaanyang
dominan yaitu:600/o pegawai swasta, pekerjaan wiraswasta sebanyak 30%. Kemudian sebagai PNS,
BUMN dan ABRI
ada4Yu
Sedangkan pensiunandan
sebagainya sebanyak 6Yo(Lihat Lampiran B: Data). Dilihat dari tingkat
dayabeli
masyarakatI
developer didominasi oleh masyarakat yang bekerja sebagai pegawai swasta atauwira
usaha ( wiraswasta)
yang dianggap berpenghasilan lebih baik, sehinggabaik di
perumahan- perunrahan Pr.rri Anjasrnoro, Marina dan Tanah Mas maupun Semarang Indah disana cenderung hanya menerima masyarakat berpenghasilan menengah keatas.4.3
Pengelolaan KownsanPerumalmn
TepiPantai
Pengelolaan pelayanan urusan penduduk
di permukiman baik di Tanah
Mas, Semarang Utara maupllndi
PermukimanPuri
Anjasmoro sertadi blok
Semarang Indahurusan penduduk yang berhubungan dengan pelayanan Pemerintah
dilakukanpelaksanaannya oleh
"the
town management devision"( TMD )
semacam managementkelompok
permukimansendiri; hal
tersebut semakin memperparah hubungan antara16
nlasyarakat perumahan
hunian
disana denganpenduduk disekitarnya. Hal ini
akansenantiasa memicu
timbulnya
kerawanan sosial sebab adanya kesenjangan sosial dan pengarr:h eksklusifitasdari
penduduk kawasan-hunian dengan pendudukasli
Kawasan Tepi Pantai(BWK III
kota Semarang).a.
Lingkungan Kawasan Tepi PantaiKualitas dan kondisi lingkungan kawasan permukiman tepi pantai sampai saat
ini
clikenal sebagai kawasan permukiman/hunian baru yangpaling
strategis, nyaman danbaik serta
sangatprofesional dalam
pengelolaanlingkungan
kawasannya sehinggadikenal sebagai "
thecity of
waterfront "
sebagaimana pengkajiandi
kawasan tepi par-rtai yang terbangun dan memperolehsertifikat ISO
9001( Kualitas
Standart untukprosedur kerja ) dan
adanyaISO 1400 ( the environmental
management system c:er/ification ).Dengan perrnukiman lingkungan kawasan yang
hijau
dan banyak ruang terbuka,jauh dari
kebisingandan kegiatan yang
menciptakanpolusi udara ( dari
pengaruh kawasanindustri ).
Kawasan baruini
menjadi kawasantepi
pantai yang bersih, rapi, nyaman dengan adanya taman terbuka.Keamanan kawasan
permukiman yang tertutup
dengansistem Cluster,
setiap clustermempllnyai
pos pengamanan, dengan satuan satpamyang
selalu siap 24 jam.Selain satpam
TMD juga
dibantu satuan tentara dan kepolisian.Kondisi
demikian untuk kearranan lirrgkr-rngan penghr"n-riitu baik, narlun terlalu
berlebihan, sangateksklusif
scirab sctiaptlulu
atau orang yang br-rkan penghuni berkunjung ke kawasatr tepi pantai tersebut nterasa risih dan tak nyaman karena selalu dipandang mencurigakan.b.
Fasilitas yang tersediadi
kawasan tepi pantai-
SemarangIndah, Puri Anjasmoro, Tanah Mas maupun Pantai Marina
lebihsebagai kawasan baru yang bersifat kompetitif di kawasan
perumahan mengutamakanpelayanan umum dan
menginvestasikanpadat modal
pada penyediaanfasilitas
kawasan.Guna meninjau
kehidupankota
sehingga dalammembangun kawasan, penyediaan fasilitas kota Semarang dan
jaringaninfrastruktur lebih
dahulu dibangun dari pada kawasan permukiman. Sedemikianfasilitas-fasilitas kawasan tepi pantai sebagai kawasan hunian baru
yang direncanakan menampung penghuni lebih 100.000 orang.6iI
L7
Demikian
juga
fasilitas-
fasilitas umum seperti:1. Tempat-tempat ibadah
yang
dibangunoleh
developer, sepertiMasjid
sebanyak 15unit,
Gereja KristenKatolik
5unit,
Vihara 5unit
yang kebanyakan masih bergabung atau dibangunoleh
masyarakatsendiri
atauoleh
prakarsa developer (pengembang permukiman / perumahan).2.
Fasilitas sekolah dari SD, SLTP,SMU
sebanyak 24 unit.3.
Hotel terdapat 3unit yaitu2unit ii
kawasan Marina dan 1unit
di Puri Anjasmoro.4.
Fasilitas olah raga I Sport Centre sebanyak 2 unit di kawasan Puri Anjasmoro..5.
Penelitionpada
Kondisi Kawflson TepiPantai
a. Wilayah AdrninistrasiWilayah
adniinistrasi kota Semarang beradadi
Pantai Utara Jawa Tengah dengan luas wilayahnya adalah373,76KM2
dan secara biografis terletak pada 605' -
70 11' LSdan
109050'-
110035'BT.
Batas-batas administrasiKota
Semarang adalah sebagai berikut:-
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa-
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten SemarangAJngaran.-
SebelahTimur
berbatasan dengan Kabupaten Demak-
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten KendalBagian Utara rnemiliki
beberapasungai
dengan keadaantopografi yang
adacenderung datar, sedangkan bagian selatan mempunyai
topografi
perbukitan. Denganketinggian
rata-ruta 2A0-
300 meterdi
atas permukaanair laut
dengan suhu rata-rata lrarian sekitar 220-
270 Celcius.Karakteristik Kawasan tepi pantai Semarang Barat
profil
Kawasan Tepi Pantainya adalah wilayah kawasan yang direncanakan pada lahan terbangun atau belum terbangun olelr developer. Adapun yang terbangundi
atas lahan seluas 2766 Ha yang sekarangini
baru terealisir 1500 Ha (Data Moirografi Kecamatan Semarang Barat tahun 2003). Yangtelah dihuni
sebagaihunian
kawasantepi pantai yang
menampung penduduk dalam perkembanganpermukiman, hunian sekitar 100.000 jiwa. Data tersebut
adalah merupakan data perencanaan dari Pemerintah Kecamatan Semarang Barat-
Utara yangdialokasikdn sebagai kawasan permukiman
/
perumahan. (Data BPS 2002).18
b. Konsep Perencanaan Kawasan.
Konsep pembangunan permukiman yang
kapitalis
dan hanyauntuk
kepentinganbisnis
semata adalahdi luar target
maupun jangkauan utamapara
stakeholders dan pengen-ibarlg yang eksistensinya membangun kawasantepi
pantai Semarang Barat dan Semarang Utara.6.
I{esimpulon KawosanHunian
TepiPantoi'
6.1
Perkembortgon FisikLingkungan
KawasanSecara visr-ral perkembangan
fisik
lingkungan hunian kawasantepi
pantai dalam penyediaan sarana prasarana ataupun fasilitasnya didalam kawasan permukiman sudah/ bclunr
lengkap pada lingkLlngan kawasannya yang bersih, aman,tertib
danrapi
serta berkr-ralitas didukung dengan kemudahan aksesibilitasnya. Letak kawasan yang strategisdi jalur
ekonomi regionalsisi kiri
kananjalan
arteri dankolektor
denganjalur
masukmenuju atau dari kota Metropolitan
denganjarak tempuh ke pusat kota
Semarang maupun ke bandara Ahmad Yani yangrelatif
singkatyaitu
sekitar 30 menit, begitujuga
ke pelabuhan Tanjung Mas di wilayah Semarang Utara.Kawasan
tepi
pantai dalam perkembangannyamenjadi
kawasanyang eksklusif karena keeksklusifannya dalam penyediaan fasilitas fasilitas yang
disediakancenderung
cr"rkupterjangkau, bebas hambatan dan pada jalan tol
SemarangBanyumanik. Kemudian untuk mendapatkan pelayanan sosial yang cukup mahal seperti
fasilitas olah raga, kesehatan maupun pendidikan. Kegiatan ekonomi,
hanya menyediakan iapangan kerja denganskill
tertentu dan terbatas, sedangkan mereka yang bergerakdi
sektor informal sangat dibatasi perkembangannya.Perencanaan dan perancangan
wilayah
yang awal mulanya adalah kawasan yang clibangr-rn sebagai kawasantepi
pantai dengan lahan permukiman yang nyaman, aman dantertib
dengan lingkungan yang hijau. Namun sekarang telah mengalami pergeseran menjadi permukiman yang mengarah ke perencanaan bagi mereka yang bermodal cukup dengan penggunaan lahan yangefisien
danintensif; untuk
perumahan, namun untuk taman-
taman semakin berkurang.f
19
6,2,
Pengeloloun Kawssan TepiPantai
Pengelolaan kawasan ditangani sendiri oleh
pengembang(developer)
Indo Perkasa Usahatama,baik
SemarangIndah dan Marina di wilayah
Semarang Barat maupun oleh Tanah Masdi
Semarang Utara, secara baik dengan dibentuknyadi
masing* masing blok: town
managementdevision (TMD)
selaku pengelolayang
memakai sistem pengelolaanyang
dilaksanakan sangatbaik
sehingga kawasanmenjadi
lebih teratur dan lebih tertib, pendudukteilayani
dengan lebihbaik;
sehingga kebersihan dan keamanan terjaga dengan baik, kawasan menjadi lebih eksklusif; misalnya memberikan persetujuan pada setiap perijinan yang dilaksanakanTMD
bagi para penghuni kawasan mencapai 60 oh terlayani dengan baik,ijin
membangun(IMB),
merubah design sebelum disetujui oleh pemerintah terlebih dulu dapat direkomendasi melaluiTMD.
Demikian pula perijinan kegiatan penghuni, privatisasi maupun
lingkungan;pelayanan
publik
sekitar S0%. Hal ini
merupakan kelancaran tugas penyediaan dan pengelolaan kawasan. Pegelolaanair
bersih, limbah dan sampah, pelayanan pengaduan para penghuni kawasan hampir mencapai 95 o/o dapat terselesaikan (urusanKTP,
kartu keluarga dan surat-
surat penting lainnya).Pen-iagaan keamanan
dalam
satuan pengamanan kawasantepi
pantai, demikianjuga
dengan adanyahome care units
dimanajasa yang
terselenggarakandan
danperbaikan pemeliharaan rumah penghuni setiap
saat'memerlukan perbaikan
dan penrelihara an 99,5 0/o dapat terselesaikan dengan baik.Berbagai aspek sosial yang ditangani oleh
TMD
dengan baik menimbulkan kesanseakan - akan
pengelolaankawasan tepi pantai memiliki otoritas sendiri
dalammengelola wilayahnya. Hal ini nampak dari ketidakmampuan pemerintah
kota Semarang dalam mengontrol kegiatan serta beraneka ragam aturanyang
dikeluarkan olel-r pengelola kawasantepi
pantaitadi,
malahan kadang-
kadang ada aturan yang bertentangan dengan peraturan pemerintah (Undang-
undangNo.
24I
1992 mengenai Tata Ruang dan Tata Guna Lahan).Serneutara sebagaimana komposisi penduduk kawasan
tepi
pantai yang dikelolaoleh para
pengembangdengan bermacam bentuk dan sistim pengelolaan
dalam pelayanan secara heterogen.Komposisi jumlah penghuni
sebagianbesar
menjadi penglajo (Cotnmuler) terdapat sebanyak 55,56%
bekerjadi kota
Semarang, sedang 30% bekerja
di
kawasan tepi pantai Semarang Barat-
Utara; 12 o/obekerjadi
wilayah kota20
nretropolitan Semarang dan sekitarnya. Selain
itu 3
Yo bekerjadi luar kota
Semarang (ketentuanini
bersumber pada sensus penduduk 2001) yang dilaksanakanTMD
hingga talrurl 2003 (sumber data primer dariIr.
Heru Sidharta, selaku Planning ManagerTMD
Indo Perkasa Usahatarna Group).Hingga tahun 2002
prosentasepekerja penghuni kawasan berangsur
ansur nrenurun rirenjadi 37 oh bekerjadi
kota Semarang, 46 o/o bekerjadi
lingkungan kawasantepi
pantai, sedang 13,5 Yo bekerjadi wilayah Kedungsepur,4
o/odiluar
kawasan tepi pantai tetapi masih dalam lingkungan kota SemarangPembangr.rnan
kawasan baru yang dibangun
berdasarkanmekanisme
pasar perkembangannyasangat dipengaruhi oleh pasar potensial atau adanya
minat masyarakatuntuk
menetapdi Kota
Semarang, dengan kemampuan developer untuk meningkatkan daya saing maupun memberi keuntungan bagi masyarakat agar menarik rninat betah tinggal dan mau menetap di kawasan hunian tepi pantaidi
Kota SemarangDengan
demikian
suatu daerah yang tertutupdari air
dibangununtuk
mencegahair rlasirh kcpcnlukiman /
kawasantepi
pantai tersebut.Air yang
masukke
dalam daerah tersebutdari hujan
danlimbah
dipompakeluar
dengan menggunakan sasiun- stasiur-rporrpa
besar,yang memiliki
kapasitascukup untuk
mengeringkan daerah dicialarr polder
dan .ris'tem landfill yang
dijelaskan pada gambar2.2.
Elemen-elemen yarrg harus adadi
dalam polder antaralain
:1. Tanggul atar"r talud serta pertahanan laut sebagai sea defense