• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERALATAN TAMBANG DAN INFRASTRUKTUR

N/A
N/A
Lintang rachmadita

Academic year: 2023

Membagikan "PERALATAN TAMBANG DAN INFRASTRUKTUR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI

PERALATAN TAMBANG DAN INFRASTRUKTUR

6.1. Peralatan Tambang

PT Break Seal Resource telah menetapkan sistem dan sarana transportasi dengan kapasitas memadai untuk mendukung tercapainya produksi tambang batugamping yang telah ditetapkan. Karena itu kajian transportasi menjadi penting bagi kelancaran pengangkutan PT Break Seal Resource dari lokasi tambang ke tempat penimbunan sebelum dilakukan pengolahan.

Penambangan komoditas breksi batu apung direncanakan menggunakan metode quary dengan sistem tambang terbuka, yaitu sistem penambangan yang banyak diterapkan pada komoditas breksi batu apung. Penambangan dilakukan pada tiap-tiap level dengan membuat jenjang pada tiap levelnya. Metode ini dipilih dengan pertimbangan bahwa kondisi komoditas yang letaknya didekat permukaan tanah.

Densitas breksi batu apung sebesar 2,6 ton/m3, sedangkan target produksi yang akan direncanakan untuk tahun produksi adalah sebagai berikut:

a. Tahun 1 : 614.781 ton/tahun b. Tahun 2 : 744.392 ton/tahun c. Tahun 3 : 744.392 ton/tahun d. Tahun 4 : 744.392 ton/tahun e. Tahun 5 : 744.392 ton/tahun f. Tahun 6 : 744.392 ton/tahun g. Tahun 7 : 614.781 ton/tahun

Jumlah cadangan tertambang adalah 4.951.522 tondengan umur tambang 7 tahun. Dengan mempertimbangkan keberadaan breksi batu apung yang akan datang apakah diminati sehingga produksi ditingkatkan, ataupun terjadi penurunan permintaan, maka jumlah produksi dapat dinaikkan atau diturunkan.

6.1.1. Jenis dan Spesifikasi Alat Utama dan Penunjang

Dalam kegiatan penambangan diperlukan beberapa peralatan penambangan. Alat utama yang diperlukan dalam kegiatan penambangan breksi batu apung adalah alat muat (backhoe) dan alat angkut (dump truck). Pemilihan alat penambangan didasari pada produktivitas alat dan

(2)

target produksi yang akan dicapai. Alat penambangan utama yang dipilih yaitu PC 200 dan Hino FM 260 JD, hal ini didasari pada kapasitas bucket dan kapasitas truk.

Berikut merupakan spesifikasi alat mekanis yang digunakan.

1. PC 200

Gambar 6-1. PC 200 Kapasitas : 1,2 m3

Panjang : 9,4 m

Lebar : 2,8 m

Tinggi : 3 m

2. Hino FM 260 JD

Gambar 6- 2. Hino FM 260 JD

Kapasitas : 10 m3 Panjang : 8,48 m

Lebar : 2,45 m

Tinggi : 2,695 m

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-2

(3)

6.1.2. Jumlah Alat Utama dan Penunjang

Kebutuhan alat mekanis disesuaikan dengan target produksi yang ingin dicapai dan perhitungan keserasian alat (Match Factor).

1. PC 200 : 3 unit

2. Hino FM 260 JD : 4 unit

Adapun untuk produktivitas alat muat sebesar 145,80 BCM/Jam, sedangkan produktivitas alat angkut sebesar 146,11 BCM/Jam. Dari hasil perhitungan produktivitas diperoleh Match Factor sebesar 0,95 sehingga kebutuhan alat muat dan alat angkut sudah cukup dan dapat dikatakan serasi.

6.1.3. Jam Kerja Efektif Alat

Perhitungan efisiensi kerja alat muat dan alat angkut dapat dilihat sebagai berikut.

1. Efisiensi Kerja Alat Muat We = Wt – (Whd + Wtd)

= 480 menit – (30 + 46) menit

= 384 menit = 6,4 jam

EK = ( Waktu kerja produktif / Waktu kerja yang tersedia ) x 100 %

= ( 6,4 / 8 ) x 100 % = 80 % 2. Efisiensi Kerja Alat Angkut

We = Wt – (Whd + Wtd)

= 480 menit – (32 + 44) menit

= 384 menit = 6,4 jam

Ek = ( Waktu kerja produktif / Waktu kerja yang tersedia ) x 100 %

= ( 6,4 / 8 ) x 100 % = 80 % Keterangan :

We : Waktu kerja efektif (menit) Wt : Waktu kerja tersedia (menit)

Whd : Waktu hambatan dapat dihindari (menit) Wtd : Waktu hambatan tidak dapat dihindari (menit)

(4)

Waktu kerja efektif alat muat yaitu 384 menit dan 384 menit untuk alat angkut.

Efisiensi kerja alat muat adalah 80 % dan alat angkut adalah 80 %.

6.1.4. Unjuk Kerja Alat (Availability dan Utilization)

Unjuk kerja alat merupakan gambaran bagaimana ketersediaan alat selama kegiatan penambangan. Terdapat empat parameter ketersediaan alat meliputi PA, MA, UA, dan EU.

a. Mechanical Availability (MA)

Kesediaan mekanik (MA) ini menunjukkan secara nyata kesediaan alat karena adanya waktu akibat masalah mekanik. Persamaan dari kesediaan mekanik adalah sebagai berikut:

MA= W

W+Rx100 % MA= 160

160+5x100 % MA = 97 %

b. Physical Availability (PA)

Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang dipergunakan dalam beroperasi.

Faktor ini meliputi adanya pengaruh dari segala waktu akibat permasalahan yang ada.

Tingkat effesiensi dari sebuah alat mekanis baik, jika angka kesediaan fisik (PA) mendekati angka kesediaan mekanik (MA). Persamaan dari keadaan fisik (PA), sebagai berikut:

PA= W+S

W+S+R x100 % PA= 160+12.5

160+12.5+5x100 % PA = 97.2 %

c. Use of Availability (UA)

Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan. Persamaan dari kesediaan pemakaian (UA), sebagai berikut:

UA= W

W+Sx100 % UA= 160

160+12.5x100 % UA = 92.75 %

d. Effective Utilization (EU)

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-4

(5)

Menunjukkan beberapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk bekerja produktif. Penggunaan efektif (EU) sebenarnya sama dengan pengertian effisiensi kerja. Persamaan matematis penggunaan effektif (EU) sebagai berikut:

EU= W

W+R+Sx100 % EU= 160

160+5+12.5x100 % EU = 90.14 %

Keterangan:

W = Waktu kerja atau working hours (jam), R = Waktu perbaikan atau repair hours (jam),

S = Waktu tidak operasi/tunggu atau standby hours (jam).

Berdasarkan perhitungan availbility dan utilization alat didapatkan hasil bahwa unjuk kerja alat PT Aquamine telah memenuhi sesuai kriteria KEPMEN ESDM 1827 K/30/MEM/2018 dengan hasil Mechanical availability (MA) sebesar 97 % dengan batas paling kurang 85%, physical availability (PA) sebesar 97.2 % dengan batas paling kurang 90

%, Utilization of Availability (UA) sebesar 92.75 % dengan batas paling kurang 75 %, dan Effective utilization (EU) sebesar 90.14 % dengan batas paling kurang 65 %.

6.1.5. Produktivitas Alat Utama

Faktor–faktor yang mempengaruhi produksi alat gali–muat dan alat angkut adalah waktu edar alat muat dan alat angkut, ukuran bucket alat muat dan ukuran bak atau vessel alat angkut yang digunakan, bucket fill factor, efisiensi kerja dan swell factor (Rochmanhadi, 1982).

6.1.5.1 Produksi Alat Gali-Muat

Alat gali-muat adalah peralatan yang digunakan untuk memuat material yang telah dibongkar untuk dimasukkan ke vessel alat angkut. Alat gali muat yaitu wheel loader, power shovel, dragline, backhoe dan lain-lain (Prodjosumarto, 1993).

Perhitungan produksi alat gali-muat menggunakan persamaan berikut : 𝑃� = Cb x 𝐵𝐹𝐹 x 𝑆𝐹 x Ek x 3600

CTm

𝑃� = 1,2 x 0,8 x 0.75 x 0.9014 x 3600 28

(6)

= 83,44 BCM/Jam Keterangan :

Pm = Produksi alat muat (BCM/jam) Cb = Kapasitas bucket alat muat (m3) BFF = Bucket Fill Factor (%)

SF = Swell Factor Ek = Efisiensi kerja (%)

CTm = Cycle time alat muat (detik)

Tabel 6- 1. Produksi Alat Gali-Muat

Alat Muat PC 200

Bucket Capacity 1,2 m³

Bucket Fill Factor 0,8

Swell Factor 0,75

Cycle Time 28 detik

Production/Cycle 0,96 LCM

Production/Cycle 0,72 BCM

produksi 83,44 BCM/Jam

jumlah alat muat 1,61 unit

jumlah alat muat(bulat) 2 unit

Productivitiy 166,89 BCM/Jam

cadangan 0,63 unit

cadangan(bulat) 1 unit

jumlah alat 3 unit

6.5.1.2. Produksi Alat Angkut

Kegiatan Pengangkutan adalah kegiatan untuk memindahkan material hasil pembongkaran menuju ke stock pile atau crusher untuk menuju ke proses pengolahan material. Alat angkut adalah alat yang digunakan untuk mengangkut atau memindahkan material hasil pembongkaran hasil pembongkaran dari suatu tempat ke tempat lain, antara lain dump truck, belt conveyor, lori, locomotif, power screaper dan lain-lain (Prodjosumarto, 1993). Produksi alat angkut merupakan banyaknya material yang dapat dipindahkan oleh alat angkat dalam satuan jam.

Perhitungan produksi alat angkutan dapat menggunakan persamaan berikut:

Pa=Ca x N x Ek x SF x3600 CTa

Pa=9,9x3x0.9014x0.75x3600 461

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-6

(7)

= 161.89 BCM/Jam Keterangan :

Pa = Produksi alat angkut (BCM/jam) N = Jumlah alat angkut

Ca = Kapasitas bucket alat angkut (m3) = n x Cb x BFF

= 10 x 1,2 x 0,8

= 7,2 LCM

n = Jumlah pengisian bucket alat angkut Cb = Kapasitas bucket (m3)

BFF = Bucket Fill Factor (%) SF = Swell Factor (%) Ek = Efisiensi kerja (%)

CTa = Cycle time alat angkut (detik)

Tabel 6-2. Produksi Alat Angkut Alat Angkut Hino FM 260 JD Vessel Capacity

(max) 10 LCM

Vessel Capacity

(max) 7,5 BCM

jarak 0,40 Km

kecepatan

maximum 30 km/jam

Jumlah Pengisian 10,42

Bulat 10

kapasitas aktual 7,2 BCM

waktu loading 280 detik

waktu hauling 0,01 jam

waktu hauling 48 detik

waktu travel 60 detik

waktu dumping 18 detik

waktu manuver 27 detik

Cycle Time 433 detik

Produksi DT 53,96 BCM/jam

Jumlah unit 2,49 unit

jumlah unit (bulat) 3 unit Produktivitas 161,89 BCM/Jam

cadangan 0,94 unit

cadangan (bulat) 1 unit

jumlah alat 4 unit

(8)

6.5.1.3. Faktor Keserasian Alat Mekanis

Faktor keserasian atau match factor adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara nilai waktu tiba alat angkut dengan waktu loading dari alat muat, hal ini merupakan indikasi untuk mengatahui keserasian produksi alat angkut dibagi dengan produksi alat gali-muat. Jika produksi alat angkut sama dengan produksi alat gali-muat, maka dapat diartikan bahwa kedua alat tersebut sudah serasi atau match. Faktor keserasian atau match factor bertujuan untuk mengevaluasi tingkat efisiensi suatu alat yang beroperasi.

Hubungan efisiensi alat dengan match factor dapat dilihat pada Gambar 3.11. Berikut adalah perhitungan match factor (Prodjosumarto, 1993):

𝑀𝐹 = Na x (N x Ctm) nm x Cta

𝑀𝐹 = 3 x (10 x 28) 2 x 433

MF = 0,97

Keterangan :

MF = Match Factor Na = Jumlah alat angkut

N = Jumlah pengisian/passing bucket CTm = Cycle time alat muat

CTa = Cycle time alat angkut

Hubungan match factor dan efisiensi kerja alat dapat dilihat pada gambar. apabila : 1. MF > 1 artinya alat muat bekerja penuh, sedangkan alat angkut memiliki waktu

tunggu.

2. MF < 1 artinya alat angkut bekerja penuh, sedangkan alat muat memiliki waktu tunggu.

3. MF = 1 artinya kedua jenis alat tersebut tidak memiliki waktu tunggu.

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-8

Gambar 6- 3. Grafik Hubungan Antara Faktor Efisiensi dan Match Factor (Burt, C. dkk, 2018)

(9)

6.2. Infrastruktur Tambang

Infrastruktur merupakan fasilitas teknis, fisik, sistem, perangkat keras, dan lunak yang diperlukan untuk melakukan pelayanan kepada masyarakat dan mendukung jaringan struktur agar pertumbuhan ekonomi dan sosial masyarakat dapat berjalan dengan baik. Infrastruktur memiliki beberapa jenis, diantaranya :

a. Infrastuktur Keras

Infrastruktur keras merupakan infrastruktur yang bisa kita lihat dari segi fisiknya yang berupa bentuk secara nyata. Contoh dari infrastruktur keras yaitu kantor, masjid, kantin, tempat parker karyawan, bengkel, lapangan, tempat parker alat berat, stockyard, pabrik pengolahan, stockpile, settling pond, waste dump, dan pos keamanan.

b. Infrastruktur keras non fisik

Jika menurut pada jenis infrastruktur keras non fisik, hal itu mencakup berbagai upaya yang dilakukan untuk mendukung sarana dan prasarana secara umum yang berguna untuk mendukung berbagai kegiatan sosial serta ekonomi masyarakat umum.

Misalnya saja terkait pengadaan air bersih, jaringan telekomunikasi, dan penyediaan pasokan listrik, serta upaya yang berhubungan dengan pengadaan sumber pasokan energi.

c. Infrastruktur lunak

Infrastruktur lunak merupakan semua hal yang berperan sebagai penunjang kelancaran berbagai kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Dimana hal itu tidak terlihat bentuk fisik dan wujudnya secara kasat mata. Umumnya, hal tersebut bergerak di dalam suatu aturan, sistem, dan juga norma yang disediakan oleh pihak pemerintah maupun pihak NGO lain. Contohnya yaitu penerapan etika kerja yang baik dan benar, layanan publik, peraturan yang dibuat oleh pemerintah mencakup undang-undang yang berisi mengenai aturan hukum perdagangan dan lainnya.

Infrastruktur dibagi menjadi 2 jenis yaitu infrastruktur utama dan infrastruktur pendukung. Infrastruktur utama adalah infrastruktur yang menjadi bagian pokok dalam suatu proses industri pertambangan yang apabila tidak ada infrastruktur pokok, proses kegiatan penambangan tidak dapat berjalan. Infrastruktur utama juga memerlukan infrastruktur

(10)

pendukung dimana infrastruktur pendukung merupakan infrastruktur yang mendukung infrastruktur utama agar suatu proses kegiatan industri pertambangan berjalan dengan maksimal. Infrastruktur yang dibangun PT Break Seal Resources memiliki beberapa spesifikasi yang meliputi panjang, lebar, dan juga tinggi dari infrastruktur tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6- 3. Spesifikasi Infrastruktur

No Infrastruktur Dimensi Infrastruktur

Panjang Lebar Tinggi

1 Pos Satpam 3 m 3 m 3 m

2 Parkir Alat Berat 40 m 28 m 8 m

3 Parkir Karyawan 50 m 30 m 5 m

4 Kantor 20 m 10 m 3.5 m

5 Masjid 14 m 8 m 3.5 m

6 Kantin 20 m 10 m 3,5 m

7 Workshop 23 m 18 m 8 m

8 Disposal 54 m 5 m 5 m

9 Processing Plan 98 m 55 m 10 m

11 Fuel Station 32 m 24 m 5 m

12 Fasilitas Instalasi Air Bersih - - -

13 Fasilitas Instalasi Listrik - - -

13 Stockpile 50 m 50 m 10 m

6.2.1. Jenis dan Spesifikasi Infrastruktur 6.2.1.1 Infrastruktur Utama

Infrastruktur utama adalah infrastruktur yang menjadi bagian pokok dalam suatu proses industri pertambangan yang apabila tidak ada infrastruktur pokok, proses kegiatan penambangan tidak dapat berjalan.

a. Kantor

Bangunan kantor tambang merupakan bagian dari infrastruktur tambang utama yang dibuat untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi PT Break Seal Resources, yang mencakup tugas dan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi dari organisasi penambangan. Konstruksi bangunan kantor ini dibuat dari kayu/bahan lain dengan atap asbes, dengan fasilitas antara lain fasilitas jaringan listrik;

Fasilitas jaringan air; fasilitas jaringan komunikasi (internal menggunakan intercom, eksternal menggunakan telepon dan komunikasi radio frekuensi), fasilitas jaringan komputer LAN, fasilitas administrasi, dan fasilitas parkir kendaraan. Spesifikasi dari kantor perusahaan PT Break Seal Resources yaitu panjang 20 m, lebar 10 m dan tinggi

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-10

(11)

3.5 m. Kantor perusahaan PT Break Seal Resources memiliki 1 lobi, 1 ruang pertemuan, 1 toilet, 1 dapur dan beberapa ruang kerja seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.4.

Gambar 6- 4. Layout kantor Keterangan :

1 = meja printer 2 = meja kerja

3 = mesin fax dan fotokopi 4 = loker penyimpanan 5 = meja rapat

b. Parkir alat berat

Parkir alat berat berfungsi sebagai tempat parkir alat bongkar, alat muat, dan alat angkut.

Spesifikasi tempat parkir alat berat memiliki panjang 40 m, lebar 28 m, dan tinggi 8 m sehingga parkir alat berat ini dapat menampung 10 alat bongkar, alat muat, dan alat angkut seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.5.

20 m

10 m

(12)

Gambar 6- 5. Layout Parkir Alat Berat

c. Parkir karyawan

Parkir karyawan berfungsi untuk tempat parkir kendaraan milik pekerja tambang perusahaan PT Break Seal Resources. Spesifikasi tempat parkir karyawan memiliki panjang 50 m, lebar 30 m dan tinggi 5 m. Sehingga dapat menampung motor sekitar 120 buah dan mobil 17 buah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.6. Lahan parkir ini juga dapat difungsikan sebagai tempat berkumpul terbuka.

Gambar 6- 6. Layout Parkiran Karyawan Keterangan

A = Parkiran Motor B = Parkiran Mobil d. Workshop

Workshop berfungsi untuk merawat dan memperbaiki alat bongkar, alat muat, dan alat angkut yang digunakan di perusahaan PT Break Seal Resources. Workshop memiliki spesifikasi panjang 23 m, lebar 18 m, dan tiggi 8 m. Workshop tersebut memiliki

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-12

28 m

40 m

30 m

50 m

(13)

kapasitas menampung 3 alat muat ataupun alat angkut seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.7.

Gambar 6-7. Layout Workshop Keterangan

1 = maintenance area 2 = tempat perkakas e. Disposal

Disposal adalah daerah pada lokasi tambang terbuka yang dijadikan tempat untuk menimbun material yang tidak berharga. Oleh karenanya dalam perencanaan sequence penambangan harus diikuti dengan pembuatan disposal..

Spesifikasi dari disposal memiliki panjang 54 m, lebar 5 m, dan kedalaman 5 m.

f. Processing Plan

Pabrik pengolahan berfungsi untuk mengolah breksi batu apung menjadi ukuran yang diinginkan pasar. Pabrik pengolahan memiliki spesifikasi panjang 98 m, lebar 55 m, dan tinggi 10 m yang dapat dilihat pada Gambar 6.8.

18 m

23 m

(14)

Gambar 6- 8. Layout Processing Plan Keterangan

1 = Wheel Loader 2 = Hopper 3 = Feeder

4 = Impact Crusher I

5 = Single Deck Vibrating Screen 6 = Impact Crusher II

7 = Ball Mill 8 = Forklift

9 = Bagging Machine

6.2.1.2. Infrastruktur Pendukung

Infrastruktur pendukung adalah infrastruktur yang mendukung infrastruktur utama agar suatu proses kegiatan industri pertambangan berjalan dengan maksimal.

a. Pos Satpam

Pos satpam berfungsi untuk menjaga pintu masuk ke perusahaan dan untuk meningkatkan keamanan di lingkungan perusahaan. Pos satpam ditempatkan pada area pintu masuk daerah penambangan dan tempat-tempat strategis. Pos satpam menjadi pos para petugas keamanan untuk berjaga dan melakukan pemantauan keamanan di lokasi strategis. Pos satpam disini memiliki spesifikasi panjang 3 m, lebar 3 m dan tinggi 3 m. Pos satpam cukup untuk menampung 3 orang keamanan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.9.

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-14

98 m

55 m

(15)

Gambar 6- 9. Layout Pos Satpam

b. Masjid

Masjid PT Break Seal Resources berfungsi sebagai tempat ibadah bagi para pekerja dan para staff kantor perusahaan yang beragama islam. Masjid PT Break Seal Resources memiliki spesifikasi dengan panjang 14 m, lebar 8 m dan tinggi 3.5 m sehingga dapat memuat sekitar 85 orang seperti yang dapat dilihat pada Gambar 6.10.

Keterangan 1 = ruang imam

2 = tempat wudhu dan toilet pria 3 = tempat wudhu dan toilet Wanita c. Kantin

PT Break Seal Resources menyediakan tempat makan yang nyaman bagi para pekerja.

Kantin PT Break Seal Resources merupakan tempat yang sederhana dengan terdiri dari 3 m

3 m

14 m

8 m

Gambar 6-10. Layout Masjid

(16)

dapur dan ruang makan. Fasilitas kantin ini berukuran 20 m x 10 m x 3,5 m dengan rincian seperti pada Gambar 6.11.

Gambar 6- 11. Layout Kantin

Keterangan 1 = Dapur 2 = Meja Makan d. Fuel Station

Fuel Station PT Break Seal Resources berfungsi sebagai tempat penyediaan dan pengisian bahan bakar untuk alat muat maupun alat angkut yang digunakan oleh PT Break Seal Resources. Fuel Station ini berukuran 32 m x 24 m x 5 m

e. Stockpile

Gudang penyimpanan dipergunakan oleh PT Break Seal Resources sebagai tempat untuk penyimpanan sementara produk tras sebelum akhirnya didistribusikan kepada konsumen.

Pada gudang penyimpanan ini produk yang disimpan telah dalam bentuk kemasan (bag).

Gudang penyimpanan PT Break Seal Resources berukuran 50 m x 50 m x 10 m f. Fasilitas Instalasi Air Bersih

Air bersih didapatkan dengan membangun Stasiun pompa air bersih. Air bersih digunakan untuk menyuplai kebutuhan air bersih dan sehat yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari – hari termasuk untuk minum, masak, mandi, cuci, dan lain sebagainya. Air bersih selanjutnya ditampung dalam tandon air terlebih dahulu untuk

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-16

10 m

20 m

(17)

kemudian disalurkan ke seluruh ruangan yang membutuhkan keterediaan air bersih seperti kantor, masjid, toilet dan bangunan penunjang lainnya.

g. Fasilitas Instalasi Listrik

Fasilitas instalasi listrik di PT Break Seal Resources digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik pada kegiatan pertambangan termasuk untuk penerangan, kantor, dan keperluan elektronik lainnya.

(18)

6.2.2.Jadwal dan Rincian Biaya Konstruksi Infrastruktur

Rencana konstruksi sarana penunjang penambangan batu gamping PT Break Seal Resources akan dilaksanakan selama 7 bulan dari bulan Januari 2023 hingga Juli 2023 dengan rincian dapat dilihat pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4.

Jadwal Konstruksi

Bab 6 Peralatan dan Infrastruktur Tambang 6-18

(19)

6.2.3. Rincian Biaya Konstruksi

Biaya konstruksi yang direncanakan PT Break Seal Resources sebesar Rp.

593.500.000,- dengan rincian biaya konstruksi adalah pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5.

Rincian Biaya Kontruksi

Deskripsi Jumlah Biaya Per Unit Biaya Total

(Rupiah) (Rupiah) a. Infrastruktur Utama

Kantor 1 Unit 200,000,000 200,000,000

Parkir Alat Berat 1 Unit 20,000,000 20,000,000

Parkir Karyawan 1 Unit 10,000,000 10,000,000

Workshop 1 Unit 20,000,000 20,000,000

Disposal 1 Unit 30,000,000 30,000,000

Processing Plan 1 Set 150,000,000 150,000,000

Stockpile 1 Unit 60,000,000 60,000,000

Kantin 1 Unit 10,000,000 10,000,000

Sub Total 500,000,000

b. Infrastruktur Pendukung

Pos Satpam 1 Unit 10,000,000 10,000,000

Masjid 1 Unit 40,000,000 40,000,000

Fasilitas Instalasi Air Bersih 1 Set 25,000,000 25,000,000 Fasilitas Instalasi Listrik 1 Set 23,500,000 23,500,000

Fuel Station 1 Unit 50,000,000 50,000,000

Sub Total

148,500,000

Total 648,500,000

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jam ketersediaaan alat untuk mendapatkan efisiensi kerja rangkaian alat gali-muat dan alat angkut, mengetahui produksi alat

Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui pencapaian optimalisasi dan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut yang digunakan dan mengetahui faktor-faktor

Evaluasi berdasarkan hasil pengamatan dan hasil perhitungan lebar minimum jalan angkut lurus dan tikungan dengan alat angkut Komatsu HD 180 - D : lebar minimum jalan lurus

Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan bongkar muat masih menggunakan sistem sewa karena pihak perusahaan hanya memiliki dermaga pelabuhan,lapangan penumpukan, dan alat berat hanya

Alkan Abadi, penulis mengamati proses bongkar muat yang tidak optimal, yang dikarenakan kurangnya unit alat angkut head truck dan chassis dalam melayani proses haulage dari dan ke depo

A - 130 Keterangan : Pa = Produksi alat muat CTa = Waktu edar alat angkut, menit We = Waktu Efektif kerja, jam/hari KB = Kapasitas bak alat angkut, m³ EK = Effisiensi Kerja alat, %

Dokumen ini membahas studi tentang produktivitas alat gali-muat dan alat angkut dalam proses pengupasan lapisan tanah penutup di tambang PT. Bukit Asam,

Optimalisasi produksi di pertambangan bisa dilakukan dengan berbagai cara yaitu melakukan optimalisasi kemampuan produksi alat berat excavator alat gali muat dan dump truck alat angkut,