• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan seperti ini dapat merugikan perusahaan yang memiliki kondisi informasi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya dan begitu pula sebaliknya (Widodo, 2016)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pandangan seperti ini dapat merugikan perusahaan yang memiliki kondisi informasi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya dan begitu pula sebaliknya (Widodo, 2016)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

11

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

Signaling Theory (Teori Sinyal)

Menurut Brigham dan Houston dalam sofiatin (2020) isyarat atau signal adalah “suatu tindakan yang diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik”. Teori sinyal menjelaskan menjelaskan mengapa perusahaan memiliki dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Alasannya karena terdapat asimetri antara perusahaan dan pihak eksternal. Perusahaan mempunyai pengetahuan yang lebih banyak di bandingkan pihak luar (investor dan kreditor) tentang perusahaannya atau prospek perusahaanya di masa yang akan datang. Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan cara memberikan sinyal kepada pihak eksternal, berupa laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan dimasa yang akan datang (Sofiatin, 2020).

Untuk memberikan sinyal yang positif kepada pihak eksternal dapat dilakukan dengan cara memberikan laporan keuangan yang baik mengenai informasi modal kerja dan rasio-rasio keuangan. Hal tersebut dapat membuat para pihak eksternal lebih yakin atau percaya mengenai laba yang disajikan oleh perusahaan dalam laporan keuanganya adalah hasil kerja yang murni dari perusahaan bukan berupa laba yang direkayasa oleh pihak perusahaan demi

(2)

memberikan sinyal positif kepada pihak eskternal. Apabila terdapat kurangnya informasi tentang perusahaan kepada pihak eksternal dapat menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan, dan kemungkinan lain pihak eksternal yang tidak memiliki informasi akan berpikir sama tentang nilai semua perusahaan. Pandangan seperti ini dapat merugikan perusahaan yang memiliki kondisi informasi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya dan begitu pula sebaliknya (Widodo, 2016).

2.1.1 Struktur Modal

2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal merupakan gambaran dari bentuk rasio keuangan perusahaan yaitu modal yang ada yang bersumber dari hutang jangka panjang dan ekuitas pemegang saham atau modal sendiri (Sintyana dan Artini, 2019). Menurut Sudana, (2015) struktur modal merupakan pengeluaran jangka panjang suatu perusahaan yang diukur melalui perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Sedangkan menurut Dewi dalam Fajrida dkk, (2020). Stuktur modal merupakan kesetaraan atau perbandingan terhadap keuangan jangka panjang pada perusahaan yang ditunjukan dari pertimbangan modal sendiri terhadap hutang jangka panjang.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur modal adalah pengeluaran dana yang di peroleh dari perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan melalui sumber daya pendanaan jangka panjang yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan.

(3)

2.1.1.2 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Agus Sartono (2015) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mengenai struktur modal antara lain sebagai berikut:

a. Struktur Aset (Asset Tangibility)

Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar, hal ini disebabkan karena banyaknya aset yang dapat dijadikan sebagai jaminan.

b. Tingkat Penjualan

Perusahaan dengan penjualan relatif stabil berarti memiliki aliran kas yang relatif stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada perusahaan dengan penjualan tidak stabil.

c. Tingkat Pertumbuhan (Growth Opportunity)

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi.. Semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi.

d. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi akan berinvestasi menggunakan utang yang relatif

(4)

kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan lebih memilih menggunakan laba ditahan disbanding dengan utang. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

e. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Perusahaan besar akan lebih mudah memperoleh modal dari pasar modal dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini dikarenakan ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, di mana perusahaan dalam Ukuran perusahaan yang lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil.

Ketika kemungkinan kegagalan bagi perusahaan kecil maka investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

2.1.1.3 Perhitungan Struktur Modal

Struktur modal menunjukan bagaimana suatu perusahaan mendanai suatu kegiatan operasional ataupun cara membiayai aktiva perusahaan. Perusahaan juga memerlukan dana modal asing atau modal sendiri. Untuk mengambil keputusan struktur modal harus dilakukan secara selektif dan optimal, karena sumber modal

(5)

mempunyai jangka waktu dan biaya yang beragam serta tingkat risiko yang tidak bisa di pastikan. Jika struktur modal perusahaaan semakin besar maka akan semakin besar juga risiko atau tanggung jawab perusahaan tersebut. Struktur modal dapat berjalan dengan optimal apabila perusahaan dapat menyeimbangkan antara tingkat pengembalian hutang dan risiko yang akan di hadapi (Effendi, 2017).

Menurut sugeng (2017), ada dua jenis struktur modal yang digunakan yaitu pertama Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan perbandingan antara total kewajiban dan total aktiva, dan yang kedua yaitu Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total kewajiban dengan total ekuitas. Kedua rasio utang tersebut ditentukan sebagai berikut :

Debt to Asset Ratio = Total Utang x 100%

Total Aset

Debt to Equity Ratio = Total Utang x 100%

Total Ekuitas

Debt to Asset Ratio (DAR) menggambarkan seberapa besar porsi dari aktiva perusahaan yang dibiayai dari sumber anggaran hutang. Sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) lebih mengindikasikan tentang berapa penganggaran yang dipenuhi dari utang relatif terhadap penganggaran yang berasal dari ekuitas. Bagi manajemen dan juga calon investor, struktur modal sering digunakan untuk melihat risiko keuangan yang diakibatkan oleh kebijakan penganggaran perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut maka semakin tinggi pula risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan, dan sebaliknya. Debt to Equity Ratio (DER) dapat memberikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayarkan hutangnya dengan jaminan modal sendiri. Keputusan

(6)

dalam pemilihan sumber dana, baik dari modal sendiri maupun modal asing dalam bentuk hutang, kedua dana ini merupakan dana yang akan mempengaruhi nilai perusahaan (Damayanti dkk, 2019).

2.1.2 Kebijakan Dividen

2.1.2.1 Pengertian Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen menentukan apakah keuntungan yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan sebagai dana investasi masa depan (Utami et al., 2018). Sedangkan menurut Purba dkk (2020), kebijakan dividen merupakan praktik manajemen yang dapat mengambil keputusan metode pembagian dividend dan distribusi kas kepada pemegang saham selama waktu periode tertentu. Pendapat lain, menurut Kautsar dalam Nurfatma (2020), kebijakan dividen merupakan rencana pasti yang harus dilaksanakan dalam menghasilkan keputusan dividen.

Dapat disimpulkan bahwa Kebijkan dividen adalah keputusan metode pembagian keuntungan dan distribusi kas yang telah diperoleh perusahaan selama periode tertentu. Kebijakan ini menentukan apakah keuntungan tersebut akan dibagikan kepada pemegagang saham sebagai deviden atau keuntungan tersebut ditahan untuk dana investasi dimasa yang akan datang.

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden

Menurut Van Horne dan Wachowicz (2015), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sebagai berikut:

a. Likuiditas perusahaan

Likuiditas perusahaan merupakan faktor penting yang selalu di pertimbangkan perusahaan sebelum memutuskan dalam menentukan

(7)

jumlah dividen yang akan didistribusikan kepada pemegang saham.

Oleh karena itu, semakin kuat posisi likuiditas perusahaan maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membagikan deviden.

Dengan demikian semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap prospek permintaan modal pada periode mendatang, maka akan semakin tinggi pula rasio pembayaran devidennya.

b. Tingkat pertumbuhan perusahaan

Semakin besar kebutuhan pembiayaan perusahaan, menunjukan tingkat pertumbuhan perusahaan beroperasi dengan sangat cepat, kemudian, jika semakin besar perusahaan mengeluarkan dana untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan akan mengutamakan penundaan pendapatan untuk tidak membagikan dividen kepada investor. Ini berarti semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kesempatan dalam mendapatkan laba, dan semakin besar laba yang ditahan dalam perusahaan, maka semakin kecil pula dividend payout rationya.

c. Kebutuhan dana untuk melunasi hutang

Perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya jika perusahaan membuat keputusan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan. Hal ini mengartikan bahwa hanya sebagian kecil dari earnings (pendapatan) yang akan dibagikan sebagai dividen, dengan kata lain perusahaan harus menetapkan dividend payout ratio yang rendah.

(8)

d. Pengawasan terhadap perusahaan dana yang berasal

Beberapa perusahaan elah merumuskan kebijakan pertimbangan dasar, jika ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari penjual saham baru akan mengurangi control dari kelompok dominan di dalam perusahaan. Maka dari itu, jika perusahaan membiayai ekspansi dengan hutang maka akan meningkatkan risiko keuangan dan pembelian internal sehingga mengurangi dividend payout ratio.

e. Peluang ke pasar modal

Kesempatan besar untuk memasuki pasar modal dan membentuk perusahaan dapat memperoleh dana eksternal lainya jika perusahaan memiliki catatan profitabilitas dan stabilitas data yang baik. Tetapi risiko bagi calon investor akan lebih banyak bagi perusahaan baru.

Perusahaan harus menahan lebih banyak laba untuk membiayai operasional perusahaan, sehingga kemampuan perusahaan dalam meningkatkan modalnya atau dana pinjaman dari pasar modal akan teratasi dan perusahaan akan memberikan tingkat pembayaran yang lebih maksimal.

2.1.2.3 Perhitungan Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen dapat diukur menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR). DPR dapat di ukur sebagai pendapatan keuntungan dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham umum. Dividend Payout Ratio merupakan persentase tertentu dari laba perusahaan yang akan diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen kas (Madyoningrum dalam Kurniati dkk, 2020).

(9)

Semakin tinggi hasil dividen yang dibagikan menujukan semakin rendah profit yang perusahaan pegang, sehingga dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan untuk memperoleh pendapatan. Pandangan lain Dividend Payout Ratio adalah salah satu mekanisme pengawasan investor untuk mencegah perusahaan memegang terlalu banyak dana kas sehingga dapat mengarah pada penggunaan untuk kepentingan pribadi (Pramana dan Sukartha, 2015).

Secara umum dividen yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham berbentuk tunai. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi DPR yang ditetapkan oleh perusahaan maka semakin tinggi pula jumlah profit yang akan diberikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Dividend Payout Ratio menujukan perusahaan dalam menghasilkan dan membayar dividen, dengan itu DPR menunjukan kemakmuran dari pemegang saham.

Kebijakan dividen dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

DPR = Dividen x 100%

Laba bersih 2.1.3 Keputusan Investasi

2.1.3.1 Pengertian Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan kegiatan untuk menanamkan modal yang dimiliki guna mendapatkan laba dari kegiatan investasi yang dilaksanakan (Ahmad dkk, 2020). Pendapat lain, keputusan investasi merupakan keputusan alternative yang diambil oleh perusahaan untuk mengeluarkan dananya diluar kegiatan operasionalnya dan kemudian dapat memberikan keuntungan terhadap perusahaan di masa yang akan datang (Suryandani, 2018).

Sedangkan menurut Sugiyono, (2015) menjelaskan bahwa keputusan investasi modal (capital investment decision) merupakan investasi jangka panjang

(10)

untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang, dimana berkaitan dengan proses perencanaan, penetapan tujuan, pengaturan pendanaan, serta penggunaan kriteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang.

Dapat disimpulkan bahwa Keputusan Investasi adalah keputusan alternative yang diambil oleh perusahaan untuk menanamkan modal yang dimiliki guna mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi juga berkaitan dengan proses perencanaan, pendanaan, dan penetapan tujuan untuk memilih aktiva jangka panjang.

2.1.3.2 Tujuan Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan keputusan penting dalam fungsi manajemen bidang keuangan karena menyangkut bagaimana pengalokasian dana perusahaan baik yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan. Perusahaan akan mendapatkan kepercayaan dari calon investor untuk membeli saham perusahaan jika pihak perusahaan mampu membuat keputusan investasi yang tepat dengan sumber daya yang efisien. Tujuan keputusan investasi adalah mendapatkan tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat resiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan resiko yang dapat dikendalikan, diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan, yang berarti meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Widodo, 2016).

2.1.3.3 Perhitungan Keputusan Investasi

Keputusan investasi merupakan faktor penting, karena dalam mencapai tujuan perusahaan harus memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Dengan kata lain jika perusahaan memiliki kemampuan untuk berinvestasi dan menghasilkan laba

(11)

dengan menggunakan sumber daya perusahaan secara efisien, maka perusahaan akan mendapat kepercayaan dari calon investor guna membeli sahamnya, dengan demikian semakin tinggi laba perusahaan makan akan semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Keputusan investasi dapat diukur menggunakan Price Earning Ratio(PER).

Menurut Hery (2016), Price Earning Ratio merupakan rasio yang menunjukan hasil perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan laba per lembar saham. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Semakin besar rasio PER, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan, dan ini mengindikasikan prospeknya semakin baik, dan sebaliknya. Price Earning Ratio (PER) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

PER = Harga saham Earning per share 2.1.4 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah penilaian kinerja perusahaan oleh investor yang berdampak pada harga saham (Fahmi, 2016). Menurut Husnan (2016) bagi perusahaan yang belum go public nilai perusahaan merupakan sejumlah biaya yang bersedia dikeluarkan oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual sedangkan bagi perusahaan yang sudah go public nilai perusahaannya dapat dilihat dari besarnya nilai saham yang ada di pasar modal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nilai perusahaan adalah penilaian para investor tentang kinerja perusahaan baik saat ini maupun keadaan masa depan. Nilai perusahaan juga bisa dilihat dari besarnya nilai saham yang ada di pasar modal.

(12)

Semakin tinggi nilai perusahaan, maka akan semakin tinggi pula kemakmuran yang akan di dapatkan oleh pemegang saham, dan return yang didapatkan oleh investor juga akan semakin tinggi. Untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi pada umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional yang diposisikan sebagai manajer atau komisaris (Widodo, 2016). Nilai Perusahaan dapat diukur menggunakan rasio penilaian atau rasio pasar yang berhubungan dengan harga saham perusahaan terhadap laba, arus kas, dan nilai buku per saham. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk perusahaan yang terdiri dari :

1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.

2. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share

3. Tobin’s Qyaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian asset (asset replacement value) perusahaan.

4. Market to Book Assets Ratio yaitu ekspektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar asset dengan nilai buku asset.

5. Market Value of Equity (MVE) yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga saham per lembar ekuitas/saham.

(13)

6. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham.

Rasio pasar yang digunakan untuk mengukur nilai suatu perusahaan adalah dengan menggunakan rasio Price to Book Value (PBV). PBV merupakan rasio antara harga per lembar saham dengan nilai buku perlembar saham (Mahmudi, 2020). Pengukuran pada rasio Price to Book Value (PBV) pada nilai perusahaan sering digunakan oleh perusahaan go public, karena rasio ini dapat membantu investor untuk meramalkan saham perusahaan tersebut dalam kondisi undervalued dan overvaluedsehingga investor dapat mengambil keputusan yang tepat (Pratiwi dan Wiksuana, 2020). Apabila PBV memiliki nilai yang tinggi maka dapat mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, maka perusahaan dapat menciptakan nilai yang tinggi bagi pemegang saham atau investor. Penggunaan Price to Book Value (PBV) memiliki beberapa keuntungan, yaitu yang pertama dapat menghasilkan nilai yang relatif konsisten dan dapat dibandingkan dengan harga pasar. Kedua, dapat memberikan standar akuntansi yang stabil pada seluruh perusahaan. Ketiga, perusahaan yang tidak dapat diukur dengan PER karena pendapatan yang negatif, dapat di evaluasi menggunakan PBV. Adapun cara menghitung Price to Book Value ( PBV) dengan rumus sebagai berikut

PBV = harga saham

Nilai buku per lembar saham

(14)

2.2 Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian 1 Ni Kadek Rai

Prastuti dan I Gede Merta sudiartha (2016)

Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling

dengan metode purposive sampling. Jenis penelitian yaitu jenis data kuantitatif berbentuk asosiatif.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda atau observasi non partisipan

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Struktur Modal

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan, dan Ukuran

Perusahaan berpengaruh negative signifikan terhadap nilai perusahaan.

2 Gatot Nazir Ahmad, Rizal Lullah, M. Edo S. Siregar (2020)

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan

Dividen, Dan Ukuran Dewan Komisaris

Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Jenis penelitian yaitu jenis data sekunder.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa Keputusan Investasi dengan proksi PER

berpengaruh signifikan positif

terhadap Nilai Perusahaan,

(15)

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2018

ini adalah Regresi Data Panel

dan Kebijakan Dividen dengan proksi DPR tidak berpengaruh signifikan negatif

terhadap Nilai Perusahaan 3 Diah Manda

Sari, Emilia Gustini, dan Lukita

Tripermata (2016)

Pengaruh Struktur

Modal dan

Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Jenis penelitian yaitu jenis data sekunder.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik

deskriptif, uji asumsi klasik,

dan uji

hipotesis.

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa struktur modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

4 Alhafiz Arizki, Erni Masdupi, dan Yolandafitri Zulvia (2019)

Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan

Pendanaan dan Kebijakan

Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive Sampling. jenis penelitian yaitu jenis data kuantitatif.

Metode analisis data yang digunakan adalah model

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebutuhan pendanaan dan kebijakan

(16)

regresi berganda.

dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

5 Moh. Zaki

Kurniawan (2020)

Analisis Keputusan Investasi, Keputusan

Pendanaan, Dan Kebijakan

Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Indeks LQ-45

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jenis data pada penelitian ini yaitu kuantitatif ex post facto.

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwan keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

6 I Putu Hendra Sintyana, dan Luh Gede Sri Artini (2019)

Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan Dan Kebijakan

Dividen Terhadap Nilai Perusahaan

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling, jenis data yaitu data sekunder.

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi berganda, dan pengolahan data menggunakan alat bantu

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan struktur modal tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

(17)

Statistical Package for Social Science (SPSS)

7 A.A. Ayu

Kemara Dewi dan Ida Bagus Badjra (2017)

Pengaruh Profitabilitas, Aktiva Tidak Berwujud,

Ukuran

Perusahaan, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode observasi nonpartisipan, jenis data yang digunakan yaitu data sekunder.

Metode analisis yang di gunakan penelitian ini yaitu analisis regresi linier berganda.

Hasil

peneilitian ini menunjukan bahwa struktur modal yang diukur dengan DER

berpengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan

8 Nur Triani dan Deden Tarmidi (2019)

Firm Value:

Impact Of

Investment Decisions, Funding

Decisions And Dividend Policies

Metode pengambilan sampe pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan jenis data yaitu data sekunder.

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis regresi dengan alat bantu

pengolahan data menggunakan Statistical Package for

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan keputusan investasi tidak berpengaruh terhdap nilai perusahaan.

(18)

Social Science (SPSS)

9 Linna Ismawati (2018)

The Influence of Capital Structure and Dividends Policy to Firms Value Listed at Indonesian Stock Exchange

Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda

Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal

berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

10 Samsul Huda, Diana Zuhroh dan, Achmad Firdiansjah (2020)

The Effect of Profitability and Capital Structure on Firm Value Through

Dividend Policy in Transportation Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange for the Period of 2015-2018

Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive sampling, jenis data yang digunakan yaitu data sekunder.

Metode analisis yang digunakan yaitu Path Analysis

Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan struktur modal

memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.

(19)

2.3 Penyusunan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

Menurut Sudana, (2015) struktur modal adalah pengeluaran jangka panjang suatu perusahaan yang diukur melalui perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Keputusan struktur modal meliputi pemilihan sumber dana baik yang berasal dari modal sendiri maupun modal asing dalam bentuk utang, kedua dana ini merupakan dana yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Struktur modal mencakup mengenai keputusan pendanaan sehingga struktur modal sangat penting bagi perusahaan untuk menjalankan operasionalnya.

Apabila nilai struktur modal tinggi maka perusahaan telah banyak menggunakan dana eksternal di bandingkan dana internal untuk memenuhi kegiatan operasionalnya.

Perusahaan akan menggunakan pendanaan dengan hutang pada tingkat tertentu untuk memperoleh keuntungan dari adanya pajak, karena pajak dihitung dari laba bersih setelah dikurangi bunga hutang sehingga laba bersih menjadi hak pemegang saham akan menjadi lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak menggunakan hutang. Dengan itu penggunaan utang merupakan tanda atau sinyal positif dari perusahaan yang dapat membuat para investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai yang tercatat pada neraca perusahaan, hal tersebut dapat meningkat nilai perusahaan (Ayem dan Nugroho, 2016). Pengelolaan struktur modal sangatlah penting, sebab keputusan dalam penggunaan utang yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dikarenakan adanya pengurangan atas pajak penghasilan (Suwardika dan Mustanda, 2017).

(20)

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai keputusan struktur modal maka akan semakin tinggi pula nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suwardika dan mustanda (2017) yang menunjukan bahwa Struktur Modal berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

H1 : Struktur Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

2.3.2 Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Widodo, 2016). Kebijakan dividen dapat meningkatkan nilai perusahaan jika perusahaan dapat membayarkan dividennya dengan baik. Perusahaan yang mampu memberikan dividen yang tinggi dapat menarik nilai kepercayaan dari para investor, karena investor menyukai kepastian tentang returns investasinya untuk mengantisipasi risiko tentang kebangkrutan perusahaan. Ketika pembayaran atas dividen tinggi hal tersebut dapat meningkatkan minat investor dalam membeli saham, permintaan saham yang tinggi akan membuat para investor membeli saham dengan harga yang tinggi, sehingga berdampak terhadap meningkatnya nilai perusahaan.

Dapat di simpulkan bahwa semakin tinggi nilai kebijakan dividen maka akan semakin tinggi pulai nilai perusahaan. Kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan akan didistribusikan kepada pemegang saham. Semakin besar laba yang dibagikan

(21)

kepada pemegang saham, maka ketertarikan investor dalam perusahaan tersebut semakin besar, sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Ayem dan Nugroho (2016) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan .

H2 : Kebijakan Dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

2.3.3 Pengaruh Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

Keputusan investasi merupakan keputusan yang berkaitan tentang menanamkan modal dimasa sekarang guna mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang, (Arizki dkk, 2019). Keputusan investasi merupakan faktor penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Tujuan keputusan investasi adalah memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Keuntungan yang tinggi disertai dengan tingkat risiko yang bisa dikelola, diharapkan akan menarik minat investor dalam berinvestasi yang kemudian akan meningkatkan harga saham dan nilai perusahaan, yang berarti akan meningkatkan kemakmuran para investor.

Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat keputusan investasi yang di tetapkan oleh perusahaan maka akan semakin tinggi pula peluang untuk mendapatkan keuntungan yang besar serta meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami dan Darmayanti (2018) yang menyatakan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahan.

(22)

H3 : Keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

2.3.4 Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

Perusahaan yang memiliki tingkat struktur modal yang tinggi dari penggunaan utang maka akan meningkatkan keuntungan yang tinggi pula sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan serta dapat memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan karena kebijakan dividen berkaitan dengan kebijakan mengenai seberapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan akan didistribusikan kepada pemegang saham. Semakin besar laba yang dibagikan kepada pemegang saham, maka ketertarikan investor dalam perusahaan tersebut semakin besar, sehingga meningkatkan nilai perusahaan.

Perusahaan yang dapat mengambil keputusan investasi dengan baik dapat memberikan sinyal posistif bagi para investor. Apabila para investor memiliki kepercayaan terhadap perusahaan maka akan meningkatkan minat para investor untuk membeli saham. Dengan meningkatnya permintaan saham maka para investor akan dengan senang hati membeli saham tersebut dengan harga yang relatif besar, dengan begitu perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal serta dapat meningkatkan nilai perusahaan. Ketiga variabel (Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi) dalam penelitian ini menunjukan bahwa variabel-variabel tersebut dapat digunakan oleh investor atau perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan nilai perusahaan.

(23)

H4 : Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Industri Dasar dan Kimia

2.4 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan penyusunan paradigma penelitian dalam skripsi mengenai konsep yang diangkat oleh penulis yang berisi tentang variable bebas (independen), baik tunggal maupun jamak dalam kaitannya dengan variable terikat (dependen). Sehingga hasil intepretasi variable bebas (X) dapat mempengaruhi nilai variable terikat (Y), perubahan nilai variable dependen dimaksudkan agar dapat menemui titik cerah bagi peneliti sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Dalam penelitian ini penulis akan menganalisis Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Invetasi terhadap Nilai Perusahaan.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1, sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Struktur Modal,

X1

Keputusan Investasi

X3

Kebijakan Dividen,

X2

Nilai Perusahaan

Y

Referensi

Dokumen terkait

H3 : Struktur Modal berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek Indonesia sektor Consumer Goods Industri tahun 2018-2020 Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Nilai

4 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan uji f profitabilitas, kebijakan hutang dan kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar