• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Moderasi Beragama di Madrasah

N/A
N/A
Muhammad Ilham jaya kesuma

Academic year: 2023

Membagikan "Panduan Moderasi Beragama di Madrasah"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

Penguatan moderasi beragama di madrasah sangat diperlukan di era disrupsi ini, arus informasi yang menyampaikan keyakinan dan arus pemahaman keagamaan dari berbagai sumber memberikan dampak positif di satu sisi, namun juga bisa menyesatkan di sisi lain. Oleh karena itu, penguatan moderasi beragama di madrasah harus mampu mengantisipasi perubahan yang cepat selain untuk memenuhi amanah transmisi nilai-nilai budaya dan moral bangsa kepada peserta didik. Pedoman moderasi beragama di madrasah dimaksudkan untuk memberikan pemahaman keagamaan yang komprehensif dan moderat serta memandu proses internalisasi nilai-nilai luhur pada peserta didik.

Panduan Moderasi Beragama di Madrasah ini diharapkan dapat menjadi acuan cara berpikir, berperilaku dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, yang kemudian dapat ditransformasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bermasyarakat dalam konteks berbangsa dan bernegara. Pemahaman Islam yang moderat dan penerapan nilai-nilai agama dalam kurikulum madrasah tidak lepas dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila UUD 1945 dalam rangka penguatan negara kesatuan republik. Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Eka. Buku Panduan Moderasi Beragama di Madrasah ini merupakan dokumen yang hidup. Sebagai dokumen yang hidup, mempunyai fleksibilitas, dapat disempurnakan sesuai tuntutan zaman dan penerapannya akan terus berkembang melalui kreativitas dan inovasi guru.

Akhir kata, terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan atau penerbitan buku ini. Semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang tidak terputus, dan semoga buku ini benar-benar menjadi rahmat kepada Agama, Nusa dan Bangsa.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Maksud dan Tujuan
  • Sasaran
  • Ruang Lingkup
  • Prinsip
  • Pengertian Umum
  • Indikator Ketercapaian

Memberikan landasan bagi efektivitas, efisiensi, ketepatan tujuan dan kemanfaatan penanaman dan penguatan moderasi beragama di madrasah agar sesuai dengan visi dan misi pendidikan Islam dan pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas keberagaman mengandung makna bahwa segala kegiatan di madrasah dilaksanakan dengan menghargai perbedaan, kreativitas, inovasi dan kearifan lokal dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas kekeluargaan artinya seluruh kegiatan di madrasah menjadi bagian dari proses transformasi nilai-nilai yang nyaman dan menyenangkan.

Asas kemandirian mengandung makna bahwa segala kegiatan di madrasah merupakan prakarsa dari, oleh, dan untuk warga madrasah. Asas kesetaraan mengandung arti bahwa segala kegiatan di madrasah memberikan kesempatan yang sama dan setara bagi warga madrasah. Asas kemanfaatan mengandung makna bahwa segala kegiatan yang dilakukan di madrasah harus memberikan dampak positif bagi peserta didik, madrasah, dan masyarakat.

Asas kejujuran artinya segala kegiatan di madrasah dilaksanakan secara terbuka, dengan mengutamakan nilai-nilai kejujuran dan anti korupsi. Ikhlas artinya segala kegiatan di madrasah dilaksanakan atas dasar keikhlasan, kerelaan dan bertujuan untuk kebermaknaan bagi orang lain.

KONSEP DASAR MODERASI BERAGAMA

  • Pengertian Moderasi Beragama
  • Prinsip-prinsip Dasar Moderasi Beragama
  • Nilai-nilai Karakter Moderasi Beragama
  • Urgensi Moderasi Beragama di Indonesia

Dalam bahasa Arab, moderat sering dipadukan dengan kata wasaṭ (طَس َو) yang artinya berada di tengah-tengah, di tengah-tengah, penyelesaian yang terbaik, adil atau seimbang (At-Ṭabariy: tt, 141-143). Merupakan pandangan atau posisi yang selalu berusaha mengambil posisi tengah di antara dua posisi. Jadi, Moderasi Beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam hidup bersama yang mewujudkan hakikat ajaran agama yang menjaga harkat dan martabat manusia serta membangun kemaslahatan umum, berdasarkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan penghormatan terhadap konstitusi sebagai kesepakatan nasional.

Moderasi ini dianggap sebagai sikap paling ideal terhadap keberagaman ketika konflik agama mulai bergejolak di tengah kekacauan. Beradab (Ta’addub), yaitu menjunjung tinggi akhlak mulia, akhlak, jati diri, dan integritas sebagai khairu ummat dalam kehidupan kemanusiaan dan peradaban. Gagasan moderasi beragama sebenarnya merupakan sebuah pilihan untuk menjaga keberagaman Indonesia tanpa harus mencabut tradisi dan budaya yang sudah ada.

Moderasi beragama bukanlah sebuah “kotak” tersendiri karena ketika seseorang beragama dengan baik, maka ia akan menghormati kemanusiaan. Sebagai negara yang berdasarkan falsafah Pancasila, Pancasila dapat dipandang sebagai perwujudan moderasi beragama.

IMPLEMENTASI MODERASI BERAGAMA DI MADRASAH

  • Strategi Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
  • Model Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
  • Pendekatan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
  • Tahapan Implementasi Moderasi Beragama di Madrasah
  • Implementasi Moderasi Beragama pada Kurikulum Madrasah
    • Implementasi Moderasi Beragama pada RA
    • Implementasi Moderasi Beragama pada Madrasah Ibtidaiyah (MI),
  • Integrasi Moderasi Beragama dalam Pembelajaran

Dengan langkah tersebut, pendidik dapat mengukur derajat pemahaman dan praktik moderasi beragama siswa. Implementasi penanaman dan penguatan karakter moderat beragama klasikal siswa diwujudkan dengan mengintegrasikan moderasi beragama dalam materi dan proses pembelajaran serta tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa C. Pendekatan penerapan moderasi beragama di madrasah. Pembiasaan dan akulturasi yang biasa disebut akulturasi harus dilakukan oleh madrasah dalam penerapan moderasi beragama agar tercipta budaya madrasah yang berbasis moderasi.

Penerapan moderasi beragama sebenarnya sudah dimulai di tingkat Raudhatul Athfal (RA) sebagai lembaga pendidikan anak usia dini yang berkarakter Islam. Penerapan moderasi beragama pada Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Sehingga moderasi beragama dapat diarusutamakan dalam pembelajaran melalui pembelajaran tidak langsung dan pengajaran langsung melalui tema-tema yang dekat dengan prinsip moderasi.

Setidaknya ada tiga tahapan dalam proses pembelajaran yang memerlukan perhatian guru untuk menanamkan moderasi beragama pada siswa. Moderasi beragama membentuk cara berpikir dan perilaku warga madrasah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama. Di sinilah diperlukan keahlian guru untuk memadukan berbagai indikator bidang studi yang sesuai dengan berbagai indikator moderasi beragama.

Pembelajaran moderasi beragama tidak hanya bertujuan agar siswa memahami dan menyadari, namun juga mampu mengamalkan prinsip-prinsip moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan sekolah sebagai pionir. Tunjukkan beberapa contoh penerapan prinsip moderasi beragama melalui cerita tokoh, film, dan berita tertentu. Mendorong siswa melakukan evaluasi diri untuk menilai potensi akibat tidak mengamalkan prinsip moderasi beragama.

Yang dilihat dari cara dia bersikap dan bertindak dalam situasi tertentu serta kesesuaiannya dengan indikator moderasi beragama. Informasi, fakta dan data yang menggambarkan pencapaian tingkat moderasi beragama siswa akan diperoleh disini. Menyelenggarakan berbagai kegiatan yang dapat mendorong warga madrasah, orang tua/wali siswa untuk belajar berperilaku sesuai dengan prinsip moderasi beragama.

Mendorong siswa untuk menjadi teladan bagi teman-temannya untuk bersama-sama mengamalkan prinsip moderasi beragama. Mendorong siswa untuk menghindari pengaruh teman sebaya yang belum mengamalkan prinsip moderasi beragama.

MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

  • Tugas dan Tanggung Jawab
  • Monitoring
  • Evaluasi
  • Pelaporan

Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam membuat, menetapkan dan mensosialisasikan peraturan mengenai penanaman dan penguatan madrasah yang berkarakter moderat. siswa. Kanwil Kementerian Agama Provinsi melalui Kepala Dinas Pendidikan Madrasah/Departemen Pendidikan Islam melakukan sosialisasi peraturan, fasilitasi dan pemberian dukungan sistem untuk penanaman dan penguatan karakter moderat siswa madrasah. Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Kepala Seksi Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam melakukan sosialisasi peraturan, fasilitasi dan pemberian dukungan sistem untuk penanaman dan penguatan karakter moderat siswa madrasah.

Madrasah merupakan pelaksana teknis penanaman dan penguatan karakter moderat di lingkungannya dengan tim yang dibentuk di tingkat madrasah. Monitoring merupakan kegiatan mengamati secara seksama keseluruhan pelaksanaan pembinaan dan penguatan karakter moderat siswa. Evaluasi terhadap pelaksanaan penanaman dan penguatan karakter moderat pada madrasah dilakukan secara berkala oleh pihak madrasah untuk mengukur pencapaian tujuan dan sasaran serta indikator kinerja yang ditetapkan dalam rangka perbaikan dan keberlanjutan.

Maka pada tataran pengembangan kurikulum, pelaksanaan kurikulum dan perencanaan pembelajaran, guru mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis karena gurulah yang akan menerjemahkan kurikulum ke dalam pelaksanaan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar), menanamkan prinsip moderasi beragama. dan menentukan instrumen evaluasi. Kepala madrasah dibantu oleh wakil kepala madrasah bertugas mengawasi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran yang menganut prinsip moderasi beragama. Laporan ini digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui kondisi dan kemajuan pembinaan dan penguatan karakter moderat di madrasah.

Hal ini merupakan upaya yang harus dilakukan untuk menegakkan kembali prinsip moderasi beragama di masyarakat, khususnya di lingkungan antar umat beragama sebagai pionir. Madrasah merupakan lingkungan yang paling strategis untuk melancarkan gerakan induksi, akulturasi dan pengembangan prinsip moderasi beragama, sebuah langkah menuju upaya mobilisasi pendidikan karakter. Mereka juga harus, tanpa terkecuali, diikutsertakan dalam proses pembiasaan dan pembinaan prinsip moderasi beragama.

Oleh karena itu, madrasah harus melakukan upaya luar biasa untuk mewujudkan moderasi beragama. Harus ada terobosan dari madrasah yang “out of the box” agar bisa kembali meraih peradaban keagamaan yang jaya. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 7272 Tahun 2019 tentang Pedoman Penerapan Moderasi Beragama Dalam Pendidikan Islam. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 1891 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pembinaan dan Pemantapan Karakter Moderat Siswa Madrasah.

PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Evaluation process of Creative Outputs Universities’/sectors’ perspectives PROF LEORA FARBER Director, Visual Identities in Art & Design Research Centre University of