PEDOMAN TEKNIS
KULIAH KERJA PARTISIPATIF (KKP) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT karena buku Panduan Pelaksanaan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) ini dapat diselesaikan penyusunannya. Buku ini berisi petunjuk untuk melaksanakan KKP oleh DPL dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
Seiring dengan perkembangan IPTEK dewasa ini, peran mahasiswa menjadi penting untuk memberikan kontribusi yang lebih efektif bagi perbaikan kehidupan sosial. Mereka adalah agen perubahan atau dikenal sebagai agent of social change dan agent of social control dalam tatanan kehidupan masyarakat. Melekatnya simbol dan jargon-jargon tersebut di pundak mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat tanggung jawab besar di pundak mereka terhadap keberlangsungan kehidupan dan transformasi sosial. Karena itulah mahasiswa tidak hanya memiliki kewajiban untuk mempelajari teori- teori ilmu pengetahuan, tetapi mereka juga memiliki tanggung jawab terhadap perubahan sosial yang ada. Mereka juga dituntut untuk mengabdi dan mengaplikasikan apa yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah secara praktis dan bersentuhan langsung memahami bahkan menawarkan solusi bagi problematika masyarakat.
Buku panduan ini di samping berisi pedoman teknis pelaksanaan KKP juga dilengkapi dengan teori- teori yang berkaitan dengan Metode dan Pendekatan Participatory Action Research (PAR) dan pendekatan Asset Based Community-driven Development (ABCD). Hal ini bertujuan agar mahasiswa peserta KKP dapat memahami metode dan pendekatan PAR dan ABCD sekaligus mengimplementasikannya dalam menyusun dan melaksanakan program KKP di lapangan.
Buku panduan ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan, maka kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan isi panduan pelaksanaan KKP ini. Terima kasih
Mataram, 6 Mei 2024 Ketua LP2M UIN Mataram
Prof. Hj. Atun Wardatun, M.Ag., MA., Ph.D NIP. 19770330 200003 2 001
DAFTAR ISI
COVER ... i
TIM PENYUSUN ... ii
KATA PENGANTAR KETUA LP2M UIN MATARAM ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I : PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Dasar Hukum ... 2
C. Nama dan Bentuk Kegiatan ... 3
D. Maksud dan Tujuan ... 4
BAB II: KETENTUAN PELAKSANA ... 6
A. Ketentuan Peserta ... 6
B. Dosen Pembimbing Lapangan ... 6
BAB III: PROSEDUR PENDAFTARAN ... 7
A. Pendaftaran Mahasiswa ... 7
B. Pendaftaran DPL ... 8
C. Kesiapan Dokumen ... 13
D. Form Isian Survei ... 13
E. Unggah Hasil Survei ... 13
BAB IV: KETENTUAN OBSERVASI AWAL ... 9
A. Observasi dan Maping ... 9
B. Tahapan SurveiAwal ... 10
BAB V: PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP ... 14
A. Pembekalan KKP ... 14
B. Pelepasan dan Penyerahan Peserta KKP ... 14
C. Pelaksanaan KKP ... 15
D. Program Kerja KKP ... 15
E. Membuat Field Notes ... 17
F. Pelaksanaan KKP ... 15
BAB VI: METODE KULIAH KERJA PARTISIPATIF ... 18
A. Memahami KKP dengan Pendekatan PAR ... 18
B. Memahami KKP Pendekatan ABCD ... 20
C. Metode Menemukenali Aset (ABCD) ... 21
D. Proses Appreciative Inquiry (Model 4-D) ... 22
E. Community Mapping ... 24
F. Transect atau penelusuran wilayah ... 27
G. Asosiasi ... 28
H. Pemetaan Aset Individu ... 30
I. Skala Prioritas ... 26
BAB VII: MONITORING DAN EVALUASI ... 40
A. Waktu Monev ... 40
B. Monitoring DPL, Pimpinan dan LP2M ... 40
C. Materi Monitoring ... 40
D. Pelaporan Monitoring ... 41
BAB VIII: JADWAL PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP ... 42
BAB IX: PELAPORAN ... 45
A. Ketentuan Umum Laporan Mahasiswa ... 45
B. Ketentuan Khusus Laporan Mahasiswa ... 45
C. Ketentuan Laporan Dosen Pembimbing Lapangan ... 54
BAB X: TATA TERTIB ... 55
A. Tata Tertib Peserta KKP ... 55
B. Larangan Peserta ... 55
C. KKP Nir-Kekerasan Seksual ... 56
D. Pengaduan ... 58
E. Sanksi-Sanksi ... 58
BAB XI: PENUTUP ... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 71
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa UIN Mataram melalui bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) serta berlokasi di beberapa wilayah yang menjadi sasaran pelaksanaan KKP. Pada dasarnya KKP merupakan mata kuliah di lapangan yang bertujuan untuk membekali mahasiswa dalam mengaplikasikan keilmuan yang telah dipelajari selama perkuliahan. Diantara tujuan tersebut adalah pada kegiatan memecahkan berbagai fenomena yang terjadi didalam masyarakat melalui pengembangan potensi yang ada didalam masyarakat itu sendiri.
Dalam konteks sejarah, KKP UIN Mataram mengalami beberapa kali perubahan, tidak hanya sekedar ganti nama tetapi juga paradigma. KKP sebelumnya tahun 2006 bernama KKN (Kuliah Kerja Nyata). Program KKN mengacu kepada paradigma konvesional yang menganggap bahwa masyarakat sebagai objek dan ber- sifat statis dalam pelaksanaan program, dan mahasiswa sebagai subjek yang aktif dan menggerakkan masyarakat.
Sedangkan KKP menggunakan paradigma social change yang dinamis dan partisipatif. Mahasiswa menjadi fasilitator dalam menggerakkan masyarakat berdasarkan kepada prinsip kolektif dan kolaboratif.
KKP dilaksanakan didasarkan atas prinsip kolektif dan kolaboratif antara mahasiswa dan masyarakat dalam memanfaatkan aset dan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, kerjasama yang baik antara mahasiswa dan para stakeholder sangat penting dalam mensukses program dan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan menggunakan pendekatan Participatory
Action Research (PAR), mahasiswa tidak hanya bekerja tetapi juga be- lajar bersama masyarakat untuk membangun desa.
Atas dasar pertimbangan di atas, maka LP2M membuat aturan dan pedoman KKP agar penyelenggaraan KKP dapat berjalan dengan baik sebagai bagian dari bentuk pengabdian kepada masyarakat yang menjadi tupoksi dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
B. Dasar Hukum
Secara yuridis formal penyelenggaraan Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) memiliki landasan;
1. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
4. Keputusan Menteri Agama RI nomor: E/KEP/19/1999 tentang Pola Pembinaan Mahasiswa PTAI;
5. Keputusan Menteri Agama RI nomor: 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti PTAI;
6. Peraturan Menteri Agama RI nomor:18 Tahun 2007 tentang Alih Status IAIN; Mataram menjadi UIN Mataram;
7. Peraturan Menteri Agama RI nomor :18 Tahun 2007 tentang Organisasi Tata Kerja UIN Mataram;
8. Peraturan Menteri Agama RI nomor: 27 Tahun 2007 tentang Statuta UIN Mataram;
9. Keputusan Menteri Agama RI nomor: B.II/3/54237 Tanggal 27 Juli 2017 tentang Pengangkatan Rektor UIN Mataram;
10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 4834 Tahun 2015 Tentang Pedoman Pengabdian kepada Masyarakat di Perguruan TinggiIslam;
11. Surat Edaran Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam No. B-713/DJ.I/Dt.I.III/TL.00/04/2020 tentang Tindak Lanjut Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 697/03/2020 di Bidang Litapdimas (Penelitian, Publikasi Ilmiah, dan Pengabdian kepada Masyarakat);
12. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 533 Tahun 2023 Tentang Petunjuk Teknis Kuliah Kerja Nyata Moderasi Beragama Tahun 2023.
C. Nama dan Bentuk Kegiatan
Kegiatan yang diatur dalam pedoman ini adalah Kuliah Kerja Partisipatif Reguler dengan tema “Pendampingan Desa Digital, Desa Ramah Perempuan dan UMKM Halal”, KKN Nusantara Persemakmuran Sunan Ampel, KKN Nusantara Kolaborasi Mandiri dan KKN Nusantara Moderasi Beragama. KKP Reguler 2024 merupakan KKP yang dilaksanakan di 190 desa lokasi KKP sepulau Lombok.
KKN Nusantara Persemakmuran Sunan Ampel merupakan KKN bersama 9 (Sembilan) Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri eks Sunan Ampel Surabaya yaitu; 1) UIN Sunan Ampel, 2) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 3) UIN Mataram, 4) UIN Satu Tulungagung, 5) UIN Samarinda, 6) UIN Jember, 7) IAIN Kediri, 8) IAIN Ponorogo, dan 9) IAIN Madura. Pada tahun 2024, KKN Nusantara Persemakmuran Sunan Ampel diadakan di UIN Jember.
KKN Nusantara Moderasi Beragama merupakan KKN yang diinisiasi oleh Kementerian Agama melalui Subdit Pengabdian Masyarakat dan akan dilaksanakan di Pontianak Provinsi Kalimantan Barat.
KKN Internasional adalah KKN yang dilaksanakan antar negara dan pada Tahun 2024 KKN Internasional bekerjasama dengan UPSI Malaysia dan Thailand yang akan dilaksanakan pada Bulan Juli 2024.
KKN Kolaborasi Mandiri antar Perguruan Tinggi yaitu KKN yang dilaksanakan atas dasar MoU antar Perguruan Tinggi. KKN Kolaborasi Mandiri antar Perguruan Tinggi pada Tahun 2024 berlokasi di Yogyakarta, Malang dan Bandung yang akan dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2024.
D. Maksud dan Tujuan
Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Partisipatif ini dimaksudkan sebagai panduan teknis bagi civitas akademika UIN Mataram dalam melaksanakan KKP Tahun 2024.
Tujuan umum kegiatan KKP Tahun 2024 untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan memecahkan problem sosial bersama-sama masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial, pencerahan, sesuai dengan visi dan misi serta fungsi Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI)
Tujuan khusus kegiatan KKP Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Partisipatif mahasiswa UIN Mataram.
2. Mengembangkan potensi mahasiswa untuk melakukan improvisasi dan inovasi dalam profesi pekerjaan sosial khususnya dan dalam pembangunan masyarakat umumnya.
3. Memberikan kepada mahasiswa pengalaman belajar dan bekerja secara langsung dalam menghadapi berbagai persoalan yang kompleks, melalui proses partisipatif sehingga dapat membantu masyarakat menemukan cara menghadapi problem sosial yang mereka hadapi.
4. Mengembangkan potensi mahasiswa sesuai bidang keilmuannya ke arah peningkatan kemampuan dan profesinya yang dilaksanakan secara mandiri dan kolektif.
Tujuan insitusional kegiatan KKP Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kontribusi pendidikan/pengajaran, penelitian dan pemberdayaan masyarakat.
2. Meningkatkan kepekaan sosial civitas akademika terhadap perkembangan dan persoalan yang terjadi di masyarakat.
BAB II
KETENTUAN PELAKSANAAN
A. Ketentuan Peserta
KKP diperuntukkan bagi mahasiswa UIN Mataram yang telah memenuhi persyaratan administrasi yakni:
1. Mahasiswa semester VII atau mahasiswa yang telah menyelesaikan minimal 120 SKS.
2. Mahasiswa aktif yang telah membayar SPP pada semester tersebut.
3. Mahasiswa telah melakukan pendaftaran KKP secara online melalui website KKP UIN Mataram yang telah disediakan.
B. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) memiliki tugas dan peran sebagai pembina, pengawas, pengarah, penasehat, motivator, sekaligus sebagai penilai kegiatan Kuliah Kerja Partisipatif.
Adapun ketentuan DPL adalah sebagai berikut:
1. Dosen Tetap PNS yang memiliki NIDN dengan pangkat fungsional minimal Asisten Ahli di lingkungan UIN Mataram.
2. Dosen Pembimbing Lapangan melakukan pendaftaran sebagai DPL melalui website KKP UIN Mataram
3. Penetapan DPL dilakukan oleh LP2M melalui SK Rektor.
4. Berkomitmen membimbing dan membina mahasiswa KKP secara intensif.
BAB III
PROSEDUR PENDAFTARAN
A. Pendaftaran Mahasiswa
Adapun prosedur pendaftaran KKP UIN Mataram Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa login menggunakan NIM masing-masing pada laman website: https://kkp.uinmataram.ac.id.
2. Setelah login dengan NIM, secara otomatis data mahasiswa akan terkonversi dari data SIAKAD.
3. Dalam satu kelompok terdiri dari 13 – 14 peserta.
4. Peserta mengupdate informasi nama peserta pada kelompok yang dipilih sampai akhir pendaftaran.
5. Jika nama tidak terdapat pada kelompok yang sudah dipilih agar memilih kembali kelompok/ lokasi yang lain.
6. Mahasiswa menentukan pengurus kelompok (Ketua, Sekretaris, dan Bendahara) kemudian mendaftarkan nama nama pengurus tersebut pada form https://bit.ly/KELOMPOK- KKP2024 dengan melengkapi kebutuhan administrasi yang diminta didalam form.
7. Kelompok KKP membuat media komunikasi dengan DPL.
Media komunikasi peserta dengan DPL tidak terbatas. Sesuai kesepakatan peserta KKP dengan DPL masing- masing
B. Pendaftaran Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
Adapun prosedur pendaftaran Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKP UIN Mataram adalah sebagai berikut:
1. Dosen login menggunakan NIDN masing- masing pada laman website: https://kkp.uinmataram.ac.id
2. Setelah login dengan NIDN, secara otomatis data dosen akan terkonversi dari data SIAKAD.
3. Mengikuti Group WhatsApp DPL. Admin akan mengundang masing-masing DPL ke dalam group WhatsApp bersama dengan Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) LP2M UIN Mataram.
BAB IV
KETENTUAN OBSERVASI AWAL
A. Observasi dan Mapping
Observasi bertujuan untuk mendapatkan informasi awal tentang lokasi KKP. Observasi dapat dilakukan dengan cara transek, menelusuri kampung untuk mendapatkan gambaran situasi lokasi dan juga wawancara dengan tokoh pemerintah, tokoh masyarakat dan para stakeholder lainnya. Sebelum melakukan observasi, sebaiknya setiap kelompok sudah memiliki struktur kepengurusan yang terdiri dari: ketua, sekretaris, bendahara. Observasi dilaksanakan oleh seluruh peserta KKP didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan. Apa yang harus diobservasi?
Melakukan mapping (pemetaan potensi dan persoalan) sebagai berikut:
1. Kondisi dan situasi lingkungan lokasi KKP: kebersihan, kerapian, kesegeran (banyak pepohonan) Bangunan fisik:
rumah penduduk, sekolah, TPQ, kantor, dan fasilitas publik lainnya.
2. Kondisi masyarakat sekitar: pekerjaan yang dilakukan, keramahan, aktivitas orang tua, bapak- bapak, ibu-ibu, remaja, anak-anak.
3. Apa yang dihadapi oleh masyarakat sekitar: lingkungan kotor, kemiskinan, tidak ada TPQ/ pengajian, tempat wisata, 4. Untuk mendapatkan data diatas, selain observasi juga dapat
dilakukan dengan wawancara terhadap tokoh pemerintah dan tokoh masyarakat setempat.
B. Tahapan Survei Awal
Tahapan survei awal KKP Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
1. Diskusikan dengan anggota kelompok sendiri serta ketua kelompok dalam satu desa kapan akan melakukan survei.
Sebaiknya kelompok yang berada dalam satu desa bisa melakukan survei pertama secara bersamaan.
2. Lakukan pelacakan literatur tentang desa yang akan disurvei. Bila desa tersebut pernah menjadi desa lokasi KKP Tahun 2023, maka bacalah buku laporan kelompok KKP di desa tersebut atau hubungi salah satu anggotanya agar mendapatkan gambaran awal tentang desa dimaksud.
Gunakan perambah elektronik internet/mesin pencari untuk menelusuri peta desa, video, gambar jalan (street view), berita tentang desa, laporan penelitian, serta buku-buku terkait.
Sejumlah data angka bisa diunduh dari web kantor BPS di setiap kabupaten/ kota. Buatlah catatan ringkas hasil penelusuran di atas sebagai data awal untuk berdiskusi dengan anggota kelompok dan dosen pembimbing.
3. Datanglah ke PPM untuk meminta surat pengantar ke Desa dengan Lampiran Surat Rekomendasi Pelaksanaan KKP 2024 dari Kesbangpol Kabupaten dan Lampiran Rekap Daftar Nama anggota kelompok. Bila Dosen Pembimbing sudah ditetapkan, mintalah waktu untuk bertemu dan berdiskusi tentang apa saja yang harus dilakukan saat survei dan pembuatan program. Tawarkan waktu agar selama survei berlangsung Dosen Pembimbing bisa ikut serta dalam 1 (satu) kali survei.
4. Bantulah dosen pembimbing untuk mengurus persoalan administrasi survei ke PPM. Siapkan semua kelengkapan dokumen sebelum survei. Unduhlah Form isian 1-3 untuk
diisi pada saat survei. Pahami setiap form yang ada, sehingga bisa diisi selama proses persiapan KKP berlangsung. Semua isian form diisi dalam dokumen word dan akan menjadi data lampiran dalam Buku Laporan Hasil KKP 2024.
5. Sebaiknya survei pertama dilakukan pada saat hari kerja, sehingga bisa bertemu dengan pihak aparatur kecamatan dan desa serta bisa didapatkan informasi pembagian wilayah pengabdian setiap kelompok KKP di dalam satu desa.
Pastikan bahwa tim pensurvei membawa alat tulis, perekam suara dan kamera untuk keperluan pencatatan dan dokumentasi selama survei dilakukan.
6. Menemui aparat kecamatan atau desa adalah hal yang pertama kali harus dilakukan selama survei. Sampaikan surat kepada para pihak terkait dan diskusikan apakah bisa bertemu langsung dengan Kepala Kecamatan (camat) atau Kepala Desa saat itu atau pada hari lain dengan kepastian janji waktu.
7. Mintakanlah tanda terima penyampaian surat pengantar dari PPM agar menjadi bukti bahwa kelompok saudara sudah melakukan kunjungan dan meng- informasikan rekomendasi Kesbangpol Kabupaten/kota pada kecamatan dan desa.
Normatifnya yang menyebarkan surat rekomendasi dari Kesbangpol Kabupaten/Kota ke kecamatan adalah Kesbangpol Kab/ Kota. Hanya saja menghindari terjadinya keterlambatan penyampaian dan miss-komunikasi. Maka penyampaian surat rekomendari pelaksanaan KKP 2024 dilakukan oleh PPM melalui mahasiswa yang berada di lokasi tersebut.
8. Bagi kelompok yang menjadi koordinator kecamatan, ada baiknya menginisiasi audiensi dengan Camat agar bisa melakukan kegiatan se-kecamatan. Serta bisa membantu program kecamatan apa saja yang bisa disinkronkan dengan
KKP di desa-desa pada wilayah kecamatan tersebut.
Agendakan mewawancarai sejumlah warga untuk mendapatkan gambaran umum desa, dusun, kampung yang akan menjadi lokasi pengabdian hingga survei dan observasi lokasi berikutnya. Di antara mereka yang harus dimintai pandangannya adalah: tokoh masyarakat, apparat desa, ustadz/guru sekolah, pengelola majelis taklim, pemuda, petani, dll.
9. Buatlah peta lokasi desa/kampong bila tempat yang akan menjadi lokasi pengabdian sudah ditunjuk oleh fakultas dan disepakati bersama kelompok KKP. Peta lokasi yang dibuah seperti denah yang pernah disampaikan dalam Pembekalan KKP.
10. Buatlah Sejarah Desa dengan mengacu pada Form yang telah disediakan. Data ini akan berguna untuk kepentingan desa atau kampung tersebut dan menjadi salah satu bahan dalam Buku Laporan Hasil KKP 2024.
11. Semua dokumen yang dihasilkan dari survei didiskusikan di kelompok KKP Bersama Dosen pembimbing untuk menentukan program dan kegiatan apa saja yang memungkinkan bisa dilakukan oleh kelompok KKP.
C. Kesiapan Dokumen
1. Surat Pengantar Pemberitahuan Pelaksanaan KKP ke kecamatan dari PPM dengan Lampiran Surat Rekomendasi Pelaksanaan KKP 2024.
2. Surat Pengantar Survei ke Desa dan Pemberitahuan Pelaksanaan KKP 2023 dari PPM dengan Lampiran Surat Rekomendasi Pelaksanaan KKP 2024.
3. Rekap Daftar nama anggota kelompok KKP sebagai lampiran dari Surat Pengantar Survei ke Lokasi dari PPM.
4. Tanda Terima Penyerahan Surat Pemberitahuan Pelaksanaan KKP 2024.
5. Peta Wilayah yang akan dituju.
6. Form Isian Survei Lokasi KKP (Format survei ada pada lampiran).
D. Form Isian Survei.
1. Form Monograf Desa (berasal dari lampiran: Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia nomor: 13 tahun 2012 tentang Monografi Desa dan Kelurahan).
2. Form Pemetaan Sosial.
3. Form Matrik Alur Sejarah Desa/ Kampung.
E. Unggahan Hasil Survei KKP
Unggah hasil survei pada link form : https://bit.ly/SURVEI- KKP2024.
BAB V
PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP
A. Pembekalan KKP
Pembekalan KKP bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta KKP terkait dengan teknis pelaksanaan KKP.
1. Materi
a. Apa, mengapa, dan bagaimana KKP?
b. Peran mahasiswa dalam KKP
c. Mengenal pendekatan PAR dalam KKP d. Membuat program kerja
e. Tata tertib 2. Narasumber
a. Pemerintah daerah lokasi KKP b. Rektor dan jajaran civitas akademika
c. Nara sumber dari instansi terkait dalam pembangunan pedesaan.
d. Narasumber dalam pembekalan KKP adalah Dosen Pembimbing Lapangan masing-masing kelompok.
B. Pelepasan dan Penyerahan Peserta KKP
Pelepasan peserta KKP dilakukan secara serentak oleh Rektor UIN Mataram di kampus UIN Mataram. Pelepasan ini dihadiri oleh pejabat struktural dan Dosen Pembimbing Lapangan serta seluruh mahasiswa peserta KKP. Setelah acara pelepasan dilaksanakan, Dosen Pembimbing Lapangan menyerahkan mahasiswa KKP kepada pemerintah daerah setempat yang diwakili langsung oleh Kepala Desa di kantor desa masing- masing, terakhir peserta KKP didampingi oleh DPL dan Kepala Desa menuju lokasi KKP.
C. Pelaksanaan KKP
KKP dilaksanakan selama 45 hari di lokasi yang sudah ditentukan oleh LP2M. KKP tahun 2024 menyebar di beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur di Nusa Tenggara Barat. Jadwal dan lokasi terdapat di lampiran buku pedoman ini.
D. Program Kerja KKP
Program kerja sebagai acuan peserta KKP untuk melaksanakan kegiatan di lapangan selama pelaksanaan KKP berlangsung. Program disusun secara bersama oleh para peserta dalam satu kelompok yang dipimpin oleh ketua kelompok dan dikonsultasikan kepada Dosen Pembimbing Lapangan. Program kerja dibuat selama pelaksanaan KKP 6 minggu, yang terdiri dari dua bentuk. Pertama program kerja kelompok. Program kerja kelompok merupakan program yang dirancang dan direncanakan serta harus dilaksanakan oleh semua anggota kelompok.
Contoh Program Kerja Kelompok
Nama kelompok :
Alamat :
Ketua kelompok :
Dosen Pembimbing Lapangan :
NO NAMA PROGRAM WAKTU PENANGGUNG JAWAB 1 Khutbah Jumat Jumat I, II, III,
IV, V, VI 2 Pengajian
3 Hiziban/Yasinan/selakaran/
salawatan
4 Pendampingan desa digital 5 Gotong Royong
6 Membuat papan nama desa
7 Pengadaan Lomba PHBI dan 17 Agustus
8 Mendata UMKN yang ada di Desa
9 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja
10 Packing dan Labeling Produk Makanan
11 Dst.
Kedua, program kerja individu, yakni program kerja yang dirancang oleh masing-masing anggota kelompok. Program individu ini dapat disesuaikan dengan jurusan masing-masing.
Contoh Program Kerja Individu
Nama :
Kelompok :
Alamat :
Dosen Pembimbing Lapangan :
NO NAMA PROGRAM WAKTU PENANGGUNG JAWAB 1
2 Dst.
Selain membuat program kerja, setiap kelompok juga harus membuat jadwal piket harian untuk memudahkan pembagian tugas masing-masing kelompok.
Contoh Jadwal Piket
Nama Kelompok :
Alamat KKP :
NO HARI NAMA KETERANGAN
1 Senin
2 Selasa
3 Rabu
4 Kamis
5 Jum’at
6 Sabtu
7 Minggu
E. Membuat Field Notes (Catatan lapangan)
Field note merupakan catatan yang dituliskan oleh setiap peserta KKP yang berisi tentang kegiatan yang dilakukan sehari- hari. Field note ini sangat penting dilakukan untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan secara sistematis. Selain itu juga field note berguna untuk memudahkan menyusun laporan. Field note dapat berupa table atau narasi dari hasil wawancara dan observasi.
Contoh field note dalam bentuk tabel
Kelompok :
Alamat KKP :
NO HARI/
TANGGAL TEMPAT TOKOH KEGIATAN CATATAN
1 Senin,
23 Maret
Masjid Ketua Remaja Mesjid
Diskusi tentang perayaan maulid Nabi
Merancang kegiatan perayaan mauled Nabi dengan berbagai acara:
pengajian remaja, perlombaan, gotong
2 Dst.
BAB VI
METODE KULIAH KERJA PARTISIPATIF
A. Memahami KKP dengan Pendekatan PAR
Dari berbagai paradigma dan pendekatan yang berkembang saat ini, pendekatan Partisipatory Action Research (PAR) dapat dijadikan pilihan pendekatan untuk menjawab berbagai kelemahan pelaksanaan KKN di atas. Karena PAR pada hakekatnya merupakan sebuah proses atau aktivitas penelitian, pendidikan dan pengabdian yang dilakukan secara simultan (bersamaan) dan sinergis.
PAR adalah ‘seni’ membangun jembatan mencapai pemahaman yang saling menguntungkan, menghubungkan orang, gagasan, dan sumber, membangun hubungan melalui itu kita dapat menciptakan landasan yang kokoh antara perorangan dan komunitas, bekerja menuju solusi yang saling menguntungkan atas masalah bersama, dan belajar bagaimana untuk maju menyongsong masa dengan tana harus membuat ‘roda’, sambil melewati bermunculannya kembali kendala, secara esensial meraih suatu tingkat kesadaran yang tinggi dari mana kita menjadi berdaya untuk memecahkan masalah-masalah.
Model KKP berbasis PAR (Participatory Action Research), ini memiliki tiga variabel kunci yaitu participatory, action dan research yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Research atau penelitian, tahap ini merupakan penelitian tentang permasalahan yang dihadapi masyarakat, permasalahan tersebut dipahami sedemikian mendalam dan mendetail sehingga masalah tersebut bisa diketahui dengan jelas penyebab dan akibatnya.
2. Action atau aksi, setelah mengetahui masalah- masalah tersebut secara mendalam dan mendetail, barulah masuk
dalam langkah yang kedua yaitu pencarian alternatif untuk memecahkan masalah tersebut yang kemudian diterjemahkan dalam beberapa item dalam program kerja yang akan dilaksanakan.
3. Participatory, kedua item di atas dilaksanakan secara partisipasi artinya dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam melakukan identifikasi masalah serta teknik untuk mencari solusi secara bersama-sama dan melakukan secara bersama-sama pula bukan saja sebagai penonton atau gaya bos yang hanya bisa memerintah tetapi tidak bisa bekerja (talk less do more).
Dari ketiga prinsip KKP PAR, mahasiswa bersama-sama dengan masyarakat melakukan identifikasi masalah perencanaan dan aksi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mereka hadapi. Di samping itu, nuansa penelitian serta kritik yang konstruktif terhadap kondisi masyarakat tersebut menjadi tugas independen mahasiswa sebagai bentuk laporan pertanggungjawaban atas keterlibatan mereka atas proses perubahan yang dilakukan bersama mayarakat.
Maka KKP adalah upaya untuk melakukan transformasi sosial yang untuk mewujudkan orientasi tersebut memerlukan langkah-langkah berikut:
1. Mengkaji keadaan desa secara umum; melakukan pengkajian tentang peta wilayah desa, sosial ekonomi, sosial politik, social budaya maupun rekonstruksi sejarah desa;
2. Mengkaji keadaan desa secara topikal; melakukan pengkajian tentang problem sosial keagamaan dengan mengkaitkan problematika dan potensi desa pada umumnya;
3. Membuat planning secara partisipatif; menyusun perencanaan bersama masyarakat sesuai dengan problem yang ditemukan;
4. Melakukan aksi-aksi; berupaya untuk memecahkan problem sosial keagamaan;
5. Melakukan refleksi; melakukan monitoring dan evaluasi atas upaya pengkajian keadaan desa secara umum dan topikal, serta aksi pemecahan problem sosial keagamaan bersama masyarakat.
B. Memahami KKP Pendekatan ABCD
Usaha perbaikan kualitas kehidupan manusia dengan pola pembangunan yang menempatkan manusia menjadi pelaku utama. Mengingat pola ini masih menjadi rintisan maka dukungan berbagai pihak sangat dibutuhkan. Perguruan tinggi sebagai salah satu lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk ikut serta upaya ini. Sebuah usaha yang memastikan bahwa kegiatan pembangunan selayaknya menempatkan posisi manusia dapat berkembang kapasitasnya sesuai dengan segala potensi dan aset yang dimiliki.
Asset-based community development (ABCD) dianggap sebagai pendekatan yang tepat untuk persoalan kemasyarakatan.
Hal ini karena ABCD merupakan sebuah pendekatan dalam pengembangan masyarakat yang mengupayakan terwujudkan sebuah tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu upaya pembangunan di lingkungannya atau yang seringkali disebut dengan Community Driven Development (CDD). Upaya pengembangan masyarakat harus dilaksanakan sejak dari awal menempatkan manusia secara individu maupun kelompok untuk mengetahui apa yang menjadi kekuatan yang dimiliki serta segenap potensi dan aset yang dimiliki yang potensial untuk dimanfaatkan. Hanya dengan mengetahui kekuatan dan aset, diharapkan manusia mengetahui dan bersemangat untuk
terlibat sebagai aktor dan oleh karenanya memiliki inisiatif dalam segala upaya perbaikan (perubahan) dalam masyarakat.
Dengan mengetahui kekuatan dan aset yang dimiliki, serta memiliki agenda perubahan yang dirumuskan bersama, persoalan keberlanjutan sebuah program perbaikan kualitas kehidupan diharapkan dapat diwujudkan. Melalui pendekatan ABCD, warga masyarakat difasilitasi untuk merumuskan agenda perubahan yang mereka anggap penting. Kegiatan KKP yang dilaksanakan mahasiswa menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa warga masyarakat berkesempatan untuk turut serta sebagai penentu, agenda perubahan tersebut. Tatkala warga masyarakat telah menentukan agenda perubahan tersebut, maka apapun rencana tersebut, warga masyarakat akan berjuang untuk mewujudkannya. Oleh karena itu, kegiatan KKP adalah proses kegiatan stimulasi dan fasilitasi. Mahasiswa yang melaksanakan akan belajar betapa kehidupan ini akan berubah menjadi baik tatkala ada kemauan untuk berubah dari yang menjalaninya.
Perubahan menuju kepada upaya perbaikan hanya dapat diwujudkan tatkala manusia secara individu maupun kelompok dapat mencermati hal terbaik dalam dirinya, dan mengoptimalkan hal baik tersebut untuk apapun yang diimpikannya.
C. Metode Menemukenali Aset (ABCD)
Bagian ini akan menjelaskan metode atau teknik apa saja yang akan digunakan untuk menemukenali aset, kekuatan, dan potensi yang ada dalam masyarakat. Dalam bagian ini metode menemukenali aset yang ditampilkan adalah:
1. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry) 2. Pemetaan Komunitas (community mapping) 3. Penelusuran Wilayah (transect)
4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi
5. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill) 6. Sirkulasi Keuangan (Leaky Bucket)
7. Skala Prioritas (Low hanging fruit)
Appreciative Inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan organisasi berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki sesuatu yang dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi hidup, efektif dan berhasil, serta menghubungkan organisasi tersebut dengan komunitas dan stakeholdernya dengan cara yang sehat. AI dimulai dengan mengidentifikasi hal- hal positif dan menghubungkannya dengan cara yang dapat memperkuat energi dan visi untuk melakukan perubahan untuk mewujudkan masa depan organisasi yang lebih baik. AI melihat isu dan tantangan organisasi dengan cara yang berbeda. Berdeda dengan pendekatan yang fokus pada masalah, AI mendorong anggota organisasi untuk fokus pada hal-hal positif yang terdapat dan bekerja dengan baik dalam organisasi. AI tidak menganalisis akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen pada bagaimana memperbanyak hal- hal positif dalam organisasi. Asumsi dasar dalam pendekatan masalah (problem-solving approach) adalah bahwa organisasi dapat bekerja dengan baik dengan cara mengidentifikasi dan menghilangkan kekurangan- kekurangannya.
Sebaliknya, AI menganggap bahwa organisasi meningkat efektifitasnya melalui penemuan, penghargaan, impian, dialog dan membangun masa depan bersama.
D. Community Mapping
Community Mapping adalah Pendekatan atau cara untuk memperluas akses ke pengetahuan local. Community map merupakan visualisasi pengetahuan dan persepsi berbasis masyarakat mendorong pertukaran informasi dan menyetarakan
kesempatan bagi semua anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan mereka. Fungsi community map adalah sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan publik dalam pemetaan.
2. Memberikan masyarakat dan anggotanya kesempatan untuk mengevaluasi proposal desain dan perencanaan dan memvisua- lisasikan dampak sebuah keputusan tersebut terhadap masa depan komunitas.
3. Proses pengumpulan dan meningkatkan data geospasial.
4. Meningkatkan pengetahuan komunitas tentang wilayah komunitas.
Proses pemetaan ini melibatkan beberapa pihak antara lain Organisasi masyarakat, asosiasi warga, organisasi Nirlaba, institusi sipil lokal, dan minoritas atau kelompok khusus. Tujuan dari pemetaan ini sesungguhnya adalah komunitas belajar memahami dan mengidentifikasi kekuatan yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari kelompok. Apa yang bisa dilakukan dengan baik sekarang dan siapa di antara mereka yang memiliki keterampilan atau sumber daya. Mereka ini kemudian dapat diundang untuk berbagi kekuatan demi kebaikan seluruh kelompok atau komunitas. Daftar lengkap aset yang bisa dipetakan adalah:
1. Aset personal atau manusia. keterampilan, bakat, kemampuan, apa yang bisa anda lakukan dengan baik, apa yang bisa anda ajarkan pada orang lain. (Kemampuan Tangan, Kepala dan Hati).
2. Asosiasi atau aset sosial. tiap organisasi yang diikuti olehanggota kelompok, kelompok – kelompok remaja masjid seperti Kelompok Kaum Muda, Kelompok Ibu; kelompok – kelompok budaya seperti Kelompok Tari atau Nyanyi;
Kelompok Kerja PBB atau Ornop lain dalam komunitas atau yang memberikan pelatihan bagi komunitas. Asosiasi mewakili modal sosial komunitas dan penting bagi komunitas untuk memahami kekayaan ini.
3. Institusi. lembaga pemerintah atau pewakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas. Seperti komite sekolah, komite untuk pelayanan kesehatan, mengurus listrik, pelayanan air, atau untuk keperluan pertanian dan peternakan. Terkadang institusi – institusi ini terhubung dengan Aset Sosial tetapi keduanya mewakili jenis aset komunitas yang berbeda. Komite Sekolah, Komite Posyandu dan koperasi yang dibentuk oleh pemerintah termasuk dalam kategori ini.
4. Aset Alam. Tanah untuk kebun, ikan dan kerang, air, sinar matahari, pohon dan semua hasilnya seperti kayu, buah dan kulit kayu, bambu, matrial bangunan yang bisa digunakan kembali, matrial untuk menenun, matrial dari semak, sayuran dan sebagainya.
5. Aset Fisik. Alat untuk bertani, menangkap ikan, alat transportasi yang bisa dipinjam, rumah atau bangunan yang bisa digunakan untuk pertemuan, pelatihan atau kerja, pipa, ledeng, kendaraan.
6. Aset Keuangan. Mereka yang tahu bagaimana menabung, tahu bagaimana menanam dan menjual sayur di pasar, yang tahubagaimana menghasilkan uang. Produk – produk yang bisa dijual, menjalankan usaha kecil, termasuk berkelompok untuk bekerja menghasilkan uang. Memperbaiki cara penjualan sehingga bisa menambah penghasilan dan menggunakannya dengan lebih bijak. Kemampuan pembukuanuntuk rumahtanggadanuntuk kelompok maupun usaha kecil.
7. Aset Spiritual dan Kultural. Anda bisa menemukan aset ini dengan memikirkan nilai atau gagasan terpenting dalam hidup anda: apa yang paling membuat anda bersemangat? Termasuk di dalamnya nilai-nilai penganut Muslim, keinginan untuk berbagi, berkumpul untuk berdoa dan mendukung satu sama lain. Atau mungkin ada nilai-nilai budaya, sepertimenghormati saudaraiparataumenghormati berbagai perayaan dan nilai- nilai harmoni dan kebersamaan. Cerita tentang pahlawan masa lalu dan kejadian sukses masa lalu juga termasuk di sini karena hal-hal tersebut mewakili elemen sukses dan strategi untuk bergerak maju.
Sedangkan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk poses mapping adalah sebagai berikut:
1. Ketua tim memperkenalkan diri kepada seluruh peserta yang hadir
2. Menjelaskan pengertian pemetaan, tujuan serta manfaat kegiatan ini
3. Menjelaskan unsur-unsur yang harus ada dalam pembuatan peta wilayah melalui sumbang saran.
4. Setelah nara sumber lokal (NSL) paham, lalu peserta & tim memulai pembuatan gambar peta wilayah. Untuk memulai dialog bisa dibuka dengan: “kita sekarang ada disini (sambil menunjuk dalam kertas yang akan digambar), kalau kita mau ke…..” (suatu tempat di lingkungan RW setempat) dimana letak tempat tersebut berada, kalau digambarkan disini? Dan dapat meminta NSL untuk menggambar lokasinya”.
5. Pemandu memfasilitasi jalannya dialog & diskusi selama proses, misalnya informasi/data apasaja yang harus dimasukkan peta, bgmn cara menggunakan simbol-simbol &
cross check data
6. Usahakan untuk mempresentasikan hasil mapping, kepada peserta untuk menyempurnakan data apabila waktunya mencukupi.
7. Review Data dilakukan setelah pemetaan selesai, pemandu meminta kepada seluruh peserta untuk melakukan triangulasi data (check & recheck data yang sudah dikumpulkan)
E. Transect atau penelusuran wilayah
za Untuk menemukenali aset fisik dan alam secara terperinci, transect atau penelusuran wilayah adalah salah satu tehnik yang efektif. Transect adalah garis imajiner sepanjang suatu area tertentu untuk menangkap keragaman sebanyak mungkin. Dengan berjalan sepanjang garis itu dan mendokumentasikan hasil pengamatan, penilaian terhadap berbagai aset dan peluang dapat dilakukan.
Misalnya, dengan berjalan dari atas bukit ke lembah sungai dan di sisi lain, maka akan dapat melihat berbagai macam vegetasi alami, penggunaan lahan, jenis tanah, tanaman, kepemilikan lahan, dan lain sebagainya. Penelusuran wilayah dilakukan berbarengan dengan pemetaan komunitas (community mapping). Teknik pelaksanaan transect di masyarakat:
1. Buatlah pembagian zona wilayah untuk ditelurusi seperti daerah perbukitan, sekitar sungai, persawahan, ladang, daerah hunian warga, dst.
2. Ajaklah warga masyarakat untuk menggambarkan zona wilayah. masing-masing (mulai dataran tinggi sampai dataran rendah) dari aspek kepemilikan lahan, penggunaan lahan, jenis vegetasi tanaman dan hewan, jenis tanah, dan peluang yang bisa dikembangkan dari masing-masing zona wilayah.
3. Buatlah tabel transect untuk menggambarkan hasil penelusuran wilayah yang anda lakukan bersama warga.
Ingat bahwa tugas anda sebagai fasilitator adalah menggerakkan warga untuk mengenali wilayahnya sendiri, karenanya semua alat tulis seperti kertas dan pena sebaiknya dipegang oleh warga sendiri agar proses penggambaran wilayah ini membantu mereka untuk menyadari, mengenali dan menemukan aset fisik dan alam yang ada disekitar mereka.
Proses penggambaran hasil penelusuran wilayah bisa menggunakan media tulis lainnya seperti papan tulis atau laptop.
F. Asosiasi
Asosiasi merupakan proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor sebagai berikut : (1) kesadaran akan kondisi yang sama, (2) adanya relasi sosial, (3) dan orientasi pada tujuan yang telah ditentukan. Contoh: Asosasi Dokter, Perkumpulan wasit, Asosiasi Guru.
Manfaat Asosiasi antara lain mengidentifikasi kapasitas organisasi, melihat dimana “energy” dalam komunitas ini, memahami apa yang memotivasi orang untuk berani mengatur, dan mengakui kepemimpinan yang sudah ada di masyarakat.
Institusi adalah norma atau aturan mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus yang sifatnya mengikat dan relatif lama serta memiliki ciri-ciri tertentu yaitu simbol, nilai,
aturan main, dan tujuan. Institusi dapat dibedakan menjadi institusi formal dan institusi non formal.
Institusi formal dapat berupa institusi pemerintah (pemerintahan desa beserta perangkat kelembagaan di bawahnya) dan institusi swasta (organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga pendidikan swasta dan lain sebagainya).
Sedangkan institusi non- formal dapat berupa sekumpulan orang di warung yang hadir secara konsisten, jamaah pengajian, dan kelompok lainnya.
Di beberapa desa, contoh asosiasi asosiasi yang dibentuk di desa yaitu Komunitas Tahlilan, PKK, Karang Taruna, Klub Sepak Bola, HIPPA (Himpunan Petani Pengambil Air), dan GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani). Setelah diidentifikasi asosiasi dan institusi yang ada, maka komunitas dapat merumuskan peran asosiasi dan institusi tersebut di dalam pengembangan komunitas.
Tabel 2: Form Isian Institusi Kemasyarakatan
NO NAMA ASOSIASI
NAMA KETUA
LAKI-
LAKI PEREMPUAN SANGAT DOMINAN
CUKUP DOMINAN
KURANG DOMINAN 1
2 Dst.
Dengan melihat peranan asosiasi/institusi di dalam komunitas, maka program pengembangan masyarakat dapat dimulai dengan mengidentifikasi kekuatan kolektif yang sudah ada untuk menginisiasi perubahan di komunitasnya. Semakin besarnya peranan asosiasi, maka percepatan pengembangan masyarakat.
G. Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill) Pemetaan Aset Individu (Individual Inventory Skill) Metode/alat yang dapat digunakan untuk melakukan pemetaan individual asset antara lain kuisioner, interview dan
focus group discussion. Manfaat dari Pemetaan Individual Aset antara lain:
1. Membantu membangun landasan untuk memberdayakan masyarakat dan untuk saling ketergantungan dalam masyarakat.
2. Membantu membangun hubungan dengan masyarakat.
3. Membantu warga mengidentifikasi keterampilan dan bakat mereka sendiri.
Pemetaan skill dalam suatu komunitas bertujuan untuk memahami potensi dan kekuatan yang dimiliki sehingga dapatdikembangkan untuk kemajuan komunitasnya. Dalam proses pengembangan masyarakat. Sehingga perpaduan kemampuan individual dengan potensi sumber daya alam dapat membawa perubahan yang signifikan. Sesungguhnya, potensi itu ada di diri setiap manusia namun mungkin komunitas belum menyadari potrensi tersebut sebagai sebuah asset yang bisa dikembangkan.
Salah satu model pendekatan ABCD[Asset Based Community Development] untuk mempermudahkan masyarakat, komunitas atas warga dalam mengenali diri, dan mengidentifikasi dan menganalisa berbagai bentuk aktivitas atau perputaran keluar dan masuknya ekonomi lokal adalah teori Leacky Bucket.
Teori yang biasa dikenal dengan teori wadah bocor atau ember bocor. Lebih singkatnya, Leaky Bucket adalah alat yang berguna untuk mempermudah warga atau komunitas untuk mengenal berbagai perputaran asset ekonomi lokal yang mereka miliki. Hasilnya bisa dijadikan untuk meningkakan kekuatan secara kolektif dan membangunnya secara bersama.
Pada sisi yang lain, Leaky Bucket juga merupakan kerangka kerja yang berguna dalam mengenali berbagai asset
komunias atau warga, teapi juga dalam mengenali asset peluang ekonomi yang memungkinkan dalam mengerakkan komunitas atau warga. Adapun cara yang bisa kembangkan adalah dengan cara warga atau komunitas menvisiualisasikan apa saja aset ekonomi yang mereka miliki dengan menggunakan alur kas, barang maupun jasa yang masuk dari sisi atas dan keluar dari sisi bawah wadah ekonomi sebagai potensi yang dimiliki dalam masyarakat. Beriku ini ilustrasi gambar arus perputaran masuk dan keluar serta alur dinamika di dalamnya.
Gambar 8: Gambar: Ilustrasi Leaky Bucket
Dari gambar diatas, bisa diterjemahkan bahwa leaky bucket merupakan salah cara yang digunakan untuk membantu warga komunitas dalam memahmi berbagai dinamika ekonomi lokal mereka miliki, dengan melihat aktivitas dasar-dasar ekonomi.
Proses dari aktivitas ini dapat dilakukan dengan mengajak warga aau komunitas untuk memfisualisasikan dinamika ekonomi mereka ke dalam wadah yang bocor yang di isi dengan air. Wadah ini terdiri dari alur air yang masuk yang merupakan barang dan kas, kemudian alur air tersebut beraktifitas di dalamnya dalam hal ini dalam wadah yang biasa disebut dengan perputaran barang, jasa dan kas warga tersebut, kemudian air yang bocor dari wadah merupakan alur keluarnya barang, jasa dan kas dari warga atau komunitas tersebut.
Untuk melihat seberapa tingginya atau maksimalnya ekonomi tingkat aktivitas warga komunitas dapat ditentukan
melalui banyaknya arus yang masuk di dalam wadah disertai perputaran di dalamnya yang sangat dinamis sehingga aliran yang keluar atau bocor dari wadah menjadi sedikit dibanding aliran yang masuk sebelumnya. Sebaliknya jika air yang masuk dalam wadah dan tingkat perputarannya statis/tetap didukung oleh tingkat kebocorannya yang banyak maka aktivitas ekonomi warga komunitas rendah atau lemah. Untuk mengatasi kelemahannya maka aliran yang masuk dalam hal ini kas dan barang dan jasa dapat dikembangkan melalui perputasan kas dalam wadah sehingga aliran kas dan barang yang keluar sangat minimum.
Dengan demikian level posisi air tergantung pada:
1. Seberapa banyak yang masuk, 2. Seberapa banyak yang keluar, 3. Tingkat Kedinamisan ekonomi
Beberapa Tahapan aktifitas bersama yang bisa dilakukan dalam memahami leaky bucket bersama komunitas atau warga adalah:
1. Warga atau komunitas diajak untuk bekerjasama di tiap kelompok untuk menjaga kestabilan level air dalam ember dalam waktu yang telah ditentukan terlebih dahulu.
Bagaimana wadah bocor tadi tetap berisi air/mempertahankan isinya, bagian-bagian mana saja yang yang bisa ditutupi untuk meminimalisir kebocoran tersebut.
Dan ini butuh kerjasama dan pikiran bersama untuk mempertahankannya.
2. Warga atau komunitas diberi kesempatan untuk mengemukakan berbagai pendapat dari mereka mengenai apa yang telah mereka pelajari dari apa yang telah mereka lakukan dengan wadah/ember bocor mereka tersebut untuk tetap berisi air. Pengalaman dan pelajaran apa yang bisa mereka dapatkan, dll.
3. Warga atau komunitas secara bersama bisa melakukan visualisasi melalui wadah bocor tersebut dengan apa yang masuk dan keluar tersebut sebagai perputaran ekonomi mereka dan memahami tentang pentingnya alur kas ekonomi dalam komunitas
4. Dari hasil pemahaman bersama tersebut kemudian warga atau komunitas diajak untuk melakukan roleplay dengan
memerankan berbagai peran yang ada dalam ekonomi lokal komunitas dengan menggunakan alat bantu berupa mainan uang, miniatur dan papan kartun. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan peran efek perputaran pengganda ekonomi mereka.
5. Setelah itu, secara bersama-sama mereka diajak untuk memetakan satu persatu barang, jasa dan kas yang mereka miliki melalui 3 alur kas yaitu alur kas masuk, arus kas keluar dan arus kas perputaran dari komunitasnya masing-masing secara cermat.
6. Dari hasil amatan dan analisa mereka warga diarahkan dan di membimbing untuk memvisualisasikan 3 alur kas tersebut dalam suatu bagan yang dikenal dengan leaky bucket.
7. Langkah selanjutnya adalah, warga/komunias diminta untuk menempel gambarnya di dinding dan peserta menjelaskan gambar leaky bucket-nya ke peserta yang lain.
Apa saja yang masuk, apa saja yang berkembang dan apa saja yang keluar.
8. Hasil dari warga atau komunitas dari materi tersebut kemudian didiskusikan lebih lanjut tentang manfaat efek pengganda bagi ekonomi komunitas, serta pentingnya penanganan perputaran alur ekonomi secara kreatif dan inovatif untuk meningkatkan kemandirian komunitas dan lain sebagainya.
Perlu cermati bahwa tujuan dilakukan cara leaky bucket analisa bersama warga dan komunitas adalah seluruh warga atau komunitas yang ikut dapat memahami konsep leaky bucket/wadah bocor, bahwa ekonomi sebagai aset dan potensi yang dimiliki dalam masyarakat peserta mendapatkan inovasi dan kreativitas dalam mempertahankan dan meningkatkan alur perputaran ekonomi komunitas lewat kekuatan- kekuatan komunitas.
H. Skala Prioritas (Low hanging fruit)
Skala Prioritas (Low hanging fruit) Setelah masyarakat mengetahui potensi, kekuatan dan peluang yang mereka miliki dengan melaui menemukan informasi dengan santun, pemetaan aset, penelusuran wilayah, pemetaan kelompok/ institusi dan mereka sudah membangun mimpi yang indah maka langkah berikutnya, adalah bagaimana mereka bisa melakukan semua mimpi-mimpi diatas, karena keterbatasan ruang dan waktu maka tidak mungkin semua mimpi mereka diwujudkan. Skala prioritas adalah salah satu cara atau tindakan yang cukup mudah untuk Hal yang harus diperhatikan dalam low hanging fruit/skala prioritas adalah apa ukuran untuk sampai keputusan bahwa mimpi itulah yang menjadi prioritas?
siapakah yang paling berhak menentukan skala prioritas?
Karena pendekatan KKN ABCD ini berbasis masyarakat, maka berikan kepercayaan dan kesempatan kepada masyarakat untuk menentukan skala prioritas sendiri. Setelah Pilihan
ditentukan oleh masyarakat, maka langkah selanjutnya adalah design atau merencanakan kegiatan.
Gambar 9: Ilustrasi mengambil buah yang termudah/ terendah
Mengetahui Aset dan Mengidentifikasi Peluang Pada tahap ini Tujuan penggolongan dan mobilisasi aset adalah untuk langsung membentuk jalan
menuju pencapaian visi atau gambaran masa depan.
Setelah diidentifkasi, sudah selayaknya komunitas mendapat- kan informasi mengenai aset yang dimiliki.
Dengan demikian, komunitas
akan menyadari kekuatan positif yang mungkin belum mereka sadari keberadaannya di desa mereka. Untuk itu, kegiatan sosialisasi asset menjadi sebuah langkah yang diharapkan mampu membawa semangat pemerintahan yang bersih. Prinsip transparansi informasi mengenai keberadaan asset desa dan akuntabilitas penggunaan asset desa tersebut selama ini dapat dipupuk dengan komunikasi yang intensif antara warga dan pimpinan di sana. Tahap ini bisa dilakukan setelah discovery selesai sehingga data temuan siap disajikan.
Hasil dari tahapan ini harusnya adalah suatu rencana kerja yang didasarkan pada apa yang bisa langsung dilakukan diawal berdasarkan asset yang dimiliki, dan bukan apa yang
bisa dilakukan oleh lembaga dari luar. Walaupun lembaga dari luar dan potensi dukungannya, termasuk anggaran pemerintah adalah juga set yang tersedia untuk dimobilisasi, maksud kunci dari tahapan ini adalah untuk membuat seluruh komunitas menyadari bahwa mereka bisa mulai memimpin proses pembangunan lewat kontrol atas potensi aset yang tersedia dan tersimpan.
Sebagai contoh, Di salah satu komunitas di Jawa Tengah, proses pemetaan aset membuat komunitas menyadari adanya anggota komunitas yang menjadi terlibat di tahap – tahap yang berbeda dalam pembuatan dan penjualan pakaian. Sebelumnya mereka bekerja sendiri-sendiri. Tetapi setelah mereka menyadari bahwa bila mereka menggabungkan keterampilan individual, sumber daya dan kontak yang mereka miliki dalam suatu koperasi, maka akan lebih menguntungkan. Sekarang mereka mendapatkan pesanan dari outlet-outlet yang lebih besar. Tujuan dari tahap ini adalah:
1. Penyadaran akan tindakan yang mungkin dilakukan
2. Penyadaran akan bagaimana bekerja sama dengan yang lain dan mengkoordinir masukan
3. Keputusan tentang apa yang akan dilakukan berdasarkan sumber daya yang tersedia
4. Berkurangnya rasa ketergantungan pada pihak luar dalam membuat kemajuan.
5. Lebih tinggi rasa kemitraan dalam kontribusi dari pihak luar termasuk lembaga pemerintah.
Setelah diidentifikasi, aset dikelompokkan berdasarkan kategori yang serupa pada saat sosialisasi. Bisa saja berdasarkan pendekatan sektoral, layanan yang diberikan, ukuran wirausaha kecil atau menengah atau kesejahteraan sosial. Perencanaan Aksi
biasanya mem- butuhkan prioritasi aksi yang mungkin dilakukan. Hal ini bisa dilakukan dengan mempersilakan kelompok– kelompok yang berbeda di seluruh komunitas untuk menentukan prioritas tertinggi mereka. Kemudian diikuti dengan proses pemeringkatan atau memilih prioritas tertinggi dengan kehadiran perwakilan dari tiap kelompok atau subkelompok.
Setelah menentukan prioritas program kerja, maka langkah-langkah pelaksanaan dan hal-hal terkait pelaksanaan kegiatan juga harus sudah dirumuskan. Adapun hal-hal tersebut antara lain strategi apa yang sukses dimasa lalu yang bisa digunakan saat ini, siapa yang sudah berpengalaman dalam melakukan langkah-langkah ini dan tahap-tahap mana yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan. Kegiatan harus direncanakan secara matang bersama masyarakat.
BAB VII
MONITORING DAN EVALUASI
A. Waktu Monev
Monitoring dilaksanakan selama pelaksanaan KKP dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2024.
B. Monitoring DPL, Pimpinan dan LP2M 1. Monev DPL
Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan selain untuk memastikan bahwa program KKP berjalan sesuai pedoman, juga memberikan solusi jika terjadi persoalan di lapangan.
2. Monev Pimpinan
Pimpinan Kampus yang terdiri dari Rektor, Wakil rektor, Dekan, Wakil Dekan atau pejabat lain yang mewakili, melakukan monitoring ke lokasi KKP bertujuan untuk memastikan kebijakan KKP berjalan dengan lancar, mengevaluasi program kerja KKP dan memberikan solusi terhadap persoalan yang terjadi. Monitoring pimpinan hanya dilaksnakan satu kali selama pelaksanaan KKP.
3. Monev LP2M
Monitoring LP2M dilaskanakn terkait dengan teknis pelaksanaan KKP yang dilaksanakan pada minggu pertama dan minggu terakhir pelaksanaan KKP.
C. Materi Monitoring
1. Persiapan KKP: proses pendaftaran, proses penempatan lokasi, penempatan DPL, proses pembekalan, dan pengarahandan pelepasan oleh pimpinan Universitas.
2. Pelaksanaan KKP: program kerja, pembuatan tugas harian
3. Pelaporan: teknis pembuatan laporan.
D. Pelaporan Monitoring
Segala bentuk ketersediaan dokumen diunduh melalui aplikasi web: https://kkp.uinmataram.ac.id
BAB VIII
JADWAL PEMBEKALAN DAN PELAKSANAAN KKP
Pembekalan dilakukan berdasarkan zona atau wilayah kabupaten.
1. Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2024.
2. Kabupaten Lombok Tengah dilaksanakan pada tanggal 25 Juni 2024
3. Kabupaten Lombok Barat dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2024 4. Kabupaten Lombok Utara dilaksanakan pada tanggal 27 Juni 2024 Adapun peserta pembekalan terdiri dari 3 (Tiga) Orang untuk setiap lokasi (Ketua, Sekretaris, Bendahara). Pembekalan dilaksanakan di Auditorium UIN Mataram Kampus II Jln. Gajah Mada No. 100 Jempong Baru Mataram.
Pelaksanaan KKP dilakukan mulai tanggal 03 Juli s/d 22 Agustus 2024.
Tahapan dan jadwal KKP tahun 2024 adalah sebagai berikut;
NO. TAHAPAN KEGIATAN WAKTU PELAKSANA KEGIATAN PRA KKP
I. Penjaringan Calon Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL)
16-26 April 2024 TIM P2M – LP2M
II. Pengiriman Surat Ke Bupati
(Audiensi)
20 Mei 2024 TIM P2M - LP2M
III. Pengiriman surat ke Camat
(Pemohon Izin Lokasi KKP)
20 Mei 2024 TIM P2M - LP2M IV. Bersurat Ke Polres
KKP
20 Mei 2024 TIM P2M - LP2M III. Penetapan Lokasi KKP 15 April 2024 P2M –LP2M
IV. Pendaftaran Mahasiswa KKP
6-16 Mei 2024
Pendaftaran Secara Online :
https://kkp.uinmatar am. ac.id
V. Input dan Verifikasi
Data Mahasiswa 17 Mei 2024 P2M –LP2M Koordinasi Bagian Akademik Fakultas
VI. Membuat Struktur Kelompok
KKP
21-22 Mei 2024 Peserta KKP UIN Mataram
VI I.
Penetapan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
26 April 2024 P2M –LP2M UIN Mataram
VI I.
Survei, Observasi Awal dan Koordinasi
Mahasiswa KKP
dengan DPL
28 Mei-4 Juni 2024
Mahasiswa KKP dan DPL.
IX .
Pembekalan KKP 24-27 Juni 2024
Kabupaten Lombok Timur
Kabupaten Lombok Tengah
Kabupaten Lombok Barat
dan Kabupaten Lombok Utara PELAKSANAAN KKP
I. Pelepasan Peserta KKP oleh Rektor
01-02 Juli 2024 Rektor, P2M, DPL dan Mahasiswa
(Kampus II) II. Pelaksanaan KKP 03 Juli - 22
Agustus 2024
LP2M, DPL Dan Mahasiswa MONEV DPL, PANITIA DAN KOORDINATOR
I.
Pengantaran/
Monitoring I DPL ke Lokasi KKP.
01-02 Juli 2024 DPL, dan Panitia KKP
II.
Monitoring I TIM LP2M (Panitia) KKP
15-20 Juli 2024 TIM LP2M
III. Monitoring 2 DPL- KKP
22-27 Juli 2024 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
VI. Monitoring 2 TIM LP2M (Panitia) KKP
05-10 Agustus 2024
TIM LP2M
VI I.
Penarikan Mahasiswa (Akhir) DPL KKP
21-22 Agustus 2024
DPL – Mahasiswa KEGIATAN AKHIR
II. Pelaporan dan Penyerahan
Nilai
26-31 Agustus 2024
DPL dan Mahasiswa
III. Pengambilan Sertifikat 02-14 September 2024
P2M-LP2M (Sekertariat)
BAB IX PELAPORAN
A. Ketentuan Umum Laporan Mahasiswa
Laporan akhir KKP menggunakan dummy buku dengan halaman bersambung (A5). Sampul dikreasikan oleh masing- masing kelompok (contoh sampul standar terlampir). Laporan dummy buku dibuat sebanyak dua rangkap, diserahkan kepada DPL dan LP2M UIN Mataram beserta copy file. Adapun ketentuan pengetikannya sesuai dengan artikel di atas.
B. Ketentuan Khusus Laporan Mahasiswa
Laporan KKP yang disusun oleh mahasiswa adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban publik dan akademik.
Sesuai dengan tata laksana KKP, maka laporan terdiri dari dua jenis, yakni laporan individual dan laporan kelompok. Baik laporan kelompok maupun laporan individu diserahkan ke LP2M UIN Mataram sesuai jadwal dan teknis yang telah ditetapkan setelah mendapatkan persetujuan dari DPL masing-masing. Adapun format dan isi laporan pelaksanaan KKP berdasarkan jenisnya sebagai berikut:
1. Laporan Individual
Peserta KKP wajib membuat laporan mingguan individu yang diserahkan kepada DPL masing- masing.
a. Format Laporan Kerja Mingguan Individu (format terlampir) yang diserahkan ke DPL masing-masing pada saat kunjungan DPL
b. Laporan Narasi Individu.
Laporan narasi individu berisi empat aspek diantaranya:
1) Lembaga Keagamaan
a. Jumlah lembaga keagamaan formal b. Jumlah lembaga keagamaan informal c. Jumlah lembaga keagamaan Nonformal 2) Sosial
a. Organisasi keagamaan b. Pendataan stunting
c. Pendataan pernikahan usiadini
d. Pemetaan jumlah masjid, kegiatan- kegiatan di Masjid (kegiatan berbasis masjid)
3) Ekonomi
a. Potensi ekonomimasyarakat b. Potensi lingkunganwisata
c. Lembaga-lembaga pemberdayaan masyarakat 4) Budaya
a. Arsitek tradisional (bangunan rumah tradisional, masjid tradisonal, dan lain- lain)
b. Olahraga tradisional (aktifitas fisik; bela diri, lompat batu, danlain-lain)
c. Tradisi lisan (mitos mitos, pantun, sejarah, dongeng)
d. Bahasa (dialek)
e. Manuskrip (lontar, babat, danlain-lain)
f. Permainan rakyat (selodoran, gasing, dan lain- lain)
g. Seni (rupa, tari, musik,drama, danlain- lain) h. Adat istiadat (awik-awik)
i. Pengetahuan tradisional (obat tra- disional, pengobatan tradisional, dan lain-lain)
j. Teknologi tradisonal (alat-alat tradisional yang dibuat masyarakat