PENGEMBANGAN USAHA TPS3R
Buku Panduan
Tempat Pengolahan Sampah
Reduce Reuse Recycle
PENGEMBANGAN USAHA TPS3R
Buku Panduan
Tempat Pengolahan Sampah
Reduce Reuse Recycle
v
KATA
PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, buku panduan Pengembangan Usaha TPS 3R dapat tersusun. Tujuan dibuatnya buku panduan ini sebagai acuan bagi pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R atau pemangku kepentingan lainnya dalam rangka pengembangan usaha TPS 3R.
Buku panduan ini berisikan informasi tentang Kriteria, Prinsip, Pendekatan Dan Alternatif Pengembangan Usaha TPS 3R, Pelaksanaan Pengembangan Usaha TPS 3R, dan Evaluasi yang semuanya disediakan untuk memberikan informasi dalam rangka meningkatkan (mengembangkan) kegiatan usaha TPS 3R menjadi usaha yang mandiri dan mampu menopang keberlajutan pengelolaan TPS 3R.
Penyusunan buku panduan ini tidak lepas dari pengarahan serta bimbingan dari Tim Teknis dan pihak – pihak terkait lainnya. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam buku panduan ini. Oleh karena itu, untuk pengembangan dan penyempurnaan Panduan ini selanjutnya, kami sangat terbuka untuk menerima saran serta masukan dari para penguna panduan ini.
Semoga buku panduan ini memberikan manfaat bagi pelaksanaan pengembangan usaha TPS 3R di daerah dan dapat mendukung keberlanjutan pengelolaan TPS 3R yang sudah dibangun oleh Pemerintah.
Jakarta, Desember 2023 Direktur Sanitasi
Ir. Tanozisochi Lase, M.Sc
vi
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 4
DAFTAR ISI 5
DAFTAR GAMBAR 7
DAFTAR TABEL 8
DAFTAR LAMPIRAN 9
DAFTAR ISTILAH 10
BAB 1 PENDAHULUAN 11
1.1 Latar Belakang 12 1.2 Maksud dan Tujuan 12 1.3 Sasaran 13 1.4 Ruang Lingkup 13
BAB 2 KRITERIA, PRINSIP, PENDEKATAN DAN ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA TPS 3R 14 2.1. Kriteria TPS 3R 15
2.2. Prinsip Penyelenggaraan Umum TPS 3R 15 2.3. Pendekatan Penyelenggaraan Umum TPS 3R 16 2.4. Sarana dan Prasarana TPS 3 17
2.5. Jenis-jenis Sampah 18 2.5.1. Sampah Organik 19
2.5.2. Sampah Non-organik 20 2.6. Jenis-jenis Pengembangan Usaha 20 2.6.1. Usaha dalam Tingkatan Rintisan 21 2.6.2. Usaha dalam Tingkatan Scalable 22
BAB 3 PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA 23 3.1. Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Rintisan 24
3.1.1. Tahapan 25 3.1.2. Persiapan 26
3.1.3. Pemilikan Legalitas Lembaga Pengelola TPS 3R 27
3.1.4. Pemetaan Pelanggan, Calon Pelanggan, dan Offtaker 28
3.1.5. Penyiapan SDM 29
3.1.6. Penyiapan Prasarana dan Sarana 30 3.1.7. Penyiapan Pendanaan atau Anggaran 31 3.1.8. Identifikasi Kegiatan Tambahan 32 3.1.9. Ujicoba Kegiatan Tambahan 33
3.1.10. Pelaksanaan Operasional 33
viii
3.2. Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Scalable
dengan Diversifikasi 34
3.2.1. Tahapan 35
3.2.2. Persiapan 35
3.2.3. Pemilikan Legalitas Lembaga Pengelola TPS 3R dan Usaha 36
3.2.4. Pengembangan Pelanggan Baru 36
3.2.5. Pendekatan kepada Pelanggan, Offtaker/Pengepul dan Pembina 37
3.2.6. Penyiapan SDM 37
3.2.7. Optimalisasi dan Peningkatan Alat/Peralatan 38
3.2.8. Penyiapan Pendanaan/Anggaran 38
3.2.9. Promosi 39
3.2.10. Pengembangan Kelembagaan 39
3.2.11. Pelaksanaan Operasional 40
BAB 4 EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA TPS 3R 41
4.1. Survei Kepuasan Pelanggan 42
4.2. Laporan Tahunan 42
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Prasarana TPS 3R 5
Gambar 2. Sarana TPS 3R 6
Gambar 3. Tahapan dan Alur Proses Pengembangan Usaha TPS 3R
pada Tingkatan Rintisan 13
Gambar 4. Tahapan dan Alur Proses Pengembangan Usaha TPS 3R
pada Tingkatan Scalable dengan Diversifikasi 22
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Contoh Sampah Organik 6
Tabel 2. Kegiatan Pokok dan Kegiatan Tambahan TPS 3R 8 Tabel 3. Kegiatan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Rintisan 9
Tabel 4. Batasan Tentang Bentuk Diversifikasi 10
Tabel 5. Kegiatan Pokok dan Kegiatan Tambahan Usaha TPS 3R
pada Tingkatan Scalable dengan Diversifikasi 11 Tabel 6. Ceklist Pemeriksaan Kesiapan Prasarana dan Sarana 17
Tabel 7. Arahan Pengembangan Kegiatan Alternatif/Tambahan pada TPS 3R 19
Tabel 8. Ceklist Pemeriksaan Alat/Peralatan 26
Tabel 9. Kelebihan Lembaga Pengelola TPS 3R
dalam Berbagai Alternatif Peningkatan Kelembagaan 30
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Ceklist Pemeriksaan Kesiapan Operasi Usaha
TPS 3R pada Tingkatan Rintisan L-1
Lampiran 2. Contoh Daftar Jadwal Pengumpulan Sampah L-2 Lampiran 3. Contoh Daftar Pelanggan dan Calon Pelanggan TPS 3R L-3 Lampiran 4. Contoh Rencana Anggaran dan Biaya Usaha TPS 3R
pada Tingkatan Rintisan L-4
Lampiran 5. Contoh Rencana Anggaran dan Biaya Usaha
Ujicoba Pembuatan Kompos L-5
Lampiran 6. Contoh Kuesioner Survei Kepuasan Pelanggan
Pengumpulan Sampah L-6
Lampiran 7. Contoh Pencatatan Harian Kegiatan TPS 3R L-7 Lampiran 8. Ceklist Pemeriksaan Kesiapan Operasi Usaha TPS 3R
pada Tingkatan Scalable dengan Diversifikasi L-8 Lampiran 9. Contoh Kuesioner Survei Kepuasan Pelanggan
pada Produk yang Disediakan oleh Lembaga Pengelola TPS 3R L-9 Lampiran 10. Contoh Kuesioner Survei Kepuasan Pelanggan
pada Jasa Konsultasi/Sosialisasi/Campaign yang Diberikan
Lembaga Pengelola TPS 3R L-11
Lampiran 11. Contoh Kuesioner Survei Kepuasan Pelanggan untuk Jasa Pelayanan Pemilahan dan Pengolahan
Sampah di Luar TPS 3R L-12
Lampiran 12. Contoh Format Laporan Rugi/Laba Usaha TPS 3R L-14
xvii
DAFTAR ISTILAH
3R : reduce, reuse dan recycle
TPS 3R : Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle AD/ART : Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga
IBM : Infrastruktur Berbasis Masyarakat O/P : Operasional/Pemeliharaan
Pemdes : Pemerintah Desa KK : Kepala Keluarga
TPA : Tempat Pemrosesan Akhir SK : Surat Keputusan
SDM : Sumber Daya Manusia P/S : Prasarana dan Sarana
CSR : Corporate Social Responsibility DLH : Dinas Lingkungan Hidup
BSF : Black Soldier Fly BBM : Bahan Bakar Minyak Pemda : Pemerintah Daerah
RAB : Rencana Anggaran Biaya UMKM : Usaha Mikro dan Kecil IUMK : Ijin Usaha Mikro dan Kecil ATK : Alat Tulis Kantor
BUM Desa : Badan Usaha Milik Desa
KUMHAM : Hukum dan Hak Asasi Manusia Perkades : Peraturan Desa
RT : Rukun Tetanga RW : Rukun Warga
xix
PENDAHULUAN
BAB 1
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Penanganan sampah dengan pendekatan TPS 3R lebih menekankan kepada cara pengurangan, pemanfaatan dan pengolahan sejak dari sumbernya pada skala komunal yang diharapkan dapat mendukung ketercapaian target pengurangan sampah dan mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Sejak tahun 2015 hingga tahun 2022, sudah dibangun sebanyak 1.027 TPS 3R melalui proram kegiatan IBM Sanitasi Direktorat Sanitasi Kementerian PUPR dan diantaranya beroperasi dengan baik dan sebagiannya masih kurang berfungsi. Untuk menjaga keberfungsian dan berkelanjutan TPS 3R perlu diupayakan pengembangan pengusahaannya sebagai usaha rintisan dan sebagai usaha pada tingkatan Scalable dengan diversifikasi melalui peningkatan layanan produk dan jasa.
1.2 Maksud dan Tujuan
Buku Panduan Pengembangan Usaha TPS 3R ini bermaksud untuk memberikan acuan bagi pengembangan usaha TPS 3R pada tingkatan usaha rintisan dan usaha pada tingkatan scalable dengan diversifikasi melalui peningkatan jumlah pelanggan, dan perluasan usaha (diversifikasi) agar TPS 3R berkemampuan membiayai kebutuhan O/P dari hasil pengolahan sampah, memperoleh keuntungan, dan dapat berfungsi secara berkelanjutan
Adapun tujuan dari Buku Panduan ini adalah memberikan pemahaman bagi pemangku kepentingan tentang:
a. pengembangan usaha TPS 3R pada tingkatan usaha Rintisan;
b. pengembangan usaha TPS 3R pada tingkatan usaha Scalable dengan Diversifikasi;
1.3 Sasaran
Sasaran pengguna Buku Panduan Pengembangan Usaha TPS 3R, yaitu:
a. Lembaga Pengelola TPS 3R;
b. Pemdes/Kelurahan;
c. Dinas yang mengyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pengelolaan sampah;
d. Dinas lingkup pertanian;
e. Dinas lingkup perikanan;
2 f. Santarian; dan
g. Fasilitator
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup Buku Panduan Pengembangan Usaha TPS 3R, yaitu:
a. Kriteria, Prinsip, Pendekatan Dan Alternatif Pengembangan Usaha TPS 3R;
b. Pelaksanaan Pengembangan Usaha TPS 3R; dan c. Evaluasi Pengembangan usaha.
5
KRITERIA, PRINSIP, PENDEKATAN DAN
ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA TPS3R
BAB 2
7
BAB 2
KRITERIA, PRINSIP, PENDEKATAN DAN ALTERNATIF PENGEMBANGAN USAHA TPS 3R
Sebelum menentukan alternatif pengembangan usaha TPS 3R, Lembaga Pengelola TPS 3R harus terlebih dahulu mengenal:
a. Prinsip Penyelenggaraan Umum TPS 3R;
b. Pendekatan Penyelenggaraan Umum TPS 3R;
c. Jenis-jenis Sampah;
d. Prasarana dan sarana TPS 3R; dan e. Alternatif pengembangan usaha TPS 3R 2.1. Kriteria TPS 3R
TPS 3R berkapasitas minimal 200 KK, dengan luas minimal 200 m2 terdiri dari gapura yang memuat logo Pemerintah Kabupaten/Kota dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bangunan (hanggar) beratap, kantor, unit pencurahan sampah tercampur, unit pemilahan sampah tercampur, unit pengolahan sampah organik (termasuk mesin pencacah sampah organik), unit pengolahan/penampungan sampah Non-organik/daur ulang, unit pengolahan/penampungan sampah residu, gudang/kontainer penyimpanan kompos padat/cair/gas bio/sampah daur ulang/
sampah residu, gerobak/motor pengumpul sampah.
2.2. Prinsip Penyelenggaraan Umum TPS 3R
Pada prinsipnya, penyelenggaraan TPS 3R diarahkan pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), dan Recycle (daur ulang), dimana dilakukan upaya untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya pada skala komunal atau kawasan, untuk mengurangi beban sampah yang harus diolah secara langsung di TPA sampah. Seiring dengan masih terus berkembangnya teknologi pengolahan sampah, hingga saat ini, proses pengolahan sampah yang disyaratkan dalam sebuah TPS 3R adalah dengan memilah sampah menjadi sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik diolah secara biologis, sedangkan sampah non organik didaur ulang agar bernilai ekonomis atau dikelola melalui bank sampah, sedangkan sampah Non-organik yang merupakan residu dari TPS 3R
2.3. Pendekatan Penyelenggaraan Umum TPS 3R
Penyelenggaraan TPS 3R haruslah ditujukan untuk mengurangi beban sampah yang akan diolah pada TPA sampah. Produk pengolahan seperti sampah daur ulang,
8
kompos padat, kompos cair dan gas bio, merupakan bonus atau produk tambahan dari sebuah TPS 3R, dan bukan merupakan tujuan utama dari TPS 3R. Kebermanfaatan TPS 3R ditentukan dari hanya residu yang diangkut ke TPA sampah, sehingga berdampak pada semakin kecilnya pembebasan lahan untuk TPA.
2.4. Sarana dan Prasarana TPS 3R
Penyelenggaraan TPS 3R diarahkan kepada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang) untuk pelayanan minimal 200 rumah atau kepala keluarga. Sehingga desain bangunan TPS 3R berupa Hanggar minimal memuat beberapa hal sebagai berikut:
1. Area penerimaan/dropping area;
2. Area pemilahan/separasi;
3. Area pencacahan dengan mesin pencacah;
4. Area pengolahan sampah organik dan Non-organik sesuai dengan metode yang dipilih, termasuk bak penampung lindi organik;
5. Gudang untuk menyimpan kompos, sampah non organik ekonomis;
6. Area penyimpanan residu dan sampah spesifik yang berasal dari rumah tangga, antara lain: masker medis, baterai, lampu, dan lain-lain;
7. Kantor/ruang pengelola; dan 8. Sarana air bersih dan sanitasi.
Berikut contoh gambar prasarana di TPS 3R:
Gambar 1. Prasarana TPS 3R
Pengumpulan sampah merupakan proses pengambilan sampah dari tempat pewadahan atau penampungan sampah dari sumber sampah ke tempat pengumpulan sementara. Berdasarkan SNI 19-2454-2002, pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari wadah individual atau dari wadah komunal (bersama), melainkan juga mengangkut ke tempat tertentu atau TPS.
Sehingga sarana yang ada di TPS 3R meliputi:
1. Pengumpulan sampah gerobak sampah dan motor sampah 2. Pemilahan sampah meja pilah atau conveyor
3. Pengolahan sampah Organik pengomposan atau BSF, mesin pencacah
9 sampah organik, mesin pengayak kompos
4. Pengolahan sampah non organik mesin press plastik, daur ulang Contoh sarana yang ada di TPS 3R, adalah sebagai berikut
10 2.5. Jenis-jenis Sampah
2.5.1. Sampah Organik
Berdasarkan jenisnya sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 (dua) antara lain sampah organik basah dan kering (Tabel 1). Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengadung air. Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air.
Tabel 1. Contoh Sampah Organik
Sampah Organik Basah Sampah Organik Kering Sisa sayur, kulit pisang, buah yang busuk,
kulit bawang dan sejenisnya
Kayu, ranting pohon, kayu dan daun – daun kering
Sampah organik memiliki banyak manfaat dan dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat, antara lain menjadi:
a. Kompos / Pupuk Organik;
b. Pelet pakan ikan;
c. Pelet pakan ternak;
d. Biogas;
e. Sumber listrik; dan f. Briket.
2.5.2. Sampah Non-organik
Sampah Non-organik adalah sampah yang sudah tidak dipakai lagi dan sulit terurai. Sampah Non-organik terdiri dari logam, botol/kaleng minuman, kaleng, plastik, kresek, ban bekas, besi, kaca, kabel, barang elektronik, dan sebagainya. Sampah Non-organik yang tertimbun di tanah dapat menyebabkan pencemaran tanah karena sampah Non-organik tergolong zat yang sulit terurai dan sampah itu akan tertimbun dalam tanah dalam waktu lama, ini menyebabkan rusaknya lapisan tanah.
2.6. Jenis-jenis Pengembangan Usaha
Usaha pada TPS 3R dapat dibagi dalam Kegiatan Pokok dan Kegiatan Tambahan.
Kegiatan tersebut seluruhnya dikelola oleh Lembaga Pengelola TPS 3R. Kegiatan Pokok berupa pengumpulan sampah, pemilahan dan pengolahan sampah organik dan Non-organik, pengepakan dan penjualan sampah Non-organik, dan sosialisasi/
campaign. Sedangkan alternatif Kegiatan Tambahan berupa:
a. Produksi pupuk organik dalam bentuk kompos;
b. Produksi pelet untuk pakan ikan;
c. Produksi pelet untuk pakan ternak;
d. Budidaya Maggot;
11 e. Jasa Angkut Sampah untuk diolah di TPS 3R;
f. Jasa pemilahan dan pengolahan sampah;
g. Jasa konsultasi; dan/atau h. Jasa sosialisasi/campaign.
Kegiatan Pokok dan Kegiatan Tambahan tersebut dalam pelaksanaan dan pengembangannya dapat dilakukan melalui 2 (dua) tingkatan, yaitu tingkatan Rintisan dan tingkatan Scalable dengan Diversifikasi.
2.6.1. Usaha dalam Tingkatan Rintisan
Berdasarkan definisi dan tujuannya, Usaha Rintisan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Usahanya belum lama atau baru beroperasi;
b. Kegiatannya masih berada dalam fase pengembangan untuk terus mengembangkan pelayanan dan produk yang sesuai dan diinginkan orang banyak, untuk menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta menemukan target pasar yang tepat untuk pemasaran pelayanan dan produk yang dihasilkan; dan
c. Usahanya dijalankan berdasarkan pemahaman mendalam tentang target pasarnya, responsif dan kreatif dalam menghadapi persaingan yang ketat, meskipun dengan sumber daya terbatas.
12
Dalam hal pengusahaan TPS 3R, definisi dan tujuan Usaha Rintisan tersebut berlaku untuk:
a. TPS 3R yang belum lama atau baru beroperasi;
b. Kegiatanya masih berada dalam fase pengembangan yang terus mengembangkan pelayanan dan produk yang sesuai dan diinginkan pelanggan walaupun dengan sumber daya terbatas; dan
c. Untuk menciptakan lapangan kerja dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Biasanya dalam menjalankan usaha pada tingkatan rintisan ini memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapai usaha dengan stabilitas yang berkelanjutan. Oleh karena itu, faktor kepemimpinan dan tim yang kuat, kerja keras, dedikasi, dan ketekunan sangat menentukan keberhasilan usaha Rintisan untuk menapak pada tingkatan usaha yang lebih tinggi yaitu usaha pada tingkatan Scalable dengan Diversifikasi.
Dengan demikian kegiatan usaha TPS 3R pada level Usaha Rintisan seperti disajikan pada Tabel 3.
2.6.2. Usaha dalam Tingkatan Scalable
Scalable diartikan sebagai kemampuan perusahaan bisnis untuk menyesuaikan ukuran dan lingkup operasi mereka sesuai kebutuhan pasar yang dinamis dan meningkatkan jumlah pelanggan dan transaksi tanpa mengalami kesulitan dalam operasional. Manfaat yang peroleh dengan menerapkan bisnis yang Scalable dengan Diversifikasi, adalah:
a. peningkatan pendapatan dengan cepat dan efisien, melalui kemampuan usaha dalam menyesuaikan kapasitas produksi, pelanggan ataupun teknologi;
13
b. memperluas jangkauan pasar yang lebih luas tanpa perlu meningkatkan sumber daya manusia ataupun keuangan;
c. meningkatkan efisiensi operasional dengan mengurangi biaya operasional dengan tetap berperan dalam meningkatkan produktivitas secara efisien, menghemat biaya dan memperoleh keuntungan yang maksimal;
d. meningkatkan nilai positif usaha dalam jangka panjang dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang stabil dan berkelanjutan;
e. menjadikan usaha tetap eksis dengan pendapatan dan pertumbuhan yang stabil;
a. menemukan segmen pasar baru;
b. mendapatkan target konsumen baru; dan c. memenuhi kebutuhan konsumen.
Kegiatan usaha TPS 3R dalam Tingkatan Scalable dengan Diversikasi usaha dapat dipilih sesuai kemampuan/kapasitas dari Lembaga Pengelola TPS 3R. Diversikasi usaha yang dapat dipilih meliputi kegiatan usaha dengan Diversifikasi Vertikal dan/
atau Diversifikasi Horizontal. Adapun batasan mengenai bentuk Diversifikasi dimaksud seperti disajikan pada Tabel 4
Berdasarkan batasan Diversifikasi sebagaimana dijelaskan di atas, untuk pengembangan usaha TPS 3R, disayaratkan adanya peningkatan:
a. Jumlah pelanggan;
b. Layanan jasa kepada pihak lain;
c. Volume produk dari pengelolahan sampah organik dan Non-organik;
d. Efisiensi operasional dengan tetap berperan dalam meningkatkan produktivitas layanan; dan
e. Pendapatan dan memperoleh keuntungan yang stabil.
Untuk meningkatkan usaha TPS 3R pada level Usaha yang Scalable dengan Diversifikasi dapat dikembangkan beberapa kegiatan yang meliputi kegiatan pokok dan kegiatan tambahan. Kegiatan tambahan dimaksud merupakan pilihan (alternatif) usaha yang dapat dipilih berdasarkan kemampuan dan potensi pasar yang dapat dijangkau oleh Lembaga Pengelola TPS 3R. Adapun kegiatan pokok dan kegiatan tambahan usaha TPS 3R dimaksud seperti disajikan pada Tabel 5.
14
17
PELAKSANAAN
PENGEMBANGAN USAHA
BAB 3
19
BAB 3
PELAKSANAAN PENGEMBANGAN USAHA
3.1. Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Rintisan 3.1.1. Tahapan
Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Rintisan akan dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan dengan alur proses sebagaimana disajikan pada
Gambar 3.
Gambar 3. Tahapan dan Alur Proses Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Rintisan
20 3.1.2. Persiapan
Sebelum memulai operasional pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukan pemeriksaan kesiapan operasi meliputi. beberapa aspek yang diperlukan.
Hal ini penting dilakukan agar pada saat operasional tidak ditemui lagi kendala yang dapat mengganggu kelancaran tugas pengurus dan operator. Dalam rangka pemeriksaan ini, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukannya dengan membuat ceklist seperti pada Lampiran 2 yang didalamnya memuat kesiapan berbagai aspek, yang meliputi kesiapan:
a. Legalitas Lembaga Pengelola TPS 3R dalam bentuk SK Kepala Desa/Lurah;
b. AD/ART Lembaga Pengelola TPS 3R;
c. Pemetaan Pelanggan;
d. Pemetaan Calon Pelanggan;
e. Pemetaan Offtaker;
f. SDM pengurus yang aktif untuk mengelola TPS 3R;
g. SDM operator yang aktif untuk menjalankan operasional pelayanan;
h. Prasarana dan Sarana;
i. Kesiapan Pendanaan atau Anggaran O/P;
j. Pelaksanaan Identifikasi Kegiatan Tambahan; dan k. Ujicoba kegiatan tambahan.
3.1.3. Pemilikan Legalitas Lembaga Pengelola TPS 3R
Sebelum melalukan Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Rintisan, Lembaga Pengelola TPS 3R harus memastikan bahwa legalitas SK pembentukan Lembaga Pengelola TPS 3R dan AD/ART sudah dimiliki. Hal ini diperlukan untuk mempermudah Lembaga Pengelola TPS 3R dalam berkoordinasi, berelasi dan bertransaksi dengan pelanggan, calon pelanggan atau pihak lain. Bilamana legalitas pembentukan Lembaga Pengelola TPS 3R dan AD/ART belum dimilki maka:
1. Lembaga Pengelola TPS 3R harus mengupayakan legalitas pembentukan Lembaga Pengelola TPS 3R tersebut kepada Pemdes/Kelurahan;
2. Pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R menyusun AD/ART dan kemudian dikonsultasikan dan dimintakan persetujuannya kepada Pemdes/Kelurahan; dan 3. Sosilisasi pembentukan Lembaga Pengelola TPS 3R kepada masyarakat calon
pelanggan.
3.1.4. Pemetaan Pelanggan, Calon Pelanggan, dan Offtaker
Sebelum melalukan pelayanan kepada pelanggan, Lembaga Pengelola TPS 3R melakukan pemetaan pelanggan dan calon pelanggan sampah Non-organik. Hal ini diperlukan agar Lembaga Pengelola TPS 3R mengetahui potensi calon pelanggan yang akan dilayani. Dengan mengetahui potensi calon pelanggan, Lembaga Pengelola dapat menetukan rute dan jadwal pengumpulan sampah dan kapan waktu harus menyiapkan sampah nonorganik untuk diangkut oleh offtaker/pengepul.
21
Setelah dilakukan pemetaan pelanggan, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat menyusun Jadwal Pengumpulan Sampah dan kemudian disosialisasikan kepada pelanggan agar pelanggan mengetahui kapan sampah rumah tangga diangkut. Hal ini untuk menghindari ada sampah rumah tangga yang tidak terangkut pada jadwal yang sudah ditentukan. Berikut contoh Daftar Jadwal Pengumpulan Sampah dan Ceklist Pelanggan dan Calon Pelanggan seperti disajikan pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.
Bersamaan dengan pemetaan calon pelanggan, Lembaga Pengelola TPS 3R sudah mendapatkan calon Offtaker/Pengepul terdekat. Hal ini agar sampah Non-organik yang sudah dipilah dapat segera dijual kepada Offtaker/Pengepul dan tidak menumpuk di hanggar TPS 3R.
3.1.5. Penyiapan SDM
Hal yang cukup penting dalam operasional pengolahan sampah di TPS 3R selain P/S dan pendanaan adalah mengenai kecukupan SDM secara kuantitas dan kualitas. Pada saat TPS 3R diserahkan pengelolaannya kepada Lembaga Pengelola TPS 3R harus dipastikan bahwa SDM pengurus dan operator sudah tersedia dan mencukupi jumlahnya serta bersedia aktif mengelola TPS 3R. Agar pengurus dan operator mengetahui teknis operasional pengelolaan TPS 3R dan pengelolaan sampah, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat mengusulkan kepada DLH Kabupaten/
Kota. Sambil menunggu pelatihan, diberikan pengurus dan operator dapat belajar pengelolaan TPS 3R dan pengelolaan sampah dari panduan yang tersedia di media sosial/internet. Buku Panduan yang dapat dipelajari dalam rangka menyiapkan SDM pengelola TPS 3R, yaitu:
1. Buku Panduan Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R; dan 2. Buku Panduan Pengembangan Kelembagaan TPS 3R.
Pengetahuan dalam Buku Panduan Operasi dan Pemeliharaan TPS 3R diperlukan agar SDM dapat melaksanakan kegiatan:
a. Sesuai Standar Operasional Prosedur TPS 3R yang sudah ditentukan; dan b. Pelayanan kepada pelanggan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Setelah mendapatkan pengetahuan pengelolaan sampah, pengurus dan operator dapat mensosialisasikannya kepada pelanggan agar pelanggan memahami tata kelola pengumpulan dan pemilahan sampah guna mendukung efisiensi pengolahan sampah di TPS 3R.
22 3.1.6. Penyiapan Prasarana dan Sarana
Hal lain yang cukup penting dalam operasional pengolahan sampah di TPS 3R adalah kesiapan P/S. Alat mesin yang tersedia harus diujicoba dan dihitung kapasitas operasinya meliputi:
1) Kebutuhan BBM;
2) Energi listrik yang digunakan;
3) Jumlah SDM yang terlibat; dan 4) Produk yang dihasilkan.
Alat mesin yang sudah diujicoba harus dinyatakan siap operasional. Jika alat mesin yang diujicoba mengalami kendala, maka harus direparasi agar dapat beroperasional dengan baik. Dalam hal terdapat P/S yang diperlu ditambah atau P/S sudah rusak dan/atau perlu diganti maka harus direncanakan pengadaannya. Demikian P/S lain seperti listrik dan air harus tersedia dengan baik agar kegiatan pengolahan sampah di TPS 3R dapat berjalan secara maksimal.
Selain kesiapan alat mesin, sarana lain yang perlu dicek kesiapannya yaitu alat/
peralatan pekerja, meliputi:
a. Helm/Topi Pelindung Kepala;
b. Kacamata khusus;
c. Alat pelindung wajah (face shield/full face masker);
d. Sarung tangan;
e. Safety shoes/sepatu karet;
f. Pakaian kerja/Rompi replektor; dan g. Atribut/tanda pengenal.
Adapun Contoh Ceklist Kesiapan Alat dan Mesin seperti disajikan pada Tabel 6.
23
Tabel 6. Ceklist Pemeriksaan Kesiapan Prasarana dan Sarana
3.1.7. Penyiapan Pendanaan atau Anggaran
Dana atau anggaran O/P TPS 3R merupakan suatu kebutuhan penting lainnya dalam O/P TPS 3R. Lembaga Pengelola TPS 3R dapat merencanakan pendanaan O/P TPS 3R dengan cara membuat Rencana Anggaran dan Biaya (Lampiran 4) yang meliputi biaya dan pendapatan, dengan rincian, sebagai berikut:
Biaya:
1) Upah/Gaji Pegawai;
2) BBM;
3) Listrik;
4) Air;
5) Biaya Perawatan;
6) Biaya Keamanan; dan 7) Biaya lain-lain.
24 Pendapatan:
1) Iuran pelanggan;
2) Pendapatan dari hasil penjualan sampah Non-organik;
3) Pendapatan dari gotong royong pelanggan; dan 4) Pendapatan dari sumbangan/dukungan pihak lain.
Untuk memperkuat pendanaan kegiatan O/P terutama kegiatan yang terkait dengan peningkatan kapasitas SDM (pelatihan/studi lapangan), alat/peralatan pekerja, perijinan dapat diupayakan melalui dukungan pendanaan dari Pemda/Pemdes/
Kelurahan, Badan Usaha (CSR).
Bilamana berdasarkan hasil perhitungan pada RAB, pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya O/P TPS 3R maka Lembaga Pengelola TPS 3R harus dapat memenuhinya dengan cara:
1) meningkatan jumlah pelanggan;
2) meningkatkan jumlah penjualan sampah Non-organik; dan
3) membuat usulan bantuan/dukungan pendanaan dari Pemdes/Kelurahan/
Pemerintah Kab/Kota, CSR atau swasta.
Tindakan sebagaimana dimaksud diperlukan untuk menjaga kontinuitas/keberlanjutan pelayanan kepada pelanggan dan pengolahan sampah di TPS 3R.
3.1.8. Identifikasi Kegiatan Tambahan
Untuk merintis usaha tambahan lainnya, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukan kegiatan uji coba produksi kompos dan/atau pelet untuk pakan ikan dan pakan ternak serta mengidentifikasi terhadap potensi usaha dari tersebut termasuk mengidentifikasi potensi kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka memproduksi dan memasarkan produk kompos dan/atau pelet untuk pakan ikan dan pakan ternak dan kerjasama penyediaan jasa pelayanan dan konsultasi sebagaimana diuraikan pada Tabel 7.
25
26 3.1.9. Ujicoba Kegiatan Tambahan
Sebelum kegiatan tambahan TPS 3R dipilih, produksi kompos, pelet pakan ikan, pelet pakan ternak dan/atau budidaya maggot sebelumnya perlu diujicoba produksinya termasuk ujicoba pemasaran produk tersebut. Pada saat ujicoba pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R melakukan pencatatan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi kompos, pelet pakan ikan, pelet pakan ternak dan/atau budidaya maggot dan meperhitungkan harga penjualan dari produk tersebut. Contoh pencatatan dan perhitungan biaya dan harga uji coba pembuatan kompos dimaksud dapat menggunakan format RAB seperti pada Lampiran 5. Untuk mendapatkan produk sesuai standar kompos, pelet pakan ikan, dan pelet pakan ternak yang baik, pada saat ujicoba produksi, Lembaga Pengelola TPS 3R melakukan pengujian produk pada laboratorium terakreditasi.
3.1.10. Pelaksanaan Operasional
Pelaksanaan operasional dilaksanakan harus sesuai dengan tata kelola pelayanan pengumpulan sampah yang baik, yaitu:
1. Jadwal pengangkutan harus ditepati yaitu sesuai jadwal pengakutan yang sudah disosialisasikan kepada pelanggan;
2. Sampah yang diangkut diupayakan sudah dipilah oleh pelanggan;
3. Jika sampah yang akan diangkut belum terpilah, maka operator dapat mengkomunikasikan kepada pelanggan agar pada jadwal pengakutan berikutnya sampah sudah terpilah;
4. Jika pelanggan belum juga memahami cara pemilahan, operator dapat memberikan contoh cara pemilahan;
5. Pada saat pengangkutan, diupayakan disekitar tempat wadah sampah tidak ada sampah yang tercecer;
6. Penarikan iuran sesuai jadwal yang sudah ditetapkan dengan besaran sesuai ketentuan yang sudah disepakati pada saat rembug warga. Penarikan iuran menggunakan kuitansi yang disediakan oleh Lembaga Pengelola TPS 3R;
27
7. Pada saat operasional, diupayakan operator selalu menggunakan atribut/tanda pengenal yang disediakan oleh Lembaga Pengelola TPS 3R, jika memungkinkan menggunakan pakaian seragam kerja yang disediakan; dan
8. Operator dan pengurus Lembaga Pengelola melakukan pencatatan harian dan bulanan kegiatan TPS 3R menggunakan contoh format pada Lampiran 7 dan Lampiran 8 serta melakukan evaluasi mengenai:
a. Jumlah volume sampah yang diangkut;
b. Jumlah volume sampah organik dan Non-organik yang sudah dipilah;
c. Jumlah volume sampah organik yang diolah menjadi kompos;
d. Jumlah volume sampah Non-organik yang dijual kepada offtaker/pengepul;
e. Jumlah iuran yang diterima;
f. Jumlah operator yang terlibat pengakutan dan pengolahan;
g. Jumlah BBM yang digunakan termasuk mencatat penggunaan listrik dan air;
h. Permasalahan yang dihadapi saat operasional; dan
i. Membuat catatan Rugi/Laba usaha seperti pada format yang disajikan pada Lampiran 13.
3.2. Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Scalable dengan Diversifikasi 3.2.1. Tahapan
Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Scalable dengan Diversifikasi akan dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan dengan alur proses sebagaimana disajikan pada Gambar 4.
28
Gambar 4. Tahapan dan Alur Proses Pengembangan Usaha TPS 3R pada Tingkatan Scalable dengan Diversifikasi
29 3.2.2. Persiapan
Sebelum memulai pengembangan usaha TPS 3R menjadi usaha TPS 3R yang Scalable dengan Diversifikasi, pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukan pemeriksaan kesiapan untuk beberapa hal berikut:
a. Kesiapan Pemilikan Legalitas Lembaga Pengelola TPS 3R;
b. Pengembangan Pelanggan Baru;
c. Pendekatan Kepada Pelanggan, Offtaker dan Pembina;
d. Kesiapan SDM;
e. Optimalisasi dan Peningkatan Alat/Peralatan;
f. Kesiapan Pendanaan/Anggaran;
g. Promosi;
h. Pengembangan Kelembagaan; dan i. Pelaksanaan Operasional.
Hal tersebut perlu dilakukan agar pada saat operasional usaha TPS 3R tidak ditemui kendala yang dapat mengganggu kelancaran tugas pengurus dan operator serta kinerja usaha. Dalam rangka pemeriksaan tersebut, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukannya dengan membuat ceklist seperti pada Lampiran 9.
3.2.3. Pemilikan Legalitas Lembaga Pengelola TPS 3R dan Usaha
Pada tahapan ini Lembaga Pengelola TPS 3R harus memeriksa kembali masa Keberlakuan SK Pembentukan Lembaga Pengelola TPS 3R. Jika keberlakuan SK tersebut akan berakhir atau sudah berakhir maka pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R harus segera mengusulkan kembali SK yang baru kepada Kepala Desa/Lurah.
Bilamana usaha Kompos, pelet pakan ikan, pelet pakan ternak, dan/atau maggot akan dipasarkan secara meluas, maka pemilikan izin penjualan/pamasaran untuk produk- produk tersebut harus disediakan oleh Lembaga Pengelola TPS 3R. Salah satu bentuk ijin yang harus dilengkapi yaitu IUMK. IUMK adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu lembar. Tujuan IUMK adalah untuk memberikan kepastian hukum dan sarana pemberdayaan bagi Pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya. Adapun maksud pemberian IUMK dalam rangka Program Pendanaan UMKM adalah:
a. Mendapatkan kepastian dan perlindungan dalam berusaha dilokasi yang telah ditetapkan;
b. Mendapatkan pendampingan untuk pengembangan usaha;
c. Mendapatkan kemudahan dalam akses pembiayaan ke lembaga keuangan bank dan non-bank;
d. Mendapatkan kemudahan dalam pemberdayaan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah dan/atau lembaga lainnya.
30 3.2.4. Pengembangan Pelanggan Baru
Untuk memperluas layanan, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukan pengembangan pelanggan sesuai dengan arahan hasil identifikasi dan pemetaan calon pelanggan. Pengembangan layanan kepada pelanggan baru dapat dimulai pada lokasi-lokasi yang secara teknis dan operasional mudah dijangkau oleh layanan TPS 3R.
Pada tahap ini, pengembangan pelanggan dapat dilakukan juga untuk pelayanan penjulan produk kompos, pelet pakan ikan, pelet pakan ternak, maggot, dan/atau pelayanan pengumpulan serta layanan jasa pengumpulan dan pemilahan sampah domestik. Adapun arahan pengembangan pelanggan baru, seperti disajikan pada Tabel 7 di atas.
3.2.5. Pendekatan kepada Pelanggan, Offtaker/Pengepul dan Pembina Untuk menjaga keberlanjutan usaha atau keberlanjutan penjualan produk dan jasa, pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R harus melakukan pendekatan formal dan non-formal. Pendekatan formal kepada pelanggan dan offtaker/pengepul dapat dilakukan dengan cara membangun kerjasama yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama penjualan produk atau penyediaan layana jasa. Pendekatan Non-formal dilakukan pengurus Lembaga Pengelola TPS 3R dengan membangun komunikasi secara rutin kepada pelanggan atau offtaker/pengepul, misalnya untuk beberapa hal:
a. Menanyakan apakah ada kebutuhan atau pesanan baru produk dan/atau jasa;
b. Menanyakan apakah barang yang dipesan sudah diterima dengan baik;
c. Menyampaikan lembar promosi atau lembar informasi tercetak maupun elektronik;
dan
d. Dan lain-lain kegiatan yang diperkirakan akan membuat pelanggan atau offtaker mengingat peran dan jasa Lembaga Pengelola TPS 3R.
Pendekatan formal kepada Pembina (Dinas terkait) perlu juga dilakukan sesuai kebutuhan pembinaan/pendampingan, fasilitasi pelatihan, dan fasilitasi perijinan.
Pendekatan formal dapat dilakukan dengan berkirim surat, penyampaian proposal dan/atau penyampaian laporan kegiatan. Sedangkan pendekatan Non-formal dapat dilakukan dengan membangun komunikasi dengan pejabat terkait. Hal ini diperlukan agar kegiatan pada TPS 3R mendapat perhatian dari pejabat terkait dalam hal:
a. Pemberian dukungan alat/perlatan,
b. Fasilitasi pembinaan, pelatihan, dan fasilitasi perijinan c. Fasilitasi promosi
3.2.6. Penyiapan SDM
Karena sifat dari usaha TPS 3R pada tingkatan scalable dengan diversifikasi usaha adalah meningkatkan (mengembangkan) layanan produk dan jasa maka
31
kebutuhan SDM secara jumlah dan kualitas juga harus diperhitungkan dan disediakan dengan baik oleh Lembaga Pengelola TPS 3R agar operasional layanan produk dan jasa dapat berjalan dengan baik dan memenuhi ekspektasi preperensi pelanggan atau offtaker/pengepul.
Bilamana jumlah SDM tidak mencukupi maka dapat dilakukan rekruting pegawai sesuai kebutuhan. Dan bilamana SDM yang terlatih dan terampil juga harus dipenuhi sesuai layanan produk dan jasa yang diberikan, maka perlu dilakukan pelatihan dan studi lapangan bagi pengurus dan operator. Dan bilamana Lembaga Pengelola TPS 3R tidak memiliki kemampuan untuk menyediakan pelatihan dan studi lapangan secara mandiri, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat mengusulkan pelatihan kepada Dinas terkait untuk mamfasilitasi pelatihan dan studi lapangan yang dibutuhkan.
3.2.7. Optimalisasi dan Peningkatan Alat/Peralatan
Peningkatan usaha menjadi usaha TPS 3R pada tingkatan usaha yang Scalable dengan Diversifikasi harus juga diikuiti dengan optimlaisasi dan peningkatan jumlah alat/peralatan. Alat/peralatan yang tersedia harus diperiksa kembali untuk:
a. Mengetahui kemampuannya bilamana akan ditingkatkan optimalisasinya; dan b. Mengetahui apakah diperlukan alat/peralatan baru dalam rangka mendukung
pelayanan produk/jasa.
Dalam hal ini pengurus dan operator dapat melakukan pemeriksaan alat/peralatan dan merencanakan alat/peralatan baru dengan melakukan ceklist seperti contoh format berikut ini.
32
33 3.2.8. Penyiapan Pendanaan/Anggaran
Selain SDM, alat/peralatan, penyiapan dana/anggaran O/P TPS 3R penting disediakan dengan cukup agar pelaksanaan O/P tidak terkendala dan pelayanan dapat berjalan dengan maksimal. Kerena untuk peningkatan usaha menjadi usaha yang scalable dengan diversifikasi membutuhkan dana yang cukup, maka dalam operasionalnya tidak cukup hanya mengandalkan iuran dari pengumpulan sampah dan pendapatan dari penjualan sampah organik. Oleh karena itu, Lembaga Pengelola TPS 3R harus mengupayakan setiap pekerjaan pokok dan tambahan harus menguntungkan dan dapat menutupi biaya O/P TPS 3R.
Selain menjalankan prinsip efisiensi dan efektivitas dengan tetap menjaga produktivitas layanan produk dan jasa, Lembaga Pengelola TPS 3R harus membuat perhitungan biaya dan pendapatan sebaik mungkin sehingga melalui usaha yang dijalankan memberikan keuntungan. Perhitungan biaya dan pendapatan, meliputi:
a. Upah/gaji pengurus dan operator;
b. Biaya ATK;
c. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana;
d. Biaya alat/peralatan pekerja;
e. Biaya bahan bakar minyak;
f. Biaya penggunaan listrik;
g. Biaya penggunaan air;
h. Biaya perijinan;
i. Biaya promosi;
j. Biaya pengujian mutu produk;
k. Biaya pelatihan/studi lapangan; dan
l. Biaya lain-lain yang mungkin timbul dalam pelaksanaan O/P TPS 3R (Pajak, Retribus, Konsumsi Rapat).
Sedangkan perhitungan dari pendapatan meliputi pendapatan dari kegiatan pokok, pendapatan dari kegiatan tambahan, dan pendapatan lain-lain yang terdiri atas:
a. Pendapatan dari Kegiatan Pokok 1. Iuran dari pelanggan setempat
2. Hasil penjualan sampah Non-organik b. Pendapatan dari Kegiatan Tambahan
1. Hasil penjualan produk kompos
2. Hasil penjualan produk pelet pakan ikan 3. Hasil penjualan produk pelet pakan ternak 4. Hasil penjualan maggot
5. Jasa pelayanan angkut sampah untuk diolah di TPS 3R
6. Jasa pelayanan pemilahan dan pengolahan sampah di luar TPS 3R 7. Jasa konsultasi di luar pelanggan TPS 3R
8. Jasa sosialisasi/campaign di luar pelanggan TPS 3R
34 c. Pendapatan Lain-lain
a. Pendapatan dari gotong royong pelanggan
b. Pendapatan dari sumbangan/dukungan pihak lain.
Pandanaan kegiatan yang terkait dengan peningkatan kapasitas SDM (pelatihan/
studi lapangan), alat/peralatan pekerja, perijinan, fasilitasi promosi dapat diupayakan melalui dukungan pendanaan dari Pemda/Pemdes/Kelurahan, Badan Usaha (CSR).
3.2.9. Promosi
Untuk meningkatkan jumlah pelanggan produk dan jasa, Lembaga Pengelola TPS 3R harus melakukan promosi melalui berbagai jejaringmedia. Promosi dapat dilakukan dengan media tercetak maupun elektronik. Untuk promosi dengan media tercetak dapat disiapkan dalam bentuk brosur atau leaflet yang dicetak. Sedangkan promosi dengan media tercetak dapat disiapkan dalam bentuk brosur, leaflet dan/atau video kegiatan TPS 3R yang ditautkan pada website, blog yang dimiliki pengurus atau website atau blog yang dimiliki Lembaga Pengelola TPS 3R atau media sosial lain seperti facebook dan instagram.
3.2.10. Pengembangan Kelembagaan
Untuk memperkuat status kelembagaan dari kelembagaan kemasyarakatan menjadi kelembagaan yang berbadan hukum, Lembaga Pengelola TPS 3R yang berdomisili di Desa/kelurahan dapat dikembangkan menjadi Lembaga Pengelola TPS 3R sebagai Perkumpulan yang Berbadan Hukum. Sedangkan Lembaga Pengelola TPS 3R yang berdomisili di Desa dapat dikembangkan menjadi:
a. BUM Desa atau
b. Unit Usaha BUM Desa
Lembaga Pengelola TPS 3R yang ditetapkan sebagai Perkumpulan yang Berbadan Hukum legalilitas organisasinya ditetapkan dengan Keputusan Pengesahan Badan Hukum oleh Kementerian KUMHAM sebagai Perkumpulan yang Berbadan Hukum.
Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, Lembaga Pengelola TPS 3R sebagai Perkumpulan yang Berbadan Hukum dapat diberikan Hibah oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemda.
Lembaga Pengelola TPS 3R sebagai BUM Desa, Unit Usaha BUM Desa atau salah satu unit usaha BUM Desa ditetapkan oleh Pemerintah Desa, hal ini untuk menjadikan kegiatan pengolahan sampah yang dikelola oleh Lembaga Pengelola TPS 3R sebagai kegiatan bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum (serving) yang memberikan keuntungan finansial yang dikelola oleh Desa dan memberikan pelayanan umum (serving) kepada masyarakat.
35
Beberapa kelebihan yang akan diperoleh dengan meningkatkan status Lembaga Pengelola TPS 3R menjadi Perkumpulan yang Berbadan Hukum, BUM Desa atau Unit Usaha BUM Desa atau salah satu unit usaha BUM Desa dapat dilihat pada Tabel 9.
3.2.11. Pelaksanaan Operasional
Pada pelaksanaan operasional TPS 3R sebagai usaha pada tingkatan Scalable dengan Diversifikasi, selain pelaksanaan operasional yang harus sesuai dengan tata cara pengumpulan sampah yang baik, seperti pada diuraikan pada Sub-sub Bab 3.1.10 pelaksanaan operasional TPS 3R sebagai usaha pada tingkatan Scalable dengan Diversifikasi, harus memperhatikan beberapa hal yang harus dipenuhi secara bertahap, yaitu:
a. Produk yang dipasarkan haruslah terjamin mutunya melalui laboratorium terkareditasi;
b. Produk yang ditawarkan sudah dilengkapi ijin edar oleh lembaga yang berwenang;
c. Jasa yang ditawarkan haruslah ditopang oleh SDM yang bersertifikasi dan bepengalaman dalam pengelolaan sampah berbasis 3R;
d. Status Lembaga Pengelola TPS 3R sudah dilengkapi dengan legalitas yang memadai sebagai Perkumpulan yang Berbadan Hukum; dan
e. Sebagai BUM Desa atau Unit Usaha BUM Desa, Lembaga Pengelola TPS 3R sudah dilengkapi Perdes tentang Penetapan Lembaga TPS 3R BUM Desa atau Perdes tentang Penetapan Lembaga TPS 3R sebagai Unit Usaha BUM Desa.
37
EVALUASI
PENGEMBANGAN USAHA TPS3R
BAB 4
39
BAB 4
EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA TPS 3R
4.1. Survei Kepuasan Pelanggan
Untuk mengevaluasi pelayanan produk dan jasa yang diberikan, Lembaga Pengelola TPS 3R dapat melakukan Survei Kepuasan Pelanggan. Survei dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun. Kuesioner Survei Kepuasan Pelanggan dibuat untuk Survei Kepuasan Pelanggan usaha TPS 3R sebagai usaha pada tingkatan Rintisan dan untuk Survei Kepuasan Pelanggan usaha TPS 3R sebagai usaha pada tingkatan Scalable dengan Diversifikasi. Contoh Kuesioner sebagaimana dimaksud seperti disajikan pada Lampiran 6, Lampiran 10, Lampiran 11 dan Lampiran 12.
4.2. Laporan Tahunan
Selain melalui Survei Kepuasan Pelanggan, evaluasi usaha TPS 3R dapat dilakukan melalui Laporan Tahunan Kegiatan yang disusun Lembaga Pengelola TPS 3R. Laporan Tahunan disusun berdasarkan catatan harian dan catatan bulan kegiatan.
Laporan Tahunan tersebut antara lain memuat tentang:
a. Profil Lembaga Pengelola TPS 3R, terdiri dari:
1. Struktur Organisasi 2. Jumlah pegawai
3. Pelatihan yang pernah diikuti pegawai 4. Sarana dan Prasarana
5. Keuangan
6. Produk dan Jasa yang Ditawarkan
b. Kegiatan-kegiatan Usaha TPS 3R berisi tentang:
1. Dokumentasi kegiatan-kegiatan pelayanan pengelolaan sampah 2. Dokumentasi kegiatan-kegiatan produksi
3. Dokumentasi kegiatan-kegiatan layanan jasa 4. Dokumentasi kegiatan-kegiatan pemasaran c. Laporan tentang Biaya dan Pendapatan, meliputi:
Biaya Usaha:
1. upah/gaji pengurus dan operator;
2. biaya ATK;
3. biaya pemeliharaan sarana dan prasarana;
4. biaya alat/peralatan pekerja;
5. biaya bahan bakar minyak;
40 6. biaya penggunaan listrik;
7. biaya penggunaan air;
8. biaya pemeliharaan sarana/prasarana 9. biaya perijinan;
10. biaya promosi;
11. biaya pelatihan/studi lapangan;
12. biaya keamanan; dan
13. biaya lain-lain yang mungkin timbul dalam pelaksanaan O/P TPS 3R (Pajak, Retribusi, Konsumsi Rapat)
Pendapatan:
1. Iuran dari pelanggan setempat
2. hasil penjualan sampah Non-organik 3. Pendapatan dari Kegiatan Tambahan 4. hasil penjualan produk kompos
5. hasil penjualan produk pelet pakan ikan 6. hasil penjualan produk pelet pakan ternak 7. hasil penjualan maggot
8. Jasa pelayanan angkut sampah untuk diolah di TPS 3R
9. Jasa pelayanan pemilahan dan pengolahan sampah di luar TPS 3R 10. Jasa konsultasi di luar pelanggan TPS 3R
11. Jasa sosialisasi/campaign di luar pelanggan TPS 3R 12. Pendapatan dari gotong royong pelanggan
13. Pendapatan dari sumbangan/dukungan pihak lain.
d. Laporan Rugi/Laba dibuat seperti contoh format Rugi/Laba pada Lampiran 13.
43
LAMPIRAN
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
59
TIM PENYUSUN
PENGARAH
1. Marsaulina Farida Masniari Pasaribu, S.T.,M.E.
2. Sandhi Eko Bramono, Ph.D.
3. Ir. Anggi Satrini, M.Eng.
4. Muhamad Rizat, S.T.,M.T.,M.Sc.
PENDAMPING
1. Ir. Rina Agustina Indriani, MURP.
2. Ir. Prasetyo, M.Eng.
3. Ir. Susmono 4. Ir. Danny Sutjiono
5. Dr. Ir. Alex Chali, M.M.,M.T.
6. Kati Andraini Darto, IR.,M.T.
7. Dra. Endang Setyaningrum, M.T.
PENYUSUN
1. Suprapti Bintari, S.T.,MESD 2. Andi Batara Toja Hasit, S.T.
3. Rizki Ibtida Prasetyaningtyas, S.T.,M.Eng.
4. Sylvia Kurniawati, S.T.
5. Avia Rizki Noordiary, S.T.
6. Hadiyan Akbar, S.T.,M.M.
7. Indy Nadiaratri, S.T.
8. Fika Fitrianda Utami. ST., MT.
9. Ami Santika Kurniati, S.T., M.T 10. Itsna Luthfiyatul Ghifari, S.T 11. Raminatha Puizi Uno, ST, MT 12. Tugi Widodo, S.T.
13. Cecep Supriyadi, S.E.
14. Yun Maria Ulfa 15. Kustadi, S.H.
16. Trinitya Briantri Asni, S.Sn.
17. Asih Selawati, S.T.
18. Anton Hasri F, S.T.
19. Widya Sucahyadi
20. Maulana Ardiansyah, S.E.
21. Nano Sutiono, S.H.
22. Adiza Salsabila, S.T.
60