• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER MATERI KELOMPOK 2

N/A
N/A
Iis Malnava

Academic year: 2023

Membagikan "PAPER MATERI KELOMPOK 2"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER MATERI PRESENTASI KELOMPOK 2 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA 2. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Perkembangan Karakter Anak

Berdasarkan bahasa pola asuh terdiri dari kata "pola" dan kata "asuh" yang menurut kamus umum bahasa Indonesia, pola yang berarti model, atau sistem, atau bentuk. Sedangkan kata asuh mengandung arti menjaga, merawat, mendidik, anak agar dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan pendapat dari Petranto pola asuh merupakan suatu pola perilaku yang diterapkan pada anak yang bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu, dan biasanya pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak dari segi negatif maupun positif. Sedangkan menurut Sugiharto pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang digunakan dalam berhubungan dengan anaknya.

Dengan demikian pola asuh orang tua ini dapat diartikan sebagai cara dalam membimbing yang dilakukan oleh ayah dan ibu dalam menghindari atau mengatasi suatu kesulitan dalam hidup anak sehingga dapat mencapai kesejahteraan dalam hidupnya.(Muyassaroh, 2019)

Dalam membentuk suatu karakter seorang anak maka Orang tua harus memerlukan proses yang relatif lama dan secara terus-menerus. Karakter dibentuk melalui pendidikan karakter, dan pendidikan karakter yang utama dan pertama bagi anak berada dalam lingkungan keluarga. Di dalam sebuah keluarga anak akan mempelajari dasar-dasar perilaku yang penting bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Sehingga keluarga di sini merupakan lembaga pendidikan yang pertama bagi anak dan keluarga juga merupakan dunia anak pertama yang memberikan sumbangan mental serta fisik terhadap hidupnya. Melalui sebuah interaksi dalam keluarga anak tidak hanya mengenal diri dan orang tuanya melainkan juga mengenali kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya. Di sini di sini orang tua sebagai pendidik sesungguhnya merupakan peletak dasar kepribadian anak dan dasar kepribadian tersebut akan berperan selama berlangsungnya kehidupan.

Hubungan antar orang tua dan anak dipenuhi dengan berbagai perbedaan khusus dalam hal emosi yang menyebabkan anak merasakan dicintai dan dihargai begitu juga sebaliknya.

Ketika orang tua tidak mengetahui suatu kebutuhan dasar anak baik yang bersifat fisik maupun emosional, maka sebenarnya anak belum siap dalam menjalankan perannya baik secara mental maupun secara moral di sekolah.

Setiap anak pada hakekatnya cenderung pada kebaikan terdapat faktor tertentu yang dapat menyebabkan anak tiba-tiba berperangai buruk. Dan di sini keluarga mempunyai peran

(2)

yang sangat penting di dalam kehidupan anak maka seyogyanya orang tua dapat memberikan yang terbaik pada anak agar nantinya akan menjadi insan yang bermanfaat serta berkualitas.

Terdapat tiga pola asuh orang tua yang terdiri dari 4 macam diantaranya yaitu otoritatif dimana orang tua cenderung menganggap sederajat hak dan kewajiban anak dibandingkan dengan dirinya. Di dalam pola asli ini anak-anak daripada orang tua otoritatif tampaknya berkembang dan baik sebagian karena perilaku mereka dianggap ideal oleh banyak orang.

Kedua, otoritarian merupakan suatu pola asuh yang menyebabkan anak menjadi depresi dan stres karena selalu ditekan dan dipaksa untuk menuruti Apa perkataan orang tua padahal mereka tidak menghendakinya. Oleh karena itu sebaiknya setiap orang tua menghindari penerapan pola asuh otoriter ini. Ketiga, Permisif adalah pola di mana orang tua tidak mau terlibat dan tidak mau pula peduli terhadap kehidupan anaknya meskipun tinggal di atap yang sama. Namun orang tua tidak begitu tahu tentang perkembangan anaknya yang menimbulkan serangkai dampak buruk. Keempat, Acuh Tak Acuh atau pola asuh Di mana orang tua harus menyediakan sedikit dukungan emosional terhadap anak dan pada pola ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak kelak yakni anak cenderung bersikap tidak patuh terhadap orang tuanya. (Hasanah, 2016)

Di dalam beberapa contoh jenis pola asuh orang tua maka dapat disimpulkan bahwasanya pola asuh orang tua ini dapat mempengaruhi dan membentuk suatu karakter anak secara signifikan melalui berbagai macam hal yang mereka lakukan. Peran orang tua pada dasarnya harus mengerahkan anak sebagai generasi unggul karena potensi anak tidak akan tumbuh dengan sendiri tanpa ada bantuannya seorang orang tua.

Masa anak usia dini merupakan masa yang rentan terhadap pertumbuhan serta perkembangan khususnya dalam pembentukan karakter. Pada masa ini anak cenderung memiliki sifat imitasi ataupun meniru kelakuan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Pembentukan karakter yang paling dekat dan paling cepat ditiru ada di dalam lingkungan keluarga anak akan belajar dari apa yang dilakukan serta dikerjakan maupun perilaku orang tuanya hal ini akan membekas dalam pikiran anak. Di sini peran orang tua sangat mempengaruhi terhadap pembentukan karakter serta kepribadian anak pola asuh serta pendidikan di dalam keluarga menjadi pendidikan dan pelajaran pertama bagi seorang anak sehingga pembentukan kepribadian dan karakter anak akan sangat cepat teradopsi. Terkadang anak tidak mendapatkan perhatian dari orang tua dan terjadilah pembiaran sehingga anak

(3)

bersifat liar dan tidak terarah bahkan cenderung bersifat ke arah yang negatif.(Wartini &

Riyanti, 2018)

Secara alami anak berkembang secara berbeda dalam hal kecerdasan, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosional, individualitas, kemandirian, serta aspek fisik, maupun sosial. Pada umumnya peran orang tua di sini merupakan pondasi sentral dalam perkembangan anak usia dini dibandingkan dengan lembaga pendidikan dan komunitas karena peran orang tua di sini merupakan pengalaman masa kanak-kanak pertama, menjamin kehidupan sosial dan emosional anak, dasar pendidikan moral, karakter anak, dasar-dasar pendidikan sosial yang meletakkan dasar-dasar agama, orang tua sebagai pendidik di rumah.

Gunadi menjelaskan bahwasanya orang tua memiliki tiga peran utama dalam pembentukan karakter anak yaitu Pertama harus menciptakan suasana yang hangat dan damai dalam keluarga. Kedua karena mereka merupakan panutan yang positif bagi anak karena anak paling banyak belajar dari apa yang mereka lihat dari orang tuanya maka karakter orang tua melalui perilaku nyata adalah bahan pelajaran yang diserap anak. Ketiga mendidik anak artinya mengajarkan budi pekerti yang baik dan mendisiplinkan anak dalam berperilaku seperti yang diajarkan.(Alwi et al., 2022)

REFERENSI

Alwi, H., Nurfaridah, K., Aisyah, S., Permata Hati, S., & Nasution, F. (2022). Peran Pola Asuh Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Usia Dini. 4, 2556–2560.

Hasanah, U. (2016). Pola Asuh Orangtua Dalam Membentuk Karakter Anak. Jurnal Elementary, 2(2), 72–82. https://e-

journal.metrouniv.ac.id/index.php/elementary/article/view/pola-asuh-orangtua-dalam- membentuk-karakter-anak

Muyassaroh, A. (2019). PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP

PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 163 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU. UIN Suska Riau, 1(1).

https://repository.uin-suska.ac.id/22450/2/GABUNG.pdf

Wartini, S., & Riyanti, R. (2018). Pengaruh Pola Asuh Terhadap Perkembangan Karakter Sosial Anak Usia Dini. CERIA (Cerdas Energik Responsif Inovatif Adaptif), 1(2), 21.

https://doi.org/10.22460/ceria.v1i2.p21-27

(4)

Referensi

Dokumen terkait

"Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak Usia Dini Di Kelas A1 RA DWP UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta." (Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan