• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasang Surut di Teluk Semangka, Lampung

N/A
N/A
Dimas Ridwan

Academic year: 2024

Membagikan "Pasang Surut di Teluk Semangka, Lampung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 5

PRAKTIKUM DESKRIPSI OSEANOGRAFI

ANALISIS PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY WILAYAH KAJIAN TELUK SEMANGKA, LAMPUNG

DIMAS RIDWAN MAULANA C5410211059

SEKOLAH PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

IPB UNIVERSITY 2024

(2)

Sumber Data : Badan Informasi Geospasial (https://srgi.big.go.id/tides) Area Studi : Teluk Semangka, Lampung (104.6193 BT dan 5.50046 LS) Software : Microsoft Excel dan QGIS 3.32

PENDAHULUAN 1. Lokasi Kajian

Teluk Semangka merupakan perairan yang termasuk di dalam wilayah administrasi Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung (Fatoni et al. 2021). Perairan Teluk Semangka bersinggungan langsung dengan wilayah Kecamatan Cukuh Balak, Kota zAgung, dan Wonosobo. Pada bagian mulut teluk (arah Tenggara), terdapat Pulau Tabuan yang merupakan pulau kecil yang terluas (3.294 ha) di Provinsi Lampung (Sarida et al. 2023). Posisi geografis Teluk Semangka adalah 104º32’ - 105º08’ BT dan 5º30’-5º55’ LS. Data pasang surut diperoleh dari Badan Informasi Geospasial (https://srgi.big.go.id/tides) pada tanggal 2-16 Juli 2024. Berikut hasil pembuatan peta titik stasiun pasang surut yang diolah pada software QGIS.

Gambar 1 Peta titik stasiun pasang surut di Teluk Semangka

(3)

Gambar 2 Batimetri Teluk Semangka (BATNAS)

Gambar 3 Profil melintang kedalaman berdasarkan titik section data suhu dan salinitas di Teluk Semangka

Titik data suhu dan salinitas (Gambar 1) menunjukkan cakupan wilayah perairan Teluk Semangka. Plot persegi panjang yang mengarah ke tenggara Teluk Semangka ditentukan berdasarkan letak stasiun yang dapat mengGambarkan pola section data suhu dan salinitas.

Titik data tersebut diambil karena memiliki rute lurus terpanjang dari pangkal hingga mulut Teluk Semangkan tanpa adanya hambatan (daratan/barrier). Secara keseluruhan, perairan Teluk Semangka memiliki rentang kedalaman hingga 1350 m (Gambar 2), namun kedalaman pada section titik data yang telah ditentukan mencapai 950 m (Gambar 3). Berdasarkan Gambar 3,

(4)

didapatkan morfologi Teluk Semangka, yaitu continental shelf pada jarak 0-0.3° dengan kedalaman 0-400 m. Kemudian adanya tonjolan yang mengGambarkan dekat pulau kecil pada jarak 0.3-0.45°, selanjutnya ada slope kecil yang curam pada jarak 0.45-0.47° dengan kedalaman 100-250 m. Lalu terdapat continental slope pada 0.48-0.54° dengan kedalaman 200- 950 m dan abysal plain pada kedalaman 900-1000 m dengan jarak 0.54-0.62°.

2. Pasang Surut

Pasang surut merupakan suatu jenis gelombang yang terbentuk di laut dengan waktu rambat yang lama. Gelombang ini terbentuk akibat tarik-menarik gravitasi bumi terhadap benda langit, bulan dan matahari dominan mempengaruhi gaya gravitasi tersebut, sedangkan kontribusi gaya tarik menarik planet-planet lainnya relatif kecil. Pada saat pasang, air laut akan menggenangi pantai atau masuk ke wilayah estuari atau sungai melalui hilir, sedangkan saat surut air laut akan menyebabkab penurunan paras muka laut. Pasang surut dapat dianalisis melalui elevasi dan perubahan elevasi air laut secara periodik. Salah satu metode analisis pasang surut yang umum digunakan adalah Admiralty 15, yaitu metode yang digunakan untuk menghitung konstanta pasang surut harmonik setiap jamnya selama 15 hari (Ramadhan 2011).

Analisis pasang surut dilihat berdasarkan data elevasi tunggang pasut (Tabel 2). Komponen pasang surut dapat digunakan untuk menentukan tipe pasang surut dengan memasukkannya ke dalam perhitungan bilangan Formzahl (F) (Persamaan 1), lalu tipe pasang surut berdasarkan bilangan Formzhal dapat dilihat pada Tabel 1.

𝐹𝐹= 𝐾𝐾1+𝑂𝑂1𝑀𝑀2+𝑆𝑆2 (1)

Keterangan (Supriyadi et al. 2018):

F = Bilangan Formzhal,

K1 = Pasang surut diurnal yang dipengaruhi oleh matahari, O1 = Pasang surut diurnal yang dipengaruhi oleh bulan, M2 = Pasang surut semi diurnal yang dipengaruhi oleh bulan, S2 = Pasang surut semi diurnal yang dipengaruhi oleh matahari.

Tabel 1 Tipe Pasang Surut Berdasarkan Bilangan Formzhal (Wyrtki 1961) Nilai Tipe Pasang Surut 0 < F < 0,25 Harian ganda

0,25 < F < 1,5 Campuran ganda 1,5 < F < 3 Campuran tunggal

F > 3 Tunggal

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

3. Analisis Pasang Surut Teluk Semangka, Lampung (KTAG) dengan Metode Admiralty 3.1 Tipe dan Tunggang Pasang Surut menggunakan Admiralty 15

Data dari stasiun pasang surut dikonversikan dari waktu menit ke jam dengan Microsoft Excel. Kemudian dimasukkan ke dalam skema I Admiralty sehingga didapatkan tipe dan tunggang pasut di stasiun KTAG. Di Indonesia, memiliki 4 tipe pasut (Triatmodjo, 1999) yaitu pasang surut harian ganda (semi diurnal tide), pasang surut harian tunggal (diurnal tide), pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing semidiurnal) dan pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing diurnal).

Gambar 4 Data pasang surut perjam di stasiun Kota Agung (KTAG), Teluk Semangka, Lampung

Gambar 5 Grafik pasang surut perjam di stasiun Kota Agung (KTAG), Teluk Semangka, Lampung

(6)

Tabel 2 Data elevasi pasang surut Teluk Semangka, Lampung

Tanggal Nilai (m)

Maksimum Minimimum Tunggang Pasut

02-Jul-24 1.98 0.99 0.98

03-Jul-24 1.99 0.99 1.01

04-Jul-24 1.98 0.88 1.10

05-Jul-24 1.97 0.85 1.12

06-Jul-24 1.97 0.76 1.21

07-Jul-24 2.00 0.79 1.20

08-Jul-24 1.97 0.79 1.18

09-Jul-24 2.02 0.87 1.15

10-Jul-24 1.90 0.81 1.09

11-Jul-24 1.84 0.87 0.98

12-Jul-24 1.72 0.91 0.81

13-Jul-24 1.68 0.98 0.70

14-Jul-24 1.57 0.93 0.65

15-Jul-24 1.57 0.97 0.60

16-Jul-24 1.58 0.93 0.65

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, tunggang pasut (selisih antara air tinggi dan air rendah) dimana nilai pasang tertinggi adalah 2,02 m dan terendah 0,93 dengan kisaran tunggang pasut selama 15 hari berkisar antara 0,60-1,21 m. Menurut, Frota et al. (2016), tunggang pasut dengan nilai <2m tergolong tunggang pasut mikrotidal.

3.2 Hasil Admiralty 15

Analisis Admiralty 15 dilakukan selama 15 hari pada tanggal 2 Juli 2024 (00:00) sampai 16 Juli 2024 (23:59) dimana data yang digunakan merupakan rata-rata elevasi muka air laut per jam (Gambar 4). Berdasarkan metode Admiralty 15, didapatkan 10 komponen pasang surut beserta amplitudonya yang tertera pada Tabel 3. Komponen pasang surut yang telah didapatkan kemudian digunakan untuk menghitung elevasi penting muka air. Nilai elevasi penting muka air di Teluk Semangka, yaitu Mean Sea Level (MSL) bernilai 1,31 m, Mean High Water (MHW) bernilai 2,21 m, Mean Low Water (MLW) bernilai 0,41 m, Highest High Water (HHW) bernilai 2,25 m, dan Lowest Low Water (LLW) bernilai 0,37 m.

Nilai komponen pasang surut juga digunakan untuk menentukan bilangan Formzahl sehingga didapatkan Formzahl untuk pasang surut perairan Teluk Semangka sebesar 0,56. Dengan bilangan Formzahl yang telat didapat, maka tipe pasang surut Teluk Semangka tergolong ke dalam pasang surut campuran cenderung ganda (0.25

< F ≤ 1.5). Hasil tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Pariwono

(7)

(1999) yang menyebutkan bahwa tipe pasang surut campuran condong harian ganda untuk perairan Teluk Semangka dengan bilangan Formzahl 0.47-0.65.

Tabel 3 Nilai komponen pasang surut di Teluk Semangka, Lampung (A: Amplitudo)

H A S I L T E R A K H I R

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1

A (m) 1.31 0.33 0.17 0.07 0.16 0.12 0.00 0.00 0.04 0.05

339.66 44.17 314.60 168.36 148.99 4.86 50.93 44.17 168.36

Pasang surut di Teluk Lampung dapat bertipe campuran cenderung ganda disebabkan oleh pengaruh pasut dari Samudra Hindia yang merambat memasuki perairan teritorial Indonesia melalui Selat Sunda. Karena kondisi geografis di Selat Sunda dan Laut Jawa yang dangkal, pasut yang merambat masuk mengalami perubahan dari pasut bertipe campuran cenderung ganda menjadi tipe pasut campuran dengan dominasi tunggal di Laut Jawa.

(8)

Daftar Pustaka

Fatoni K, Solihin I, Muninggar R. 2021. Kinerja operasional pelabuhan perikanan di perairan Teluk Semangka Kabupaten Tanggamus Lampung. Journal of Marine Fisheries Technology and Management. 12(2):173-183.

Frota FF, Truccolo EC, Schettini CA. 2016. Tidal and sub-tidal sea level variability at the northern shelf of the Brazilian Northeast Region. Anais da Academia Brasileira de Cie ncias. 88:1371-1386.

Pariwono JI. 1999. Kondisi oseanografi perairan pesisir Lampung. CRMP Proyek Pesisir Publication, BAPPENAS.

Ramadhan M. 2011. Komparisasi hasil pengamatan pasang surut di perairan Pulau Pramuka dan Kabupaten Pati dengan prediksi pasang surut tide model driver. Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Supriyadi E, Siswanto, Pranowo WS. 2018. Analisis pasang surut di perairan Pameungpeuk, Belitung, dan Sarmi berdasarkan metode Admiralty. Jurnal Meteorologi dan Geofisika. 19(1):29-38.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa ketiga metode memberikan hasil tipe pasang surut pada stasiun Malahayati yaitu tipe pasang surut harian

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasang surut di Teluk Lembar bertipe pasang surut campuran condong ke harian ganda ( Mixed Tide Prevailling Semi

Dari data pasang surut lapangan yang telah diolah dengan menggunakan metode Admiralty, dapat digunakan untuk peralaman pasang surut, yang merupakan lanjutan

Prediksi pasang surut untuk bulan Desember 2020 menggunakan metode World Tides yang kemudian diolah menggunakan metode Admiralty menghasilkan nilai muka air laut

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pasang surut di Teluk Lembar bertipe pasang surut campuran condong ke harian ganda (Mixed Tide Prevailling Semi

Setelah diketahui persentasenya kemudian melakukan perbandingan besar persentase kontribusi konstanta pasang surut perairan dangkal yang berada di stasiun pasang surut di

PERAMALAN NILAI MSL BERDASARKAN DATA PASANG SURUT DENGAN METODE ADMIRALTY DAN AUTOREGRESSIVE INTEGRATED MOVING AVERAGE ARIMA DI PERAIRAN PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU Kirana

Perbandingan hasil metode Admiralty dan Least Square untuk peramalan pasang surut di Selat Bintan, Kepulauan