• Tidak ada hasil yang ditemukan

167 147 2 PB

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "167 147 2 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ruNML

ilgtr

AKAMATWiI DAil fiEIAI{CAII Vol.6 Ns. I, Februad 2010

Hal. 63 - 75

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan peranan Aparat peryajakan terhadap Kepatuhan

wajib

Pajak Bumi dan Bangunan di Kota

surakarta

Magdalena Nany

staf Pengajar Jurusan

*,*:rm

Ekonomi universiras Kristen

Endang Satyawati

Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi universitas Kristen Surakarta

Ferani

Alumnus Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Surakarta

ABSTRACT

The objective of this research was to give empirical evidence about the

fficts of

tax payer's lmowledge and

tax fficer's rolq on

rand and building

tar

payer's compliance partially. This research was also intended to give empirical evidence obout the effects of tax payerzs knowledge and tax

fficer,s

roles on

land and building tax payer's compliance simultaneously. Data takenfrom 150 respondents were analyzed by multiple regression analysis. The results show that ta'r payer's lonwledge and tax officer's roles partially had significant

fficl

on land and building tax payer's compliance. The results also show that tax payer's lvtowledge and tav

fficer's

roles simultaneously had significant

ffict.

on land and building tax payer's compliance.

Keywords

:

tax payer's lmowledge, tax

fficer's

roles, tax payer's compliance, land and building

tar

(2)

PENDAHULUAN

Negara membutuhkan dana

yang

semakin besar

untuk

memelihara kepentingan negara, melindungi rakyat dan membiayai pembangunan. Pajak masih tetap menjadi sumber penerimaan terbesar negara.

Hal ini

karena penerimaan

di seltor

migas (minyak

bumi

dan gas alam) menurun sebagai akibat berkurangnya volume produksi.

Krisis BBM

(Bahan Bakar Mtnyak) dunia menjadikan usaha migas semakin terpuruk. Penerimaan

di

sektor non migas pun

meruun.

Hal

ini

terjadi karena produk kehutanan dan perkebunan berkurang sebagai akibat

dari

kerusakan lingkungan, kebakaran hutan dan illegal logging. Sektor pertanian pun terdesak bisnis properti dan industri. Oleh sebab itu, pajak menjadi tulang punggung penerimaan negara.

Menurut pasal

33

ayat (3) Undang Undang Dasar 1945, bumi termasuk perairan dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara.

Oleh karena itu bagi mereka yang memperoleh manfaat dari bumi dan kekayaan afam

yang

terkandung

di

dalamnya,

oleh

karena memperoleh suatu hak kekuasaan rregata, wajib menyerahkan sebagian dari hasil yang diperolehnya kepada negara

melalui

pembayaran

pajak.

Selama

ini telah

dilakukan pemungutan pajak atas tanah (bumi) yang pelaksanaannya didasarkan pada berbagai Undang-Undang, ordonansilperaturan perundang-undangan lainn;a di bidang agraia dalam rangka meningkatkan penerimaan negara.

Pemahaman wajib pajak bumi dan bangunan mengacu pada pendataan dan pendaftaran obyek pajak juga pada kemudahan pembayaran pajak bumi dan bangunan. Pendaftaran objek pajak bumi dan bangunan dilakukan oleh subjek pajak dengan cara mengambit dan mengisi formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP). SPOP disediakan dan dapat diambil secara gratis

di

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. Setelah SPOP diisi dengan lengkap dan ditandatangani serta disampaikan kepada Dirjen Pajak maka Dirjen Pajak akan menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) berdasarkan SPOP yang diterimanya. Hal

ini

berarti wajib pajak bumi dan bangunan tidak perlu menghitung sendiri

jumlah pajak

terutangnya. Pajak

yang

terutang dapat dibayarkan

di

bank, kantor pos dan giro dan tempat lain yang ditunjuk oleh

Menteri

Keuangan sehingga

wajib paiak tidak harus

membayar pajak terutangnya

di Kantor

Pelayanan Pajak

Bumi

dan Bangunan. Sistem

ini

diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dari para wajib pajak untuk membayar pajak sebagai wujud kepatuhan dari wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Atau dengan kata lain, kemudahan-

(3)

Pengaruh Pemahamanwajib Pajakdan PerananAparat..., Magdalena Nany, Endangsetyawati, Ferani

6g

kemudahan tersebut ditujukan agar para

wajib pajak tidak

menunda

atal

bersedia segera membayar pajak terutangnya.

Direktorat Jenderal Pajak (2006) dalam The Indonesian Tax

in Brief

menjelaskan tentang sadar dan peduli pajak. Sadar artinya wajib pajak telah memahami dan bersedia melaksanakan kewajibannya untuk membayar pajak.

Sedangkan peduli berarti wajib pajak telah melaporkan semua penghasilannya sesuai dengan ketentuan

yang

berlaku.

Jika

semua

wajib pajak

bersikap demikian, kemandirian pembiayaan pembangunan yarrg dicita-citakan akan dapat segera terwujud. Alasan mengapa subjek pajak atau wajib pajak menjadi faktor yang paling penting dalam upaya mewujudkan "masyarakat sadar dan

peduli pajatr'

adalah karena subjek

pajak atau wajib pajak

merupakan komponen utama yang mempengaruhi penerimaan sektor pajak, selain di antaranya

objek pajak

(seperti penghasilan, tanah.

dan

bangunan, dan perdagangan), dan

nilai

pajak (yaitu persentase/bagian

yarg

diambil sebagai pajak dari nilai/harya objek pajak tersebut). Aparat perpajakan turut berperan penting dalam

hal

penyampaian informasi

dan

sosialisasi serta pelayanan kepada wajib pajak, sehingga dapat menimbulkan kesadaran dari para wajib pajak tentang arti penting dari pajak itu sendiri.

TELAAII LITERATUR

DAI\I PENGEMBAI\IGA.N{ HIPOTESIS Pajak Bumi dan Bangunan

Menurut Supramono dan Theresia woro Damayanti (2005: 9g) defrnisi pajak Bumi dan Bangunan yaitu: pajak yang dikenakan terhadap bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya beserta dengan bangunan yang dilekatkan di atas bumi. Dasar hukum Pajak Bumi dan Bangunan adalah undang-undang No. 12 tahun l9g5 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang No. 12 tahr.,n 1994. Menurut Supramono dan Damayanti (2005:98). Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah

:

orang atau badan yang secara nyata mempunyai suafu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

objek

Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan bangunan. Menurut supramono dan Damayanti (2005:98) bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada

di

bawahnya, sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secaxa tetap pada tanah dan atau perairan.

Menurut Mardiasmo (2006:302) cara menghitung pBB adalah Tarif pajak xNJKP

PBB terutong = 0,57" x [Persentose NJKP x (NJOP

-

NJOPTKP)]

(4)

Menurut Mardiasmo (2006:296)

Nilai

Jual Objek Pajak (NJOP) adalah hargarata-ratayan9 diperoleh dari transaksi jual-beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana

tidak

terdapat transaksi

jual beli,

NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau

Nilai Jual Objek

Pajak Pengganti. Menurut Mardiasmo

(200634)

persentase besarnya NJKP yaitu:

1.

Sebesar 40% dan NJOP untuk objek pajak perkebunan, kehutanan, objek pajak lainnya di mana wajib pajaknya perorangan dengan NJOP atas bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp. 1.000.000.000,-.

2.

Sebesar

20%

dan NJOP untuk objek pajak

pertambilgffi,

objek pajak lainnya yang NJOPnya kurang dari Rp. 1.000.000.000,-.

Menurut

Dirjen

Pajak,

Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena

Pajak (NJOPTKP) adalah batas NJOP atas bumi dan/atat bangunan yang tidak kena

pajak.

Besarnya NJOPTKP

untuk

setiap daerah kabupatenlkota setinggi- tingginya Rp. 12.000.000,- dengan ketentuan sebagai berikut :

1.

Setiap wajib pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak satu kali dalam

I

(satu) tahunpajak.

2.

Bila wajib pajak memiliki beberapa objek pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan objek pajak lainnya.

Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Mardiasmo IZOOO::Oa-:09) tata cara pembayaran dan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan adalah :

Pajak yang terutang berdasarkan SPPT harus dilunasi selambat-lambatnya 6 bulan sejak tanggal diterimanya SPPT oleh wajib pajak.

Pajak yang terutang berdasarkan SKP harus dilunasi selambat-lambatrya

I

bulan sejak tanggal diterimanya SKP oleh wajib pajak.

Pajak yang terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar atau kurang dlbayar, dikenakan denda administrasi sebesar 2o/o sebtlan, yang dihitung dari saat

jaffi

tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu paling lama24 bulan.

Denda adminisfiasi seperti dimaksud dalam no. 3 ditambah dengan utang pajak yang belum atau kurang dibayar ditagih dengan Surat Tagihan Pajak (STP) yang harus dilunasi selambatnya 1 bulan sejak tanggal diterimanya STP oleh wajib pajak.

1.

2.

3.

4.

(5)

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajakdan PerananAparat..., Magdalena Nany, EndangSetyawati, Ferani

67

5.

Pajak yang terutang dapat dibayar di Bank, Kantor pos dan Giro dan tempat lain yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.

6.

Tata carapembayaran dan penagihan pajak diatur oleh Menteri Keuangan.

7.

surat Pemberitahuan Pajak Terutang

(sppr),

Surat Ketetapan pajalq dan Surat Tagihan Pajak (STP) merupakan dasar penagihan pajak.

8.

Jumlah pajak yang terutang berdasarkan STp yang tidak dibayarkan pada waktunya dapat ditagih dengan Surat paksa.

Pengajuan Keberatan atas Pengenaan pajak Bumi dan Bangunan Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2006) alasan pengajuan keberatan adalah:

1.

Dalam

hal wajib

pajak merasa

Sppr/sKp

tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, tentang :

a.

Luas objek pajak bumi dan atau bangunan

b.

Klasifikasi objek pajak bumi dan atau bangunan

c.

Penetapan/pengenaan

2.

Perbedaan penafsiran Undang-Undang antara wajib pajak dan fiskus yaitu :

a.

Penetapan subjek pajak sebagai Wajib pajak

b. objek

pajak yang

tidak

dikenakan

pBB, yaitu

terdapat perbedaan

penafsiran undang-undang dan peraturan perundang-undang

an

antara wajib pajak dengan fiskus, misalnya

(1)

Penetapan subjek pajak sebagai wajib pajak.

(2)

Objek pajak yang seharusnya tidak dikenakan pBB.

(3)

Penerapan

Nilai Jual Kena pajak (NJKp),

Standar Investasi Tanaman (SIT), Run Of Mine (ROM), Free On Board ffOB), Free

On Rail (FOR).

(4)

Penentuan saat pajak terutang.

(5)

Tanggal jatuh tempo.

Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2006) persyaratan pengajuan keberatan yaitu:

1.

Syarat Formal :

a.

Keberatan diajukan dalam jangka waktu

3

(tiga) bulan sejak tanggal diterimaaya SPPT / SKP oleh wajib pajak.

b.

Dalam hal keadaan terpaksa (force majeur) wajib pajak harus dapat memberikan dan membuktikan alasan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi.

2.

Syarat Materiil

a.

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia.

(6)

b.

Diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan yang menerbitkan SPPT/SKP.

c.

Dalam

hal

dikuasakan kepada

pihak lain

harus melampirkan surat kuasa.

d.

Diajukan masing-masing dalam Surat Keberatan kecuali yang diajuka4 secafa kolektif melalui Lurah/I(epala Desa untuk setiap SPPT/SKP per tahun pajak.

e.

Mengemukakan alasan yang jelas dan mencantumkan besarnya Pajak Bumi dan Bangunan menurut perhitungan wajib pajak.

Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2006) hal-hal yang berkaitan dengan keberatan atas pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan yaitu :

1.

Keberatan terhadap SPPT dan atau SKP dengan ketetapan sampai dengan Rp. 100.000,. dapat diajukan secara perseorangan ataupun kolektif melalui Kepala Desa./Lurah yang bersangkutan.

2.

Keberatan terhadap SPPT dan atau SKP dengan ketetapan

di

atas Rp.

100.000,- harus diajukan oleh WP secara perseorangan.

3. KP

PBB setelah menerima Surat Keberatan dari WP memberikan tanda terima.

4.

Tania terima daxi KP PBB/tanda pengiriman Surat Keberatan melalui pos tercatat/sejenisnya merupakan tanda bukti bagi kepentingan WP.

Sanksi

Pajak Bumi

dan

Bangunan

Menurut Direktorat Jenderal Pajak (2006) sanksi pajak

bumi

dan bangunan terdiri dari:

l.

Sanksi administrasi

a.

Dalam hal WP tidak menyampaikan kembali SPOP pada waktunya dan

setelah ditegur

secara

tertulis tidak

disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran, maka akan diterbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) dengan sanksi berupa denda administrasi sebesar 25% dan PBB yang terutang.

b.

Apabila pengisian SPOP setelah

diteliti

atau diperiksa ternyata tidak benar (lebih kecil), maka akan diterbitkan SKP dengan sanksi berupa denda administrasi sebesar

25% dari

selisih besarnya

PBB

yang

terutang.

2.

SanksiPidana:

a.

Barangsiapa karena kealpaannya

tidak

mengembalikan SPOP atau mengembalikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan

(7)

Pengaruh PemahamanWajib Pajakdan PerananAparat..., Magdalena Nany, EndangSetyawati, Ferani

69

atau melampirkan keterangan yang tidak benar sehingga menimbulkan kerugian

bagi

negara, dipidana dengan pidana kurungan selama- lamanya 6 (enam) bulan atau denda setinggi-tinggnya2 (dua) kali lipat pajak yang terutang.

b.

Barang siapa karena dengan sengaja :

(1) Tidak

mengembalikan

atau

menyampaikan

SpOp

kepada Direktorat Jenderal Pajak.

(2\

Menyampaikan SPOP tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan/ ataumelampirkan keterangan yang tidak benar.

(3)

Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar.

(4)

Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan atau dokumen lainnya.

(5)

Tidak menunjukkan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan.

Sehingga menimbulkan kerugian pada negara, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya

2 (ilta)

tahun atau denda setinggi-tingginya sebesar

5 (lima) kali

pajak yang terutang. sanksi pidana tersebut dilipatkan dua apabila seseorang melakukan

lagi

tindak pidana di bidang perpajakan sebelum lewat satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalani sebagian atau seluruh pidana penjara yang dijatuhkan atau

sejak dibayamya denda.

Terhadap

bukan Wajib pajak

yang bersangkutan yang melahrkan tindakan sebagaimana

huruf $)

dan

huruf

(5)

dipidana dengan pidana kurungan selama-lamanya

I

(satu)

tahun atau denda setinggi-tingginya Rp. 2.000.000,-

Pemahaman Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan

Merupakan pemahaman wajib pajak bahwa membayar pBB itu mudah sehingga tidak ada alasan bagi wajib pajak untuk tidak membayar pBB. Hal ini berkaitan dengan pendataan

dan

pendaftaran

objek

pajak

juga

tentang kemudahan

pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. pendaftaran objek pBB dilakukan oleh subjek pajak dengan cara mengambil dan mengisi

formulir spop, spop

disediakan dan dapat diambil secara gratis

di

Kantor pelayanan pBB. setelah

sPoP diisi

secara

jelas, benar dan

lengkap

disertai

denah

objek

dan ditandatangani lalu dikembalikan ke Kantor pelayanan

pBB

atau tempat lain yang ditunjuk untuk pengambilan dan pengembalian

spop.

Dirjen pajak akan menerbitkan sPPT berdasarkan Spop yang diterimanya. Hal

ini

berarti wajib

(8)

pajak PBB tidak perlu menghitung sendiri jumlah pajak terutangnya seperti

yang

dilakukan

oleh wajib pajak PPh. Menurut

Mardiasmo (2006:309) kemudahan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan terletak pada pajak yang terutang dapat dibayar

di

Bank, Kantor Pos dan Giro, dan tempat lain yang ditunjuk Menteri Keuangan. Hal

ini

berarti wajib pajak tidak perlu membayar

pajak

terutangnya

di Kantor

Pelayanan

PBB

sendiri. Dengan sistem

ini

diharapkan mampu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dari wajib pajak untuk membayar pajak sebagai wujud kepatuhan dari wajib pajak dalam memenuhi kewaj iban perpaj akannya.

Peranan Aparat Perpajakan

Direktorat Jendral Pajak sebagai apant perpajakan

memiliki

peranan yang arrnt penting dalam upaya peningkatan kepatuhan wajib pajak

di

dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Untuk itu Dirjen Pajak memiliki visi dan misi (Adiananda (2007:37) yang dijadikan pegangan

di

dalam melaksanakan tugasnya. Visi tersebut yaitu:

1.

Menjadi model pelayanan masyarakat

2.

Berkelas dunia

3.

Dipercaya dan dibanggakan masyarakat Sedangkan misi dari Dirjen Pajak yaitu :

1.

Misi Fiskal

2.

Misi Ekonomi

3.

Misi Politik

4.

Misi Kelembagaafl

Menurut Adiananda Q007:3819) upaya untuk

membangun

kesadaran dan kepedulian yang pada akhirnya mengarah kepada kepatuhan masyarakat untuk membayar pajak telah dijalankan dengan berbagai macam

cara, antaralain:

1.

Pelayanan prima kepada wajib pajak, yan1 berupa penunjukkan account representative

(AR) untuk

melayani

wajib pajak

secara kfiusus yang merupakan upaya khusus agar wajib pajak benar-benar memahami seluk beluk perpajakan. Pelayanar, y^trg lain yaitu pembayaran pajak secaru on line, pendaftarunWajib Pajak serta pelaporannya melalui e-registration.

(9)

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak dan Peranan Aparat ..., Magdalena Nany, Endang Setyawati, Ferani 71

2.

3.

Penyuluhan pajak, yang berupa pembinaan dan pengarahan dari fiskus yang menentukan sukses dan gagalnyapenerimaan pajak dapatdilakukan melalui

media

massa maupun penerangan langsung kepada masyarakat yang membutuhkan informasi perpajakan.

Pemeriksaan pajak, yang dilakukan guna menguji kepatuhan wajib pajak.

Harapan peningkatan

law

enforcement telah diwujudkan melalui kualitas pemeriksaan, profesionalisme tenaga pemeriksa, metode

dan

prosedur pemeriksaan.

Dengan sistem informasi

pemeriksaan

yang

terus disempumakan

ini

diharapkan

akan

menghilangkan tumpang tindih pemeriksaan, sehingga kepastian hukum tentang utang pajak dapat segera diketahui oleh wajib pajak.

Penagihan, yang dilakukan guna membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pajak

bagi wajib

pajak yang belum melunasi utang pajaknya.

Kepatuhan Wajib Pajak Pajak Bumi

dan Bangunan

Kriteria wajib

pajak patuh diatur dalam Keputusan

Dirjen

pajak Nomor 550 Tahun 2000 yang mencantumkan kriteria yang terkait dengan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan pembayaran pajak. Juga dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 544/I(MK o4r200o yang diubah dengan Keputusan

Menteri

Keuangan

No. 235IKMK

0312003. Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut (Pradipta Adiananda e007 :3 5) kriteria waj ib pajakpatuh adalah:

1. wajib

pajak tepat waktu dalam menyampaikan Surat pemberitahuan untuk

semua jenis pajak dalam 2 taht;rr' terakhir.

2. wajib

pajak tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak,

kecuali telah

memperoleh

izin unfuk

mengangsur

atau

menunda pembayaran pajaknya.

3-

Wajib pajak tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka waktu sepuluh (10) tahun terakhir.

4.

Laporan keuangan

wajib

pajak yang diaudit oleh akuntan publik/BpKp harus mendapat stafus wajar tanpa pengecualian, atau dengan pendapat

wajar

dengan pengecualian, sepanjang pengecualian

tersebut

tidak mempengaruhi laba rugi fiskal. Selanjuhrya ditegaskan bahwa seandainya laporan keuangan diaudit, laporan audit tersebut harus disusun dalam bentuk panjang (long

form

report) dan menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal.

4.

(10)

METODE

PENELITIAN

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilik tanah dan bangunan

di

kota Surakarta. Sedangkan sampel dalam penelitian

ini

adalah 150 orang pemilik tanah dan bargunan

di

kota Surakarta. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling,

di

mana pemilihan sampel dari populasi dilakukan secara acak.

Data primer dalam penelitian

ini

diperoleh dengan cara membagikan kuesioner berskala likert 4 secara langsung kopada responden di kota Surakafta.

Pemahaman wajib pajak sebagai variabel independen, dapat diukur dari tingkat pemahaman

wajib pajak

terhadap

hak dan

kewajibannya serta pengisian formulir SPOP. Peranan aparat perpajakan sebagai variabel independen dapat

dilihat dari tingkat

pelayanan

dan

sosialisasi

yang

diberikan

oleh

aparat

perpajakan. Kepatuhan wajib pajak sebagai variabel dependen dapat dilihat dari sudut pandang tunggakan pajak, sanksi perpajakan dan penyampaian SPOP yang diukur berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 235fl(MK.03/2003.

Sedangkan tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah survey dan riset pustaka.

Data dalampenelitian

ini

akan dianalisis dengan metode analisis regresi berganda pada

tingkat

signifrkansi 5o%. Memrrut Bhuono Agung Nugroho (2005:4347) pengujian

ini

digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun persamaatr regresinya adalah:

Y: p+Frxr+Brxr+e

Keterangan:

Y

Xr Xz

B

0,-F,

(r G

Kepatuhan wajib pajak Pemahaman wajib pajak

P eranan aparut perpaj akan Konstaflta

Koefisien regresi Error term

(11)

Pengaruh Pemahaman Wajib Paiak dan Peranan Aparat ..., Magdalena Nany, Endang Setyawati, Ferani

7g

ANALISIS

Hasil Dan Pembahasan

Hasil

uji

Regresi Pengaruh Pemahaman

wajib

Pajak dan peranan Aparat Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan

Tabel

I

Hasil

Uji

Regresi Pengaruh Pemahaman

Wajib

pajak dan peranan Aparat Perpajakan terhadap Kepatuhan

lYajib

pajak Bumi dan

Bangunan

*

Signifikan padatingkat signifikansi 0,05

Berdasarkan

Tabel l,

menunjukkan bahwa pemahaman

wajib

pajak

memiliki

koefisien regresi bertanda

positif

dengan

nilai slg

sebesar 0,000.

Peranan aparat perpajakan

juga memiliki

koefisien regresi bertanda positif dengan

nilai slg

sebesar 0,000.

Hasil

analisis

juga

menunjukkan bahwa pemahaman wajib pajak dan peranan aparat perpajakan secaxa bersama-sama memiliki nilai szg sebesar 0,000.

SIMPULA}I

DAI\

SARAI{

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa

pemahaman

wajib

pajak berpengaruh positif secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak"bumi dan bangunan. Peranan aparut perpajakan juga berpengaruh positif secara signifrkan terhadap kepatuhan

wajib

pajak

bumi

dan bangunan.

Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa pemahaman wajib pajak dan peranan aparat perpajakan secaxa bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan. Tingkat pemahaman wajib pajak bahwa membayar pajak

bumi dan

bangunan

itu

mudah

dan

terdapatnya sistem

yang

menunjang ketnudahan pembayaran pajak

bumi

dan bangunan mempenguror,i

tin;ka;

kepaffian wajib pajak bumi dan bangunan. peranan aparat perpajakan dalam memberikan pelayanan prima kepada para

wajib

pajak, penyuluhan pajak,

Variabel Bebas Koefisien Regresi Sis.

Uji

t

^SiS.

Uji

F

Pemahaman

Wajib Pajak

0,235 0,000*

Peranan

Aparat Perpajakan

0,1 g7 0,000* 0,000*

(12)

pemeriksaan pajak dan penagihan pajak mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak burni dan bangunan.

Kesadaran untuk mematuhi ketentuan pajak yang berlaku berkaitan erat dengan faktor-faktor apakah ketentuan pajak tersebut telah diketahui, diakui, dihargai, dan ditaati. Apabila seseorang hanya mengetahui, berarti kesadaran hukumnya lebih rendah daripada mereka yang mengakui, demikian seterusnya.

Dengan adanyakesadaran dan kepedulian pajak di dalam diri wajib pajak, maka pemahaman akan kewajiban perpajakannya akan tercipta yang pada akhirnya mengarah pada kepatuhan wajib pajak.

Saran

Untuk mencapai tingkat pemahaman tersebut dibutuhkan peranan dari aparat perpajakan. Menurut

Tiono

(2006) fungsi pembinaan yang dilalnrkan oleh fiskus terhadap

wajib

pajak hendaknya ditingkatkan. Apabila otoritas pajak hendak memutuskan kebijakan, terlebih dahulu harus mengadakan survei yang disosialisasikan. Kebijakan harus jelas, kebijakan harus seimbang antara hak dan kewajiban, penetapan sanksi yang

lebih

berat dan

tarif

yang rasional.

Kebijakan berorientasi pada azas-azas hukum pajak dan tax regulation.

DAFTAR PUSTAKA

Apollo,

2006. Dengan Pajak

Kita

Wujudkan Kemandirian Bangsa. Panitia Lomba Karya Tulis Perpajakan. Jaknrta.

Nugroho, Bhuono

Agung, 2005,

Strategi

Jitu Memilih Metode

Statistik Penelitian Dengan SPSS. Andi Yogtakarta.

Direktorat Jendral

Pajak,

2006,

The

Indonesian

Tax in Brief

Tinjauan Perpajakan Indonesia Koperasi

Peganai Kantor

Pusat Direktorat Jendral Pajak.

Jogiyanto, 2}}4,Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman.

BPFE Yogtakarta.

Mardiasmo, 2006, Peryajakan Edisi Revisi. Andi Yogtakarta.

(13)

Pengaruh PemahamanWajib Paiakdan PerananAparat..., Magdahna Nany, EndangSetyawati, Ferani

75

Indriantoro,

Nur

dan Supomo, Bambang, 2A02, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE Yogtakarta.

Adiananda, Pradipta, 2007, Fakor-faktor

yang

Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak dalam Melaksanakan Kewajiban Perpajakan Slcripsi St, tidak dipublikasikan. (Jnivers itas Sebelas Maret Surakarta.

Supramono

dan

Damayanti, Theresia

Woro,

2005, Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitun9aa Andi Yogtakarto.

Tiono, Kesuma Hadi, 2006,Determinan yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Menerapkan Akuntansi Pajak Library @ lib.unair.ac.id.

Referensi

Dokumen terkait

Tindakan ini dilakukan Apabila Wajib Pajak tidak membayar pajak terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam Surat Tagihan Pajak (STP), atau

Atas dasar fungsi penghitungan tersebut Wajib Pajak berkewajiban untuk membayar pajak sebesar pajak yang terutang ke bank persepsi atau kantor pos, dan

“Setiap wajib pajak membayar pajak terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dengan tidak menggatungkan pada adanya surat ketetapan

Tanggung jawab ini diwujudkan dengan di berikannya kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya, sedangkan

(1) Apabila wajib retribusi tidak membayar atau kurang membayar retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2), Bupati atau Pejabat yang ditunjuk

(2) SKRD atau karcis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh petugas yang ditunjuk kepada Wajib Retribusi sebagai dasar untuk membayar

Yaitu melalui pendampingan kepada wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya, mulai dari menghitung pajak terutang, membayar pajak dengan e-Billing, dan melaporkan SPT

Pajak merupakan suatu pungutan terutang yang diambil negara kepada wajib pajak yang dapat dipaksakan agar dibayarkan dengan tidak mendapat manfaat kembali dari pajak yang mereka