• Tidak ada hasil yang ditemukan

PBL SKENARIO 1 – BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG “KEPUTIHAN”

N/A
N/A
Sekar Nuryani

Academic year: 2023

Membagikan "PBL SKENARIO 1 – BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG “KEPUTIHAN”"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PBL SKENARIO 1 – BLOK REPRODUKSI DAN TUMBUH KEMBANG

“KEPUTIHAN”

Pasien wanita, umur 30 tahun, Ibu seorang wanita karir, datang berobat ke dokter dengan keluhan keputihan yang banyak berwarna putih menggumpal, disertai bau apek disertai gatal sejak 3 bulan yang lalu dan dalam 2 minggu ini bertambah banyak dan gatal sekali. Penderita mempunyai siklus menstruasi yang normal dan tidak menggunakan kontrasepsi. Aktifitas sehari hari dikantor sering menggunakan celana jeans. Pasien sudah menikah 2 tahun lalu.

Suami penderita bekerja sebagai Marketing perusahaan yang sering keluar kota dan riwayat melakukan hubungan seksual dengan wanita lain disangkal. Pada pemeriksaan genetalia eksterna : labium mayus dan minus tampak eritema dengan erosi. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan: discharge vagina putih menggumpal dan tampak melekat pada dinding vagina portio tampak hiperemis . Pasien disarankan melakukan Pemeriksaan PAP’smear.

KATA SULIT

1. Kontrasepsi: Alat atau obat atau tindakan yang bertujuan untuk mencegah kehamilan 2. Genitalia eksterna: organ genitalia luar yang meliputi mons pubis, labia mayora, labia

minora, vestibulum vagina, ostium vagina, clitoris, urethra feminina, dan perineum 3. Labium mayus: lipatan kulit atau bibir luar vagina yang tebal dan perluasan dari

daerah mons pubis

4. Labium minus: terletak di sebelah dalam labia mayora dan berada disekitar ostium vagina

5. Eritema: Kemerahan pada kulit akibat pelebaran pembuluh darah kapiler 6. Erosi: Kerusakan kulit sampai stratum spinosum

7. Inspekulo: masukkan alat spekulum, untuk melihat dinding vagina dan portio (bagian serviks yang berada di dalam vagina)

8. Discharge vagina: Keluarnya cairan atau sekret dari organ yang berongga (cairan berupa selain darah)

9. Portio vagina: Bagian servix uteri yang menonjol ke mulut Rahim

10. PAP’smear: Pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk melihat adanya perubahan atau keganasan

11. Keputihan: Sekret atau cairan yang keluar dari vagina dan memiliki tekstur yang cair menuju kental, berwarna putih bening, dan tidak berbau

(2)

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Bagaimana cara untuk membedakan keputihan fisiologis dan patologis?

- Keputihan fisiologis:

Berupa cairan jernih, tidak berbau dan tidak gatal, mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang.

- Keputihan patologis:

Cairan eksudat yang berwarna, mengandung banyak leukosit, jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas, sehingga seringkali menyebabkan luka akibat garukan di daerah mulut vagina.

2. Bagaimana hubungan pemakaian alat kontrasepsi dengan keputihan?

adanya kemungkinan saat pemasangan IUD terdapat alat yang kurang steril, sehingga dapat memicu keluarnya cairan di area vagina. Kondisi ini dapat mengundang jamur, virus atau bakteri.

3. Mengapa sekret vagina pasien berwarna putih menggumpal dan berbau apek serta menimbulkan rasa gatal?

Keputihan menggumpal bisa menjadi tanda infeksi bakteri Gardnerella vaginalis.

Serta Gardnerella menghasilkan asam amino yang diubah menjadi senyawa amin yang menimbulkan bau amis.

4. Mengapa pada labia mayor dan labia minor terdapat eritema dan erosi?

Eritema terjadi akibat dari inflamasi. Sedangkan, erosi merupakan manifestasi sekunder yang disebabkan timbulnya gatal akibat garukan tersebut.

5. Apa penyebab keputihan?

- Keputihan fisiologis:

a) Infeksi jamur: candida albicans

b) Infeksi Bakteri: Gonococcus sp., Clamydia trachomatis, Gardnerella sp. dan Treponema pallidum.

c) Infeksi Parasit: Trichomonas vaginalis. Penularannya yang paling sering adalah dengan koitus.

d) Infeksi Virus: Human Papiloma Virus (HPV) dan Herpes simplex

(3)

e) Benda asing: kondom yang tertinggal f) Neoplasma jinak

g) Kanker

h) Menopause: hormon estrogen telah berkurang sehingga lapisan vagina menipis/menjadi kering, menyebabkan gatal yang memicu untuk terjadinya luka kemudian infeksi

6. Apa saja klasifikasi keputihan?

- Keputihan fisiologis:

Berupa cairan jernih, tidak berbau dan tidak gatal, mengandung banyak epitel dengan leukosit yang jarang.

- Keputihan patologis:

Cairan eksudat yang berwarna, mengandung banyak leukosit, jumlahnya berlebihan, berbau tidak sedap, terasa gatal atau panas, sehingga seringkali menyebabkan luka akibat garukan di daerah mulut vagina.

7. Bagaimana tatalaksana yang dapat dilakukan?

Farmakologi: Anti jamur (ex: Mikonazol, flukonazol, ketokonazol), antibiotic (ex:

Clyndamicyn, metronidazole), anti virus (asiklovir), antiseptik (povidone iodine), dll Non-Farmakologi: Menjaga kebersihan diri, mengurangi pemakaian zat kimia dan penggunaan celana dengan bahan yang ketat dan tidak menyerap keringat

8. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan?

- Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin dan anus dengan seksama - Gunakan sabun lembut tanpa pewangi saat mandi untuk menjaga keasaman vagina - Mengeringkan alat kelamin dengan tisu atau handuk agar tidak lembab

- Tidak memakai celana dalam yang terlalu ketat

- Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina kering sepanjang hari

9. Apa indikasi dilakukan pap smear?

Karena terdapat vaginal discharge yang abnormal dan untuk skrining pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual aktif, deteksi dini adanya keganasan pada

(4)

serviks, pemantauan setelah tindakan pembedahan, radioterapi, atau kemoterapi kanker serviks

10. Apa saja faktor resiko terjadinya keputihan?

Memiliki beberapa pasangan seksual

Tidak menggunakan kondom saat berhubungan intim

Memiliki kondisi yang melemahkan sistem imun

Menggunakan kontrasepsi hormonal

Stress

Mengonsumsi antibiotik

Tidak menjaga kebersihan organ intim

11. Apa saja komplikasi yang memungkinkan ditimbulkan?

Vulvitis, vaginitis, serviksitis, penyakit radang panggul (PID)

12. Bagaimana korelasi keputihan dengan bahan pakaian pasien (jeans)?

celana yang terlalu ketat menyebabkan permukaan vagina menjadi lebih mudah berkeringat. Disarankan menggunakan celana dalam yang bahannya menyerap keringat seperti katun. Celana dalam dari satin atau bahan sintetik lain membuat suasana disekitar vagina panas dan lembab

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melakukan hal seperti itu dapat meringankan keluhan yang ibu rasakan yaitu sulit tidur 5 Menganjurkan kepada ibu untuk tetap mobilisasi bertahap seperti biasanya akan tetapi

kemaulan dengan mengganti pembalut minimal 2 kali sehari atau bila terasa lembab R/ derah kewanitaan yang lembab mengandung banyak bakteri atau jamur sehingga bisa menyebabkan infeksi