• Tidak ada hasil yang ditemukan

PBM SEMESTER GENAP Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Jalasman

Academic year: 2023

Membagikan "PBM SEMESTER GENAP Bahasa Indonesia "

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kelas : XII TKR & XII TSM

Hari/Tanggal : Selasa / 10 Januari 2023 Jam : 1-2

Waktu : 90 Menit

PBM SEMESTER GENAP

Bahasa Indonesia

(2)

Teks Cerita Sejarah

(3)

Peta konsep

TEKS CERITA SEJARAH

DEFINISI TEKS CERITA SEJARAH

CIRI TEKS CERITA SEJARAH

STRUKTU R TEKS CERITA SEJARAH

CIRI KEBAHA

SAAN

KAIDAH KEBAHA

SAAN

JENIS TEKS CERITA SEJARAH

CONTOH

TEKS

CERITA

SEJARAH

(4)

Definisi Teks Cerita Sejarah

Teks cerita sejarah adalah

sebuah teks yang menceritakan atau

menginformasikan kepada pembaca

mengenai sebuah aksi, peristiwa, atau

kejadian sejarah dalam sebuah urutan

kronologis. 

(5)

CIRI – CIRI TEKS SEJARAH

1. Disajikan secara kronologis atau urutan peristiwa atau urutan kejadian.

2. Bentuk teks cerita ulang (recount).

3. Struktur teksnya : orientasi,urutan peristiwa,reorientasi.

4. Sering menggunakan konjungsi temporal.

5. Isi berupa fakta.

(6)

Struktur Teks Cerita Sejarah

Struktur

merupakan bagian pengenalan atau pembuka dari teks

cerita sejarah.

merupakan rekaman peristiwa sejarah yang terjadi, yang biasanya disampaikan dalam urutan kronologis.

berisi komentar pribadi penulis tentang peristiwa atau kejadian sejarah yang diceritakan. Bagian ini

merupakan tahapan yang bersifat pilihan, artinya boleh saja bagian ini tidak disajikan oleh penulis teks cerita sejarah.

Orienta si

Urutan Pristiwa

Reorient

asi

(7)

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah

Ciri Kebahasaan Teks Cerita Sejarah 1. Konjungsi temporal

Konjungsi temporal adalah kata hubung yang menghubungkan dua kejadian atau peristiwa,konjungsi temporal dibagi kedalam beberapa jenis diantaranya adalah:

Konjungsi temporal yang menghubungkan dua hal sederajat misalnya apabila, bilamana, demi, hingga ketika,sejak,selama,semenjak sementara,tatkala,waktu,setelah,sesudah dan sebagainya.

Konjungsi temporal yang menghubungkan dua buah kalimat yang sederajat, yang termasuk kedalam konjungsi temporal ini diantaranya adalah setelahnya dan

sesudahnya.

2. Nomina/kata benda

Untuk nomina dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sebagai berikut:

a) Nomina modifikatif misalnya dua botol,ruang makan dan lain sebagainya.

b) Nomina kordinatif (kata benda saling menerangkan),  misalnya sandang pangan,lahir batin,hak dan kewajiban,sarana dan prasarana,adil dan makmur dan lain sebagainya.

c) Nomina apositif, sebagai keterangan yang diselipkan atau ditambahkan,misalnya pergi berlibur ke garut, teman sekamarku,Aulia dan lain sebagainya.

(8)

3. Verba

Ini sama halnya dengan kelompok nomina di bagi menjadi beberapa kelompok yaitu verma modifikatif, verba kordinatif dan verba apositif.

4. Nominalisasi

adalah proses pembentukan nomina atau kata benda dari kelas yang lain dengan

menggunakan istilah tertentu, biasanya sering digunakan pada bahasa yang digunakan untuk menjelaskan isi dari penceritaan ulang. Dalam pembetukan nomina biasanya selalu melibatkan pemberian imbuhan antara lain:

Sufiks atau akhiran, seperti misalnya akhiran an, at, si, isme, is or dan tas, sebagai contoh misalnya aku sangat menyukai manisan yang dibuat istriku, atau Dia adalah seorang

komikus terkenal di dunia dan lain sebagainya.

Prefiks atau awalan, misalnya seperti pe, se, ke, seperti misalnya saya sekantor dengan dia, atau pedagang itu sangat jujur

Konfiks atau gabungan awalan dan akhiran, seperti misalnya ke-an, pe-an dan per-an, misalnya kalimat yang mengandung kata seperti pengaturan, pertunjukan atau

kekayaan dan lain sebagainya.

Infiks atau sisipan, seperti misalnya el dan er,seperti misalnya kalimat yang mengandung

kata seperti gelembung, seruling, telunjuk dan lain sebagainya.

(9)

Kaidah teks cerita sejarah

Kaidah teks  cerita sejarah

Kaidah atau aturan teks dalam cerita sejarah biasanya selalu melibatkan kata kerja (verba) material, pronomina atau kata ganti, kata-kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, adanya  dan konjungsi (kata penghubung) temporal.

Untuk lebih jelasnya bisa lihat dibawah ini.

Pronomina (kata ganti), merupakan kata yang digunakan untuk menggantikan benda dan menamai seseorang atau sesuatu secara tidak langsung.

Frasa adverbial, meupakan kata yang menunjukan kejadian atau peristiwa, waktu, dan tempat.

Verba material, merupakan kata yang berfungsi untuk menunjukan aktivitas atau perbuatan nyata yang dilakukan oleh partisipan. Kata kerja material

menunjukan perbuatan fisik atau peristiwa, misalnya membaca, menulis, dan menyapu.

Konjungsi Temporal (kata sambung waktu), berguna untuk menata urutan-

urutan peristiwa yang diceritakan, teks cerita sejarah banya memanfaatkan

konjungsi (kata penghubung) temporal.

(10)

Jenis – Jenis Teks Cerita Sejarah

Jenis Isi teks cerita sejarah

Secara umum teks cerita sejarah dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Cerita sejarah fiksi yaitu cerita sejarah yang tidak nyata. Jalan cerita pada teks sejarah fiksi disusun berdasarkan kisah dari dunia nyata dan disajian berdasarkan sudut pandang pribadi pengarangnya. Karakter tokoh yang terdapat pada cerita tidak digambakan sepenuhnya. Jenis-jenis cerita sejarah fiksi adalah:

Novel Cerpen Legenda

2. Cerita sejarah non fiksi yaitu cerita sejarah yang benar-benar pernah terjadi atau nyata. Jenis-jenis cerita sejarah non fiksi adalah:

Biograf

Autobiograf

Cerita perjalanan

Catatan sejarah.

(11)

Gempa Bumi Sumatera Barat 30 September 2009

Orientasi

BMKG 30/9/15, Hari ini 6 (enam) tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 30 September 2009 pukul 17:16:09 WIB seluruh wilayah Sumatera Barat merasakan guncangan gempabumi yang sangat kuat, guncangan yang disebabkan

oleh gempabumi tersebut juga dirasakan di kota-kota Sumatera lainnya, bahkan guncangan tersebut terasa sampai ke Singapura, Malaysia, Thailand dan juga di Jakarta dengan intensitas III MMI. Gempabumi dengan kekuatan 7.9 SR dengan kedalaman 71 km dan pusat gempa pada 0.84 LS

– 99.65 BT ini kurang lebih sekitar 57 Km Barat Daya Pariaman, Sumatera Barat, gempa ini telah memporak-

porandakan hampir seluruh wilayah Sumatera Barat khususnya wilayah pantai Barat Sumbar.

Urutan Peristiwa

Melihat hasil peta guncangan (shakemap) yang diakibatkan oleh gempabumi tanggal 30 September 2009, maka intensitas guncangan gempa yang sangat kuat terjadi di

Pariaman, Agam, Padang dengan intensitas VIII MMI, berdasarkan skala Modified Mercalli Intensity merupakan

skala ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur

bangunan, lingkungan pada suatu tempat tertentu maka intensitas pada skala VIII MMI ini dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan yang tidak kuat , kerusakan ringan pada bangunan-bangunan dengan konstruksi yang kuat, retak-retak pada bangunan yang kuat, dinding dapat

terlepas dari kerangka rumah, sedangkan kota-kota di

Sumatera Barat lainnya dengan intensitas VI-VII MMI antara lain di Bukit Tinggi, Padang Panjang,Pasaman, Pasaman

Barat, Batu Sangkar, Solok, Solok selatan, dan Pesisir Selatan.

Gempa bumi tersebut telah menyebabkan sedikitnya 1100 orang meninggal, 2180 orang luka-luka dan 2650

bangunan rumah rusak berat/ringan termasuk gedung- gedung kantor, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, pasar,

jalan, jembatan dengan kerusakan paling parah sepanjang pantai Barat Sumatera Barat juga telah menyebabkan jaringan listrik dan komunikasi terputus, sebagian besar korban disebabkan karena tertimpa reruntuhan bangunan

dikarenakan kontruksi bangunan yang tidak aman,akibat gempa juga terjadi eksodus besar-besaran warga yang tinggal disekitar pantai ke tempat lain karena adanya isu akan datangnya gelombang tsunami.Wilayah barat pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang terletak

pada pinggiran lempeng aktif dunia hal ini dapat dilihat pada tingginya kejadian gempabumi diwilayah ini karena

wilayah ini adalah daerah pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng tektonik Eurasia. Sumber

gempa di wilayah ini tidak hanya bersumber dari pertemuan lempeng tektonik tersebut tetapi juga dikarenakan adanya sesar Mentawai (Mentawai Fault System) dan sesar Sumatera (Sumatera Fault System).

Dengan adanya 3 (tiga) sumber gempabumi tersebut menambah kompleknya tektonik wilayah Sumatera dan

menyebabkan wilayah Sumatera

(12)

merupakan daerah yang rawan terhadap Gempa bumi. Wilayah barat pulau Sumatera merupakan salah satu kawasan yang

terletak pada pinggiran lempeng aktif dunia hal ini dapat dilihat pada tingginya kejadian gempabumi diwilayah ini

karena wilayah ini adalah daerah pertemuan lempeng tektonik Indo-Australia dengan lempeng tektonik Eurasia.

Sumber gempa di wilayah ini tidak hanya bersumber dari pertemuan lempeng tektonik tersebut tetapi juga dikarenakan adanya sesar Mentawai (Mentawai Fault System) dan sesar Sumatera (Sumatera Fault System).

Dengan adanya 3 (tiga) sumber gempabumi tersebut menambah kompleknya tektonik wilayah Sumatera dan menyebabkan wilayah Sumatera merupakan daerah yang

rawan terhadap Gempabumi.

Berdasarkan katalog gempabumi merusak BMKG, ke-tiga sumber gempabumi di Sumatera tersebut, baik gempabumi yang terjadi di Subduksi, sesar Mentawai dan sesar Sumatera

telah menyebabkan kerusakan bangunan dan juga korban jiwa, yaitu dimulai pada tahun 1926 gempabumi terjadi disekitar danau Singkarak yang menyebabkan 354 orang meninggal dunia, kejadian gempabumi selanjutnya berturut-

turut terjadi pada tahun 1977, 1979, 1993, 1994, 1995, 1998, 2004, 2005, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Beberapa

gempabumi tersebut disamping menyebabkan kerusakan bangunan juga menimbulkan tsunami.

Reorientasi

Kini setelah 6 tahun berlalu kejadian itu masih teringat pada sebagian besar masyarakat Sumatera Barat karena

disamping diantaranya menjadi korban reruntuhan bangunan yang disebabkan oleh gempabumi juga sebagian dari mereka kehilangan keluarga dan harta

bendanya dan mereka juga masih trauma dengan kejadian gempabumi 30 September 2009.

Mengingat wilayah Sumatera merupakan wilayah yang rawan terjadinya gempabumi dimana gempabumi juga mempunyai return periode kejadiannya maka dengan melihat kembali sejarah kejadian gempabumi dimasa lalu

dapat meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya pemahaman tentang gempa bumi, Mengetahui daerah-

daerah rawan gempabumi, respon atau tindakan sebelum,sesaat dan setelah terjadinya gempabumi haruslah dipahami dan yang penting adalah sosialisasi

yang menerus kepada masyarakat tentang ancaman bahaya gempabumi serta sosialisasi dari pemerintah pusat daerah dan juga lembaga swadaya masyarakat tentang pentingnya kontruksi rumah aman gempa pada

daerah rawan gempa, sedangkan masyarakat yang tinggal didaerah pantai disamping memahami hal tersebut diatas juga mengetahui jalur-jalur evakuasi yang

sudah ada disetiap wilayah perkampungan, juga meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melakukan

evakuasi sesegera mungkin sesaat setelah merasakan guncangan gempabumi yang kuat untuk menjauh dari

pantai mencari tempat-tempat yang tinggi.

(13)

Terima Kasih

Sampai bertemu Kembali

dalam PBM minggu depan.

Referensi

Dokumen terkait