NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL
NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL
NEGERI NEGERILIMA MENARA
LIMA MENARA
KARYA AHMAD FUADI KARYA AHMAD FUADI (Tinjauan Psikologi Sastra)
(Tinjauan Psikologi Sastra)
SKRIPSI SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Oleh:
Oleh:
MARIA ULPA MARIA ULPA A310060127 A310060127
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
2010
BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.
A. Latar BelakangLatar Belakang
Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Hal tersebut merupakan jabaran kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Hal tersebut selaras dengan pendapat Semi (1998:8) sastra adalah suatu bentuk dan hasil selaras dengan pendapat Semi (1998:8) sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan
pekerjaan seni seni kreatif kreatif yang yang objeknya objeknya adalah adalah manusia manusia dan dan kehidupannyakehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra merupakan karya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra merupakan karya seni yang imajinatif sehingga ia harus diciptakan dengan suatu daya seni yang imajinatif sehingga ia harus diciptakan dengan suatu daya
kreativitas, kreativitas itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan kreativitas, kreativitas itu tidak saja dituntut dalam upaya melahirkan pengalaman
pengalaman batin batin dalam dalam bentuk bentuk karya karya sastra, sastra, tetapi tetapi lebih lebih dari dari itu. itu. Ia Ia harusharus pula
pula kreatif kreatif dalam dalam memilih memilih unsur-unsur unsur-unsur terbaik terbaik dari dari pengalaman pengalaman hiduphidup manusia yang dihayatinya.
manusia yang dihayatinya.
Sastra adalah ciptaan kreatif imajinatif manusia bertolok dari Sastra adalah ciptaan kreatif imajinatif manusia bertolok dari kehidupan nyata yang ditulis atau dicetak serta memiliki ekspresi estetis, kehidupan nyata yang ditulis atau dicetak serta memiliki ekspresi estetis, misalnya puisi, drama, dan cerita rekaan. Ekspresi estetis merupakan upaya misalnya puisi, drama, dan cerita rekaan. Ekspresi estetis merupakan upaya pengeluaran
pengeluaran pengalaman, pengalaman, perasaan, perasaan, dan dan pikiran pikiran dari dari dalam dalam diri diri manusia.manusia.
Wellek dan Austin Warren (1993:12) berpendapat selaras bahwa sastra
Wellek dan Austin Warren (1993:12) berpendapat selaras bahwa sastra adalahadalah segala sesuatu yang tertulis dan tercetak dan membatasinya pada mahakarya segala sesuatu yang tertulis dan tercetak dan membatasinya pada mahakarya yang menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya.
yang menonjol karena bentuk dan ekspresi sastranya.
Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang, Karya sastra merupakan gambaran kehidupan hasil rekaan seseorang, yang sering kali menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap latar yang sering kali menghadirkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap latar belakang
belakang dan dan keyakinan keyakinan pengarang. pengarang. Sebagai Sebagai salah salah satu satu produk produk sastra, sastra, novelnovel
memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi memegang peranan penting dalam memberikan pandangan untuk menyikapi hidup secara artistik imajinatif. Hal ini memungkinkan karena persoalan yang hidup secara artistik imajinatif. Hal ini memungkinkan karena persoalan yang dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.
dibicarakan dalam novel adalah persoalan tentang manusia dan kemanusiaan.
Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat, terbukti dengan banyaknya Perkembangan novel di Indonesia cukup pesat, terbukti dengan banyaknya novel baru yang diterbitkan. Novel-novel tersebut memiliki bermacam- novel baru yang diterbitkan. Novel-novel tersebut memiliki bermacam- macam tema dan isi, antara lain tentang problem-problem sosial yang pada macam tema dan isi, antara lain tentang problem-problem sosial yang pada umumnya terjadi dalam masyarakat, termasuk yang berhubungan perasaan umumnya terjadi dalam masyarakat, termasuk yang berhubungan perasaan dan kejiwaan. Hal ini sangatlah menarik dibicarakan karena jiwa adalah dan kejiwaan. Hal ini sangatlah menarik dibicarakan karena jiwa adalah hakikat kehidupan makhluk yang bernyawa.
hakikat kehidupan makhluk yang bernyawa.
Novel
Novel sebagai sebagai salah salah satu satu bentuk bentuk karya karya sastra sastra diharapkandiharapkan memunculkan nilai-nilai positif bagi penikmatnya, sehingga mereka peka memunculkan nilai-nilai positif bagi penikmatnya, sehingga mereka peka terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan mendorong untuk berprilaku yang baik. Novel juga merupakan ungkapan mendorong untuk berprilaku yang baik. Novel juga merupakan ungkapan fenomena sosial dalam aspek-aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai fenomena sosial dalam aspek-aspek kehidupan yang dapat digunakan sebagai sarana mengenal manusia dan zamannya. Novel yang semakin bersinar di sarana mengenal manusia dan zamannya. Novel yang semakin bersinar di masa kini tak lain adalah cerita yang berkelanjutan tentang manusia yang masa kini tak lain adalah cerita yang berkelanjutan tentang manusia yang dipoles sedemikian rupa oleh penulis-penulis yang kreatif.
dipoles sedemikian rupa oleh penulis-penulis yang kreatif.
Pemilihan novel
Pemilihan novel Negeri Negeri Lima Lima MenaraMenara dilatarbelakangi oleh adanyadilatarbelakangi oleh adanya keinginan untuk memahami nilai-nilai edukatif yang tercermin dari perilaku keinginan untuk memahami nilai-nilai edukatif yang tercermin dari perilaku tokoh-tokoh dalam novel ini. Novel
tokoh-tokoh dalam novel ini. Novel Negeri Negeri Lima Lima MenaraMenara yang selanjutnya yang selanjutnya ditulis
ditulis N5M N5M mempunyai nilai didik positif yaitu penjelasan mengenai nilai- mempunyai nilai didik positif yaitu penjelasan mengenai nilai- nilai keteladanan lembaga pendidikan sehingga dapat dijadikan panutan atau nilai keteladanan lembaga pendidikan sehingga dapat dijadikan panutan atau
masukan bagi penikmatnya. Novel
masukan bagi penikmatnya. Novel N5M N5M karya Ahmad Fuadi dipilih karena karya Ahmad Fuadi dipilih karena memiliki beberapa kelebihan baik dari segi isi
memiliki beberapa kelebihan baik dari segi isi maupun bahasanya.maupun bahasanya.
Dari segi isi novel
Dari segi isi novel N5M N5M karya Ahmad Fuadi berkisah karya Ahmad Fuadi berkisah tentang seorangtentang seorang anak dari Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Bukit Tinggi yang merantau anak dari Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Bukit Tinggi yang merantau jauh
jauh ke ke Jawa Jawa Timur Timur untuk untuk sekolah sekolah agama agama walau walau dengan dengan berat berat hati hati demidemi memenuhi permintaan ibunya; ampuhnya petuah kiai yang menyuruh untuk memenuhi permintaan ibunya; ampuhnya petuah kiai yang menyuruh untuk ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menggerjakan pekerjaan; kedisiplinan ikhlas dan bersungguh-sungguh dalam menggerjakan pekerjaan; kedisiplinan yang kokoh; persahabatan yang tidak pernah putus walau jarak memisahkan;
yang kokoh; persahabatan yang tidak pernah putus walau jarak memisahkan;
serta tercapainya cita-cita yang didasari keyakinan yang penuh. Kisah ini serta tercapainya cita-cita yang didasari keyakinan yang penuh. Kisah ini
diperankan oleh enam sahabat yang berasal dari daerah yang berbeda-beda diperankan oleh enam sahabat yang berasal dari daerah yang berbeda-beda dengan ciri khas dan pandangan hidup masing-masing. Hal ini dengan ciri khas dan pandangan hidup masing-masing. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidak semua tempat belajar ilmu agama itu mengisyaratkan bahwa tidak semua tempat belajar ilmu agama itu terbelakang, tidak modern dari segi ilmu, atau
terbelakang, tidak modern dari segi ilmu, atau pun kualitas lulusannya rendah.pun kualitas lulusannya rendah.
Tetapi justru sebaliknya, dari pondoklah seseorang memiliki nilai lebih jika Tetapi justru sebaliknya, dari pondoklah seseorang memiliki nilai lebih jika dibanding dengan yang hanya lulusan sekolah umum saja.
dibanding dengan yang hanya lulusan sekolah umum saja.
Masalah lingkungan pesantren menjadi latar cerita yang merupakan Masalah lingkungan pesantren menjadi latar cerita yang merupakan daya pikat dan nilai tambah bagi pem
daya pikat dan nilai tambah bagi pembaca. Hal ini mengajarkan untuk banyakbaca. Hal ini mengajarkan untuk banyak bergaul,
bergaul, taat taat pada pada peraturan, peraturan, belajar belajar hidup hidup mandiri, mandiri, sampai sampai pada pada menjadimenjadi pemimpin
pemimpin sejati. sejati. Kelebihan Kelebihan lainnya lainnya adalah adalah gaya gaya bahasa bahasa yang yang lugas, lugas, jernih,jernih, mudah dipahami serta pencitraan yang terdapat dalam novel
mudah dipahami serta pencitraan yang terdapat dalam novel N5M N5M mudah mudah diekspresikan dan diinterpretasikan.
diekspresikan dan diinterpretasikan.
Teori psikologi sastra dipilih sebagai metode analisis karena peneliti Teori psikologi sastra dipilih sebagai metode analisis karena peneliti ingin memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur ingin memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur
kejiwaan tokoh-tokoh yang terkandung dalam novel
kejiwaan tokoh-tokoh yang terkandung dalam novel N5M N5M . Aspek-aspek. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra. Hal ini kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra. Hal ini selaras dengan pendapat Ratna (2004:343) sebagai dunia, karya sastra selaras dengan pendapat Ratna (2004:343) sebagai dunia, karya sastra memasukkan berbagai aspek kehidupan ke dalamnya, khususnya manusia.
memasukkan berbagai aspek kehidupan ke dalamnya, khususnya manusia.
Pada umumnya, aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek Pada umumnya, aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra, sebab dalam diri manusia aspek kejiwaan utama psikologi sastra, sebab dalam diri manusia aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan.
dicangkokkan dan diinvestasikan.
Satu hal yang tidak mungkin terlepas dari penciptaan karya sastra Satu hal yang tidak mungkin terlepas dari penciptaan karya sastra adalah kejiwaan, baik kejiwaan pengarang, kejiwaan tokoh-tokoh fiksional adalah kejiwaan, baik kejiwaan pengarang, kejiwaan tokoh-tokoh fiksional
dalam karya sastra maupun kejiwaan pembaca. Sastra merupakan dalam karya sastra maupun kejiwaan pembaca. Sastra merupakan pencerminan
pencerminan dari dari segi segi kehidupan kehidupan manusia manusia yang yang di di dalamnya dalamnya memuat memuat sikap,sikap, tingkah laku, pemikiran, pengetahuan, tanggapan, perasaan, imajinasi tingkah laku, pemikiran, pengetahuan, tanggapan, perasaan, imajinasi mengenai manusia itu sendiri. Pengarang berusaha merefleksikan segi-segi mengenai manusia itu sendiri. Pengarang berusaha merefleksikan segi-segi kehidupan manusia itu ke dalam karya sastra sehingga terciptalah sebuah kehidupan manusia itu ke dalam karya sastra sehingga terciptalah sebuah karya sastra yang menarik untuk diteliti.
karya sastra yang menarik untuk diteliti.
Adapun alasan diangkatnya nilai-nilai edukatif sebagai bahan kajian Adapun alasan diangkatnya nilai-nilai edukatif sebagai bahan kajian karena novel ini mempunyai kelebihan tersendiri. Apalagi didukung latar karena novel ini mempunyai kelebihan tersendiri. Apalagi didukung latar pesantren
pesantren yang yang di di dalamnya dalamnya segala segala sesuatu sesuatu yang yang terlihat terlihat merupakan merupakan prosesproses pendidikan. Baik
pendidikan. Baik berbentuk tatap berbentuk tatap muka di muka di kelas kelas sampai sampai pada hukuman pada hukuman yangyang dijatuhkan atas pelanggaran yang dilakukan oleh santri.
dijatuhkan atas pelanggaran yang dilakukan oleh santri.
B.
B. Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Bagaimana struktur yang membangun novelBagaimana struktur yang membangun novel Negeri Lima Menara Negeri Lima Menara karya karya Ahmad Fuadi?
Ahmad Fuadi?
2.
2. Bagaimana nilai-nilai edukatif yang tergambar dalam novelBagaimana nilai-nilai edukatif yang tergambar dalam novel Negeri Lima Negeri Lima Menara
Menara karya Ah karya Ahmad Fuadi mad Fuadi tinjauan psikologtinjauan psikologi sastra?i sastra?
C.
C. TujuanTujuan PenelitianPenelitian
Tujuan suatu penelitian haruslah jelas supaya tepat sasaran. Adapun Tujuan suatu penelitian haruslah jelas supaya tepat sasaran. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
1. Mendeskripsikan struktur yang membangun novelMendeskripsikan struktur yang membangun novel Negeri Lima Menara Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi;
karya Ahmad Fuadi;
2.
2. Memaparkan nilai edukMemaparkan nilai edukatif yang tergambatif yang tergambar dalam ar dalam novelnovel Negeri Lima Negeri Lima Menara
Menara karya Ahmad Fuadi ditinjau karya Ahmad Fuadi ditinjau dari psikologi sastra.dari psikologi sastra.
D.
D. Manfaat PenelitianManfaat Penelitian
Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoretis Suatu penelitian ilmiah harus memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis, sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh maupun praktis, sehingga teruji kualitas penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini seorang peneliti. Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
adalah sebagai berikut.
1.
1. Manfaat teoretisManfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas khasanah ilmu pengetahuan
pengetahuan terutama terutama di di bidang bidang bahasa bahasa dan dan sastra sastra Indonesia Indonesia sertaserta
menambah wawasan dan pengetahuan penulis, pembaca dan pecinta menambah wawasan dan pengetahuan penulis, pembaca dan pecinta sastra.
sastra.
2.
2. Manfaat praktisManfaat praktis a.
a. Mengetahui nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam novelMengetahui nilai-nilai edukatif yang terdapat dalam novel Negeri Negeri Lima Menara
Lima Menarakarya Ahmad Fuadi;karya Ahmad Fuadi;
b.
b. Dapat memahami karakter tokoh-tokoh yang ada dalam novelDapat memahami karakter tokoh-tokoh yang ada dalam novel Negeri Negeri Lima Menara,
Lima Menara, menangkap apa yang diharapkan oleh penulis setelahmenangkap apa yang diharapkan oleh penulis setelah novel dibaca atau diinterpretasikan oleh para pembacanya;
novel dibaca atau diinterpretasikan oleh para pembacanya;
c.
c. Sebagai motivasi dan referensi penelitian karya sastra Indonesia agarSebagai motivasi dan referensi penelitian karya sastra Indonesia agar
setelah peneliti melakukan penelitian ini muncul penelitian- setelah peneliti melakukan penelitian ini muncul penelitian- penelitian
penelitian baru baru sehingga sehingga dapat dapat menumbuhkan menumbuhkan inovasi inovasi dalamdalam kesusastraan;
kesusastraan;
d.
d. Pembaca diharapkan mampu menangkap maksud dan amanat yangPembaca diharapkan mampu menangkap maksud dan amanat yang disampaikan penulis dalam novel
disampaikan penulis dalam novel Negeri Lima Menara Negeri Lima Menara karya Ahmad karya Ahmad Fuadi.
Fuadi.
E.
E. TinjauanTinjauan PustakaPustaka 1.
1. Penelitian yang RelevanPenelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan memberikan pemaparan tentang penelitian Penelitian yang relevan memberikan pemaparan tentang penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Oleh karena itu, agar yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Oleh karena itu, agar penelitian
penelitian dapat dapat di di ketahui keasliannya ketahui keasliannya perlu perlu dilakukan tinjauan dilakukan tinjauan pustaka.pustaka.
Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Berikut ini adalah penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Terdapat beberapa penelitian yang memiliki kemiripan dengan Terdapat beberapa penelitian yang memiliki kemiripan dengan penelitian
penelitian ini. ini. Nugroho Nugroho (2008) (2008) meneliti meneliti untuk untuk skripsinya skripsinya dengan dengan juduljudul
“Nilai Edukatif Kumpulan Cerpen
“Nilai Edukatif Kumpulan Cerpen Senyum KaryaminSenyum Karyamin Karya Ahmad Karya Ahmad Tohari: Analisis Semiotika dan Implikasinya sebagai Materi Tohari: Analisis Semiotika dan Implikasinya sebagai Materi Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA”. Nugroho mengungkapkan Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA”. Nugroho mengungkapkan bahwa
bahwa berdasarkan berdasarkan analisis analisis semiotika semiotika kumpulan kumpulan cerpencerpen SenyumSenyum Karyamin
Karyamin karya Ahmad Tohari sarat dengan muatan nilai edukatif. Nilai- karya Ahmad Tohari sarat dengan muatan nilai edukatif. Nilai- nilai edukatif tersebut adalah sikap toleransi, tanggung jawab, cinta dan nilai edukatif tersebut adalah sikap toleransi, tanggung jawab, cinta dan kasih sayang, kebahagiaan (berdamai dengan keadaan), kesabaran kasih sayang, kebahagiaan (berdamai dengan keadaan), kesabaran
(mampu mengendalikan diri), beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang (mampu mengendalikan diri), beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta kejujuran. Penelitian tersebut mengkaji nilai edukatif Maha Esa, serta kejujuran. Penelitian tersebut mengkaji nilai edukatif dalam kumpulan cerpen
dalam kumpulan cerpen Senyum KaryaminSenyum Karyamin dan implikasinya sebagaidan implikasinya sebagai materi pembelajaran sastra, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti materi pembelajaran sastra, sedangkan dalam penelitian ini, peneliti mengkaji nilai edukatif dalam novel
mengkaji nilai edukatif dalam novel Negeri Lima Menara. Negeri Lima Menara.
Penelitian lain yang peneliti gunakan sebagai tinjauan pustaka Penelitian lain yang peneliti gunakan sebagai tinjauan pustaka adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Trianingsih (2007) dalam adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Trianingsih (2007) dalam bentuk
bentuk skripsi skripsi berjudul berjudul “Perbandingan “Perbandingan Tokoh Tokoh Wanita Wanita dalam dalam CerpenCerpen SriSri Sumarah
Sumarah dan dan Bawuk Bawuk Karya Umar Kayam Kajian Intertekstual dan Nilai Karya Umar Kayam Kajian Intertekstual dan Nilai Edukatif”. Dalam penelitian ini penulis mengungkapkan bahwa nilai Edukatif”. Dalam penelitian ini penulis mengungkapkan bahwa nilai edukatif dalam kedua cerpen yang ditinjau secara intertekstual memiliki edukatif dalam kedua cerpen yang ditinjau secara intertekstual memiliki persamaan
persamaan dan dan perbedaan. perbedaan. Nilai Nilai edukatif edukatif dalam dalam penelitian penelitian ini ini dibagidibagi menjadi empat, yaitu (1) nilai religius atau agama; (2) nilai sosial; (3) menjadi empat, yaitu (1) nilai religius atau agama; (2) nilai sosial; (3) nilai etika atau moral; dan (4) nilai estetika. Penelitian ini membahas nilai etika atau moral; dan (4) nilai estetika. Penelitian ini membahas
perbadingan
perbadingan tokoh tokoh wanita wanita dalam dalam kedua kedua cerpen cerpen dari dari segi segi intertekstual,intertekstual, kemudian mendeskripsikan nilai-nilai edukatif yang dilakonkan oleh kemudian mendeskripsikan nilai-nilai edukatif yang dilakonkan oleh keduanya. Berbeda dengan penelitian ini yang hanya membahas nilai- keduanya. Berbeda dengan penelitian ini yang hanya membahas nilai- nilai edukatif yang yang tercermin dari s
nilai edukatif yang yang tercermin dari sikap tokoh yang ada.ikap tokoh yang ada.
Kurniawati (2008) dalam bentuk skripsi dengan judul “Novel Kurniawati (2008) dalam bentuk skripsi dengan judul “Novel Trilogi Gadis Tangsi
Trilogi Gadis Tangsi Karya Suparto Brata dalam Kajian BerperspektifKarya Suparto Brata dalam Kajian Berperspektif Gender dan Nilai Edukatif. Dalam penelitian tersebut ditarik kesimpulan Gender dan Nilai Edukatif. Dalam penelitian tersebut ditarik kesimpulan bahwa
bahwa novelnovel Trilogi Gadis TangsiTrilogi Gadis Tangsi sarat akan usaha-usaha persamaan sarat akan usaha-usaha persamaan gender dan nilai-nilai edukatif. Berdasarkan penelitian tersebut ditarik gender dan nilai-nilai edukatif. Berdasarkan penelitian tersebut ditarik
kesimpulan bahwa 1) masyarakat Jawa merupakan masyarakat patriarki kesimpulan bahwa 1) masyarakat Jawa merupakan masyarakat patriarki yang memiliki batasan-batasan tertentu dalam sistem kekerabatan antara yang memiliki batasan-batasan tertentu dalam sistem kekerabatan antara pria
pria dan dan wanita, wanita, yang yang memperlihatkan memperlihatkan kedudukan kedudukan dan dan peran peran pria pria yangyang lebih dominan dibanding wanita; 2) wanita Jawa diharapkan dapat lebih dominan dibanding wanita; 2) wanita Jawa diharapkan dapat menjadi seorang pribadi yang selalu tunduk dan patuh kepada hegemoni menjadi seorang pribadi yang selalu tunduk dan patuh kepada hegemoni kekuasaan seorang pria; 3) ideologi patriarki yang melekat pada kekuasaan seorang pria; 3) ideologi patriarki yang melekat pada masyarakat Jawa menjadikan pria diposisikan superior terhadap wanita masyarakat Jawa menjadikan pria diposisikan superior terhadap wanita diberbagai sektor kehidupan, baik domestik maupun publik; dan 4) diberbagai sektor kehidupan, baik domestik maupun publik; dan 4) hegemoni pria atas wanita memperoleh legitimasi dari nilai-nilai sosial, hegemoni pria atas wanita memperoleh legitimasi dari nilai-nilai sosial, agama, hukum negara, dan sebagainya serta tersosialisasi secara turun- agama, hukum negara, dan sebagainya serta tersosialisasi secara turun- temurun dari generasi ke generasi. Hal ini sebagai pertanda bahwa temurun dari generasi ke generasi. Hal ini sebagai pertanda bahwa kebudayaan Jawa kental dengan bias gender.
kebudayaan Jawa kental dengan bias gender.
Nilai-nilai edukatif
Nilai-nilai edukatif yang terkandung di yang terkandung di dalam noveldalam novel Trilogi GadisTrilogi Gadis Tangsi
Tangsi Karya Suparto Brata adalah: nilai agama atau religi, nilai sosial,Karya Suparto Brata adalah: nilai agama atau religi, nilai sosial,
nilai etika atau moral, dan nilai estetika. Penelitian ini membahas nilai nilai etika atau moral, dan nilai estetika. Penelitian ini membahas nilai edukatif kaitannya dengan perspektif gender. Peneliti mendeskripsikan edukatif kaitannya dengan perspektif gender. Peneliti mendeskripsikan perjuangan
perjuangan wanita wanita dalam dalam mengatasi mengatasi permasalahan permasalahan gender gender besertabeserta akibatnya serta pengaruh budaya Jawa dipandang dari segi sosiologi.
akibatnya serta pengaruh budaya Jawa dipandang dari segi sosiologi.
Adapun dalam penelitian ini peneliti memaparkan nilai edukatif yang Adapun dalam penelitian ini peneliti memaparkan nilai edukatif yang dapat ditiru pembaca karya dan tercermin dari pribadi tokoh-tokoh dapat ditiru pembaca karya dan tercermin dari pribadi tokoh-tokoh fiksionalnya.
fiksionalnya.
Penelitiaan lain yang relevan dengan penelitian ini adalah Penelitiaan lain yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Karim (2006). Meneliti untuk s
penelitian Karim (2006). Meneliti untuk skripsinya yang berjudul “Kajiankripsinya yang berjudul “Kajian
Struktur Sastra dan Nilai Edukatif Pada Legenda Joko Tingkir di Dukuh Struktur Sastra dan Nilai Edukatif Pada Legenda Joko Tingkir di Dukuh Butuh Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen”. Penelitian Butuh Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen”. Penelitian tersebut mengambil kesimpulan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam tersebut mengambil kesimpulan bahwa nilai-nilai pendidikan dalam legenda Joko Tingkir antara lain nilai moral, nilai estetis, nilai religius, legenda Joko Tingkir antara lain nilai moral, nilai estetis, nilai religius, nilai sosial. (a) nilai moral bertujuan untuk mendidik manusia agar nilai sosial. (a) nilai moral bertujuan untuk mendidik manusia agar berbuat
berbuat baik; baik; (b) (b) nilai nilai estetis estetis yaitu yaitu nilai nilai yang yang diwujudkan diwujudkan melaluimelalui tembang-tembang
tembang-tembangmocopatnyamocopatnya yang berisi tentang perenungan hidup; (c) yang berisi tentang perenungan hidup; (c) nilai religius yang diwujudkan oleh Joko Tingkir yang selalu nilai religius yang diwujudkan oleh Joko Tingkir yang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan dan berserah diri pada-Nya; dan (d) nilai mendekatkan diri kepada Tuhan dan berserah diri pada-Nya; dan (d) nilai sosial yang ditunjukkan dengan hubungan Joko Tingkir (seorang bupati) sosial yang ditunjukkan dengan hubungan Joko Tingkir (seorang bupati) dengan bawahanya tidak membeda-bedakan dan saling menolong. Dalam dengan bawahanya tidak membeda-bedakan dan saling menolong. Dalam penelitian
penelitian tersebut tersebut peneliti peneliti mengkaji mengkaji nilai nilai edukatif edukatif dalam dalam legenda legenda JokoJoko Tingkir, sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengkaji nilai edukatif Tingkir, sedangkan dalam penelitian ini peneliti mengkaji nilai edukatif dalam novel
dalam novel Negeri Lima Menara. Negeri Lima Menara.
Penelitian lain yang relevan dengan pendekatan yang digunakan Penelitian lain yang relevan dengan pendekatan yang digunakan adalah penelitian Kartika (2008) meneliti untuk skripsinya yang berjudul adalah penelitian Kartika (2008) meneliti untuk skripsinya yang berjudul
“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel
“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Nayla Nayla Karya Djenar Maesa Karya Djenar Maesa Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra. Hasil dari penelitian ini menunjukkan Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
bahwa konflik konflik yang yang dialami dialami tokoh tokoh utama utama dalam dalam novelnovel Nayla Nayla mempengaruhi sikap dan tingkah laku Nayla
mempengaruhi sikap dan tingkah laku Nayla.. Konfliknya adalah tidak Konfliknya adalah tidak adanya cinta dan kasih sayang dari ibu kandung kepada anaknya.
adanya cinta dan kasih sayang dari ibu kandung kepada anaknya.
Ketidakharmonisan keluarga itu membuat sikap dan tingkah laku Nayla Ketidakharmonisan keluarga itu membuat sikap dan tingkah laku Nayla lebih mementingkan dirinya sendiri, serta terbawa arus modernisasi, lebih mementingkan dirinya sendiri, serta terbawa arus modernisasi,
namun ia selalu berpikir positif. Pada akhirnya Nayla bisa sukses tanpa namun ia selalu berpikir positif. Pada akhirnya Nayla bisa sukses tanpa bantuan dan dorongan
bantuan dan dorongan ibunya.ibunya.
Pendekatan penelitian tersebut berkaitan dengan pendekatan yang Pendekatan penelitian tersebut berkaitan dengan pendekatan yang akan diterapkan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan psikologi sastra.
akan diterapkan dalam penelitian ini, yaitu pendekatan psikologi sastra.
Pendekatan ini menyoroti sastra dari segi kejiwaan, baik kejiwaan Pendekatan ini menyoroti sastra dari segi kejiwaan, baik kejiwaan pembaca,
pembaca, pengarang, pengarang, maupun maupun tokoh-tokoh tokoh-tokoh dalam dalam karya karya sastra sastra tersebut.tersebut.
Pada penelitian tersebut pendekatan psikologi sastra lebih diarahkan Pada penelitian tersebut pendekatan psikologi sastra lebih diarahkan untuk menganalisis konflik batin tokoh utama dalam novel
untuk menganalisis konflik batin tokoh utama dalam novel Nayla Nayla,, sedangkan dalam penelitian ini pendekatan psikologi sastra lebih sedangkan dalam penelitian ini pendekatan psikologi sastra lebih diarahkan pada pendeskripsian nilai-nilai edukatif yang tergambar pada diarahkan pada pendeskripsian nilai-nilai edukatif yang tergambar pada tokoh-tokoh dalam novel
tokoh-tokoh dalam novel N5M N5M ..
2.
2. Landasan TeoriLandasan Teori
Pengkajian data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori Pengkajian data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teori yang saling berkaitan. Teori-teori ini dijadikan landasan dalam analisis yang saling berkaitan. Teori-teori ini dijadikan landasan dalam analisis dan pembahasan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain dan pembahasan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain teori struktural, teori psikologi sastra,
teori struktural, teori psikologi sastra, dan nilai edukatif.dan nilai edukatif.
a.
a. Pendekatan Pendekatan StrukturalismStrukturalismee
Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan (Nurgiyantoro, hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 1995:37). Berdasarkan pendapat tersebut, dalam analisis struktural 1995:37). Berdasarkan pendapat tersebut, dalam analisis struktural hanya memaparkan unsur intrinsiknya saja. Stanton (dalam Jabrohim hanya memaparkan unsur intrinsiknya saja. Stanton (dalam Jabrohim 2003: 56) menyebutkan bahwa unsur-unsur pembangun struktur itu 2003: 56) menyebutkan bahwa unsur-unsur pembangun struktur itu terdiri dari
terdiri dari tema, fakta tema, fakta cerita dan sarancerita dan sarana sastra. Fakta ca sastra. Fakta cerita terdirierita terdiri atas alur, tokoh, dan latar, sedangkan sarana sastra biasanya terdiri atas alur, tokoh, dan latar, sedangkan sarana sastra biasanya terdiri atas sudut pandang, gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol, atas sudut pandang, gaya bahasa dan suasana, simbol-simbol, imajinasi dan juga cara-cara pemilihan judul dalam karya sastra.
imajinasi dan juga cara-cara pemilihan judul dalam karya sastra.
Fungsi sarana sastra adalah m
Fungsi sarana sastra adalah memadukan fakta sastra dengan tema.emadukan fakta sastra dengan tema.
1)
1) TemaTema
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan dalam pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan pengalaman
pengalaman begitu begitu diingat diingat (Stanton, (Stanton, 2007:36). 2007:36). Jadi Jadi tema tema adalahadalah intisari atau gagasan dasar yang telah ditentukan oleh pengarang intisari atau gagasan dasar yang telah ditentukan oleh pengarang
sebelumnya yang dapat dipandang sebagai dasar cerita yang sebelumnya yang dapat dipandang sebagai dasar cerita yang mendalam.
mendalam.
2)
2) Fakta ceritaFakta cerita
Fakta cerita yang disebut pula struktur faktual atau tingkatan Fakta cerita yang disebut pula struktur faktual atau tingkatan faktual adalah elemen-elemen yang dirangkum menjadi satu dan faktual adalah elemen-elemen yang dirangkum menjadi satu dan berfungsi
berfungsi sebagai sebagai catatan catatan kejadian kejadian imajinatif imajinatif dari dari sebuah sebuah cerita.cerita.
Yang termasuk dalam tingkatan ini adalah alur, karakter atau Yang termasuk dalam tingkatan ini adalah alur, karakter atau penokohan, dan latar.
penokohan, dan latar.
a)
a) AlurAlur
Stanton (2007: 26) mengemukakan bahwa yang Stanton (2007: 26) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dimaksud dengan alur adalah rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Forster (dalam
dalam sebuah cerita. Forster (dalam Nurgiyantoro, 1995: 113)Nurgiyantoro, 1995: 113) menyebutkan plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang menyebutkan plot adalah peristiwa-peristiwa cerita yang mempunyai penekanan pada hubungan kausalitas.
mempunyai penekanan pada hubungan kausalitas.
Jadi, alur adalah peristiwa-peristiwa yang saling Jadi, alur adalah peristiwa-peristiwa yang saling berkaitan
berkaitan satu satu sama sama lain lain dengan dengan adanya adanya hubungan hubungan salingsaling melengkapi. Istilah alur terbatas pada peristiwa-peristiwa melengkapi. Istilah alur terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat dampak dari berbagai peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada
diabaikan karena akan berpengaruh pada keseluruhan karya.keseluruhan karya.
b)
b) PenokohanPenokohan
Definisi penokohan disebutkan oleh beberapa tokoh Definisi penokohan disebutkan oleh beberapa tokoh seperti berikut ini.
seperti berikut ini.
1.
1. Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro 1995: 165 )Menurut Jones (dalam Nurgiyantoro 1995: 165 ) penokohan
penokohan adalah adalah gambaran gambaran yang yang jelas jelas tentangtentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita, seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita, penokohan
penokohan atau atau karakter karakter adalah adalah begaimana begaimana caracara pengarang
pengarang menggambarkan menggambarkan dan dan mengembangkan mengembangkan watakwatak tokoh-tokoh dalam cerita
tokoh-tokoh dalam cerita rekannya.rekannya.
2.
2. Menurut Stanton (dalam Semi 1998:39) Yang dimaksudMenurut Stanton (dalam Semi 1998:39) Yang dimaksud dengan penokohan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dengan penokohan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dari dua segi.
dari dua segi. Pertama, Pertama, mengacu kepada orang atau mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita;
tokoh yang bermain dalam cerita; keduakedua, adalah, adalah mengacu kepada pembauran dari minat, keinginan, mengacu kepada pembauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu yang emosi, dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita.
bermain dalam suatu cerita.
3.
3. Menurut Sumardjo dan Saini (dalam Kartika, 2008: 15)Menurut Sumardjo dan Saini (dalam Kartika, 2008: 15) Melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara Melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut,
sebagai berikut, a.
a. melalui perbuatannya, terutama sekali bagaimana iamelalui perbuatannya, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi situasi kritis;
bersikap dalam menghadapi situasi kritis;
b.
b. melalui ucapan-ucapannya;melalui ucapan-ucapannya;
c.
c. melalui gambaran fisiknya; danmelalui gambaran fisiknya; dan
d.
d. melalui keterangan langsung yang ditulis olehmelalui keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang.
pengarang.
4.
4. SudjirmanSudjirman
(dalamSupardi.Cybersastra.Com/penokohan/21-02- (dalamSupardi.Cybersastra.Com/penokohan/21-02- 2010/07.06) menyebutkan ada dua metode untuk 2010/07.06) menyebutkan ada dua metode untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu metode analitik dan menggambarkan watak tokoh, yaitu metode analitik dan metode dramatik. Metode analitik, biasa juga disebut metode dramatik. Metode analitik, biasa juga disebut metode peran adalah pemaparan watak t
metode peran adalah pemaparan watak tokoh secara rinciokoh secara rinci baik
baik ciri ciri fisik fisik maupun maupun psikisnya, psikisnya, sedang sedang metodemetode dramatik adalah penggambaran watak tokoh melalui dramatik adalah penggambaran watak tokoh melalui pikiran, ucapan,
pikiran, ucapan, tingkah laku tingkah laku tokoh, lingkungan tokoh, lingkungan ataupunataupun dari penampilan fisik saja.
dari penampilan fisik saja.
Dari uraian itu ditarik kesimpulan bahwa penokohan adalah Dari uraian itu ditarik kesimpulan bahwa penokohan adalah gambaran yang ditampilkan pengarang tentang lakon yang gambaran yang ditampilkan pengarang tentang lakon yang bermain
bermain di di dalam dalam cerita cerita yang yang ditinjau ditinjau dari dari segi segi fisik, fisik, psikispsikis maupun lingkungan tempat tinggalnya. Pengambaran ini maupun lingkungan tempat tinggalnya. Pengambaran ini dapat secara langsung atau tidak langsung diuraikan oleh dapat secara langsung atau tidak langsung diuraikan oleh pengarang dalam sebuah cerita.
pengarang dalam sebuah cerita.
c)
c) LatarLatar
Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa
peristiwa dalam dalam cerita; cerita; semesta semesta yang yang berinteraksi berinteraksi dengandengan pristiwa-peristiwa
pristiwa-peristiwa yang yang sedang sedang berlangsung. berlangsung. Latar Latar dapatdapat berwujud
berwujud tempat tempat dan dan dapat dapat juga juga berwujud berwujud waktu waktu (Stanton,(Stanton,
2007:35). Latar (seting) adalah tempat dan waktu (di mana 2007:35). Latar (seting) adalah tempat dan waktu (di mana dan kapan) suatu cerita terjadi ( Inu.yahoo.com/ latar/21-02- dan kapan) suatu cerita terjadi ( Inu.yahoo.com/ latar/21-02- 2010/ 07.06). Jadi, latar adalah wujud tulang punggung suatu 2010/ 07.06). Jadi, latar adalah wujud tulang punggung suatu cerita yang merupakan landas tumpu yang melatari unsur- cerita yang merupakan landas tumpu yang melatari unsur- unsur instrinsik dan menyaran kepada pengertian tempat, unsur instrinsik dan menyaran kepada pengertian tempat, waktu dan lingkungan sosial.
waktu dan lingkungan sosial.
3)
3) Sarana sastraSarana sastra
Sarana-sarana sastra adalah metode pengarang memilih dan Sarana-sarana sastra adalah metode pengarang memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 2007:46). Metode semacam ini perlu karena dengannya (Stanton, 2007:46). Metode semacam ini perlu karena dengannya pembaca
pembaca dapat dapat melihat melihat berbagai berbagai fakta fakta melalui melalui kacamatakacamata pengarang;
pengarang; memahami memahami apa apa maksud maksud fakta-fakta fakta-fakta tersebut tersebut sehinggasehingga pengalaman
pengalaman pun pun dapat dapat dibagi. dibagi. Dalam Dalam analisis analisis struktur struktur akanakan tampak bahwa unsur-unsur yang beraneka ragam serta kait tampak bahwa unsur-unsur yang beraneka ragam serta kait mengait itu memberi fungsi tersendiri, sehingga menjadi suatu mengait itu memberi fungsi tersendiri, sehingga menjadi suatu keseluruhan yang padu dan akan semakin indah dirasa.
keseluruhan yang padu dan akan semakin indah dirasa.
b.
b. Pendekatan Psikologi SastraPendekatan Psikologi Sastra
Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada Pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusiaan fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusiaan inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra, sebab hanya inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra, sebab hanya dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan berada. Dalam penelitian ini dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan berada. Dalam penelitian ini
peneliti menentukan
peneliti menentukan terlebih dahulu terlebih dahulu karya sastra karya sastra yang akan yang akan dianalisisdianalisis kemudian menentukan teori-teori yang relevan dengan bahasan yang kemudian menentukan teori-teori yang relevan dengan bahasan yang ingin dicapai peneliti. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Ratna, ingin dicapai peneliti. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Ratna, (2004: 344).
(2004: 344).
Penelitian psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, Penelitian psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis.
untuk melakukan analisis.
Menurut Siswantoro (2004: 260) psikologi sebagai ilmu jiwa Menurut Siswantoro (2004: 260) psikologi sebagai ilmu jiwa yang menekankan perhatian studinya pada manusia, terutama pada yang menekankan perhatian studinya pada manusia, terutama pada prilaku
prilaku manusia manusia ((human behavior or actionhuman behavior or action). Akan tetapi, jiwa itu). Akan tetapi, jiwa itu sendiri tidak tampak maka dapat dilihat dari tingkah lakunya atau sendiri tidak tampak maka dapat dilihat dari tingkah lakunya atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa. Hal di atas senada dengan Woodworth (dalam kehidupan jiwa. Hal di atas senada dengan Woodworth (dalam Purwanto, 2000: 1) menerangkan
Purwanto, 2000: 1) menerangkan psychology psychology can can be be defined defined as as thethe science
science of of the the activities activities of of the the individualindividual (psikologi dapat di artikan(psikologi dapat di artikan sebagai ilmu aktivitas individu). Menurut Wellek dan Warren (dalam sebagai ilmu aktivitas individu). Menurut Wellek dan Warren (dalam Fananie 2002: 90),
Fananie 2002: 90),
sastra dan psikologi mempunyai hubungan fungsional yang sastra dan psikologi mempunyai hubungan fungsional yang sama berguna untuk mempelajari keadaan jiwa orang lain.
sama berguna untuk mempelajari keadaan jiwa orang lain.
Perbedaannya gejala dan diri manusia dalam karya sastra adalah Perbedaannya gejala dan diri manusia dalam karya sastra adalah imajiner, sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia imajiner, sedangkan dalam psikologi adalah manusia-manusia yang nyata (riil). Keduanya bisa saling melengkapi dan mengisi yang nyata (riil). Keduanya bisa saling melengkapi dan mengisi untuk memperoleh pemaknaan yang mendalam terhadap untuk memperoleh pemaknaan yang mendalam terhadap kejiwaan manusia. Psikologi ditafsirkan sebagai lingkup gerak kejiwaan manusia. Psikologi ditafsirkan sebagai lingkup gerak jiwa, konflik batin tokoh-toko
jiwa, konflik batin tokoh-tokoh dalam sebuah karya sastra secarah dalam sebuah karya sastra secara tuntas, dengan demikian pengetahuan psikologi dapat dijadikan tuntas, dengan demikian pengetahuan psikologi dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam menelusuri s
sebagai alat bantu dalam menelusuri sebuah karya sastra.ebuah karya sastra.
Berdasarkan pendapat ahli di atas perbedaan psikologi dan Berdasarkan pendapat ahli di atas perbedaan psikologi dan psikologi
psikologi sastra sastra diketahui diketahui bahwa bahwa psikologi psikologi merupakan merupakan suatu suatu ilmuilmu yang menekankan tingkah laku atau aktivitas-aktivitas sebagai yang menekankan tingkah laku atau aktivitas-aktivitas sebagai manifestasi kehidupan jiwa. Psikologi sastra yaitu menekankan manifestasi kehidupan jiwa. Psikologi sastra yaitu menekankan perhatian
perhatian pada pada unsur-unsur unsur-unsur kejiwaan kejiwaan tokoh-tokoh tokoh-tokoh fiksional fiksional yangyang terkandung dalam karya sastra. Tujuan psikologi sastra adalah terkandung dalam karya sastra. Tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya.
memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya.
Bertolok dari pendapat-pendapat di atas, analisis nilai edukatif Bertolok dari pendapat-pendapat di atas, analisis nilai edukatif novel
novel N5M N5M karya Ahmad Fuadi tinjauan psikologi sastra karya Ahmad Fuadi tinjauan psikologi sastra menggunakan pendekatan tekstual (tertulis), yaitu mengkaji aspek menggunakan pendekatan tekstual (tertulis), yaitu mengkaji aspek psikologi
psikologi tokoh-tokoh tokoh-tokoh dalam dalam novelnovel N5M N5M dengan cara menganalisisdengan cara menganalisis nilai edukatif yang tercermin dari tingkah laku tokoh dalam novel nilai edukatif yang tercermin dari tingkah laku tokoh dalam novel sebagai sumber data primer. Penelitian psikologi sastra dari aspek sebagai sumber data primer. Penelitian psikologi sastra dari aspek tektual tidak bisa dipisahkan dengan prinsip-prinsip psikologi Freud.
tektual tidak bisa dipisahkan dengan prinsip-prinsip psikologi Freud.
Dalam teori Freud, psikologi sastra akan mengungkap psikoanalisa Dalam teori Freud, psikologi sastra akan mengungkap psikoanalisa kepribadian.
kepribadian.
Dinamika kepribadian terdiri dari tiga sistem yang penting Dinamika kepribadian terdiri dari tiga sistem yang penting yaitu
yaituid, egoid, egodandan super ego super ego. Ketiga sistem ini merupakan satu susunan. Ketiga sistem ini merupakan satu susunan yang saling mendukung dan terikat. Dengan bekerja sama secara yang saling mendukung dan terikat. Dengan bekerja sama secara teratur dan konsisten menjadikan seorang individu berlaku secara teratur dan konsisten menjadikan seorang individu berlaku secara efisien dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
efisien dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Peneliti menyimpulkan teori Freud yang dikemukakan oleh Peneliti menyimpulkan teori Freud yang dikemukakan oleh Hall (1954) bahwa id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya Hall (1954) bahwa id adalah untuk mengusahakan segera tersalurnya
kumpulan-kumpulan energi ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad kumpulan-kumpulan energi ketegangan, yang dicurahkan dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.
oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar.
Fungsi id ini menunaikan prinsip kehidupan yang asli yaitu prinsip Fungsi id ini menunaikan prinsip kehidupan yang asli yaitu prinsip kesenangan. Bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kesenangan. Bertujuan untuk membebaskan seseorang dari ketegangan, atau mengurangi jumlah ketegangan itu. Dengan asumsi ketegangan, atau mengurangi jumlah ketegangan itu. Dengan asumsi bahwa
bahwa ketegangan ketegangan dirasakan dirasakan sebagai sebagai penderitaan, penderitaan, sedangkansedangkan pertolongan
pertolongan dari dari ketegangan ketegangan itu itu dirasakan dirasakan sebagai sebagai kesenangan kesenangan atauatau kepuasan.
kepuasan.
Ego adalah suatu sistem yang terbentuk dari hubungan timbal Ego adalah suatu sistem yang terbentuk dari hubungan timbal balik
balik seseorang seseorang dengan dengan dunia dunia luar. luar. Ego Ego memerintah memerintah id id untukuntuk memelihara hubungan dengan dunia luar, untuk kepentingan seluruh memelihara hubungan dengan dunia luar, untuk kepentingan seluruh kepribadian dan keperluannya yang luas. Ego dikuasai oleh prinsip kepribadian dan keperluannya yang luas. Ego dikuasai oleh prinsip kenyataan. Tujuan dari prinsip kenyataan adalah untuk menanguhkan kenyataan. Tujuan dari prinsip kenyataan adalah untuk menanguhkan peredaan
peredaan energi energi sampai sampai benda benda nyata nyata akan akan memuaskan memuaskan keperluankeperluan sudah ditemukan.
sudah ditemukan.
Super ego adalah cabang moril dari kepribadian. Super ego Super ego adalah cabang moril dari kepribadian. Super ego lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata, dan super ego itu lebih mewakili alam ideal daripada alam nyata, dan super ego itu menuju ke arah kesempurnaan daripada ke arah kenyataan atau menuju ke arah kesempurnaan daripada ke arah kenyataan atau kesenangan. Super ego berkembang dari ego sebagai akibat dari kesenangan. Super ego berkembang dari ego sebagai akibat dari perpaduan
perpaduan yang yang dialami dialami oleh oleh seseorang seseorang dari dari ukuran ukuran moril moril orangorang tuanya, mengenai apa yang baik dan saleh dan apa yang buruk dan tuanya, mengenai apa yang baik dan saleh dan apa yang buruk dan batil. Ego dibentuk dari id d
batil. Ego dibentuk dari id dan super ego dibentuk dan super ego dibentuk dari ego.ari ego.
Dalam penelitian psikologi sastra, yang lebih penting Dalam penelitian psikologi sastra, yang lebih penting hendaknya peneliti mampu menggali sistem berpikir, logika, angan- hendaknya peneliti mampu menggali sistem berpikir, logika, angan- angan, dan cita-cita hidup yang ekspresif sehingga tidak sekedar angan, dan cita-cita hidup yang ekspresif sehingga tidak sekedar sebuah kebetulan saja hal itu terjadi. Aspek kajian di atas tentunya sebuah kebetulan saja hal itu terjadi. Aspek kajian di atas tentunya terjadi lewat fungsi id, ego dan
terjadi lewat fungsi id, ego dan super ego. Hal ini didasari super ego. Hal ini didasari oleh adanyaoleh adanya pencangkokan
pencangkokan kejiwaan kejiwaan yang yang terwujud terwujud dari dari ketiga ketiga dinamikadinamika kepribadian itu.
kepribadian itu.
c.
c. Pengertian Nilai EdukatifPengertian Nilai Edukatif
Karya sastra pada dasarnya merupakan hasil imajinasi dan Karya sastra pada dasarnya merupakan hasil imajinasi dan kreativitas pengarang. Kepekaan rasa dan kreativitas pengarang bukan kreativitas pengarang. Kepekaan rasa dan kreativitas pengarang bukan saja mampu menyajikan keindahan rangkaian cerita, melainkan juga saja mampu menyajikan keindahan rangkaian cerita, melainkan juga mampu memberikan pandangan yang berhubungan dengan renungan mampu memberikan pandangan yang berhubungan dengan renungan tentang agama, filsafat serta beraneka ragam pengalaman tentang tentang agama, filsafat serta beraneka ragam pengalaman tentang kehidupan. Hasil kreativitas pengarang yang semacam itulah yang kehidupan. Hasil kreativitas pengarang yang semacam itulah yang mampu mendidik pembaca untuk mengarah kepada kesempurnaan mampu mendidik pembaca untuk mengarah kepada kesempurnaan hidup.
hidup.
Comb (dalam Setiadi dkk, 2007: 123) menyebutkan bahwa nilai Comb (dalam Setiadi dkk, 2007: 123) menyebutkan bahwa nilai adalah kepercayaan yang digeneralisir dan berfungsi sebagai garis adalah kepercayaan yang digeneralisir dan berfungsi sebagai garis pembimbing untuk menyeleksi tujuan
pembimbing untuk menyeleksi tujuan serta perilaku yang aserta perilaku yang akan dipilihkan dipilih untuk dicapai. Mardiatmadja (1986: 54) menegaskan bahwa nilai untuk dicapai. Mardiatmadja (1986: 54) menegaskan bahwa nilai adalah hakikat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas untuk adalah hakikat suatu hal, yang menyebabkan hal itu pantas untuk dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas manusia atau pantas dikejar oleh manusia demi peningkatan kualitas manusia atau pantas
dicintai, dihormati, dikagumi, atau yang berguna untuk satu tujuan.
dicintai, dihormati, dikagumi, atau yang berguna untuk satu tujuan.
Senada dengan Mardiatmadja, Qomar (2005: 161) menyatakan bahwa Senada dengan Mardiatmadja, Qomar (2005: 161) menyatakan bahwa nilai adalah batasan yang dapat memberikan penghargaan tertinggi nilai adalah batasan yang dapat memberikan penghargaan tertinggi kepada manusia dan
kepada manusia dan lingkungannlingkungannya.ya.
Sulaeman (1998: 19) menyatakan bahwa nilai adalah sesuatu Sulaeman (1998: 19) menyatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala yang dipentingkan manusia sebagai subjek, menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau sesuatu yang baik atau yang buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat.
maksud dari berbagai pengalaman dalam seleksi perilaku yang ketat.
Menurut Alwi (2007: 783) nilai adalah konsep abstrak mengenai Menurut Alwi (2007: 783) nilai adalah konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat penting dan bernilai di kehidupan manusia masalah dasar yang sangat penting dan bernilai di kehidupan manusia yang bersifat mendidik. Nilai dapat berpengaruh terhadap cara yang bersifat mendidik. Nilai dapat berpengaruh terhadap cara berpikir, cara
berpikir, cara bersikap, dan bersikap, dan cara cara bertindak seseorang bertindak seseorang dalam mencapaidalam mencapai tujuan hidup. Senada dengan Alwi, Lasyo (dalam Setiadi dkk, 2007:
tujuan hidup. Senada dengan Alwi, Lasyo (dalam Setiadi dkk, 2007:
123) menyebutkan nilai bagi manusia merupakan landasan atau 123) menyebutkan nilai bagi manusia merupakan landasan atau motivasi dalam segala tingkah laku a
motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatannya.tau perbuatannya.
Dari pendapat para ahli di atas ditarik kesimpulan bahwa nilai Dari pendapat para ahli di atas ditarik kesimpulan bahwa nilai adalah keyakinan yang mampu mempengaruhi cara berpikir, cara adalah keyakinan yang mampu mempengaruhi cara berpikir, cara bersikap
bersikap maupun maupun cara cara bertindak bertindak dalam dalam mencapai mencapai tujuan tujuan hidup hidup jikajika dihayati dengan baik. Nilai adalah sifat yang positif dan bermanfaat dihayati dengan baik. Nilai adalah sifat yang positif dan bermanfaat dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dalam kehidupan manusia dan harus dimiliki setiap manusia untuk dipandang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai disini dalam dipandang dalam kehidupan bermasyarakat. Nilai disini dalam konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah), estetika konteks etika (baik dan buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek).
(indah dan jelek).
Kata edukatif berasal dari bahasa Inggris
Kata edukatif berasal dari bahasa Inggris educateeducate, yang berarti, yang berarti mengasuh atau mendidik,
mengasuh atau mendidik, educationeducation artinya pendidikan. Montessori artinya pendidikan. Montessori (dalam Qomar, 2005: 49) menyatakan bahwa pendidikan (dalam Qomar, 2005: 49) menyatakan bahwa pendidikan memperkenalkan cara dan jalan kepada peserta didik untuk membina memperkenalkan cara dan jalan kepada peserta didik untuk membina dirinya sendiri. Rubiyanto (2004: 21)
dirinya sendiri. Rubiyanto (2004: 21) menyatakan pendidikan sebagaimenyatakan pendidikan sebagai seni mengajar karena dengan mengajarkan ilmu, keterampilan dan seni mengajar karena dengan mengajarkan ilmu, keterampilan dan pengalaman
pengalaman tertentu, tertentu, orang orang akan akan melakukan melakukan perbuatan perbuatan kreatif.kreatif.
Mendidik tidak semata-mata teknis, metodis dan mekanis Mendidik tidak semata-mata teknis, metodis dan mekanis mengkoperkan
mengkoperkan skill skill (psikomotorik) kepada anak (psikomotorik) kepada anak tetapi merupakantetapi merupakan kegiatan yang berdimensi tinggi dan berunsur seni yang kegiatan yang berdimensi tinggi dan berunsur seni yang bernuansa
bernuansa dedikasi dedikasi (kognitif), (kognitif), emosional, emosional, kasih kasih sayang sayang dalamdalam upaya membangun dan membentuk kepribadian (afektif).
upaya membangun dan membentuk kepribadian (afektif).
Menurut Reisman (dalam Rubiyanto, 2004: 20) pendidikan Menurut Reisman (dalam Rubiyanto, 2004: 20) pendidikan adalah kegiatan yang harus berujud lembaga yang mampu
adalah kegiatan yang harus berujud lembaga yang mampu countercounter cyclical,
cyclical, yaitu sekolah harus lebih banyak mengajukan danyaitu sekolah harus lebih banyak mengajukan dan menanamkan nilai dan norma-norma yang tidak banyak dikemukan menanamkan nilai dan norma-norma yang tidak banyak dikemukan oleh kebanyakan lembaga sosial yang ada di masyarakat. Sekolah oleh kebanyakan lembaga sosial yang ada di masyarakat. Sekolah harus bertindak sebagai
harus bertindak sebagai agent of change and creative.agent of change and creative. MenurutMenurut Sisdiknas (dalam Rubiyanto, 2004: 21) pendidikan adalah usaha sadar Sisdiknas (dalam Rubiyanto, 2004: 21) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik dan terencana untuk menciptakan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, sikap sosial dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa sosial dan ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Dalam pandangan Gutek (dalam Rubiyanto: 2004) proses dan Negara. Dalam pandangan Gutek (dalam Rubiyanto: 2004) proses pendidikan
pendidikan menunjukkan menunjukkan kegiatan kegiatan yang yang sangat sangat luas luas dalamdalam keseluruhan proses sosial yang membawa individu dalam kehi
keseluruhan proses sosial yang membawa individu dalam kehidupan.dupan.
Dalam kehidupan di dunia, akan banyak sekali perubahan- Dalam kehidupan di dunia, akan banyak sekali perubahan- perubahan
perubahan yang yang akan akan menguncangkan menguncangkan kenyamanan kenyamanan hidup hidup manusia.manusia.
Proses pendidikan membantu manusia menjadi sadar akan kenyataan- Proses pendidikan membantu manusia menjadi sadar akan kenyataan- kenyataan hidup tersebut dan akan berusaha menemukan jati dirinya kenyataan hidup tersebut dan akan berusaha menemukan jati dirinya sehingga dapat menjauhkan diri dari kekacauan. Dengan demikian sehingga dapat menjauhkan diri dari kekacauan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan manusia dalam upaya mengembangkan potensi-potensi dilakukan manusia dalam upaya mengembangkan potensi-potensi dalam diri seseorang menuju ke arah kedewasaan sehingga dapat dalam diri seseorang menuju ke arah kedewasaan sehingga dapat berinteraksi
berinteraksi sebagai sebagai anggota anggota masyarakat masyarakat dan dan sebagai sebagai makhluk makhluk TuhanTuhan Yang Maha Esa.
Yang Maha Esa.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai edukatif adalah batasan segala sesuatu yang mendidik ke arah edukatif adalah batasan segala sesuatu yang mendidik ke arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses pendidikan
pendidikan bukan bukan berarti berarti hanya hanya dapat dapat dilakukan dilakukan dalam dalam satu satu tempattempat dan suatu waktu. Pendidikan juga dapat dilakukan dengan dan suatu waktu. Pendidikan juga dapat dilakukan dengan pemahaman,
pemahaman, pemikiran, pemikiran, dan dan penikmatan penikmatan karya karya sastra. sastra. Karya Karya sastrasastra sebagai pengemban nilai-nilai pendidikan diharapkan sebagai pengemban nilai-nilai pendidikan diharapkan keberfungsiannya untuk memberikan pengaruh positif terhadap cara keberfungsiannya untuk memberikan pengaruh positif terhadap cara berpikir
berpikir pembaca pembaca mengenai mengenai baik baik dan dan buruk, buruk, benar benar dan dan salah. salah. Hal Hal iniini disebabkan karena karya sastra merupakan salah satu sarana mendidik disebabkan karena karya sastra merupakan salah satu sarana mendidik diri serta orang lain s
diri serta orang lain sebagai unsur anggota masyarakat.ebagai unsur anggota masyarakat.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, nilai edukatif akan Dalam kaitannya dengan penelitian ini, nilai edukatif akan ditimbulkan dari diri tokoh fiksional novel
ditimbulkan dari diri tokoh fiksional novel Negeri Negeri Lima Lima Menara.Menara.
Dalam artian nilai edukatif yang dapat dipelajari atau diteladani oleh Dalam artian nilai edukatif yang dapat dipelajari atau diteladani oleh pembaca
pembaca atau atau pun pun penikmat penikmat sastra. sastra. Suatu Suatu karya karya sastra sastra diharapkandiharapkan memiliki kajian nilai yang dapat
memiliki kajian nilai yang dapat mendewasakan pembaca, tidak hanyamendewasakan pembaca, tidak hanya sebagai sarana menuangkan ide-ide yang lama terpendam.
sebagai sarana menuangkan ide-ide yang lama terpendam.
F.
F. Metode PenelitianMetode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk kualitatif artinya data yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi dan tidak berupa angka-angka. Pengkajian ini bertujuan deskripsi dan tidak berupa angka-angka. Pengkajian ini bertujuan mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan mengambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (individu/kelompok).
dan mengambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal (individu/kelompok).
Penelitian ini tidak terbatas pada pengumpulan data saja, melainkan meliputi Penelitian ini tidak terbatas pada pengumpulan data saja, melainkan meliputi analisis dan interpretasi. Hasil penelitian dalam penelitian ini berupa kutipan- analisis dan interpretasi. Hasil penelitian dalam penelitian ini berupa kutipan- kutipan data yang berisi nilai edukatif dalam karya sastra yang menggunakan kutipan data yang berisi nilai edukatif dalam karya sastra yang menggunakan pendekatan psikologi sastra.
pendekatan psikologi sastra.
1.
1. Data dan Sumber DataData dan Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata atau Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata atau kalimat-kalimat dan bukan angka-angka. Dalam penelitian kualitatif, kalimat-kalimat dan bukan angka-angka. Dalam penelitian kualitatif, sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana (Ratna, 2004:
sebagai data formal adalah kata-kata, kalimat, dan wacana (Ratna, 2004:
47). Wujud data dalam penelitian ini berupa kata-kata, frase, kalimat, dan 47). Wujud data dalam penelitian ini berupa kata-kata, frase, kalimat, dan
wacana yang terdapat dalam novel
wacana yang terdapat dalam novel N5M N5M karya Ahmad Fuadi yang karya Ahmad Fuadi yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka U
diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta.tama Jakarta.
Sumber data dalam penelitian ini adalah buku novel
Sumber data dalam penelitian ini adalah buku novel N5M N5M karya karya Ahmad Fuadi. Menurut Lofland (dalam Moleong, 2004: 112) sumber data Ahmad Fuadi. Menurut Lofland (dalam Moleong, 2004: 112) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan adalah data tambahan. Berdasarkan pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa data
bahwa data skunder merupakan data primer skunder merupakan data primer yang telah diolah yang telah diolah lebih lanjutlebih lanjut dan telah disajikan oleh pihak lain. Jadi sumber data primer dalam dan telah disajikan oleh pihak lain. Jadi sumber data primer dalam penelitian
penelitian ini ini adalah adalah kata-kata, kata-kata, frase, frase, kalimat, kalimat, dan dan wacana wacana dalam dalam novelnovel N5M
N5M karya Ahmad Fuadi terbitan Gramedia Pustaka Utama Jakarta karya Ahmad Fuadi terbitan Gramedia Pustaka Utama Jakarta cetakan ke empat tahun 2010 setebal
cetakan ke empat tahun 2010 setebal 418 halaman.418 halaman.
Dalam penelitian ini data skundernya berupa artikel dari internet Dalam penelitian ini data skundernya berupa artikel dari internet dan penelitian yang sejalan dengan penelitian ini. Artikel dari internet dan penelitian yang sejalan dengan penelitian ini. Artikel dari internet yaitu www.negeri5menara.com (Biografi Ahmad Fuadi). Dan penelitian yaitu www.negeri5menara.com (Biografi Ahmad Fuadi). Dan penelitian yang relevan dengan penelitian ini ialah “Perbandingan Tokoh Wanita yang relevan dengan penelitian ini ialah “Perbandingan Tokoh Wanita Dalam Cerpen
Dalam Cerpen Sri SumaraSri Sumara dandan Bawuk Bawuk Karya Umar Kayam Kajian Karya Umar Kayam Kajian Intertekstual dan Nilai Edukatif” oleh Eka Trianingsih, “Nilai Edukatif Intertekstual dan Nilai Edukatif” oleh Eka Trianingsih, “Nilai Edukatif Kumpulan Cerpen
Kumpulan Cerpen Senyum KaryaminSenyum Karyamin Karya Ahmad Tohari: Analisis Karya Ahmad Tohari: Analisis Semiotika dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Semiotika dan Implikasinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra Indonesia di SMA” oleh Kholik Aji Nugroho, “Novel
Indonesia di SMA” oleh Kholik Aji Nugroho, “Novel Trilogi GadisTrilogi Gadis Tangsi
Tangsi Karya Suparto Brata Dalam kajian Berspektif Gender dan Nilai Karya Suparto Brata Dalam kajian Berspektif Gender dan Nilai Edukatif” oleh Lusiana Kurniawati, “Kajian Struktur Sastra dan Nilai Edukatif” oleh Lusiana Kurniawati, “Kajian Struktur Sastra dan Nilai Edukatif Pada Legenda
Edukatif Pada Legenda Joko Joko Tingkir Tingkir di Dukuh Butuh Desa Gedongan di Dukuh Butuh Desa Gedongan
Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen” oleh M. Rozaq Karim, dan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen” oleh M. Rozaq Karim, dan
“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel
“Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Nayla Nayla Karya Djenar Maesa Karya Djenar Maesa
Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra” oleh
Ayu: Tinjauan Psikologi Sastra” oleh Diana Ayu Kartika.Diana Ayu Kartika.
2.
2. Teknik Pengumpulan DataTeknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pustaka,
pustaka, simak, simak, dan dan catat. catat. Teknik Teknik pustaka pustaka adalah adalah teknik teknik yangyang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto dalam Kartika, 2008:18). Teknik simak atau disebut juga teknik sadap, dalam Kartika, 2008:18). Teknik simak atau disebut juga teknik sadap, yakni penyadapan sesuatu yang digunakan seseorang atau beberapa yakni penyadapan sesuatu yang digunakan seseorang atau beberapa orang informan dalam upaya mendapatkan data, sedangkan teknik catat orang informan dalam upaya mendapatkan data, sedangkan teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan peneliti
adalah teknik lanjutan yang dilakukan peneliti ketika menerapkan metodeketika menerapkan metode simak (Mahsun, 2005: 92-93).
simak (Mahsun, 2005: 92-93).
Teknik pustaka berarti peneliti menggunakan atau mencari sumber- Teknik pustaka berarti peneliti menggunakan atau mencari sumber- sumber tertulis untuk dijadikan objek data. Teknik simak da
sumber tertulis untuk dijadikan objek data. Teknik simak dan teknik catatn teknik catat berarti
berarti peneliti peneliti sebagai sebagai instrument instrument kunci kunci melakukan melakukan penyimakan penyimakan sacarasacara cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran cermat, terarah, dan teliti terhadap sumber data primer yakni sasaran penelitian
penelitian yang yang berupa berupa novelnovel N5M N5M dalam memperoleh data yang dalam memperoleh data yang diinginkan. Hasil penyimakan dicatat sebagai sumber data. Hasil diinginkan. Hasil penyimakan dicatat sebagai sumber data. Hasil penyadapan
penyadapan terhadap terhadap sumber sumber data data ditampung ditampung dan dan dicatat dicatat untukuntuk digunakan dalam penyusunan penelitian sesuai dengan maksud dan digunakan dalam penyusunan penelitian sesuai dengan maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
tujuan yang ingin dicapai.