ANALISIS IMPLEMENTASI NEW ISO-9001:2015 PADA PELAKSANAAN PROYEKKONSTRUKSI
Nyoman Martha Jaya1, Wayan Yansen2 dan Ni Ketut Santika Dewi3
1,2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar – Bali
3Kandidat Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Unud, Denpasar – Bali Email: [email protected]
ABSTRAK
Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) mengakibatkan kompetisi pasar era baru pada industri jasa konstruksi di Indonesia. Persaingan produksi dan jasa konstruksi nasional menjadi sangat tajam baik di pasar domestik maupun global. Perusahaan jasa konstruksi secara konsisten meningkatkan mutu produk, agar mampu memenangkan persaingan, memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
Penerapan standar Sistim Manajemen Mutu (SMM) merupakan salah satu upaya mengantisipasi kondisi tersebut. Sehingga, perlu dilakukan investigasi terhadap status penerapan standar SMM saat ini, dan menyusun strategi peningkatan implementasi ISO.9001: 2015 (terbaru) pada pelaksnaan proyek konastruksi. Koleksi data dilakukan dengan investigasi bertahap melalui observasi lapangan, wawancara semi terstruktur, dan audit (checklist scoring) terhadap pihak manajemen proyek terkait;
baik tenaga kerja ahli yang sedang bertugas, baik di proyek lapangan maupun karyawan di kantor perusahaan yang sudah bersertfikat ISO.9001: 2008. Pembahasan hasil analisis audit, menunjukkan status penerapan standar SMM berada diatas persyaratan minimum (≥ 0,50), atau termasuk dalam kategori 'Baik' (63,15%). Dengan demikian, maka strategi peningkatan mutu produksi dan jasa menuju implementasi standar SMM 'Bersertifikat' ISO.9001: 2015, adalah: (1) meningkatkan komitmen Top Management serta dukungan penuh dari karyawan; (2) melakukan gap analysis; (3) membentuk tim ISO internal; (4) menggunakan jasa konsultan ISO; (5) melakukan training/pelatihan ISO 9001:2015 bagi pihak manajemen dan karyawan; (6) meningkatkan penerapan klausul ISO 9001:2015; (7) meningkatkan kompetensi karyawan; (8) membentuk pola pikir fokus pada perbaikan yang berkelanjutan; dan (9) menyederhanakan penerapan SMM dan mewujudkan informasi terdokumentasi.
Kata kunci: checklist scoring, ISO-9001: 2015, observasi, peningkatan mutu berkelanjutan, SMM, strategi, wawancara semi-terstruktur.
1. PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2015 lalu, negara-negara anggota ASEAN, salah satunya Indonesia, sudah mulai memberlakukan Pasar bebas Asia Tenggara, atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan diberlakukan MEA, maka akan ada sebanyak 12 sektor jasa yang terdiri dari 128 sub sektor jasa akan diintegrasikan, salah satunya yaitu sektor jasa konstruksi. (Poedjiwati, 2015)
MEA merupakan peluang untuk memperluas pasar jasa konstruksi sekaligus menangkal derasnya kehadiran penyedia jasa dan tenaga kerja konstruksi asing serta barang-barang konstruksi impor. Maka dari itu, akan terjadi pasar kompetitif baru yang akan memberikan dampak signifikan terhadap kondisi jasa konstruksi nasional. Diharapkan perusahaan penyedia jasa konstruksi di dalam negeri mampu untuk terus meningkatkan kapasitas dalam hal teknis, manajemen, dan sumber daya manusia agar dapat bersaing secara kondusif dengan perusahaan penyedia jasa konstruksi asing.
Untuk dapat memenangkan persaingan bisnis yang sangat tajam baik di pasar domestik maupun pasar global, maka perusahaan konstruksi harus mampu meningkatkan kualitas dari mutu produk/jasa, serta memenuhi kepuasan pelanggan yang semakin hari semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan konstruksi agar dapat mencapai tujuan tersebut, yaitu dengan menerapkan sistem manajemen mutu berstandar ISO 9001. ISO 9001 merupakan salah satu standar sistem penjaminan mutu dan standar proses yang bertaraf Internasional.
Salah satu standar ISO 9001 yang paling banyak diterapkan oleh perusahaan konstruksi sampai pada tahun 2017 yaitu standar ISO 9001:2008. Padahal pada tahun 2015 telah terbit ISO 9001:2015 yang merupakan revisi dari ISO 9001:2008. Dan salah satu perbaikan utama dari ISO 9001: 2015 adalah untuk membuatnya lebih berlaku dan dapat diakses oleh semua jenis perusahaan. Berbeda dengan ISO 9001:2008 yang hanya berfokus pada perusahaan perdagangan dan industri sajaPT. Putra Inti Lumayan (PT. PIL) merupakan salah satu perusahaan kontraktor di Bali
yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2010, dan menerapkannya dalam setiap pelaksanaan proyek-proyeknya. Namun, pada tahun 2013, akreditasi ISO 9001:2008 di PT. PIL telah habis masa berlakunya. Dan saat ini, PT.PIL tengah bersiap untuk memperbaharui status ISO 9001 versi tahun 2008 terdahulu menjadi ISO 9001 versi terbaru, yaitu tahun 2015. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang sudah mulai dicoba untuk dilaksanakan dalam perusahaan. Apakah penerapannya sudah lebih baik (diatas) dari persyaratan minimum standar ISO 9001:2015, atau lebih buruk (dibawah) dari persyaratan minimum standar ISO 9001:2015. Serta bagaimana strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan PT. PIL untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015.
2. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Manajemen Mutu
Suatu sistem manajemen mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan dan persyaratan tertentu (Gaspersz, 2001).
ISO 9001
ISO 9001 merupakan standar internasional yang mengatur tentang sistem manajemen mutu (Quality Management System).
Perbedaan ISO 9001:2008 dengan ISO 9001:2015
Ada beberapa perubahan utama yang terdapat antara ISO 9001:2015 dengan ISO 9001:2008, antara lain :
1. Dalam ISO 9001:2015 terdapat penambahan klausul menjadi 10 klausul dibandingkan dalam ISO 9001:2008 yang hanya terdapat 8 klausul.
2. ISO 9001:2015 mengalami pengurangan prinsip menjadi 7 prinsip dari yang sebelumnya dalam ISO 9001:2008 terdapat 8 prinsip.
3. Pada ISO 9001:2008, dibedakan antara dokumen mutu (documents) dan rekaman mutu (records). Pada ISO 9001:2015 keduanya disebut sebagai informasi terdokumentasi (documented information).
Pengenalan ISO 9001:2015
Sebuah versi terbaru dari standar sistem manajemen mutu, yaitu ISO 9001:2015 telah dirilis pada tahun 2015, menggantikan versi sebelumnya, yaitu ISO 9001:2008.
Standar Internasional ini mempergunakan pendekatan proses, yang menggabungkan siklus Plan-Do-Check-Act (PDCA) dan pemikiran berbasis risiko yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari peluang yang ada dan mencegah hasil yang tidak diinginkan. Pendekatan proses melibatkan definisi sistematis dan pengelolaan dari proses- proses, dan interaksi antarproses, sebagaimana untuk mencapai hasil yang diinginkan yang sesuai dengan kebijakan mutu dan arah strategis organisasi. (ISO, 2015)
Manfaat Penerapan ISO 9001:2015
ISO 9001:2015 memberikan sejumlah manfaat kepada para penggunanya, antara lain (ISO, 2015):
1. Menempatkan penekanan lebih besar pada keterlibatan kepemimpinan
2. Membantu menunjukkan resiko pada organisasi dan memberikan peluang yang terstruktur
3. Menggunakan bahasa yang disederhanakan dan struktur umum dan istilah, sangat bermanfaat untuk organisasi yang menggunakan beberapa sistem manajemen
4. Mengarahkan manajemen rantai pasokan yang lebih efektif
5. Lebih user-friendly untuk layanan dan organisasi berbasis pengetahuan
Klausul-klausul ISO 9001:2015
ISO 9001:105 terdiri dari 10 klausul sebagai berikut (Ibrohim, 2015):
a) Klausul 1. Ruang Lingkup
Menetapkan persyaratan untuk organisasi yang akan menetapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015.
b) Klausul 2. Acuan Normatif
Klausul ini hanya berisi referensi ke ISO-9000:2015: Sistem Manajemen Mutu – Dasar-dasar dan Istilah.
c) Klausul 3. Istilah dan Definisi
Klausul ini menyatakan bahwa istilah dan definisi yang terdapat ISO 9001:2015 mengadopsi dari ISO 9000:2015.
d) Klausul 4. Konteks Organisasi
Klausul ini berisi persyaratan umum tentang dasar-dasar yang harus dilakukan organsiasi untuk membangun sistem manajemen mutu antara lain memahami organisasi dan konteksnya, memahami kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan, menentukan lingkup sistem manajemen mutu, dan mengelola proses-proses sistem manajemen mutu
e) Klausul 5. Kepemimpinan
ISO-9001:2015 menganggap penting peranan pihak manajemen dalam penerapan sistem manajemen. Klausul ini berisi persyaratan tentang apa yang harus dilakukan oleh pihak manajemen puncak terutama dalam memimpin dan berkomitmen, serta fokus pada pelanggan.
f) Klausul 6. Perencanaan
Klausul ini berisi aspek-aspek perencanaan dalam sistem manajemen mutu yang harus dilakukan organisasi, seperti merencanakan tindakan untuk menangani resiko dan peluang, bagaimana mencapai sasaran mutu, dan perubahan sistem manajemen mutu apabila diperlukan.
g) Klausul 7. Dukungan
Organisasi harus menyediakan dukungan yang diperlukan untuk mememenuhi kebutuhan terkait sistem manajemen mutu, berupa sumber daya manusia, infrastruktur, lingkungan, sumber daya pemantauan dan pengukuran, serta pengetahuan organisasional. Klausul ini juga mengatur penyusunan, pembaharuan, dan pengendalian informasi terdokumentasi, yang merupakan istilah baru dalam ISO 9001 yang berasal dari penggabungan istilah dokumen dan rekaman.
h) Klausul 8. Operasional
Organisasi harus menjamin bahwa dalam hal operasional produk dan layanan mulai dari tahap desain hingga output berada dalam pengawasan dan pengendalian.
i) Klausul 9. Evaluasi Kinerja
Dalam hal mengevaluasi kinerja dan efektifitas sistem manajemen mutu, organisasi harus menjamin telah melakukan pemantauan, pengukuran, analisa, dan evaluasi dalam rangka peningkatan kualtas yang berpengaruh terhadap pemenuhan kepuasan pelanggan, melakukan audit internal dan rapat tinjauan manajemen.
j) Klausul 10. Peningkatan
ISO-9001:2015 tidak mensyaratkan agar organisasi mencapai suatu tingkat efisiensi atau efektifitas tertentu.
Namun begitu, ISO-9001:2015 mensyaratkan agar organisasi melakukan peningkatan secara berkelanjutan.
3. METODE PENELITIAN Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu checklist yang nantinya akan diisi oleh penulis saat penelitian di perusahaan. Untuk mengetahui tingkat penerapan standar ISO 9001:2015 yang mulai diadopsi dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu di perusahaan PT. PIL, digunakan checklist yang berisi daftar pernyataan aspek-aspek mengenai klausul 4 sampai dengan klausul 10 ISO 9001:2015. Materi dalam checklist dibuat berdasarkan identifikasi dari persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, serta literatur lainnya.
Pengumpulan Data
Terdapat 2 macam data yang digunakan, yaitu data primer dan data sekunder. Yang termasuk dalam data primer yaitu hasil dari checklist di perusahaan. Pengisian checklist itu sendiri berdasarkan hasil wawancara secara semi terstruktur (semi structured interview) kepada narasumber-narasumber yang telah expert di bidangnya. Narasumber yang dipilih untuk dilakukan wawancara terkait pengisian checklist ISO 9001:2015 yaitu bagian Logistik, Marketing, Administrasi, Human Resource Development, Teknik, dan Perencanaan. Wawancara secara semi structured interview adalah metode tanya jawab antara pewawancara dengan narasumber dengan menggunakan rangkaian pertanyaan-pertanyaan inti yg kelak dapat dikembangkan oleh pewawancara sehingga dapat mengarah pada perolehan data yang diharapkan.
Pertanyaan akan diajukan berdasarkan pernyataan aspek-aspek mengenai klausul 4 sampai dengan klausul 10 ISO 9001:2015 yang sudah tertera dalam checklist, kemudian oleh penulis sebagai pewawancara akan menjelaskan kembali secara lebih detail maksud dari pertanyaan tersebut untuk mempermudah narasumber dalam memahami dan memberikan jawaban, yang kemudian akan diberikan skor pada checklist berdasarkan jawaban yang diberikan oleh narasumber. Selain dilakukan wawancara, juga dilakukan observasi langsung di perusahaan guna mendukung bukti pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015. Sedangkan yang termasuk kedalam data sekunder yaitu persyaratan standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, serta dokumentasi mutu sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di perusahaan
Analisis Data
Untuk memperoleh data kuantitatif pada pengisian checklist, dibuat skala pengukuran variabel dengan memberikan skor (berupa angka 1-5) pada masing-masing jawaban checklist. Data kualitatif yang diperoleh berupa checklist scoring selanjutnya ditafsirkan dalam pengertian kuantitatif dengan menggunakan skala rating. Skala ini digunakan untuk menghasilkan data statistik pada lembar observasi untuk mempermudah dalam memperoleh data. Kelebihan skala rating, yakni mudah dibuat dan mudah dalam proses penilaian karena data berupa data kuantitatif. Rater hanya tinggal memberikan tanda centang (V) pada kolom yang sesuai terhadap masing-masing variabel yang dinilai.
Pemberian skor pada checklist didasari oleh kriteria penilaian sebagai berikut dan diperjelas dengan tabel 1:
a) Skor 1 : Buruk Sekali (Sistem Manajemen Mutu tidak ada, Dokumentasi tidak ada, Penerapan tidak ada) b) Skor 2 : Buruk (Sistem Manajemen Mutu ada, Dokumentasi tidak ada, Penerapan terlaksana namun tidak secara
penuh yaitu kurang dari 80%)
c) Skor 3 : Sedang (Sistem Manajemen Mutu ada, Dokumentasi ada tetapi tidak lengkap dan tidak terorganisasi dengan baik, Penerapan tidak dilakukan secara penuh yaitu kurang dari 80%)
d) Skor 4 : Baik (Sistem manajemen mutu ada, dokumentasi ada dan terorganisasi dengan baik, Penerapan tidak dilakukan secara penuh yaitu kurang dari 80%)
e) Skor 5 : Baik Sekali (Sistem Manajemen mutu dan Dokumentasi sudah sesuai dengan persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, serta Penerapannya sudah sepenuhnya dilaksanakan)
Tabel 1. Tabel Kriteria Penilaian Pemberian Skor
Skor 1 2 3 4 5
Sistem Manajemen Mutu
X V V V V
Dokumentasi X X V
Dokumen Mutu
V
Dokumen Mutu dan Rekaman Mutu
V
Penerapan X V
<80%
V
<80%
V
<80%
V 80%-100%
Kategori penilaian dalam skala rating adalah sebagai berikut dan diperjelas pada gambar 1 (Sugiyono, 2009):
a. Buruk Sekali (BRS) = (Tingkat Penerapan < 20%)
b. Buruk (BR) = (20% ≤ Tingkat Penerapan < 40% ) c. Sedang (S) = (40% ≤ Tingkat Penerapan < 60%) d. Baik (B) = (60% ≤ Tingkat Penerapan < 80%) e. Baik Sekali (BS) = (80% ≤ Tingkat Penerapan ≤ 100%)
Gambar 1. Kategori Penilaian dalam Skala Rating
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu deskriptif skoring. Metode ini digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data berupa hasil scoring yang telah terkumpul sebagaimana adanya dari hasil checklist sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca mengenai objek yang diidentifikasi. Hasil checklist scoring yang telah ditabulasikan, kemudian dihitung per masing-masing klausul menggunakan rumus sebagai berikut (Santosa, 2003):
100%
Skor x Total
Total Nilai Skor Keterangan :
Nilai Total = Total Nilai Skor 1 Klausul
Total Skor = Total Nilai Skor Maksimum 1 Klausul
Hasil skor (%) masing-masing klausul kemudian dirata-ratakan menggunakan rumus sebagai berikut (Santosa, 2003):
n
Klausul Seluruh Skor Nilai Total Skor rata -
Rata 
Keterangan :
Total Nilai Skor Seluruh Klausul = Jumlah Skor Seluruh Klausul (%) n = Jumlah Klausul
Untuk mengetahui tingkat penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2015 yang telah mulai untuk dijalankan dalam perusahaan, dilakukan dengan mencari hasil dari rata-rata skor (%) yang merupakan hasil akhir dari tingkat persentase penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada PT. PIL. Untuk menggambarkan persyaratan minimum dari standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015, dari skor 1-5, penulis menggunakan skor 3 dengan persentase sebesar 50%
.
Kemudian akan dibandingkan dengan tingkat persentase penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di PT. PIL, sehingga akan menghasilkan 2 kemungkinan jawaban:1. Apabila tingkat persentase penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di PT. PIL ≤ 50%, maka penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada PT. PIL lebih buruk dari persyaratan minimum standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 (berada di bawah persyaratan minimum standar).
2. Apabila tingkat persentase penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di PT. PIL > 50%, maka penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada PT. PIL lebih baik dari persyaratan minimum standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 (berada di atas persyaratan minimum standar).
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan
Pelaksanaan sistem manajemen mutu berdasarkan standar ISO 9001 telah dilaksanakan oleh PT.PIL sejak tahun 2004, terbukti dengan didapatnya sertifikasi ISO 9001:2000 pada tahun tersebut. Kemudian pada tahun 2010, sertifikasi ISO 9001:2000 diupgrade menjadi ISO 9001:2008, yang habis masa kadaluwarsa sertifikasinya di tahun 2013.
Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 pada PT. Putra Inti Lumayan
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 yang telah dilaksanakan oleh PT.PIL, terlebih dahulu dihitung persentase penerapan per masing-masing klausul. Hasil dari penerapan masing- masing klausul tersebut kemudian di rata-ratakan sehingga akan didapatkan hasil akhir tingkat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada PT.PIL.
Klausul 4. Konteks Organisasi
Persentase penerapan klausul 4 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a) Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 4 yang ada di dalam checklist yaitu 9, sehingga total skor : 9 x 5 = 160.
b) Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 4 sebesar 22.
c) Perhitungan persentase penerapan klausul 4 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 45x
 22 = 48,89%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 4 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 48,89%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “sedang” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 3 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1).
Klausul 5. Kepemimpinan
Persentase penerapan klausul 5 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a. Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 5 yang ada di dalam checklist yaitu 19, sehingga total skor : 13 x 5 = 65.
b. Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 5 sebesar 46.
c. Perhitungan persentase penerapan klausul 5 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 65x
46 = 70,77%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 5 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 70,77%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “baik sekali” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 4 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1).
Klausul 6. Perencanaan
Persentase penerapan klausul 6 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a) Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 6 yang ada di dalam checklist yaitu 7, sehingga total skor : 7 x 5 =35.
b) Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 6 sebesar 20.
c) Perhitungan persentase penerapan klausul 6 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 35x
20 = 57,14%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 6 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 60%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “sedang” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 3 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1).
Klausul 7. Dukungan
Persentase penerapan klausul 7 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a. Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 7 yang ada di dalam checklist yaitu 17, sehingga total skor : 17 x 5 = 85.
b. Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 7 sebesar 44.
c. Perhitungan persentase penerapan klausul 7 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 85x
44 = 51,76%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 7 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 51,76%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “sedang” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 3 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1)
Klausul 8. Operasi
Persentase penerapan klausul 8 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a) Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 8 yang ada di dalam checklist yaitu 38, sehingga total skor : 38 x 5 = 190.
b) Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 8 sebesar 125.
c) Perhitungan persentase penerapan klausul 4 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 190x
125 = 65,79%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 8 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 65,79%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “baik” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 4 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1).
Klausul 9. Evaluasi Kerja
Persentase penerapan klausul 9 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a) Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 8 yang ada di dalam checklist yaitu 11, sehingga total skor : 11 x 5 = 55.
b) Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 9 sebesar 40.
c) Perhitungan persentase penerapan klausul 4 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 55x
 40 = 72,73%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 9 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 72,73%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “baik” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 4 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1).
Klausul 10. Peningkatan
Persentase penerapan klausul 10 ISO 9001:2015 pada PT.PIL dapat dihitung dengan langkah-langkah berikut:
a) Mengetahui Total Skor
Jumlah pernyataan klausul 8 yang ada di dalam checklist yaitu 4, sehingga total skor : 4 x 5 = 20.
b) Mencari Nilai Total
Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan pengamatan langsung di perusahaan, didapatkan nilai total klausul 10 sebesar 15.
c) Perhitungan persentase penerapan klausul 4 dengan cara berikut:
Skor x100%
Skor Total
Total Nilai
% 100 20x
15 = 75%
Sehingga didapat hasil akhir penerapan klausul 10 ISO 9001:2015 pada PT.PIL yaitu sebesar 75%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “baik” di dalam skala rating (Gambar 1) atau dominan mendapatkan skor 4 saat pengisian checklist berdasarkan kriteria penilaian pemberian skor (Tabel 1).
Tingkat Penerapan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2015 pada PT.PIL
Hasil perhitungan persentase penerapan masing-masing klausul, kemudian ditabulasikan dalam tabel 2 dan digambarkan dalam grafik 2 berikut:
Tabel 2. Persentase Penerapan Klausul 4 sampai Klausul 10 ISO 9001:2015 pada PT.PIL
No Klausul Penerapan Kategori
1 4 (Konteks Organisasi) 48,89% S
2 5 (Kepemimpinan) 70,77% B
3 6 (Perencanaan) 57,14% S
4 7 (Dukungan) 51,76% S
5 8 (Operasi) 76,79% B
6 9 (Evaluasi Kerja) 72,73% B
7 10 (Peningkatan) 75% B
Gambar 2. Grafik Persentase Penerapan Klausul 4 sampai Klausul 10, ISO 9001:2015 pada PT.PIL
Berdasarkan tabel 2 dan grafik 2, dapat dilihat bahwa persentase penerapan klausul 4 sampai dengan klausul 10 ISO 9001:2015 pada PT.PIL ada yang diterapkan dengan “baik” ada pula yang diterapkan dengan sedang. Klausul 10 (Peningkatan) mendapatkan persentase tertinggi yaitu sebesar 75%, sedangkan klausul 4 (Konteks Organisasi) mendapatkan persentase terkecil yaitu sebesar 48,89%.
Untuk mengetahui hasil akhir penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada PT.PIL, hasil penerapan masing-masing klausul di rata-ratakan dengan perhitungan sebagai berikut:
a. Mencari Total Nilai Skor seluruh klausul
Total nilai skor seluruh klausul yaitu jumlah dari skor penerapan masing-masing klausul:
Total nilai skor seluruh klausul = skor klausul 4 + skor klausul 5 + skor klausul 6 + skor klausul 7 + skor klausul 8 + skor klausul 9 + skor klausul 10 = 48,89% + 70,77% + 57,14% + 51,76% + 65,79% + 72,73% + 75% = 442,08%
b. Menentukan jumlah klausul
Dari total 10 klausul yang terdapat dalam ISO 9001:2015, hanya klausul 4 sampai klausul 8 yang dicari tingkat penerapannya, sehingga jumlah klausul adalah 7.
c. Setelah diketahui total nilai skor seluruh klausul dan jumlah klausulnya, masukkan ke dalam rumus berikut:
Rata-rata Skor =
n
Klausul Seluruh Skor Nilai Total
= 7
% 08 , 442
= 63,15%
Rata-rata skor inilah yang merupakan hasil akhir tingkat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 pada PT.PIL, yaitu sebesar 63,15%. Hasil tersebut masuk ke dalam kategori “baik” di dalam skala rating. Apabila dibandingkan dengan persyaratan minimum standar ISO 9001:2015, maka tingkat penerapannya diatas dari persyaratan minimum standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 3.
Gambar 3 Tingkat Penerapan ISO 9001:2015 pada PT.PIL dalam skala rating
Strategi yang dapat dilakukan PT.PIL untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015
Secara umum, strategi yang dapat dilakukan PT.PIL untuk mendapatkan sertifikasi standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 antara lain:
1. Meningkatkan komitmen dari Top Management dan dukungan penuh dari karyawan
Salah satu kunci utama keberhasilan akan sistem manajemen mutu yang sedang dibangun yaitu dengan adanya bimbingan, dorongan, dan komitmen yang kuat oleh Top Management, serta dukungan penuh dari setiap karyawan.
2. Melakukan gap analysis
Dengan melakukan gap analysis akan diketahui apakah perusahaan sudah memenuhi atau gagal memenuhi persyaratan ISO 9001:2015 dan juga akan terlihat persyaratan mana saja yang belum terpenuhi oleh perusahaan.
3. Membentuk tim ISO internal
Pembentukan tim ISO internal bertugas memberikan komando kepada seluruh lapisan organisasi untuk tetap fokus dan berkomitmen penuh dalam menjalankan sistem manajemen mutu, yang sebelumnya tugas tersebut merupakan tugas dari Management Representive yang tidak diberlakukan lagi dalam ISO 9001:2015.
4. Menggunakan jasa konsultan ISO
Tujuan utama penggunaan jasa konsultan ISO yaitu untuk membimbing perusahaan dari awal hingga berhasil mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015.
5. Melakukan pelatihan/training ISO 9001:2015 bagi manajemen dan karyawan
Training ISO 9001:2015 dilakukan untuk menyesuaikan dan mengenalkan perusahaan terhadap perubahan dari versi ISO 9001:2008 menjadi versi terbaru ISO 9001:2015 agar berbagai komponen dapat memahami maksud serta tujuan implementasi dari adanya ISO ini untuk diterapkan dalam setiap pekerjaan sehari-hari mereka.
6. Meningkatkan penerapan klausul ISO 9001:2015
Dalam ISO 9001:2015, terdapat beberapa klausul baru yang sebelumnya tidak dipersyaratkan dalam ISO 9001:2008. Sehingga PT.PIL sendiri masih belum menerapkannya atau sudah mulai menerapkan namun penerapannya masih sangat minim. Klausul yang perlu ditingkatkan penerapannya adalah klausul yang masuk kedalam kategori “buruk sekali” (BRS), “buruk” (BR), dan “sedang” (S). Berdasarkan tabel 2, klausul yang perlu ditingkatkan karena termasuk dalam kategori “sedang” yaitu klausul 4 (konteks organisasi), 6 (perencanaan), dan 7 (pendukung).
7. Meningkatkan kompetensi karyawan
Tujuan peningkatan kompetensi karyawan yaitu menciptakan karyawan yang berkompeten yang dibutuhkan dalam pelaksanaan sistem manajemen mutu ISO 9001:205 di perusahaan.
8. Membentuk pola pikir fokus pada perbaikan dan peningkatan berkelanjutan
Dalam setiap peningkatan sistem manajemen mutu, penting bagi setiap orang dalam perusahaan untuk meningkatkan pula fokus pada perbaikan dengan mengidentifikasi apa saja permasalahan yang ada, mengevaluasi efisiensi dan efektivitas proses, serta menerapkan ide-ide yang lebih baik dalam rangka peningkatan kualitas secara berkelanjutan.
9. Menyederhanakan penerapan sistem manajemen mutu dan pembuatan informasi terdokumentasi Menerapkan sistem manajemen mutu secara kompleks dengan membuat dokumen yang panjang dan rumit belum tentu yang terbaik, karena kedepannya bisa saja dokumen tersebut tidak akan digunakan.
5. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Hasil analisis penerapan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001:2015 yang telah mulai dilaksanakan pada PT.PIL, tingkat penerapannya berada diatas dari persyaratan minimum standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 sebesar 63,15% dan dapat dikategorikan “baik”. Dalam hal ini masing-masing klausul, antara lain klausul 4 dikategorikan “sedang” dengan persentase penerapan sebesar 48,89%, klausul 5 dikategorikan “baik” dengan persentase penerapan sebesar 70,77%, klausul 6 dikategorikan “sedang” dengan persentase penerapan sebesar 57,14%, klausul 7 dikategorikan “sedang” dengan persentase penerapan sebesar 51,76%, klausul 8 dikategorikan
“baik” dengan persentase penerapan sebesar 65,79%, klausul 9 dikategorikan “baik” dengan persentase penerapan sebesar 72,73%, dan klausul 10 dikategorikan “baik” dengan persentase penerapan sebesar 75%.
Strategi yang dapat dilakukan oleh PT.PIL untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 yaitu: (1) meningkatkan komitmen dari Top Management serta dukungan yang penuh dari karyawan; (2) melakukan gap analysis; (3) membentuk tim ISO internal; (4) menggunakan jasa konsultan ISO yang berpengalaman; (5) melakukan training/pelatihan ISO 9001:2015 bagi manajemen dan karyawan; (6) meningkatan penerapan klausul ISO 9001:2015;
(7) meningkatkan kompetensi karyawan; (8) membentuk pola pikir fokus pada perbaikan dan peningkatan yang berkelanjutan; dan (9) menyederhanakan penerapan sistem manajemen mutu dan pembuatan informasi terdokumentasi.
Saran
Mempertahankan hasil tingkat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 di perusahaan yang sudah termasuk kedalam kategori “baik” dengan persentase penerapan sebesar 63,15%, serta melakukan perbaikan dan peningkatan secara terus menerus (continously improvement) sesuai dengan prinsip ISO 9001, bukan hanya untuk klausul yang mendapatkan nilai kurang maksimal, namun untuk semua klausul, sehingga kedepannya pelaksanaannya dapat diterapkan sepenuhnya sebesar 100%.
Menjalankan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015 dengan konsisten dan melaksanakan strategi yang diperlukan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015 dengan berkesinambungan, maka perusahaan PT. PIL akan
mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015. Disamping itu, kendala dalam penerapan ISO 9001:2015 yang baru perlu diteliti lebih lanjut.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur dipanjatkan kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya paper dapat diselesaikan untuk KoNTekS 2018 di Batam. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami sampaikn kepada Koprodi Teknik Sipil, FT. Unud atas motivasi dan bantuan biayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. (2015). SNI ISO 9001:2015 : Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan. Jakarta : Badan Standarisasi Nasional.
Gaspersz, V. (2001). ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Ibrohim, I. (2015). ISO-9001:2015 Final Draft International Standard, Penjelasan Klausul-Klausul, Jakarta : PT.
Gunastara.
International Organisation for Standardisation. (2015). ISO 9001:2015 ; Quality Management System Requirement, Switzerland : ISO.
Santosa, A.W., Widhiawati, I.A.M.R., dan Diputra, G.A. (2003). Penerapan Standar Sistem Manajemen Mutu (ISO) 9001:2008 pada Kontraktor PT. TUNAS JAYA SANUR. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil, Vol. 2, No. 1. VIII-1 – VIII-6
Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta.