Tujuan dilaksanakannya pelatihan pegawai adalah untuk melatih pegawai dalam melakukan pekerjaannya serta dapat meningkatkan produktivitas dan kinerja pegawai. Penyelenggaraan program pelatihan pegawai dan adanya kompetensi pegawai akan mempengaruhi tingginya kinerja pegawai suatu perusahaan. Apakah kompetensi yang dimiliki karyawan PT ISTW akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT ISTW? Untuk mengasah dan meningkatkan kompetensi tentunya diperlukan pelatihan.
Pelatihan yang diberikan akan mempengaruhi kompetensi yang akan diperoleh dalam pelatihan, pelatihan dan kompetensi juga akan mempengaruhi kinerja karyawan PT Indonesia Steel Tube Works. Oleh karena itu, data kinerja karyawan ditampilkan pada latar belakang ini untuk mengetahui kinerja karyawan PT Indonesia Steel Tube Works. Berdasarkan Tabel 1.1 data penilaian kinerja karyawan pabrik PT Indonesia Steel Tube Works tahun 2018 hingga tahun 2020, terlihat kinerja karyawan pabrik PT ISTW mengalami penurunan kinerja.
Pegawai yang tidak kompeten dapat menjadi permasalahan dalam perusahaan dan tentunya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan serta kinerja pegawai yang bersangkutan. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan maka penulis ingin meneliti lebih lanjut penelitian mengenai pengaruh pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja karyawan dengan memperluas judul penelitian ‘Pengaruh pelatihan dan kompetensi terhadap kinerja karyawan pada Pabrik PT Indonesia Steel Tube Works Semarang’ menjadi ke memajukan. Oleh karena itu, PT Indonesia Steel Tube Works mengelola kinerja karyawan melalui pelatihan.
Pengelolaan kinerja pegawai dapat dipastikan melalui pemberian program pelatihan yang dapat menunjang kompetensi pegawai sehingga tercapai kinerja sesuai tujuan perusahaan.
Kerangka Teori
- Perilaku Organisasi
- Perilaku Individu Dalam Organisasi
- Perilaku Kelompok Dalam Organisasi
- Pelatihan
- Indikator Pelatihan
- Metode Pelatihan
- Jenis Pelatihan
- Tahap Pelatihan
- Kompetensi
- Indikator Kompetensi
- Tipe Kompetensi
- Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi
- Kinerja
- Indikator Kinerja
- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
- Faktor yang Dipengaruhi Kinerja
- Hubungan Antar Variabel
- Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja
- Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
- Pengaruh Pelatihan dan Kompetensi Terhadap Kinerja
- Penelitian Terdahulu
Pelatihan merupakan wujud tanggung jawab perusahaan dalam membangun sumber daya manusia berupa kegiatan untuk mengembangkan kemampuan, keterampilan dan potensi karyawan, sehingga akan meningkatkan kompetensi dan kinerja karyawan. Secara etimologis, kompetensi dapat diartikan sebagai dimensi perilaku keunggulan manajer dan karyawan yang mempunyai keterampilan, pengetahuan, dan perilaku yang baik. Jika karyawan merasa aman akan kebutuhannya, maka mereka akan melakukan pekerjaannya dengan baik, yang tentunya akan mempengaruhi kinerja karyawan.
Pegawai yang mempunyai kinerja yang baik pasti akan mendapatkan imbalan yang baik seperti kenaikan gaji, promosi dan berbagai tunjangan lainnya. Dan sebaliknya bagi pegawai yang mempunyai kinerja buruk tentu akan menerima kompensasi yang buruk serta penurunan gaji atau tunjangan pegawai tersebut. Dengan demikian, jika kinerja pegawai terlihat baik, mendapat penghargaan sebagai teladan dan banyak pujian terhadap dirinya, maka citra pegawai pun akan baik.
Dalam penelitian (Shaheen, 2013) dan (Amin et al., 2013) menyatakan bahwa pelatihan merupakan suatu proses yang berkesinambungan untuk meningkatkan kinerja pegawai dan pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan kinerja pegawai. Pelatihan merupakan suatu cara yang dilakukan oleh perusahaan yang diperuntukkan bagi seluruh pegawai dan khususnya pegawai yang bekerja kurang maksimal karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan, diharapkan dengan adanya pelatihan dapat meningkatkan kinerja pegawai. Winanti, 2011) dan (Zaim et al., 2013) mengungkapkan bahwa semakin tinggi kompetensi maka kinerja pegawai akan meningkat karena pegawai yang berkompeten mempunyai kemampuan dan kemauan dalam mengatasi permasalahan pekerjaan.
Selain itu, (Pattiasina et al., 2016) menyatakan bahwa memprediksi kinerja pegawai dapat dilakukan dengan melakukan penilaian kompetensi pegawai. Tujuan pelatihan adalah untuk mengembangkan kompetensi pegawai sehingga pegawai yang mempunyai keterampilan kurang baik dapat meningkat, yang bertujuan untuk mengembangkan kinerja pegawai. Pengaruh Kompetensi Dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT Adaro Energy Tbk, Ilman Ataunur, Eny Ariyanto, Jurnal Kajian Bisnis, Volume 16, Nomor 2, Desember 2015.
Dampak Pelatihan, Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang), Hendaris Adriyanto, Agung Gita Subakti, Jurnal Perhotelan dan Rekreasi Pariwisata Indonesia, Volume 1 Nomor 2, Oktober 2018. Dampak Pelatihan tentang Kinerja Pegawai yang diarahkan oleh pegawai yang berkompeten (studi kasus di Kantor Kementerian Perdagangan, Direktorat Metrologi Regional I Medan), Kristi Endah Ndilose Ginting, Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen Prima, Volume 1, Edisi 1, 2019. Dampak dari pelatihan dan Kompetensi terhadap kinerja pegawai Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bekasi, Cindy Ayu.
Pelatihan, motivasi dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.
Hipotesis
Diduga terdapat pengaruh antara pendidikan dan kompetensi terhadap kinerja karyawan PT Indonesia Steel Tube Works.
Definisi Konsep .1. Pelatihan
Kompetensi
Kinerja
Definisi Operasional .1. Pelatihan
Kompetensi
Kinerja
Metode Penelitian
- Tipe Penelitian
- Populasi dan Sampel 1. Populasi
- Sampel
- Teknik Pengambilan Sampel
- Jenis dan Sumber Data .1 Jenis Data
- Sumber Data
- Skala Pengukuran
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Koefisien Korelasi
- Analisis Regresi
- Analisis Regresi Sederhana
- Uji Signifikan (Uji t)
- Uji Signifikan (Uji F)
Populasi penelitian ini adalah pekerja pabrik bagian produksi yang berjumlah 75 (tujuh puluh lima) orang karyawan PT Indonesia Steel Tube Works Semarang. Karena jumlah karyawan PT Indonesia Steel Tube Works tidak melebihi 100 orang, maka seluruh populasi akan diambil sebagai sampel penelitian. Jadi dalam penelitian ini sampelnya adalah 75 (tujuh puluh lima) orang pekerja pabrik bagian produksi PT Indonesia Steel Tube Works Semarang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik non-probability sampling, sensus, atau total sampling. Sugiyono, 2019) mengungkapkan bahwa Nonprobability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data penilaian kinerja pegawai, jumlah pegawai, serta hasil kuisioner yang akan diolah lebih lanjut oleh peneliti.
Data primer merupakan data yang diperoleh dari tanggapan pertanyaan penulis kepada Ibu Dessy selaku Bagian PGA (Personil dan Umum) PT. Data sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan kemudian digunakan oleh penulis untuk diolah lebih lanjut. Pada saat penyusunan laporan ini dilakukan wawancara dengan Ibu Dessy dari bagian PGA (Personil dan Umum) dan karyawan PT Indonesia Steel Tube Works Semarang.
Dokumentasi berupa data matriks skill karyawan tahun 2018 hingga tahun 2020, dan kuesioner yang akan diberikan kepada karyawan PT Indonesia Steel Tube Works Semarang. Metode studi pustaka merupakan suatu cara pengumpulan data dengan cara menelaah berbagai referensi yang berkaitan dengan objek observasi dan topik penulisan dari literatur pendukung dalam penyusunan penelitian ini. Teknik analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik untuk menganalisis data sampel dan hasilnya digunakan untuk populasi.
Penerapan teknik tersebut tepat apabila sampel berasal dari populasi yang berbeda dan teknik pengambilan sampelnya dilakukan secara acak (Sugiyono, 2019). Menurut (Harlan, 2018), mengemukakan bahwa regresi linier adalah suatu teknik untuk memperoleh model hubungan satu variabel terikat dengan satu atau lebih variabel bebas. Analisis regresi berganda bertujuan untuk memprediksi keadaan variabel dependen, jika 2 atau lebih variabel independen menjadi faktor prediktornya.
Nilai koefisien determinasinya adalah 0 dan 1, nilai yang mendekati 1 berarti variabel independen memberikan hampir seluruh informasi tentang variabel dependen. Disebut juga dengan uji parsial, uji t bertujuan untuk menguji secara parsial pengaruh antar variabel bebas dengan asumsi bahwa variabel terikat tersebut adalah variabel lain.