• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "KOTA MAKASSAR"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

Tesis ini disusun sebagai tugas studi akhir dan syarat untuk memperoleh gelar magister pada program magister manajemen di STIE Nobel Indonesia yang berjudul: “PENGARUH KOMPETENSI, MOTIVASI DAN KOMPETENSI TERHADAP KINERJA GURU DI MTsN 1 KOTA MAKASSAR. Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Disiplin terhadap Kinerja Guru di MTsN 1 Kota Makassar, oleh Mashur Razak dan Ahmad Firman.

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN

Untuk menganalisis pengaruh variabel Kompetensi, Motivasi dan Disiplin secara simultan terhadap kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar. Untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar.

MANFAAT PENELITIAN

PENELITIAN TERDAHULU

Chairul Anam (2018) mengkaji pengaruh motivasi, kompetensi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial motivasi, kompetensi, manajemen, lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.

KAJIAN TEORI .1 Kompetensi .1 Kompetensi

Kompetensi Guru

Tugas dan tanggung jawab ini terkait erat dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan profesi. Standar kompetensi guru dikembangkan secara menyeluruh berdasarkan empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional, keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

Kompetensi Pedagogik guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran yang meliputi pemahaman wawasan atau

Dengan demikian, kompetensi yang dimiliki setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya, kompetensi tersebut akan dituangkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Etika sebagai perkembangan yang efektif mencakup kemampuan emosional yang tersusun secara hierarkis, yaitu: Kesadaran (kemampuan untuk menyadari sesuatu), partisipasi (kemampuan untuk berpartisipasi atau terlibat dalam sesuatu), penghayatan terhadap nilai-nilai. kemampuan menerima nilai-nilai dan terikat olehnya), mengorganisir nilai-nilai (kemampuan untuk memiliki sistem nilai dalam diri sendiri) dan karakterisasi diri (kemampuan untuk memiliki gaya hidup dimana sistem nilai yang terbentuk dalam diri sendiri mampu mengendalikan perilaku seseorang).

Kompetensi Kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan

Sebagai pribadi, guru merupakan perwujudan dirinya dengan segala keunikan karakteristik yang sesuai dengan posisinya sebagai pemegang profesi guru. Kepribadian merupakan landasan utama perwujudan diri sebagai guru yang efektif baik dalam menjalankan tugas keprofesiannya di lingkungan pendidikan maupun di lingkungan kehidupan lainnya. Untuk itu ia harus mengenal dirinya sendiri dan mampu mengembangkannya menuju terwujudnya manusia yang sehat dan paripurna (fully functional person).

Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa guru dalam hal ini harus mengetahui, memahami, dan bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan budaya bangsa Indonesia. Sikap guru harus menghargai keadaan ini dan tidak boleh mempengaruhi perlakuan dalam pemberian layanan pengajaran, bimbingan atau segala bentuk konsultasi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah. Pengetahuan dan wawasan yang luas, keinginan untuk belajar lebih lanjut, membaca dan ketidakpuasan dengan masalah yang ada.

Kompetensi Sosial merupakan kemampuan guru sebagai makhluk sosial dalam berinteraksi dengan orang lain. Kompetensi ini berhubungan

Memiliki peran yang berarti dalam kelompok, atau organisasi formal maupun informal, termasuk dalam kehidupan sekolah dan masyarakat. Berdasarkan pernyataan di atas, kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai makhluk sosial untuk berinteraksi dengan orang lain tidak hanya untuk melakukan hal yang benar, tetapi juga menyadari tindakan yang dilakukan dan menyadari situasi yang berkaitan dengan tindakan tersebut. . Sisi ini tidak dapat diabaikan oleh guru karena guru harus terlibat dalam kehidupan masyarakat dengan interaksi sosial.

Sebagai makhluk sosial, guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik, memiliki rasa empati terhadap orang lain. Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan menarik dengan peserta didik dan tenaga kependidikan, orang tua dan wali pembelajaran, masyarakat sekitar sekolah dan sekitar tempat tinggal pendidik, serta dengan stakeholder yang berkepentingan dengan sekolah.

Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam penguasaan materi pelajaran secara luas dan

Motivasi

Seperti yang dikemukakan oleh Rivai (2013), beberapa aspek yang mempengaruhi motivasi kerja yaitu: rasa aman dalam bekerja, mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan terhadap usaha kerja dan perlakuan yang adil dari manajemen. Sejalan dengan apa yang dikemukakan dari pernyataan di atas, Siagian (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja individu untuk mencapai keberhasilan dengan tujuan organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu berupa: harapan, keinginan, aspirasi dan perbedaan. jenis kebutuhan. Motivasi kerja menurut Uno (2008) adalah dorongan dari dalam dan luar diri seseorang untuk melakukan sesuatu yang dapat dilihat dari dimensi internal dan eksternal.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh pimpinan sekolah untuk meningkatkan motivasi kerja guru antara lain penerapan manajemen terbuka, pelaksanaan uraian tugas dengan tugas dan fungsi yang jelas, pelaksanaan hubungan yang baik, pelaksanaan pengawasan yang berkesinambungan dan menyeluruh, dan lain-lain. diperlukan untuk melaksanakan program evaluasi sesuai dengan . kepada Karwati & Priansa (2013). Guru dengan motivasi kerja yang tinggi diharapkan tampil lebih baik dibandingkan dengan guru dengan motivasi kerja yang rendah. Menurut Uno (2008), faktor internal yang mempengaruhi motivasi kerja meliputi tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, melaksanakan tugas dengan tujuan yang jelas, memiliki tujuan yang jelas dan menantang, memiliki umpan balik atas hasil pekerjaannya, berusaha mengungguli orang lain dan mengutamakan kinerja. dari kegiatan yang dilakukan; sedangkan faktor eksternal meliputi upaya memenuhi kebutuhan hidup dan bekerja, senang dihargai atas apa yang dikerjakan, bekerja dengan harapan mendapatkan insentif, dan bekerja dengan harapan mendapat perhatian dari teman dan atasan.

Kedisiplinan

Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada karyawan agar tercipta ketertiban dalam perusahaan. Dengan disiplin yang baik, semangat kerja, etos kerja, efisiensi dan efektifitas kerja karyawan akan meningkat. Indikator yang mempengaruhi disiplin adalah tujuan dan kemampuan, keteladanan pemimpin, kompensasi, keadilan, ketepatan waktu, sanksi, hukuman, ketegasan dan hubungan antarmanusia.

Pembayaran (gaji dan bantuan sosial) juga mempengaruhi kedisiplinan karyawan, karena pembayaran akan menjamin kepuasan dan kecintaan terhadap perusahaan tempat mereka bekerja. Dengan hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan perusahaan, dan sikap dan perilaku disiplin karyawan akan berkurang. Pemimpin harus berani dan tegas menghukum setiap pekerja yang disiplin sesuai dengan sanksi yang telah ditentukan.

Kinerja

  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Aspek-aspek di atas menjelaskan bahwa kinerja pegawai merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari berbagai uraian di atas dapat ditegaskan bahwa kinerja pegawai adalah, kinerja merupakan perbandingan hasil kerja yang dicapai pegawai dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai seseorang, baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Yang menggambarkan kinerja pegawai atas dasar sikap yang timbul dari kemauan dan kesadaran diri berdasarkan sistem organisasi yang berorientasi nilai budaya terhadap kinerja. Oleh karena itu, perlu menugaskan karyawan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya (orang yang tepat di tempat yang tepat, orang yang tepat di tempat kerja yang tepat). Menurut Hasibuan (2013), prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas seseorang berdasarkan kecakapan, usaha dan kesempatan.

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis Penelitian

Definisi Operasional Dan Indikator Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan observasi analitik dengan desain Cross-Sectional yaitu untuk mengetahui hubungan antara seluruh variabel (X) dan kinerja (Y). Dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, meramalkan, dan mengendalikan suatu gejala. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena menggunakan data untuk dihitung dan menggunakan analisis kualitatif untuk mendeskripsikan data yang diperoleh sehingga data lebih jelas.

Dalam penulisan proposal ini, penulis melakukan penelitian di MTsN 1 Kota Makassar yang beralamat di Jalan Andi Pangeran Pettarani No.1A, Mannuruki, Tamalate, Kota Makassar.

POPULASI DAN SAMPEL

Metode yang digunakan adalah metode sensus atau sampel jenuh, dimana semua guru tersebut juga menjadi sampel dalam penelitian ini. Perpustakaan adalah penelitian yang dilakukan di perpustakaan dengan mengumpulkan buku atau literatur sebagai referensi yang terkait dengan hipotesis atau subjek.

JENIS DAN SUMBER DATA

METODE ANALISIS

  • Gambaran Umum MTsN 1 Kota Makassar

Tes ini merupakan tes validitas pertanyaan atau pertanyaan yang terangkum dalam kuesioner, dimana setiap pertanyaan dikatakan valid jika memiliki dukungan yang kuat terhadap skor total. Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS dengan menggunakan nilai r korelasi total item terkoreksi. Sehingga dari analisis faktor dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruk yang baik.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrumen jika instrumen tersebut digunakan kembali sebagai alat ukur suatu objek atau respon. Berdasarkan hasil analisis perhitungan dengan menggunakan metode regresi linier berganda yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan serangkaian pengujian untuk membuktikan hipotesis tersebut. Untuk mengetahui apakah suatu variabel secara parsial berpengaruh signifikan atau tidak, digunakan uji t atau t-student (Suhyadi dan Purwanto, 2004:525).

Tabel 4.2 : Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa  Alpha (α)  Tingkat Reliabilitas
Tabel 4.2 : Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa Alpha (α) Tingkat Reliabilitas

HASIL PENELITIAN .1 Karakteristik Responden .1 Karakteristik Responden

  • Desktiptif Statistik
  • Tanggapan Responden
  • Uji Regresi Berganda

Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data persepsi responden terhadap motivasi (X2) dinyatakan baik dan dapat digunakan sebagai penjelasan bagaimana kinerja guru MTsN 1 Kota Makassar. Hal ini menunjukkan bahwa sebaran data persepsi responden terhadap kedisiplinan (X3) dinyatakan baik dan dapat dijadikan sebagai penjelasan bagaimana kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar. Nilai 0,810 pada variabel motivasi (X2) bertanda positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi motivasi maka semakin tinggi pula kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar.

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian kompetensi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar. 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, maka motivasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar. 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, dengan demikian disiplin berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru di MTsN 1 Kota Makassar.

Tabel 5.10  Uji Validitas
Tabel 5.10 Uji Validitas

PEMBAHASAN

  • Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja
  • Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru MTsN 1 Kota Makassar Motivasi merupakan seperangkat alasan dalam melakukan suatu tindakan Motivasi merupakan seperangkat alasan dalam melakukan suatu tindakan
  • Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Kinerja Guru MTsN 1 Kota Makassar Makassar
  • Pengaruh Kompetensi, Motivasi dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Guru MTsN 1 Kota Makassar Guru MTsN 1 Kota Makassar

Dengan demikian berdasarkan nilai t hitung sebesar 5,580 > 1,674 dan untuk nilai probabilitas 0,00 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga motivasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru di MTsN 1 Makassar Kota. . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chairul Anam (2018) yang juga membuktikan bahwa motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru di SMK. Dengan demikian berdasarkan nilai t hitung sebesar 8,068 > 1,674 dan untuk nilai probabilitas 0,00 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga kedisiplinan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru di MTsN 1 Kota Makasar. .

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Zaenal Mutakin (2013) yang juga membuktikan bahwa disiplin berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hasil pengujian hipotesis dengan uji F membuktikan bahwa kompetensi, motivasi dan disiplin secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi guru dan latar belakang guru secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja guru sekolah dasar di DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, sedangkan kompetensi guru dan latar belakang guru secara parsial berkontribusi positif terhadap peningkatan kinerja guru. variabel memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kinerja guru dibandingkan dengan variabel latar belakang.

PENUTUP

SARAN

Pengaruh Motivasi, Kompetensi, Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja Guru di SMK. Tentang Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Pemerintahan Tabalong Di Tanjung Kalimantan Selatan, Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi, Volume 11, Edisi 2. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru di MTs Negeri Muara Kelingi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Keguruan.

Gambar

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4.1  Skala Likert
Tabel 4.2 : Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpa  Alpha (α)  Tingkat Reliabilitas
Tabel 5.10  Uji Validitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel kompetensi dan motivasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas hasil audit internal, sedangkan variabel akuntabilitas,