• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB merupakan suatu keadaan yang fisiologis dalam siklus kehidupan wanita.Namun dalam prosesnya terdapat beberapa kemungkinan atau suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi baru lahir bahkan bisa menyebabkan terjadinya suatu kematian.Menurut WHO pada tahun 2015 sekitar 830 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan dan persalinan.Kematian ibu dan bayi merupakan salah satu indikatorperkembangan derajat kesehatanya itu untuk menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya (Dinkes, 2015).

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015,Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 305 per 100.000 kelahiran hidup.Sedangkan untuk Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup dan AKABA 32 per 1000 kelahiran. Angka kematian balita lebih tinggi daripada angka kematian bayi.. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Substainable Development Goals) diarahkan dalam pada kewajiban-kewajiban untuk melanjutkan dan memperluas keberhasilan MDGs, mengamati inklusifitas

(2)

2

dalam proses penyusunannya, SDGs diharapkan mampu membangun diatas pondasi yang sudah dibuat MDGs. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan RI penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2021 terkait COVID-19 sebanyak 2.982 kasus, perdarahan sebanyak 1.330 kasus, dan hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1.077 kasus (Profil Kesehatan Indonesia, 2021).

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memaparkan Jumlah kematian ibu per-Kabupaten/ Kota Provinsi Jawa Barat periode bulan januari – juli tahun 2020 sebanyak 1.649 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2019 pada periode yang sama yaitu sebesar 1.575 kasus. Proporsi kematian bayi 81% adalah kematian neonatal, 19% adalah kematian post neonatal (29hr –11 bulan). Penyebab kematian neonatal tertinggi BBLR 42% dan Asfiksia 29%. Sedangkan pada post-neo, tertinggi akibat penyebab lain2 60% dan pneumonia 23%. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memaparkan Rasio kematian ibu–bayi provinsi jawa barat berdasarkan jumlah kasus kematian bulan januari-agustus 2020 di kabupaten bekasi untuk angka kematian ibu sebanyak 17 kasus dengan rasio kematian ibu 32,95. Sedangkan untuk angka kematian bayi sebanyak 14 kasus dengan ratio kematian bayi yaitu 0,27 (Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat,2020).

Sepanjang tahun 2020 di Kota Bandung terdapat 28 kasus kematian ibu dari 34.366 kelahiran hidup. Bila ditinjau secara

(3)

3

kewilayahan, di tahun 2020, kejadian kematian ibu tertinggi berada di Kecamatan Coblong sejumlah 5 kasus, berikutnya ada Kecamatan Cibeunying Kidul, Andir, dan Astanaanyar dengan masing-masing 3 kasus. Penyebab kematian ibu dari 28 kasus adalah perdarahan (12 kasus), hipertensi pada kehamilan (3 kasus), infeksi (3 kasus), gangguan system peredaran darah (2 kasus), serta terdapat 8 kasus dengan penyebab lain- lain. Kematian ibu terbanyak terjadi pada ibu berusia ≥ 35 tahun sebanyak 12 kasus, kemudian diikuti ibu berusia 20 – 34 tahun sebanyak 14 kasus, lalu ibu berusia < 20 tahun dengan 2 kasus. Jumlah kasus kematian bayi tahun 2020 di Kota Bandung sebanyak 82 kasus kematian, jumlah kematian bayi tahun 2020 terbanyak berada di wilayah Sukajadi (10 kasus), Coblong (9 kasus), dan Bandung Kulon (7 kasus). Tidak terdapat kasus kematian bayi di kecamatan Sukasari, Regol, Cibeunying Kaler, dan Astanaanyar. Penyebab-penyebab terbanyak kematian bayi (0-11 bulan) di Kota Bandung tahun 2020 yakni BBLR, asfiksia, sepsis kelainan bawaan, pneumonia dan diare. Terdapat pula penyebab lain-lain yang masih menjadi jumlah terbesar penyakit penyebab kematian bayi 32 kasus).

(Profil Kesehatan kota Bandung, 2020)

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia pada tahun 2021 secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI Ekslusif tahun 2021 yaitu sebesar 56,9%. Angka tersebut sudah melampaui target program tahun 2021 yaitu 40%. Presentase tertinggi cakupan pemberian ASI Ekslusif terdapat pada provinsi Nusa Tenggara Barat (84,2%), sedangkan persentase terendah

(4)

4

terdapat di provinsi Maluku (13,0%). Terdapat lima provinsi yang belum mencapai target program tahun 2021, yaitu Maluku, papua, Gorontalo, Papua Barat, dan Sulawesi Utara. (Profil Kesehatan RI, 2019).

Upaya untuk memperlancar produksi ASI dapat dilakukan dengan merangsang reflex oksitosinya itu dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada daerah tulang belakang leher, punggung atau sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae ke lima sampai ke enam.

Upaya dalam percepatan penurunan AKI dan AKB yaitu dengan pengelolaan program KIA yang bertujuan memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) secara efektif dan efisien. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan menyusui, bayi, balita dan anak prasekolah. Pelayanan KIA sangat mempengaruhi derajat kesehatan ibu dan anak. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses alamiah yang dialami oleh seorang wanita. Proses tersebut terjadi secara alamiah namun jika tidak dipantau oleh tenaga kesehatan maka akan berisiko terjadi komplikasi yang membahayakan ibu dan bayi. Keberhasilan program KIA ini akan sangat mempengaruhi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Continuity Of Care (COC) dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai perawatan yang berkesinambungan antara pasien dan tenaga

(5)

5

kesehatan. COC bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga profesional kesehatan. Untuk mendukung upaya pemerintah tersebut, seharusnya bidan memantau ibu hamil mulai dari awal kehamilan dan pemantauan pemeriksaan pertama kali dalam kehamilan (K1) sampai dengan proses persalinan tenaga kesehatan dan pemantauan bayi baru lahir dari tanda infeksi maupun komplikasi pasca lahir serta fasilitator untuk pasangan usia subur dalam pelayanan KB.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalahnya yaitu, “Bagaimana Gambaran Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan komprehensif Ny.T G1P0A0 dengan Pijat Oksitosin di PMB Bidan R Kab.

Bandung Tahun 2023”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Pelayanan Kebidanan secara komprehensif pada Ny. T dengan Pijat Oksitosin sesuai dengan standar pelayanan kebidanan kunjungan ANC pertolongan ibu bersalin, bayi baru lahir, masa nifas dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP di PMB Bidan R Kab. Bandung.

(6)

6 2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada Ny.T sejak masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di PMB Bidan R Kab. Bandung;

b. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada Ny. T sejak masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di PMB Bidan R Kab. Bandung;

c. Menentukan Diagnosa/ Masalah Potensial asuhan kebidanan secara kontinu pada Ny. T sejak masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di PMB Bidan R Kab. Bandung;

d. Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontiniu pada Ny. T sejak masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di PMB Bidan R Kab. Bandung;

e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. T sejak masa hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas di PMB Bidan R Kab. Bandung;

f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada Ny. T sejak masa hamil,bersalin, bayi baru lahir dan nifas di PMB Bidan R Kab. Bandung;

(7)

7 D. Manfaat

1. Bagi Penyusun

Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care) pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.

2. Bagi Lahan Praktek

Dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat memberikan pelayanan yang komprehensif sehingga komplikasi kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas dapat terdeteksi sedini mungkin di PMB Kab. Bandung.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswi sebagai bahan referensi sehingga dapat menunjang dalam proses penelitian selanjutnya di perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung.

E. Ruang Lingkup

Dengan adanya angka kejadian ibu bersalin dengan retensio plasenta yang terjadi di TPMB Bidan R Kabupaten Bandung, maka penulis membahas mengenai Asuhan Kebidanan Pada Ny. T G1P0A0 Dengan Pijat Oksitosin Di PMB Bidan R Kab. Bandung 2023.

(8)

8 F. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

Asuhan kebidanan Pada Ny. T ini dilaksanakan di TPMB Bidan R Kabupaten Bandung.

2. Waktu

Pelaksanaan asuhan kebidanan dilaksanakan selama 6 (enam) minggu.

G. Sistematika Penulisan

Studi kasus ini terdiri dari beberapa BAB antara lain sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, ruang lingkup, lokasi dan waktu, serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan teori menjelaskan tentang konsep dasar kehamilan, konsep dasar persalinan, konsep dasar bayi baru lahir, konsep dasar nifas, tahapan masa nifas, kebutuhan ibu masa nifas, dan pijat oksitosin.

BAB III : Tinjauan kasus merupakan hasil penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. T

BAB IV : Pembahasan dalam bab ini akan membahas mengenai asuhan

(9)

9

kebidanan pada masa kehamilan, asuhan kebidanan pada masa persalinan, asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

BAB V : Dalam bab ini akan diambil kesimpulan atas kasus Ny. T dan bagaimana sebaiknya di waktu mendatang untuk menghadapi kasus serupa.

Referensi

Dokumen terkait

Pengkajian meliputi: perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, hipertensi dalam kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, BB lahir bayi kurang 2500 gram atau lebih

POLA MIKROBA DAN KEPEKAAN Pola Patogen dan Kepekaanya terhadap Antibiotik RSUD Padangan Periode Januari 2022 Penyusun : Endah Febriana N,AMd.AK NIP.. Jenis dan Jumlah Spesimen Ruang