BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organisation) menjelaskan bahwa rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan. dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat ( Badar, 2022).
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. (M. Af, 2019).
Dalam peraturan pemerintah (2021) pasal 1 tentang Ketentuan Umum Rumah Sakit yang berbunyi “Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Ada dua klasifikasi rumah sakit yang terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Dalam Penggolongan Rumah Sakit ( Peraturan mentri kesehatan RI tentang rumah sakit BAB 1 ketentuan umum pasal 1 ) Ada dua bagian klasifikasi rumah sakit yaitu rumah sakit
umum dan rumah sakit khusus, Rumah Sakit Umum Rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai sub spedialistik. Rumah Sakit Khusus Rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan berdasarkan jenis penyakit tertentu atau disiplin ilmu ada beberapa jenis klasifikasi antaralain (Peraturan Pemerintah, 2021).
Klasifikasi Rumah Sakit umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terdiri atas: Rumah Sakit umum kelas A;, Rumah Sakit umum kelas B;, Rumah Sakit umum kelas C;, Rumah Sakit umum kelas D.
Klasifikasi Rumah Sakit khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) terdiri atas: Rumah Sakit khusus kelas A;, Rumah Sakit khusus kelas B;
dan Rumah Sakit khusus kelas C. atau yang biasa di sebut Akreditasi (Peraturan Pemerintah, 2021).
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar operasional prosedur yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien (Undang-Undang No 44 Tahun 2009 ) Tentang Rumah Sakit). Pelayanan kesehatan menjadi hal yang paling penting dalam suatu organisasi kesehatan. Jasa pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh perilaku dan juga motivasi. Motivasi merupakan karakteristik psikologis manusia yang memberi dorongan pada tingkat komitmen seseorang dalam melaksanakan tugas (Cambu et al., 2019).
Semua tenaga yang terlibat seperti perawat mampu menunjukan kemampuan yang berkualitas. Kinerja setiap orang akan di pengaruhi oleh faktor inside seperti motivasi ataupun kemampuan ( kopetensi dari kemampuan yang dimiliki ). Motivasi menjadi pendorong bagi perawat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawab serta menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Motivasi memberikan dorongan untuk melaksanakan tugas sesuai dengan target sehingga kemampuan atau kopetensi yang di miliki hasil kinerja yang maksimal (Rosyita & Aditaruna, 2021)
Dalam suatu organisasi atau dalam mengembang suatu pekerjaan Motivasi kerja memiliki mempunyai akibat yang lumayan besar terhadap kinerja pegawai. Bagi orang yang mendapatkan motivasi yang baik sehingga membuat pegawai meresa sangat termotivasi, yang membuat mereka mengerahkan kemampuan agar bisa mendukung tujuan-tujuan organisasi serta mengembangkan tugas dengan baik dimanapun ia bekerja.
Bagi orang yang tidak termotivasi hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja (Manajemen et al., 2022)
Motivasi kerja adalah salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Kemampuan melaksanan tugas merupakan penilaian kinerja seseorang, namun tanpa dukungan suatu kemauan dan motivasi, tugas tidak akan terselesaikan. Apabila tugas sudah dilaksanakan dengan baik, maka
seseorang tersebut akan mendapat kepuasan tersendiri. Kepuasan tersebut didapatkan dengan memberikan suatu penghargaan yang telah dicapai, baik fisik maupun psikis (Cambu et al., 2019)
Motivasi menjadi sangat penting karena dengan motivasi diharapkan setiap karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Motivasi akan memberikan inspirasi, dorongan, semangat kerja bagi karyawan sehingga terjalin hubungan kerja yang baik antara karyawan dan pimpinan sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara maksimal (Pinandita et al., 2021).
Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja pada dasarnya berbeda- beda menurut pandangan teori motivasi. Menurut teori Maslow (1943) motivasi di pengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan fisiologi, rasa aman, rasa memiliki, penghargaan dan aktualisasi diri.
Phsiological Needs (kebutuhan fisiologis), Safety needs (kebutuhan keamanan), Social needs (kebutuhan sosial), Esteem needs (kebutuhan akan penghargaan), Self actualization (kebutuhan aktualisasi diri). (Kec et al., 2022).
Menurut Hurber (1996) dalam Hafizurrahman (2009) bahwa peran kinerja pada dasarnya terdiri dari dua faktor yang saling berhubungan yaitu kemampuan yang terdiri dari pengetahuan dan keterampilan seseorang, dan motivasi yang terdiri dari sikap dan keadaan kerja. Jadi ada interaksi antara motivasi dan kemampuan untuk kinerja Faktor motivasi memiliki hubungan langsung dengan kinerja individual karyawan. Sedangkan faktor
kemampuan individual dan lingkungan kerja memiliki hubungan yang tidak langsung dengan kinerja. Kedua faktor tersebut keberadaannya akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Oleh karena kedudukan dan hubungannya itu, maka sangatlah strategis jika pengembangan kinerja individual karyawan dimulai dari peningkatan motivasi kerja.
(cokroaminoto.wordpress.com, 2007 dalam Try Gunawan Zebua 2021).
Rumah Sakit (RS) merupakan institusi yang diharapkan dapat memberikan pelayanan prima dan berorientasi pada kepuasan masyarakat.
Oleh karena itu rumah sakit harus memiliki perawat yang professional dan memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidangnya. Perawat merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu dan kualitas rumah sakit.
Perawat diharapkan memiliki motivasi dan disiplin tinggi dalam menjalankan pekerjaannya karena perawat harus memberikan pelayanan dan menangani pasien dengan tepat dan cepat sesuai dengan prosedur.
Untuk memotivasi seorang perawat selain kesadaran dari orang itu sendiri, perlu orang lain yang memberi motivasi karena dengan kehadiran orang lain akan semakin meningkatkan motivasi dalam diri perawat. Untuk menilai kualitas pelayanan keperawatan diperlukan adanya standar praktik keperawatan yang merupakan pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Adapun faktor yang mempengaruhi kinerja seorang perawat salah satunya adalah motivasi (Zainaro et al., 2017).
Melalui hasil analisis sementara didapatkan bahwa penyebab utama produktifitas dan kinerja perawat rendah ternyata terletak pada orang- orangnya, bukan pada peralatan kerja yang kurang baik. Rendahnya kinerja perawat diduga terletak pada kemampuan kerja perawat dan motivasi kerja perawat tersebut. Setelah dilakukan observasi ke ruangan didapatkan hasil sementara bahwa sebenarnya kemampuan kerja perawat cukup tinggi, tetapi motivasi kerja perawatnya yang rendah. Dengan demikian dapat dikatakan rendahnya kinerja perawat disebabkan karena rendahnya faktor motivasi kerja perawat itu sendiri (Zainaro ., 2017).
Berdasarkan hasil studi pendahulan tanggal 18 april 2023 yang peneliti lakukan di Rumah Sakit TK. II Dustira, diperoleh beberapa perawat mengatakan berharap apa yang di butuhkan dalam pekerjaanya itu bisa terpenuhi, karena menurutnya itu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun perawat mengatakan terkadang ada kendala atau tidak sesuai dengan apa yang di inginkan seperti pemasukan yang terkadang kurang sesuai dan lingkungan kerjanya yang menurutnya kurang nyaman sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.
Peneliti mewawancarai 5 perawat dalam studi pendahuluan yang di mana perawat menjawab beberapa point di mana perawat mengatakan ter kadang sering mengeluhkan di mana pemasukan yang kurang sesuai saat banyaknya pasien, dan perawat mengatakan terkadang sulitnya berkomunikasi saat keadaan tertentu seperti berpindah ruangan yang harus berbaur dengan perawat baru dan terkadang sulitnya berkomunikasi, dan
canggung, yang mengakibatkan bingungnya dalam berkomiunikasi bahkan kurang berkomunikasi karena sulitnya bersosialisasi, dan perawat mengatakan selain itu perlunjuga perhatian dari pimpinan atau atasan yang di mana terdiri dari perhatian dan penghargaan.
Yang di mana perawat akan merasa senang dan lebih bersemangat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan, karena merasa di anggap dan berguna dalam tugasnya. Dari 1-5 perawat mengatakan itu salah satu point di mana yangakan memperngaruhi motivasi kerja perawat yang nantinya akan berpengaruh dalam tindakan asuhan keperawatan seperti kurang maksimal dalam melakukan asuhan keperawatan, kurangnya komunikasi dan perhatian antar sesama kerja dan kurangnya sosialisasi atau interaksi dan itu sangat penting menurutnya dalam dunia kerjanya.
Dalam studi pendahuluan di atas dapat di simpulkan bahwa perlunya peningkatan motivasi untuk meningkatkan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit TK. II Dustira Cimahi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah yang di teliti adalah “Bagaimana Tingkat Motivasi Tenaga Perawat dalam aspek 5 hiarki maslow di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk II Dustira?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi Motivasi Kerja Perawat dilihat dari 5 aspek hiarki Maslow di Rumah Sakit Tk II Dustira.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi Motivasi Kerja Perawat dilihat dari aspek Fisiologis
b. Mengidentifikasi Motivasi Kerja Perawat dilihat dari aspek Aman Nyaman.
c. Mengidentifikasi Motivasi Kerja Perawat dilihat dari asoek Sosial.
d. Mengidentifikasi Motivasi Kerja Perawat dilihat dari aspek Penghargaan.
e. Mengidentifikasi Motivasi Kerja Perawat dilihat dari aspek Aktualisasi Diri.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak teori atau menambah pengetahuan mengenai Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Motivasi kerja perawat.
2. Manfaat Praktis
1. Bagi institusi
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi untuk kepentingan Pendidikan dan tambahan kepustakaan dalam penelitian mengenai Faktor yang Mempengaruhi tingkat motivasi kerja perawat.
2. Bagi responden
Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberi masukan bagi perawat tentang perlunya motivasi kerja dalam meningkatkan produktifitas dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan pasien di rumah sakit.
3. Bagi Propesi Keperawatan
Dengan penelitian ini di harapkan bisa menjadi bahan referensi untuk menambah pengetahuan dan keterampilan tentang Faktor yang Mmepengaruhi Tingkat Motivasi Kerja Perawat, terhadap produktifitas perawat sehingga dapat diaplikasikan.
4. bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini di harapkan biasa menjadi referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lain untuk melakukan penelitian mengenai permasalahan dengan tema yang sama.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup tentang
“Mengidentifikasi tingkat motivasi kerja perawat dilihat dari aspek 5 hiarki Maslow di Rumah Sakit TK II Dustitra Cimahi”. Ruang lingkup materi pada penelitian ini termasuk kedalam manajemen keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan variable independen
“Faktor motivasi”. Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit TK II Dustira cimahi. dan dilaksanakan dari mulai bulan Mei tahun 2023.