• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai usia masa sekolah yang berada dikisaran antara usia enam tahun sampai dua belas tahun. Anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok usia yang rentan terhadap masalah kesehatan seperti berat badan rendah, obesitas, anemia, gondok, dan karies gigi (Moehji, 2003). Penyakit karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang berkaitan dengan masalah kebersihan gigi dan mulut yang diderita oleh 90% penduduk Indonesia (Astoeti, dkk. 2003). Berdasarkan hasil RISKESDAS 2013, di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi karies gigi dari 43,4 % (tahun 2007) menjadi 53,2 % (tahun 2013). Prevalensi karies gigi di Jawa Barat sendiri sebesar 28,6 % (Riskesdas, 2013).

Karies gigi yaitu kerusakan pada gigi yang dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan produktivitas kerja seseorang. Penyakit ini merusak struktur gigi dan menyebabkan gigi berlubang bahkan dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi, dan kematian (Anggraeni dkk, 2016). Faktor yang menyebabkan karies gigi adalah mikroorganisme dalam plak, karbohidrat, gigi (host), waktu kecepatan terbentuknya karies dan frekuensi karbohidrat menempel pada pemukaan gigi, dan makanan jajanan (Putri, dkk. 2010).

Kejadian karies gigi lebih banyak ditemukan pada anak-anak usia sekolah dasar. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan makan yang salah pada

(2)

anak seperti mengkonsumsi makanan jajanan secara berlebihan (Harlina, 2011). Kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan yang manis-manis dan minuman secara berlebihan pada anak dapat menyebabkan karies gigi. Hal ini didukung oleh hasil survey yang menyatakan banyaknya kejadian karies gigi pada anak-anak SD dikarenakan pola konsumsi makanan manis baik dari jenis, cara mengkonsumsi, waktu, dan frekuensi mengkonsumsi makanan manis yang berlebih sehingga diduga dapat meningkatkan resiko terjadinya karies gigi pada anak (Arisman, 2007).

Menurut penelitian Anugrah pada anak sekolah (2012) terdapat 32,2%

sebagian responden memiliki frekuensi makanan jajanan dalam kategori sedang artinya meskipun anak telah diberi bekal makanan dari rumah oleh orangtua namun anak masih meminta dibelikan jajan yang ada di sekolah, dan 69,5% anak mengalami karies gigi. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara karies gigi dengan frekuensi konsumsi makanan jajanan pada anak. Mengkonsumsi makanan jajanan yang tidak diatur dapat mengakibatkan gangguan kesehatan pada gigi.

Anak yang mempunyai kegemaran jajan, baik makanan dengan rasa manis atau masam dapat berpeluang mengakibatkan terjadinya karies gigi (Anugrah, 2012).

Faktor gizi lain yang menjadi pencetus terjadinya karies gigi adalah asupan karbohidrat. Karbohidrat merupakan salah satu substrat dalam mulut yang paling berperan terhadap kemungkinan terjadinya karies gigi, karena karbohidrat mudah difermentasikan. Karbohidrat dapat diubah oleh mikroorganisme yang dapat merusak email pada gigi sehingga terjadinya karies gigi (Donald dkk, 2004).

Konsumsi karbohidrat yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya karies gigi karena meningkatkan pembentukan plak pada permukaan gigi.

Plak akan ditumbuhi bakteri yang dapat mengubah glukosa menjadi asam sehingga pH rongga mulut menurun sampai dengan 4,5. Pada keadaan

(3)

tersebut struktur email gigi akan terlarut. Pengulangan konsumsi karbohidrat yang terlalu sering menyebabkan produksi asam oleh bakteri menjadi lebih sering lagi sehingga keasaman rongga mulut menjadi lebih asam dan semakin banyak email yang terlarut (Donald dkk, 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2007) pada anak sekolah, sebesar 73,53% responden memiliki tingkat konsumsi karbohidrat tinggi, dan 91,18% anak mengalami karies gigi. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara karies gigi dengan tingkat konsumsi karbohidrat. Menurut penelitian Anggraeni (2007) pada umumnya anak-anak mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup tinggi dari makanan pokok dan makanan kecil (snack) (Anggraeni, 2007).

Sekolah Dasar Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi belum pernah dilakukan penelitian tentang pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi sehingga penilitian ini merupakan data awal bagi sekolah tersebut.

Setelah dilakukan survey, di sekolah dasar ini berada di wilayah yang banyak penjual makanan jajanannya dengan jenis makanan jajanan yang beragam. Hal ini yang mendasari penulis memilih tempat penelitian di sekolah dasar Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi.

Berdasarkan uraian di atas nampak bahwa makanan, khususnya pola makanan jajanan dan asupan karbohidrat berpengaruh terhadap risiko terjadinya karies gigi, maka hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada siswa sekolah dasar kelas 4 dan 5 di SD Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi pada tahun 2017.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada siswa SD Kelas 4 dan 5 di SDN Pasirkaliki 2 Cimahi tahun 2017?

(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada siswa SD kelas 4 dan 5 di SDN Pasirkaliki 2 Cimahi tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran pola makanan jajanan pada siswa SD kelas 4 dan 5 di SDN Pasirkaliki 2 Cimahi.

b. Mendapatkan gambaran asupan karbohidrat pada siswa SD kelas 4 dan 5 di SDN Pasirkaliki 2 Cimahi.

c. Mendapatkan gambaran besarnya kejadian karies gigi pada siswa SD kelas 4 dan 5 di SDN Pasirkaliki 2 Cimahi.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini untuk mengetahui gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada siswa SD kelas 4 dan 5 di SD Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi tahun 2017. Penelitian meliputi wawancara pada siswa tentang pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan pemeriksaan karies gigi terhadap anak siswa SD kelas 4 dan 5 di SD Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi.

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan pada umumnya, khususnya di bidang gizi mengenai gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada anak sekolah dasar dan juga merupakan pengalaman pertama bagi peneliti untuk melakukan penelitian.

(5)

1.5.2 Bagi Institusi Jurusan Gizi Bandung

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan tambahan sumber informasi, literatur, dan melengkapi kepustakaan Institusi Jurusan Gizi mengenai gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada anak sekolah dasar yang bersekolah di SD Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi.

1.5.3 Bagi Lingkungan Sekolah Dasar Tempat Penelitian Bagi pihak sekolah dapat mengetahui informasi tentang gambaran pola makanan jajanan, asupan karbohidrat, dan karies gigi pada siswa.

Sehingga dapat menjadi masukan pihak sekolah berdasarkan fakta dan sekolah dapat membuat suatu kebijakan yang berhubungan dengan makanan jajanan. Selain hal tersebut, pihak sekolah dapat melakukan upaya preventif terhadap pola makanan jajanan dan asupan karbohidrat yang kurang baik pada anak yang dapat meningkatkan kejadian karies gigi siswa sekolah dasar yang bersekolah di SD Negeri Pasirkaliki 2 Cimahi.

1.6 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian terdapat hal-hal yang dapat membatasi pelaksanaan penelitian yaitu dalam melakukan wawancara kepada sampel, anak sulit untuk mengingat seluruh tentang makanan jajanan dan asupan karbohidrat yang dikonsumsi karena situasi dan kondisi kelas yang cukup menggangu dikarenakan suasana kelas yang ramai, dan idealnya pada saat wawancara recall di dalam kelas hanya terdapat 5 responden saja yang berada di kelas untuk diwawancara.

Referensi

Dokumen terkait

Petisi, yang pertama diselenggarakan oleh ilmuwan individu yang mendukung teknologi RG telah menghasilkan lebih dari 1.600 tanda tangan dari ahli ilmu tanaman mendukung pernyataan

Secara parsial, variabel kualitas layanan yang terdiri dari: dimensi variabel bukti fisik (tangibles) dan empati (emphaty) berpengaruh secara signifikan dan

Berbagai dikotomi antara ilmu – ilmu agama Islam dan ilmu – ilmu umum pada kenyataannya tidak mampu diselesaikan dengan pendekatan modernisasi sebagimana dilakukan Abduh dan

Sekolah harus melakukan evaluasi secara berkala dengan menggunakan suatu instrumen khusus yang dapat menilai tingkat kerentanan dan kapasitas murid sekolah untuk

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR