• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF BAB I PENDAHULUAN - HKBP Nommensen University

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF BAB I PENDAHULUAN - HKBP Nommensen University"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Namun terdapat Badan Perwakilan Daerah (BPD) yang merupakan lembaga yang mempunyai garis koordinasi struktural dengan pemerintah desa.Tujuan BPD adalah mewakili masyarakat dan mempunyai beberapa fungsi, salah satunya fungsi yang harus dilaksanakan oleh desa. BPD bertugas memberikan kendali terhadap perangkat desa, agar apa yang ingin dicapai oleh pemerintah dapat tercapai secara efektif dan efisien, dan bahkan dalam pelaksanaan dana desa, pemerintah daerah mempunyai tugas untuk mendorong pengelolaan dana desa. Ada beberapa fenomena terkait pengelolaan keuangan desa yang penulis lihat di Desa Kuta Buluh Kec.Kuta Buluh Kab. Karo sehingga masih kurang adanya transparansi urusan keuangan di desa kepada masyarakat, dimana masih adanya ketidakjelasan informasi dalam perencanaan dan pembelanjaan, sehingga masyarakat sulit memahami perencanaan dan pencairan uang tunai di desa. . Kuta Buluh dan tidak ditemukan informasi keuangan pada keuangan desa Kuta Buluh atau media. lain.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik untuk membahas dan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Analisis Pengelolaan Keuangan Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo”. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Bagaimana pengelolaan keuangan Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo berdasarkan amanat Undang-Undang No. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo sesuai dengan Undang-Undang No.

Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang cara mengelola keuangan Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo. Masyarakat lebih memahami cara mengelola keuangan desa sehingga dapat turut serta mengawasi kegiatan pemerintahan desa. Kata 'Desa' sendiri berasal dari bahasa India 'swadesi' yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negara asal atau tanah leluhur, yang mengacu pada satu kesatuan kehidupan, satu kesatuan norma, dan mempunyai batas-batas yang jelas.

4 Sadu Wasistiono og Irwan Tahir, Village Development Prospects. Første tryk: Cv Media Focus, Bandung, 2006, s.

Badan Pemerintahan Desa (BPD)

Berdasarkan UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3, Kepala desa adalah penyelenggara pemerintahan desa atau yang disebut dengan nama lain, dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa.

Sekretaris Desa

Pelaksana Teknis Desa

Berfungsi membantu kepala desa dalam menyusun teknik pembangunan perekonomian desa dan mengelola administrasi pembangunan dan pelayanan masyarakat. Berfungsi melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan, menyusun analisis dan survei pembangunan ekonomi masyarakat, dan melaksanakan tugas pembantuan. Bertugas membantu kepala desa dalam mempersiapkan perumusan kebijakan teknis untuk menyiapkan program keagamaan dan melaksanakan program penguatan masyarakat dan sosial. Berfungsi membantu Sekretaris Desa dalam mengelola sumber pendapatan, penatausahaan keuangan, penyusunan APB desa dan laporan keuangan desa.

Pelaksana Kewilayahan

Kewenangan dan /Fungsi Pemerintah Desa

Mempromosikan dan meningkatkan perekonomian desa serta mengintegrasikannya untuk mencapai skala ekonomi produktif untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa kewenangan dan/atau fungsi perangkat desa merupakan kompetensi dan tanggung jawab pemerintah desa sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya.

Keuangan Desa

Terkait dengan kepemilikan dan pengelolaan keuangan desa, sumber pendapatan yang diperoleh desa tidak boleh diambil alih dan dipungut oleh pemerintah daerah. Sementara itu, pendapatan daerah yang berasal dari pajak dan retribusi daerah harus diberikan kepada desa secara proporsional dan adil. Pendapatan asli desa terdiri dari hasil usahatani, hasil modal, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan pendapatan asli desa lainnya;

Distribusi pendapatan negara dan belanja anggaran; 17 Ayat 2 Pasal 54 UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa 18 Undang-Undang Republik Indonesia No. Dalam kaitannya dengan pendapatan desa, Pendapatan Asli Desa (PADes) adalah pendapatan yang berasal dari kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal pada tingkat desa. Sedangkan pendapatan desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara merupakan anggaran yang dialokasikan kepada desa dan desa biasa, yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai pengelolaan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat dan masyarakat.

Laporan ini disampaikan oleh camat kepada Bupati/Walikota yang terdiri atas pemasukan, pengeluaran dan pembiayaan yang ditetapkan dengan peraturan kota. Setelah pemerintah kota dan BPD menyepakati laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa dalam bentuk peraturan kota (Perdes), Perdes tersebut disampaikan kepada bupati/walikota sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan penyelenggaraan kota. manajemen. Laporan pertanggungjawaban Realisasi pelaksanaan APBDesa sebagaimana diatur dalam pasal 41 Permendagri No. 113 Tahun 2014, disampaikan paling lambat satu bulan setelah tahun anggaran yang bersangkutan (DJBPD, 2016).

Laporan penggunaan dana kota disampaikan kepada bupati/walikota setiap semester, penyampaian laporan penggunaan dana kota dilakukan untuk semester I paling lambat minggu keempat bulan Juli tahun berjalan dan untuk semester II. paling lambat minggu keempat bulan Januari tahun berikutnya (BPKP, 2015).

Pengelolaan Keuangan

  • Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa

Pelaporan dan pertanggungjawaban berfungsi untuk mengendalikan, terutama yang disajikan dalam berbagai urusan keuangan yang mencakup berbagai transaksi yang telah dilakukan, apakah transaksi tersebut sesuai dengan pencatatan dan perencanaan anggaran.

Perencanaan

Apabila bupati/walikota menilai hasil penilaian rancangan peraturan desa tentang APBDes tidak sesuai dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepala desa melakukan perbaikan paling lambat 7 hari kerja setelah menerima hasilnya. dari penilaian. Apabila hasil evaluasi tidak diawasi oleh kepala desa, maka kepala desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDes untuk menjadi peraturan desa. Kepala Desa menghentikan pelaksanaan Peraturan Desa paling lambat 7 hari setelah pembatalan, dan selanjutnya Kepala Desa bersama BPD membatalkan Peraturan Desa tersebut.

Pelaksanaan

Belanja desa tidak termasuk belanja pegawai yang bersifat mengikat dan operasional kantor yang tidak diatur dalam peraturan kepala desa. Penggunaan biaya darurat harus dirinci terlebih dahulu dalam anggaran yang disetujui oleh kepala desa. Pelaksanaan kegiatan yang mengajukan permohonan pendanaan untuk melaksanakan kegiatan harus disertai dengan dokumen yang memuat rencana anggaran.

Penyelenggaraan kegiatan mempertanggungjawabkan tindakan konsumsi yang menghasilkan biaya anggaran pengeluaran kegiatan dengan menggunakan buku besar pembantu kegiatan sebagai pembukuan pelaksanaan kegiatan desa. Berdasarkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang disahkan oleh Sekretaris Desa, Kepala Desa menyetujui permohonan pembayaran, dan Bendahara melaksanakan pembayaran. Bendahara sebagai pemungut Pajak Penghasilan (PPh) dan pajak-pajak lainnya wajib menyetorkan seluruh keringanan dan pajak yang dipungut dari rekening kas negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penatausahaan

Buku besar pajak digunakan untuk membantu buku besar kas umum dalam rangka penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan pajak. Buku besar bank digunakan untuk membantu buku besar kas umum dalam rangka penerimaan dan pengeluaran yang berkaitan dengan pajak.

Pelaporan

Menyampaikan laporan tertulis mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa kepada BPD setiap akhir tahun anggaran.11 5. Akuntabilitas. Walikota desa menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran desa kepada bupati/walikota melalui camat pada setiap akhir tahun anggaran. Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan setelah akhir tahun anggaran yang bersangkutan.

METODE PENELITIAN

  • Jenis penelitian
  • Definisi Operasional
  • Objek Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Populasi dan Sampel Penelitian
    • Sampel
    • Kuesioner
    • Dokumentasi
    • Observasi (pengamatan)
  • Skala pengukuran
  • Teknik Analisis Data

Pengertian operasional penelitian ini adalah mendeskripsikan dimensi, indikator dan skala apa yang digunakan untuk setiap variabel penelitian ini. Pengelolaan keuangan dana desa merupakan segala bentuk kegiatan administratif yang dilakukan dalam bentuk beberapa tingkatan, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pelaporan dan pertanggungjawaban atas perputaran dana masuk dan keluar di Desa Kuta Buluh. . Subyek penelitian ini adalah pengelolaan keuangan desa yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, pelaporan dan pertanggungjawaban di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo.

Data primer diberikan langsung oleh informan berupa informasi lapangan yang meliputi analisis pengelolaan keuangan desa berdasarkan Permendagri no. 113 Tahun 2014. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bacaan review atau tinjauan pustaka, buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, internet, dokumen dan laporan yang bersumber dari lembaga terkait yang relevan dengan kebutuhan data dalam pencarian. Data sekunder diperoleh melalui media perantara atau data siap pakai yaitu laporan APBDesa (pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan desa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perangkat desa di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo. Dalam penelitian ini kriteria pengambilan sampelnya adalah aparat yang telah menjabat lebih dari satu tahun karena penulis yakin bahwa pemerintah desa memahami pengelolaan keuangan yang baik sesuai dengan undang-undang tentang pengelolaan keuangan desa yang berlaku saat ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini adalah pemerintah desa yang berjumlah 5 orang di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo yang telah mengabdi lebih dari satu tahun dan tahun anggaran keuangan desa tahun 2017.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan responden serangkaian pertanyaan pernyataan tertulis yang harus dijawab”19. Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi mengenai pengelolaan keuangan desa baik dari segi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan akuntabilitas khususnya di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh dan Kabupaten Karo. Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan menganalisis dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tahapan pengelolaan keuangan di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Kara.

Menurut Cholid Narbuk dan Abu Achmadi: Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi sistematis dan pencatatan gejala. Menurut Sugiyon : “skala ukur adalah suatu susunan yang dilaksanakan sebagai acuan untuk menentukan panjang dan pendeknya interval suatu alat ukur sehingga alat ukur tersebut apabila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data yang bersifat kuantitatif”. Untuk melakukan analisis terhadap pengelolaan keuangan dana desa dalam pemberdayaan masyarakat dan lembaga di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo, penulis akan menggunakan teknik deskriptif kualitatif dalam analisisnya yaitu rata-rata persentase.

Metode komparatif, yaitu suatu metode analisis dimana data-data yang diperoleh dan diolah secara khusus dibandingkan dengan teori-teori yang ada guna mencapai kesimpulan umum tentang apa yang diteliti. Dalam proses penelitian ini penulis membandingkan Pengelolaan Keuangan Desa di Desa Kuta Buluh Kecamatan Kuta Buluh Kabupaten Karo.

Referensi

Dokumen terkait

This paper aims to is to discuss the instances where states can seize ships, the procedure of arrest in Nigeria, forfeiture of ships and make a comparison to the procedure adopted