A. Latar Belakang
Data di Indonesia memperkirakan jumlah balita mencapai 30% dari 259 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2011. Sedangkan menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) nasional pada tahun 2012 diperkirakan jumlah balita yang mengompol di usia pra sekolah mencapai (3,3%) atau 8,7 juta dari 75 juta anak. Studi saat ini menunjukkan bahwa metode toilet training sangat penting untuk mencegah gangguaan mengompol. Menurut riset di Amerika, usia rata-rata anak menguasai latihan toilet (mampu tidak mengompol selama satu hari penuh) adalah 35 bulan bagi anak perempuan dan 39 bulan bagi anak laki-laki (Gilbert, 2006).
Anak usia prasekolah termasuk dalam masa kanak-kanak awal yang terdiri dari anak usia 3-6 tahun (Wong, 2008). Masa anak usia prasekolah merupakan masa kritis yang perlu mendapat perhatian lebih besar dari orang tuanya dengan memperhatikan pola makan anak, mendampingi anak saat beraktivitas dan juga memperhatikan waktu anak istirahat. Anak perlu mendapat perhatian dari orang tuanya karena anak juga membutuhkan kasih sayang dari orang tua, menegakkan kedisiplinan, memenuhi kebutuhan pendidikan dan kemandirian anak. Kendala atau
masalah yang paling banyak dialami pada masa tumbuh kembang usia pra sekolah tersebut adalah toilet training (Supartini, 2004).
Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dan melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) (Hidayat, 2011). Latihan buang air pada tempatnya membutuhkan proses yang tidak sebentar bisa sampai 1-2 bulan pada usia 3-5 tahun, anak mengalami fase negatif yaitu anak sering menentang apa yang tidak sesuai dengan keinginannya dan menujukkan sifat egosentris. Sifat negatif ini muncul disebabkan pada masa pelatihan buang air, anak terlalu dipaksa oleh orang tua dan sikap orang tua yang menunjukkan ketidaksabaran dalam pelatihan buang air (Wulandari, 2010).
Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan kemandirian dalam BAB dan BAK pada anak ketika anak usia 6-8 tahun, dampaknya anak akan susah mengubah pola yang teah menjadi perilaku anak dan anak tidak dapat segera mandiri dalam melakukan BAB dan BAK. Selain itu bisa dikatakan bahwa anak mengalami kemunduran karena anak belum mampu melakukan buang air sesuai dengan waktu dan tempat yang telah ditentukan sehingga anak bias menjadi cemoohan teman-temannya. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training adalah pendidikan, pekerjaan, pola asuh orang tua, pengetahuan, dan lingkungan. Selain itu faktor yang mempengaruhi keberhasilan toilet training juga ialah kesiapan fisik, kesiapan mental, kesiapan psikologi, dan kesiapan orang tua. Orang
tua juga harus memberikan stimulus dan kesiapan secara fisik dan psikologis maupun secara intelektual agar anak mampu mengontrol BAB dan BAK secara mandiri (Hidayat, 2011).
Pola asuh orang tua merupakan cara yang dilakukan orang tua dalam mendorong anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat diharapkan dapat membentuk seorang anak dengan pribadi yang baik, penuh semangat dalam belajar dan juga prestasi belajar anak terus meningkat seiring pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak (Lestari, 2009). Orang tua salah satunya adalah ibu berperan sebagai pendidik merupakan tokoh sentral dalam tahap perkembangan anak. Peran seorang ibu sangat pentng karena ibu merupakan orang yang sangat dekat dengan anak dan mempunyai tanggung jawab dalam pembentukan kepribadian dan memberikan pendidikan pada anak.
Pola asuh orang tua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua dengan anak dalam berinteraksi, selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Kemampun interpersonal dan tuntunan emosional yang besar sangat diperlukan orang tua dalam melakukan kegiatan pengasuhan dimana kemampuan tersebut akan menentukan keberhasilan pola asuh orang tua dan keberhasilan tersebut sangat mempengaruhi tingkat kemandirian anak (Santrok, 2003). Dampak orang tua tidak menerapkan toilet training pada anaknya adalah anak menjadi pemalas, keras kepala dan susah diatur. Selain itu anak tidak mandiri dan masih membawa kebiasaan mengompol pada malam hari. Toilet training ini yang
tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya (Warner, 2012)
Penelitian yang dilakukan oleh Karnaini (2015) dengan judul hubungan pola asuh orang tua terhadap kemandirian anak dalam melakukan toilet training pada anak didapatkan hasil bahwa anak yang diberikan pola asuh secara demokratis (bersahabat) akan membuat anak mandiri dalam melakukan toilet training. Penelitian lain yang dilakukan oleh Kurniawati dkk (2007) pada usia anak prasekolah (4-6 tahun) di TK Sekar Ratih Krembangan Jaya Selatan, Surabaya menyatakan bawa terdapat 52% anak mengompol dengan frekuensi sering sekali, 4% sering, 36% jarang dan 8% sangat jarang. Kebiasaan mengompol ini apabila berlangsung lama dan panjang dakan mengganggu pencapaian tugas perkembangan anak (Hidayat, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Wieke Effendi, Eko Jemi &
Targunawan (2013) yang berjudul “ Hubungan Antara Pengetahuan Dan Pola Asuh Ibu Terhadap Kemampuan Toilet Training Pada anak Usia 2-3 Tahun” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan pola asuh ibu terhadap kemampuan toilet training pada anak usia 2-3 tahun di PAUD Asa Bunda Semarang. Berdasarkan penelitian sebagian besar pengetahuan ibu dalam toilet training pada anak usia 2-3 tahun 70,3% dan sebagian besar pola asuh ibu dalam toilet training 60,8% dengan kemampuan ibu dalam pelatihan toilet training 86,4%. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dan
pola asuh ibu terhadap kemampuan toilet training pada anak usia 2-3 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Tria Wahyuningrum, Duwi Basuki
& Glady Chris Fiorentina Senja (2016) yang berjudul “Keberhasilan Toilet Training Pada Anak usia 2-3 Tahun” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, deskripsi pemenuhan toilet training pada anak usia 2-3 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden anak usia 2-3 tahun tidak dapat toilet training 85%. Hasil pengamatan menunjukkan masih banyak anak-anak yang belum bisa membersihkan pantat (di dalam lubang) setelah selesai BAB dari 20 anak hanya 4 anak yang mampu melakukannya sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Shofa Diyak Umami & Saefudin (2011) yang berjudul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Usia 4-6 Tahun” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh Orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia 4-6 Tahun. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis yaitu sebanyak 41 orang tua (89.1%) dengan keberhasilan toilet training 21 responden (45.7%).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti di PAUD Plamboyan 3 Karawang pada tanggal 14 februari 2019 kepada 10 orang ibu yang memiliki anak usia prasekolah (3-6 tahun) secara random, didapatkan hasil wawancara bahwa anak belum mampu
melakukan BAB dan BAK secara mandiri, lalu anak sering mengompol pada malam hari, dan masih banyak yang menggunakan pempers pada saat pembelajaran. Adapun tempat penelitian ini adalah PAUD Plamboyan 3 Karawang, peneliti memilih tempat tersebut karena PAUD Plamboyan 3 Karawang ini termasuk dalam PAUD percontohan di Karawang dan di PAUD ini ada pembelajaran untuk melakukan toilet training sebelum pembelajaran berlangsung. PAUD ini berdiri sejak 2002 hingga sekarang, terdapat 98 siswa yang dibagi menjadi TPA (Tempat Penitipan Anak) , Kelompok Bermain, dan Rintisan Taman Kanak-Kanak.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Keberhasilan Toilet Training pada Anak Prasekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat”. Tujuan penelitian ini adalah untuk diketahuinya hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat.
B. Rumusan Masalah
Pada saat anak umur 4 tahun atau awal dari tahap usia prasekolah seharusnya sebagian besar anak sudah mempraktikan toilet training dengan baik (Gilbert, 2006). Namun pada kenyataannya, dari hasil observasi dan dari penelitian terdahulu, tidak sedikit anak yang belum mempunyai kebiasaan toilet training yang benar. Sebagi faktor pengaruh keberhasilan toilet training anak salah satu adalah pola asuh orang tua kepada anak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
masalah penelitian, yaitu : “Adakah Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Keberhasilan Toilet Training pada anak Pra sekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Pra Sekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengidentifikasi pola asuh orang tua di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat.
b. Untuk mengidentifikasi keberhasilan toilet training pada anak pra sekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat.
c. Untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak pra sekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi responden dan masyarakat
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan, menambah wawasan guru dan orang tua dalam mengarahkan anaknya untuk melakukan toilet training secara mandiri
2. Bagi tenaga kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan perawat dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dari segi penyampaian informasi tentang hubungan kesiapan anak dengan keberhasilan toilet training pada anak usia 3-6 tahun.
3. Bagi mahasiswa
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan bagi mahasiswa, sehingga memperluas pengetahuan tentang hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi bidang keperawatan dalam kesehatan khususnya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bandung mengenai toilet training pada anak usia prasekolah
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung yang berutujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan keberhasilan toilet training pada anak usia prasekolah di PAUD Plamboyan 3 Karawang Jawa Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan studi korelasi. Waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah pada bulan Mei-Juli 2019.