• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab I Pendahuluan - Stikes Bcm

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab I Pendahuluan - Stikes Bcm"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

Pada penelitian ini fraksi etil asetat dan metanol yang dihasilkan memiliki aktivitas antibakteri dengan konsentrasi hambat minimal 250 µg/ml dan 1000 µg/ml. Menurut Zhang et al., genus Uncaria merupakan obat tradisional penting antara lain di Cina, Malaysia, Filipina, Afrika, dan Amerika Tenggara. Senyawa metabolik primer terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak.Pada uji ilmiah menurut Abdullah et al., (2016), akar U.

Ekstrak cair untuk proses pembuatan ekstrak merupakan pelarut yang optimal untuk komponen nutrisi, sehingga zat tersebut dapat dipisahkan dari bahan dan komponen lain dan ekstrak hanya mengandung sebagian besar komponen yang diinginkan. Proses ekstraksi dilakukan dengan merendam sampel pada suhu kamar menggunakan pelarut yang sesuai untuk melarutkan analit dalam sampel. Perkolasi adalah salah satu jenis ekstraksi padat-cair yang dilakukan dengan cara mengalirkan pelarut secara perlahan-lahan ke atas sampel dalam sebuah locator.Pada jenis ekstraksi ini, pelarut ditambahkan secara terus menerus, sehingga proses ekstraksi selalu dilakukan dengan pelarut baru.

Model penambahan pelarut adalah dengan menggunakan model penetasan pelarut dari wadah terpisah sesuai dengan jumlah pelarut yang keluar atau dilakukan dengan penambahan pelarut dalam jumlah besar secara periodik. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi salah satunya adalah etil asetat yaitu cairan bening tidak berwarna dengan bau yang khas, yang digunakan sebagai pelarut cat, perekat dan resin. Jika dibandingkan dengan etanol, etil asetat memiliki koefisien distribusi yang lebih tinggi daripada etanol, termasuk kelarutannya dalam bensin.

Selain sebagai pelarut, etil asetat dapat berfungsi sebagai aditif untuk meningkatkan angka oktan pada bensin dan dapat digunakan sebagai bahan baku kimia multiguna.

Gambar  2.1.  Uncaria  cordata  (Lour.)  Merr  k  a.  Daun  b.  Akar  c.  Batang  (Dokumen  Pribadi,   2019)
Gambar 2.1. Uncaria cordata (Lour.) Merr k a. Daun b. Akar c. Batang (Dokumen Pribadi, 2019)

Aktivitas Antibakteri

Cawan petri diinkubasi pada waktu dan suhu tertentu, setelah itu dilakukan pengukuran zona hambat pertumbuhan bakteri (Mujipradhana, 2018).

Tabel 1. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri (Rundengan et al., 2017)  Diameter Zona Bening  Respon Hambatan
Tabel 1. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri (Rundengan et al., 2017) Diameter Zona Bening Respon Hambatan

KERANGKA KONSEPTUAL

Bagan Kerangka Konseptual

Uraian Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Alat Penelitian

Bahan Penelitian

Metode Penelitian

Prosedur Kerja 1.Preparasi Simplisia

Media dibuat dengan melarutkan 28 gram NA dalam 1 liter air suling dan dipanaskan hingga larut. Setelah larut, dituang ke dalam labu Erlenmeyer, ditutup dengan kapas dan ditutup dengan aluminium foil, kemudian disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dan dituangkan ke dalam cawan Petri. Kemudian diambil 1 ml dan ditempatkan dalam cawan petri yang berisi media NA, dicampur perlahan dengan memutar cawan petri hingga homogen, kemudian dibekukan dan diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.

Ambil bakteri dari hasil peremajaan menggunakan jarum loop steril, dan dari tabung ambil 3 larutan dengan cotton bud steril, putar cotton bud steril dan tekan dengan kuat ke dinding tabung untuk menghilangkan kelebihan cairan, lalu oleskan inokulum ke seluruh permukaan NA- medium dengan memutar cawan 60° sebanyak 3 kali. Bakteri yang telah disiapkan diambil dengan cara mencelupkan swab steril satu kali, kemudian diletakkan di tepi tabung reaksi, dan kemudian memutar swab steril agar tidak terlalu banyak bakteri yang dioleskan. 3 lembar kertas saring berdiameter 6 mm yang telah ditetesi 1 sampel uji, kemudian diletakkan pada media pod dengan jarak 3 cm dari masing-masing cakram dan 2 cm dari tepi plat.

Kertas saring ditekan dengan lembut ke permukaan pelat dengan pinset sehingga ada kontak yang baik antara cakram pelat agar. Pengujian senyawa antibakteri dilakukan dengan pengamatan setiap 24 jam dengan mengamati adanya area bersih di sekitar kertas saring. Zona hambat yang dihasilkan diukur dengan penggaris dalam satuan milimeter dan diulang sebanyak 3 kali.

Analisis Data

Selain itu, akar perompak dibawa ke laboratorium mikrobiologi Stike's Borneo Scholars Medika untuk diteliti.

Hasil Penelitian

  • Simplisia Akar Sphatolobus littoralis Hassk
  • Identifikasi Echerichia coli
  • Pengujian Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Akar U. cordatadengan Metode Difusi Cakram

Adanya zona hambat yang ditandai dengan warna bening membuktikan bahwa ekstrak etil asetat memiliki sifat antibakteri terhadap E.coli.

Gambar 5.2. Uji Antibakteri Pada Ekstrak Etil Asetat Akar U. cordata  Pada  Bakteri E
Gambar 5.2. Uji Antibakteri Pada Ekstrak Etil Asetat Akar U. cordata Pada Bakteri E

PEMBAHASAN

Simplisia murni digiling halus dengan blender untuk memperkecil ukuran simplisia sehingga lebih mudah diekstraksi (Sari et al., 2017). Cara ini dapat menghindari kerusakan senyawa yang bersifat termolabil, sifat termolabil merupakan sifat yang dipengaruhi oleh suhu (Mukhriani, 2014). Metode maserasi multi tahap diharapkan dapat menghasilkan ekstrak cair yang berkualitas dibandingkan dengan metode maserasi non tahap.

Hasil yang digunakan adalah uji antibakteri pelarut etil asetat karena etil asetat yang bersifat semi polar akan menarik senyawa semi polar, polar hingga non polar (Firdiyani, 2015). Senyawa yang bersifat semi polar adalah flavon dan fenol dan senyawa yang bersifat non polar adalah terpenoid (Fitriah et al., 2017). Salah satu cara untuk mengukur aktivitas antibakteri adalah metode difusi cakram, dimana metode ini memiliki keunggulan cepat, mudah dan murah karena tidak memiliki alat khusus (Katrin et al., 2015).

Menurut Rengganingtiyas (2017), pemeriksaan dengan waktu lebih dari 24 jam dinilai kurang efektif karena bakteri akan berkembang pesat, sehingga lebih dari 24 jam jumlah bakteri akan bertambah dan menutupi area bersih yang ada. Pada penelitian didapatkan aktivitas antibakteri ditunjukkan dengan adanya zona hambat di sekitar kertas cakram yang diresapi ekstrak etil asetat akar U. Hal ini sesuai dengan pendapat Rundengan et al, (2017). ). ), bahwa zona inhibisi >20 mm terlibat dalam respons inhibisi yang sangat kuat. zona inhibisi 11-20 mm yang kuat ditetapkan untuk respons inhibisi yang kuat, zona inhibisi 5-10 mm ditetapkan untuk respons inhibisi sedang, dan zona inhibisi <5 mm ditetapkan untuk respons inhibisi lemah.

Jika suspensi kurang keruh maka diameter zona hambat akan semakin besar, dan sebaliknya jika suspensi semakin keruh maka diameter zona hambat akan semakin kecil. Pada penelitian ini hasil simplisia yang kurang halus masih berupa serat yang besar sehingga pada saat direndam dalam pelarut etil asetat tidak banyak senyawa yang tertarik oleh pelarut, hal ini terlihat dari hasil perendaman selama 3 hari dengan warna cerah. warna hijau. Ini adalah faktor yang hilang dari penelitian karena tidak menggunakan DMSO untuk mengekstrak U etil asetat.

Mekanisme kerja flavonoid menghambat fungsi membran sel bakteri melalui ikatan kompleks dengan protein ekstraseluler terlarut yang dapat mengganggu integritas membran sel bakteri (Rahman et al., 2017). Prosedur ini digunakan ketika kita ingin membandingkan dua variabel, diukur dari sampel yang tidak sama (bebas), dimana ada lebih dari dua kelompok yang dibandingkan. Dalam statistik parametrik ketika ada lebih dari dua kelompok yang akan dibandingkan, analisis varians (ANOVA) dapat digunakan.

Saran

Deteksi keberadaan bakteri Escherichia coli O157:H7 pada feses penderita diare menggunakan metode kultur dan PCR JST Health. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Cengkodok (Melastoma malabathricum L.) terhadap Shigella flexneri In Vitro. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun tanaman Johar (Cassia siamea Lamk.) dengan beberapa tingkat kepolaran pelarut.

Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun malek (Litsea graciae Vidal) terhadap bakteri Stapylococcus aureus dan Escherichia coli. Uji aktivitas antibakteri alga hijau (Ulva Sp.) dari pantai Sorido Biak terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antibakteri ekstrak batang Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Skrining Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) terhadap Streptococcus mutans ATCC 35668. Isolasi dan Uji Aktivitas Sitotoksik Senyawa Murni Ekstrak Etil Asetat Tanaman Akar Sirsak. Mendapatkan. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Mangga Bacang (Mangifera foetida L.) terhadap Staphylococcus aureus In Vitro.

Uji daya hambat ekstrak etanol biji pinang (Areca vestiaria) terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa. Uji aktivitas antioksidan dan antibakteri ekstrak etil asetat biji labu kuning (Cucurbita Moschata Duch. Poir). Aktivitas antibakteri ekstrak rumput laut (Cymodocea rotundata) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Sains dan Teknologi Perikanan (IJFST).

Kadar hambat minimum (KHM) ekstrak Etanol galur Bajakah Tampala (Spatholobus littoralis Hassk) terhadap bakteri Escherichia coli dengan metode sumuran. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun gaharu (Aquilaria microcarpa Baill.) terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Proteus mirabilis.

Gambar

Gambar  2.1.  Uncaria  cordata  (Lour.)  Merr  k  a.  Daun  b.  Akar  c.  Batang  (Dokumen  Pribadi,   2019)
Gambar  2.2.  Senyawa  metabolit  sekunder  pada  akar  Kaik-Kaik  Uncaria  cordata (Lour.) Merr (Abdullah et al., (2016))
Gambar 2.3. Escherichia coli (Brooks et al., 2013)
Tabel 1. Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri (Rundengan et al., 2017)  Diameter Zona Bening  Respon Hambatan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Ekstrak yang diperoleh adalah ekstrak metanol, n-heksana, etil asetat, dan metanol-air, sedangkan ekstrak dari pelarut n-heksana yang bersifat non polar tidak