Karena besarnya jumlah pendapatan desa sehingga menimbulkan kekhawatiran dari pemerintah pusat akan penyalahgunaan pendapatan desa, maka timbullah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Perekonomian Desa, yang didalamnya perekonomian desa adalah dikelola berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipatif dan dilaksanakan secara tertib dan disiplin anggaran. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 yang diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018, Pengelolaan Keuangan Desa adalah segala kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa. Dimana pada Kantor Desa Sungai Raya masih belum tersedia informasi di papan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas di desa sebagai tahapan dalam akuntabilitas keuangan desa, sehingga masyarakat masih kesulitan dalam memahami akuntabilitas kas di Desa Sungai Raya dan informasi keuangannya. . tentang keuangan Desa Sungai Raya tidak ditemukan di media manapun.
Hal ini bertentangan dengan UU No. 6 Tahun 2014 yang dipimpin oleh Permendagri No. 20 Tahun 2018 yaitu keuangan daerah dikelola berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan dilaksanakan secara tertib dan anggaran. Bagaimana pengelolaan keuangan Desa Sungai Raya Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi berdasarkan amanat UU No. 6 Tahun 2014 yang dipimpin oleh Permendagri No. 20 Tahun 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana keuangan Desa Sungai Raya Kecamatan Siempat Kabupaten Nempu Hulu Dairi dikelola, apakah sudah sesuai dengan Undang-Undang No.6 Tahun 2014 yang berpedoman pada Permendagri No.20 tahun 2018.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman pengelolaan keuangan di Desa Sungai Raya Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi. Untuk memberikan masukan kepada Pemerintah Desa Sungai Raya Kecamatan Siempat Nempu Hulu Kabupaten Dairi khususnya dalam pengelolaan keuangan desa di Desa Sungai Raya yang lebih baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Masyarakat lebih memahami bagaimana keuangan desa dikelola sehingga mereka dapat ikut memantau kegiatan yang dilakukan pemerintah desa terkait keuangan desa.
Jumlah unsur penyelenggaraan daerah ditentukan secara proporsional antara unsur penyelenggaraan daerah yang diperlukan dan kemampuan perekonomian desa dengan memperhatikan luas wilayah kerja, karakteristik, geografi, kepadatan penduduk, dan prasarana pendukung tugas.
Keuangan Desa
Teknis pelaksanaannya paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bagian, yaitu bagian pemerintahan, bagian kesejahteraan, dan bagian pelayanan, dan paling sedikit 2 (dua) bagian yaitu bagian pemerintahan dan bagian kesejahteraan, yang masing-masing dipimpin oleh seorang kepala bagian. (Kasi). Pendapatan asli desa terdiri dari hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan pendapatan asli desa lainnya. Dukungan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
APBDesa merupakan rencana pembiayaan desa tahunan yang ditetapkan berdasarkan peraturan desa, yang memuat perkiraan sumber pendapatan dan pengeluaran untuk menunjang kebutuhan program pembangunan desa tersebut. Pemerintah desa wajib membuat anggaran pendapatan dan belanja desa, melalui APBDes Desa, kebijakan desa yang dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan telah ditetapkan anggarannya. Pendapatan desa meliputi seluruh uang yang diterima melalui rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak harus dibayar kembali oleh desa.
Mencakup seluruh pengeluaran dari rekening desa yang menjadi kewajiban desa selama 1 (satu) tahun anggaran, yang tidak mendapat imbalan apa pun dari desa tersebut dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan desa, daerah pelaksanaan. pembangunan desa, bidang pengembangan masyarakat, bidang penguatan masyarakat dan bidang lainnya. Mencakup seluruh penerimaan dan/atau pengeluaran yang dapat diganti baik untuk tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun berikutnya.
Pengelolaan Keuangan Desa
Terdapat beberapa tahapan dalam pengelolaan keuangan kota antara lain perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dengan periodisasi 1 (satu) tahun anggaran, yaitu mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Sedangkan keuangan desa harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan kaidah sistem akuntansi keuangan pemerintah.
Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa .1 Perencanaan
- Pelakasanaan
- Penatausahaan
- Pelaporan
- Pertanggungjawaban
Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Kepala Desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati bersama dalam musyawarah BPD. Disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan mengenai Rancangan Peraturan Kota tentang APB Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (2). Berdasarkan kesepakatan bersama antara Kepala Desa dan BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3), Kepala Desa menyusun Rancangan Peraturan Kepala Desa mengenai dampak APB Desa.
Bupati/walikota dapat mengundang kepala desa dan/atau perangkat desa terkait untuk melakukan evaluasi. Dalam hal hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP Desa, Kepala Desa selanjutnya menetapkan adanya Peraturan Desa. Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (5) tidak ditindaklanjuti oleh kepala desa dan kepala desa tetap menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa menjadi Peraturan Desa dan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang APB Desa. penjabaran APB Desa akan menjadi Peraturan Kepala Desa, Bupati/Walikota membatalkan pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Bupati/Walikota.
Dalam hal terjadi pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepala desa dapat menanggung biaya penyelenggaraan pemerintahan desa hanya dengan menggunakan pagu tahun sebelumnya. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah dievaluasi ditetapkan oleh kepala desa untuk menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa. Peraturan desa terkait APB desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember tahun anggaran sebelumnya.
Kepala desa menetapkan rancangan peraturan pokok desa tentang penyusunan APB desa sebagai peraturan pelaksanaan peraturan desa tentang APB desa. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang penyusunan APB Desa kepada bupati/walikota paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah ditetapkan. Kepala Desa menugaskan Kaur dan Kasi untuk melaksanakan kegiatan anggaran sesuai dengan tugasnya menyusun DPA paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah ditetapkannya Peraturan Desa tentang APB Desa dan Peraturan Kepala Desa tentang Penyusunan APB Desa. sudah diatur. .
Kaur dan Kasi yang melaksanakan kegiatan anggaran menyampaikan rancangan DPA kepada kepala desa melalui sekretaris desa paling lambat 6 (enam) hari kerja setelah penjatahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Alat bukti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui oleh kepala desa dan kepala desa bertanggung jawab atas kebenaran materi hasil penggunaan alat bukti tersebut. Kepala desa menyampaikan laporan pelaksanaan APB desa pada semester pertama kepada bupati/walikota melalui camat.
Kepala Desa menyusun laporan sebagaimana dimaksud pada ayat kedua paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun berjalan dengan menggabungkan seluruh laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56. Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Desa menyampaikan laporan melalui camat melalui camat laporan pertanggungjawaban realisasi APB Desa kepada Bupati/Walikota.
Asas Pengelolaan Keuangan Desa
Objek Penelitian
Lokasi Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBD), buku kas umum, buku kas pembantu pajak, buku bank, laporan kekayaan desa dan dokumen serta literatur lainnya, berupa undang-undang, peraturan pemerintah dan buku-buku yang berkaitan dengan skripsi.
Respoden atau Informan Penelitian
Metode dan Teknik Analisis Data
Tahun 2018 Mengenai Pengelolaan Keuangan Desa, kesesuaian antara rencana dan program serta kegiatan pembangunan dengan penggunaan dana, dan analisis kendala yang dihadapi pemerintah desa Magmangan Karya, maka hasil analisis (dokumenter) disajikan dalam bentuk deskriptif naratif yaitu investigasi , menyusun, menyusun berdasarkan kategori, mengevaluasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan desa kemudian menafsirkannya dan menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil wawancara yaitu analisis yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara terhadap responden atau informan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang dibuat dan disusun berdasarkan indikator penelitian, yang mengacu pada Permendagri No.20 Tahun 2018. Kemudian diperoleh hasil wawancara analisisnya (wawancara) dinyatakan dalam bentuk deskriptif naratif, yaitu dengan menganalisis, menyusun, menyusun berdasarkan kategori, mengevaluasi hasil jawaban responden (informan) mengenai pengelolaan keuangan desa kemudian menafsirkan, menguraikan dan menarik kesimpulan.