• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Bab I Pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Bab I Pendahuluan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perekonomian dunia menuju ke arah globalisasi sejak tahun 1980 an, adanya kecenderungan pengelompokan perdagangan seperti dengan terbentuknya ekonomi regional seperti Eropean Single Market (ESM), The Nourth American Free Trade Agreement (NAFTA), dan The Asean Free Trade Agreement (AFTA) menimbulkan lingkungan bisnis yang lebih bersaing1. Sejak seperempat abad yang lalu dampak dari globalisasi gejalanya sudah mulai dirasakan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang usaha.

Pesatnya perkembangan jaringan internasional dan kegiatan organisasi transnational adalah indikator-indikator utamanya2.

Dampak lain dari globalisasi yakni mengakibatkan adanya kompetisi, dalam menghadapi kompetisi yang ketat saat ini dan di masa yang akan datang, organisasi membutuhkan karyawan yang tangguh dan profesional.

Seperti yang disampaikan oleh Budihardjo (2015) bahwa kekuatan pokok dalam suatu organisasi, terletak pada sumber daya manusia yang mengawaki organisasi tersebut. Semakin profesional sumber daya manusia yang memegang kendali, maka visi, misi serta tujuan organisasi akan dapat tercapai secara efektif, efisien, dan produktif3.

(2)

Adanya kompetisi dapat mengakibatkan sebuah organisasni menjadi rentan terhadap sebuah konflik, baik konflik di internal maupun dari sisi eksternal organisasi. Menurut Ekawarna (2018) latar belakang munculnya konflik biasanya disebabkan oleh perbedaan identitas yang dibawa masing- masing individu dalam suatu interaksi sosial4. Studi yang dilakukan oleh Thomas & Schmidt (1976) dari American Management Association setelah mempelajari eksekutif tingkat menengah dan atas (top manager), mengungkapkan bahwa rata-rata manajer menghabiskan sekitar 20%

waktunya untuk menangani konflik4.

Seperti yang disampaikan oleh Weerarathna (2014) dalam jurnalnya yang berjudul The Relationship between Conflicts and Employee Performance: Case of Sri Lanka menyatakan bahwa:

Most organizations offer attractive incentive schemes for their employees, for jobs. Employers think that if they provide good remuneration package, good training and development programmes, and better work environment and better performance appraisal, employees are able to perform well. But in some cases, employees are unable to perform well though they have good remuneration packages, good training and development programmes and better working environment. The reason is sometimes employees may have personality clashes, attitudes problems and interpersonal conflicts with their superiors, colleagues and also with the management. Due to these conflicts employees may act or react in an unexpected way. They may sabotage the business plans. Also it well leads to business failure as well. in fact management of employees is more difficult than management of any other resources5.

Lebih lanjut Charted Institute of Personnel and Development of UK (2007) dalam Weerarathna (2014) mengemukakan bahwa rata-rata organisasi mencurahkan lebih dari dua belas hari dalam satu tahun, untuk mengelola kasus-kasus disiplin dan keluhan terhadap setiap 100 karyawan. Survei juga

(3)

menemukan bahwa pengusaha menghadapi biaya tahunan rata-rata yang terkait dengan pengadilan ketenagakerjaan dan sidang sebesar £ 20.0005.

Menurut Donkor dkk (2015) dalam jurnalnya yang berjudul Effect of Conflict on Employees Performance: Evidence from Coca Cola Company Limited, Kumasi Branch, mendapatkan hasil bahwa sebesar 45,70% adanya konflik dalam organisasi mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan6.

Quantus Group merupakan entitas swasta 100% lokal, didirikan untuk menyediakan dan memberikan layanan dan operasi terintegrasi berkualitas tinggi ke industri pertambangan dan telekomunikasi khususnya di Indonesia.

PT. Quantus Consultants Indonesia merupakan holding company dari perusahaan yang tergabung dalam Quantus Group, yang terdiri dari PT.

Quantus Survey and Drilling, PT. Quantus Contractor and Management Service dan PT. Quantus Telematika Indonesia7.

Divisi Health, Safety and Environment (HSE) di Quantus Group yang secara struktural berada di PT. Quantus Contractor and Management, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja baik di perusahaan yang tergabung dalam Quantus Group maupun klien/rekanan yang terikat dalam perjanjian kerjasama. Divisi ini bertugas untuk memastikan bahwa semua pekerja berada dalam kondisi dan suasana yang aman dan selamat.

Divisi HSE akan bekerja dengan memetakan risiko bahaya yang terjadi pada masing-masing wilayah lingkungan kerja. Selanjutnya dari hasil pemetaan tersebut, Tim dalam divisi HSE akan mengupayakan implementasi

(4)

Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (K3L) yang akan membuat semua risiko tersebut dapat diminimalkan dampak buruknya, baik untuk pekerja maupun untuk perusahaan. Namun, pemetaan risiko yang dilakukan oleh divisi oleh HSE juga dapat menimbulkan konflik sehubungan dengan penerimaan masing-masing individu terhadap regulasi dan peraturan yang dibuat.

Menurut Wahyudi (2007) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Konflik dan Stress dalam Organisasi, mengatakan bahwa dalam proses untuk mencapai tujuan organisasi, tidak terlepas dari perbedaan pendapat ataupun perbedaan kepentingan, sehingga konflik tidak dapat dihindari8. Lebih lanjut, Wahyudi mengatakan konflik dapat berpengaruh positif atau negatif bergantung pada sifat dan pengelolaan konflik yang dilakukan, dengan demikian manajemen konflik menjadi salah satu strategi penting bagi peningkatan kinerja karyawan dalam organisasi8.

Konflik yang dialami oleh divisi HSE bisa berupa konflik internal divisi, konflik di lingkungan kantor yang melibatkan divisi lain dan manajemen, serta konflik yang terjadi di lapangan yang melibatkan regulasi klien atau rekanan. Setelah dilakukan wawancara terhadap 5 orang karyawan divisi HSE, diketahui bahwa adanya konflik berkepanjangan/yang terjadi berulang menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan menurunnya kinerja karyawan.

Berdasarkan informasi dari bagian Human Resources Department (HRD) selama tahun 2018, konflik yang terjadi dengan melibatkan divisi

(5)

HSE sebanyak 10 konflik, dengan kategori 3 konflik internal dan 4 konflik eksternal antar divisi dan 3 konflik eksternal yang melibatkan pihak klien atau rekanan, dari 10 konflik yang terjadi, 7 konflik menyebabkan penurunan kinerja karyawan divisi HSE yang dibuktikan dengan masa terjadinya konflik bersamaan dengan penurunan hasil dari penilaian kinerja karyawan, sebagaimana data yang di dapat dari Employee Performance Appraisal tahun 2018 menunjukan bahwa 2 karyawan yang sebelumnya mendapat kategori memenuhi target menjadi tidak memenuhi target, 1 karyawan yang sebelumnya mendapat catatan nilai performa sangat baik menjadi kurang mengesankan, 4 karyawan yang sebelumnya mendapat catatan nilai baik menjadi kurang mengesankan, dan 2 orang karyawan yang sebelumnya mendapat catatan nilai baik menjadi performa buruk. 3 diantaranya mengakibatkan pengunduran diri dan PHK9. Dari data tesebut diketahui bahwa konflik yang terjadi selama tahun 2018, sebesar 70% merupakan jenis konflik eksternal atau konflik kelompok.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari informan di divisi HSE, diketahui bahwa pada tahun 2018 pernah terjadi kasus besar yang berdampak buruk pada perusahaan, yaitu pada bulan Januari 2019 terdapat kasus malaria yang menewaskan 1 orang pekerja tambang. Pada bulan September 2019 terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan jari tangan tenaga kerja potong.

Berdasarkan hasil evaluasi diketahui bahwa kasus malaria dan kasus kecelakaan kerja, terjadi karena adanya pengabaian dari aturan yang berlaku.

Pengabaian yang dilakukan dapat menimbulkan konflik baik secara personal

(6)

maupun kelompok, sehubungan dengan regulasi atau kebijakan yang diterapkan. Hal tersebut sangat berdampak pada penilaian kinerja karyawan Divisi HSE, baik yang disebabkan karena dam emosi individu maupun karena berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab divisi HSE.

Berdasarkan uraian terhadap gambaran tugas divisi HSE di atas, dan sesuai dengan bidang study kesehatan yang sedang ditempuh oleh peneliti, menjadikan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap divisi tersebut dibandingkan dengan divisi lain, karena karakteristik tenaga kerja kesehatan berbeda dengan tenaga kerja umum lainnya.

Berdasarkan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana peran manajemen konflik terhadap kinerja karyawan divisi HSE di Quantus Group tahun 2019.

B. Identifikasi Masalah

Divisi HSE akan bekerja dengan memetakan risiko bahaya yang terjadi pada masing-masing wilayah lingkungan kerja. Pemetaan risiko yang dilakukan oleh divisi oleh HSE juga dapat menimbulkan konflik sehubungan dengan penerimaan masing-masing individu terhadap regulasi dan peraturan yang dibuat. Sebagian besar konflik besar yang berkembang diawali dengan isu-isu kecil yang tidak terindentifikasi atau tidak ditangani dengan benar.

Konflik yang berkepanjangan dapat menimbulkan penurunan kinerja karyawan.

(7)

Masalah yang menjadi fokus utama dalam penelitian ini adalah bagaimana “Peran Manajemen Konflik terhadap Kinerja Karyawan Divisi HSE di Quantus Group tahun 2019”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Menganalisa peran manajemen konflik terhadap kinerja karyawan Divisi HSE di Quantus Group tahun 2019.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis peran manajemen konflik diantara anggota pada divisi HSE di Quantus Group tahun 2019.

b. Menganalisis kinerja karyawan divisi HSE di Quantus Group tahun 2019.

c. Menganalisis peran manajemen konflik yang terjadi dalam divisi HSE terhadap kinerja karyawan di Quantus Group tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi STIKes Dharma Husada Bandung semoga dapat digunakan sebagai media pembelajaran terkait manajemen konflik serta perngaruhnya terhadap kinerja karyawan.

(8)

b. Bagi Peneliti Selanjutnya semoga dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan, serta bermanfaat untuk memperkaya wawasan pengetahuan dan penelitian.

2. Manfaat Praktis

Bagi Perusahaan semoga dapat menambah informasi mengenai manajemen konflik serta perngaruhnya terhadap kinerja karyawan, dan dapat dijadikan bahan acuan bagi pemegang kebijakan dalam pengambilan keputusan.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi: lokasi penelitian berada di Divisi HSE Quantus Group yang secara struktural berada dalam naungan PT. Quantus

Contractor and Management Service yang beralamat di Jl. Terusan Ekologi Kota Bandung;

b. Waktu: penelitian akan dilakukan pada bulan Juli tahun 2019.

2. Metode dan Sampel Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif.

Informan dalam penelitian ini yaitu:

a. Informan biasa: 4 orang karyawan menduduki posisi HSE Officer dan 3 orang karyawan menduduki posisi HSE Medicare.

(9)

b. Informan kunci: 2 orang karyawan menduduki posisi HSE Supervisor, dan 1 orang karyawan menduduki posisi Manager Proyek.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan peneliti memilih konflik internal dan konflik eksternal karena konflik kerap terjadi pada kehidupan nyata dan tak bisa kita hindari, peneliti ingin

"The Audit Board Audit Authority Upon State-Owned Enterprises", FIAT JUSTISIA, 2018 Publication www.slideshare.net Internet Source Submitted to UniSadhuGuna International College